Anda di halaman 1dari 3

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PDGK4407

NAMA : KHALIMATUS SADIYAH


NIM : 858669625
KELAS : 6A (AKPMM)

1. Jelaskan penyebab keluarbiasaan berdasarkan waktu terjadinya!


Penyebab terjadinya kelainan berdasarkan waktu terjadinya, penyebab kelainan dapat
dibagi menjadi tiga kategori seperti berikut.
1. Penyebab Prenatal, yaitu penyebab yang beraksi sebelum kelahiran. Artinya, pada
waktu janin masih berada dalam kandungan, mungkin sang ibu terserang virus,
misalnya virus rubela, mengalami trauma atau salah minum obat, yang semuanya ini
berakibat bagi munculnya kelainan pada bayi. Berdasarkan penyebab ini, Anda tentu
dapat memahami kehati-hatian yang ditunjukkan oleh seorang calon ibu selama masa
kehamilan. Kehati-hatian ini merupakan satu usaha untuk mencegah beraksinya
berbagai penyebab yang memungkinkan terjadinya kelainan.
2. Penyebab Perinatal, yaitu penyebab yang muncul pada saat atau waktu proses
kelahiran, seperti terjadinya benturan atau infeksi ketika melahirkan, proses kelahiran
dengan penyedotan (di-vacuum), pemberian oksigen yang terlampau lama bagi anak
yang lahir premature. Dari uraian ini Anda dapat menduga betapa pentingnya proses
kelahiran tersebut. Keteledoran yang kecil dapat berakibat fatal bagi bayi. Misalnya,
keterlambatan memberi oksigen, kecerobohan menggunakan alat-alat atau kelebihan
memberi oksigen akan mengundang munculnya kelainan yang tentu saja akan
mengagetkan orang tua bayi.
3. Penyebab Postnatal, yaitu penyebab yang muncul setelah kelahiran, misalnya
kecelakaan, jatuh, atau kena penyakit tertentu. Penyebab ini tentu dapat dihindari
dengan cara berhati-hati, selalu menjaga kesehatan, serta menyiapkan lingkungan
yang kondusif bagi keluarga.

2. Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa semua warga negara berhak mendapat pendidikan.
Bagaimana menurut saudara pelaksanaan undang-undang tersebut terutama dalam pelayanan
pendidikan bagi anak luar biasa di daerah Saudara!
Bagi penyandang kelainan, layanan pendidikan mempunyai makna yang cukup besar
karena memang mereka memerlukan pelayanan ekstra, yang berbeda dari layanan yang
diberikan kepada orang-orang yang tidak menyandang kelainan. Sesuai dengan jenis kelainan
yang mereka sandang, mereka mempunyai perbedaan dalam kemampuan belajar,
perkembangan sosio-emosional yang berdampak pada kemampuan bersosialisasi, serta
kondisi fisik dan kesehatan. Kelainan ini dapat berkombinasi sehingga kebutuhan layanan
yang diperlukan menjadi semakin kompleks, dan makin dibutuhkan jauh berbeda dari layanan
yang biasa. Dengan demikian, kebutuhan para ABK merupakan suatu yang khas yang harus
dijadikan landasan dalam pendidikan agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan.
Didaerah saya sendiri bentuk pelaksanaan pendidikan bagi anak luar biasa bisa dinilai
sudah terkoordinasi baik dan berjalan lancar. Guru pembimbing memberikan akses kelas
belajar biasa dan kelas belajar khusus dan kelas belajar biasa.
a. Kelas Belajar Biasa.
Di kelas biasa ini, ABK bersama-sama dengan siswa pada umumnya
terlibat dalam proses belajar mengajar dan secara penuh menggunakan
kurikulum dimana sekolah tersebut berlaku. Dalam keterpaduan ini, guru
pembimbing khusus hanya berfungsi sebagai konsultan bagi kepala
sekolah, guru kelas/guru bidang studi, atau orang tua anak berkebutuhan
khusus.
Sebagai konsultan, guru pembimbing khusus berfungsi sebagai penasehat
kurikulum, maupun permasalahan dalam mengajar anak berkebutuhan
khusus. Oleh karena itu perlu disediakan ruang konsultasi untuk guru
pembimbing khusus.
Pendekatan, metode, cara penilaian yang digunakan pada kelas biasa ini
tidak berbeda dengan yang digunakan dalam seolah umum. Kalaupun
terdapat penyesuaian untuk beberapa kasus ringan saja atau sangat
memungkinkan dilakukan oleh guru. Misalnya, untuk anak tunanetra
untuk pelajaran menggambar, matematika, menulis, membaca, perlu
disesuaikan dengan kondisi anak.
Untuk anak tunarungu mata pelajaran kesenian, bahasa asing/bahasa
Indonesia (lisan) perlu disesuaikan dengan kemampuan wicara anak.
Bentuk keterpaduan ini sering juga disebut dengan keterpaduan penuh.
b. Kelas Belajar Khusus
ABK mengikuti pendidikan sama dengan kurikulum di SLB secara penuh di
kelas khusus pada sekolah umum yang melaksanakan program pendidikan
terpadu. Keterpaduan ini disebut juga dengan keterpaduan lokal/bangunan atau
keterpaduan yang bersifat sosialisasi.
Pada tingkat keterpaduan ini, guru pembimbing khusus berfungsi sebagai
pelaksana program di kelas khusus. Pendekatan, metode, dan cara penilaian yang
digunakan adalah pendekatan, metode, dan cara penilaian yang digunakan di
SLB. Keterpaduan pada tingkat ini hanya bersifat fisik dan sosial, yang artinya
anak berkebutuhan khusus yang dipadukan untuk kegiatan yang bersifat non
akademik, seperti olah raga, ketrampilan, juga sosialisasi pada waktu jam-jam
istirahat atau acara lain yang diadakan oleh sekolah.
Pada kelas khusus, biasanya terdapat beberapa siswa yang memiliki derajat
kekhususan yang relatif sama. Untuk menanganinya digunakan pembelajaran
individual (individualized instruction) karena masing-masing anak memiliki
kekhususan. Tujuan pembentukan kelas khusus adalah untuk membantu anak-
anak agar tidak terjadi tinggal kelas/drop out atau untuk menemukan gejala
keluarbiasaan secara dini pada anak-anak SD. Dalam praktiknya kelas khusus
bersifat fleksibel.

3. Mengapa anak berbakat perlu mendapatkan layanan pendidikan khusus, pada hal mereka
termasuk anak yang kepandaiannya di atas rata-rata?
Kebutuhan pendidikan anak berbakat ditinjau dari kepentingan anak berbakat itu
sendiri, adalah yang berhubungan dengan pengembangan potensinya yang hebat. Untuk
mewujudkan potensi yang hebat itu anak berbakat membutuhkan peluang untuk mencapai
aktualisasi potensi yang dimilikinya melalui penggunaan fungsi otak, peluang untuk
berinteraksi, dan pengembangan kreativitas dan motivasi internal untuk belajar berprestasi.
Dari segi kepentingan masyarakat, anak berbakat membutuhkan kepedulian,
pengakomodasian, perwujudan lingkungan yang kaya dengan pengalaman, dan kesempatan
anak berbakat untuk berlatih secara nyata.
Selanjutnya, dalam menentukan jenis layanan bagi anak berbakat perlu
memperhatikan beberapa komponen berikut. Komponen persiapan penentuan jenis layanan;
seperti mengidentifikasi anak berbakat merupakan hal yang tidak mudah, karena banyak anak
berbakat yang tidak menampakkan kuberbakatannya dan tidak dipupuk. Untuk
mengidentifikasi anak berbakat, Anda perlu menentukan alasan atau sebab mencari mereka
sehingga dapat menentukan alat identifikasi yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Misalnya, Anda memilih kelompok Matematika maka pendekatannya harus mengarah pada
penelusuran bakat matematika. Tujuan pendidikan anak berbakat adalah agar mereka
menguasai sistem konseptual yang penting sesuai dengan kemampuannya, memiliki
keterampilan yang menjadikannya mandiri dan kreatif, serta mengembangkan kesenangan
dan kegairahan belajar untuk berprestasi.
Selanjutnya, komponen alternatif implementasi layanan meliputi ciri khas layanan,
strategi pembelajaran, dan evaluasi. Hal-hal yang diperhatikan dalam ciri khas layanan adalah
adaptasi lingkungan belajar, seperti usaha pengorganisasian tempat belajar (sekolah unggulan,
kelas khusus, guru konsultan, ruang sumber). Selain itu, ada adaptasi program, seperti usaha
pengayaan, percepatan, pencanggihan, dan pembaruan program, serta modifikasi kurikulum
(kurikulum plus dan berdiferensiasi).
Berkaitan dengan strategi pembelajaran bahwa strategi pembelajaran yang dipilih
harus dapat mengembangkan kemampuan intelektual dan non intelektual serta dapat
mendorong cara belajar anak berbakat. Oleh karena itu, anak berbakat membutuhkan model
layanan khusus, seperti bidang kognitif-afektif, moral, nilai, kreativitas, dan bidang-bidang
khusus. Evaluasi pembelajaran anak berbakat menekankan pada pengukuran dengan acuan
kriteria dan pengukuran acuan norma.

Anda mungkin juga menyukai