Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 3

1. Intan Pratiwi
2. Sherly Marsella
3. Rina Dika Pangestu
MODUL 5, KB 1
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK
BELAJAR
Dalam pengertian yang sangat luas, belajar diartikan oleh Anita
E. Woolfolk(1993) sebagai perubahan perilaku akibat dari suatu
pengalaman tertentu. Menurut dia, belajar terjadi bilamana
pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan, dan
perilaku yang relatif permanen pada seseorang atau individu.

Abin Syamsuddin (2000) mendefinisikan bahwa belajar adalah


proses mengalami sesuatu untuk menghasilkan perubahan
tingkah laku dan pribadi. Jadi untuk berubah, seseorang atau
anak harus mengalami sesuatu terlebih dahulu. Anak tidak
mungkin tiba-tiba bisa tanpa ada proses pengalaman
sebelumnya. Anak tidak serta-merta bersikap positif atau
negatif kepada teman sebangku jika anak tersebut tidak
mengalami sesuatu sebelumnya dengan temannya itu.
Santrok dan yusen (1994) menegaskan belajar didefinisikan
sebagai perubahan tingkah laku yang relatif permanen
yang terjadi karena pengalaman. Perubahan tingkah laku
mencakup pengertian yang luas, tidak. Hanya menyangkut
perubahan pengetahuan saja yang hanya merupakan salah
satu aspek kecil dari tingkah laku individu atau anak.
Mungkin dapat dinyatakan bahwa belajar adalah aktivitas atau
pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan,
perilaku dan pribadi yang bersifat permanen.

Ada empat karakteristik perbuatan belajar yaitu:


• Internasional
• Positif
• Benar benar hasil pengalaman
• Efektif
KB 2. PRINSIP PRINSIP BELAJAR

Prinsip-prinsip belajar yang kita pelajari disini merupakan prinsip


belajar pada umumnya,karena prinsip-prinsip belajar sangat
banyak dan bervariasi tergantung pada sudut pandang teori atau
pendekatan yang digunakan. Pada dasarnya perubahan hasil
belajar itu terwujud dalam bentuk perubahan pengetahuan
(knowledge), penguasaan perilaku yang ditentukan
(kognitif,efektif,dan psikomotor) dan perbaikan kepribadian.

Ada yang lebih menekankan pada aspek pengetahuan, ada yang


lebih menekankan pada aspek perilaku yang dapat diamati
(behavioral) dana ada juga yang lebih menekankan pada aspek
pribadi,tergantung pada pendekatan atau teori yang digunakan.
Aktivitas belajar merupakan suatu proses yang terpadu dimana
Ketika anak belajar aspek
fisiologis,intelektual,sosial,emosional,dan moral dapat terlibat
aktif dan saling mempengaruhi satu sama lain.
UNTUK MEMANTAPKAN PEMAHAMAN KITA TENTANG BELAJAR, BERIKUT
DIKEMUKAKAN PRINSIP PRINSIP BELAJAR SEBAGAI SUATU AKTIVITAS YANG
TERPADU.

Pertama, belajar dapat membantu perkembangan


optimal individu sebagai manusia utuhPrinsip ini
menandakan bahwa belajar memungkinkan anak
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan
dirinya secara utuh, menyangkut seluruh aspek
intelektual,sosial,moral,spiritual dan
emosional.Kedua, belajar sebagai proses terpadu
harus memposisikan anak sebagai titik sentral.
Kedua, belajar sebagai proses terpadu harus
memposisikan anak sebagai titik sentral.Dalam
suasana ini, anak akan senang dan aktif belajar
sehingga seluruh aspek psikofisik anak akan
Ketiga, aktivitas pembelajaran yang diciptakan harus membuat anak terlibat
sepenuh hati, aktif menggunakan berbagai potensi yang dimillikinya.Dalam
konteks ini, sebagai guru SD sebaiknya berupaya secara kreatif antara lain
membentuk proyek-proyek kegiatan Bersama didalam maupun di luar kelas
atau sekolah, mendirikan pusat-pusat belajar
kebudayaan,Bahasa,matematika,keterampilan, mengujicobakan atau
mempraktikkan sesuatu ,jangan hanya menjelaskan sesuatu di dalam kelas
apalagi menyuruh anak menyalin tulisan dalam buku atau papan tulis.

Keempat, belajar sebagai proses terpadu tidak hanya dapat dilakukan secara
individual dan kompetitif melainkan juga dapat dilaksanakan secara
kooperatif.Belajar kooperatif harus menjadi bagian penting dalam system
pembelajaran dan Pendidikan anak di SD. Belajar kooperatif tidak hanya
merangsang setiap anak mengoptimalkan perkembangan intelektualnya atau
penalarannya,melainkan juga meningkatkan komitmen dan keterampilan sosial.
Kelima, pemebelajaran yang diupayakan oleh guru harus mendorong
anak untuk belajar secara terus menerus.Belajar tidak hanya
sebatas mendapatkan informasi dari guru atau buku pelajaran
semata,melainkan juga bagaimana mengolah informasi menjadi
lebih bermakna dan bermanfaat untuk diri sendiri atau orang
lain,sehingga belajar tidak akan pernah berakhir dengan tamatnya
sekolah. Dalam posisi ini, anak dapat menempatkan dirinya sebagai
individu yang tidak pernah puas berkreasi dan bereksplorasi,dia
akan tterus menerus mencari kebenaran ilmiah. Jadi prinsip ini
bukan hanya untuk anak, tetapi juga lebih penting untuk anda
sendiri sebagai pendidik di SD.
Keenam, pembelajaran disekolah harus memberi kesempatan kepada
setiap anak untuk maju berkelanjutan sesuai dengan potensi yang
dimiliki dan kecepatan belajar masing-masing.Siswa sebaiknya
diberi kesempatan dan tanggung jawab untuk mastery level sesuai
dengan kecepatan belajar dan potensi obyektifnya masing-masing.

Ketujuh, belajar sebagai proses yang terpadu memerlukan dukungan


fasilitas fisik dan sekaligus dukungan system kebijakan yang
kondusif.Penciptaan suasana belajar yang kondusif sangat penting
diperhatikan agar semua potensi siswa berkembang secara
optimal. Upaya konkrit yang perlu dilakukan dalam konteks ini
adalah meningkatkan relasi yang semakin baik dengan anak, yaitu
dengan menunjukkan sikap empati dan penuh cinta kasih.
Kedelapan, belajar sebagai proses terpadu memungkinkan
pembelajaran bidang studi dilakukan secara terpadu.Penciptaan
suasana keterpaduan ini diharapkan dapat membekali kemampuan
memecahkan persoalan secara holistic. Seringkali persoalan yang
dihadapi dalam kehidupan itu bukan persoalan tunggal dan
sederhana yang dapat dipecahkan dengan menggunakan suatu
disiplin tertentu,melainkan selalu kompleks,saling kait-mengait
dengan persoalan lainnya.

Kesembilan, belajar sebagai proses terpadu memungkinkan untuk


menjalin hubungan yang baik antara sekolah dengan
keluarga .Peran orangtua tidak hanya sebatas pemenuhan biaya
Pendidikan, tetapi juga harus berperan sebagai partner sekolah
dalam membantu Pendidikan disekolah. Keterlibatan orang tua
secara sinergis dalam Pendidikan sangat signifikan bagi
keberhasilan Pendidikan ana
NEXT….
Kb.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar anak di sekolah

Pendapat para pakar tentang faktor-faktor yang mempengaruhi


proses belajar siswa di sekolah cukup bervariasi, antara pakar
yang satu dengan yang lainnya mengemukakan rumusan yang
berbeda-beda, tergantung pada penekanannya masing-masing.
Abin Syamsuddin makmum (1995) mengemukakan tiga faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah
yaitu:
1.faktor input,
2. faktor proses,
3. dan faktor output.
Pada pandangan lain menyatakan lima unsur yang mempengaruhi
kegiatan belajar siswa di sekolah yaitu unsur: tujuan, pribadi
siswa, bahan ajar, perlakuan guru dan fasilitas
KB 4. KESULITAN BELAJAR ANAK SD
A. KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR
Belajar tuntas itu adalah suatu konsep yang digunakan sebagai kriteria
ketuntasan atau penguasaan materi pelajaran. Konsep ini bertitik tolak
dari anggapan dasar (asumsi) bahwa setiap anak memiliki kecakapan
dan kecepatan belajar yang berbeda beda. Beranjak dari asumsi itu
maka mastery learning semacam dalil,bahwa anak yang memiliki
kecakapan rata rata (normal) jika diberi waktu yang cukup untuk
belajar maka anak tersebut akan dapat menyelesaikan tugas tugas
belajarnya secara tuntas,sepanjang kondisi yang ada memadai. Ada
anak yang mencapai tingkat penguasaan suatu pokok bahasan dengan
baik hanya dalam kurun waktu 1-4 kali pertemuan tatap muka,
sementara anak lain harus 1-5 kali pertemuan tatap muka di kelas, ada
pula siswa yang dapat mencapai ketuntasan dalam kurun waktu 1-7
kali pertemuan.
Ketuntasan belajar atau penguasaan materi
pelajaran dapat dirumuskan sebagai fungsi dari
waktu yang disediakan dengan waktu yang
dibutuhkan oleh anak.
Rumusan matematisnya seperti berikut:
Tingkat = f waktu yang disediakan
Penguasaan waktu yang
dibutuhkan
B. KESULITAN BELAJAR
Pengertian, Kriteria, dan Gejala Kesulitan belajar
dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses
belajar yang ditandai dengan adanya hambatan
hambatan dalam mencapai tujuan atau hasil
belajar yang ditetapkan. Hambatan ini dapat
bersifat fisiologis,psikologis,sosiologis dan
sebagainya.

Menurut konsep mastey learning ,


kegegalan belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:
A. Anak dinyatakan gagal belajar jika dalam kurun waktu tertentu yang ditetapkan
oleh guru tidak dapat mencapai ukuran keberhasilan tingkat penguasaan (mastery
level) minimal dalam pelajaran tertentu, misalnya minimal harus menjawab
dengan benar 60% dari jumlah soal atau mencapai angka enam dalam berbagai
mata pelajaran. Anak ini dikategorikan sebagai lower group (kelompok rendah).

B. Anak dinyatakan gagal belajar jika prestasi belajarnya jauh dibawah potensi yang
diperkirakan lebih tinggi dari yang lainnya, dengan potensi seperti itu anak dapat
dipprediksi mencapai nilai rata rata 8 . anak ini dikategorikan sebagai anak yang
underachiever ( potensi tinggi,potensi rendah).

C. Anak SD dinyatakan gagal belajarnya jika yang bersangkutan tidak dapat


mencapai tugas tugas perkembangan,yaitu tidak menunjukkan pola tingkah laku
yang sesuai dengan usia atau tingkat perkembangan anak sd . Misalnya ada anak
yang bisa menendang bola,sedangkan dia tidak bisa. Anak ini dikategorikan
sebagai anak yang immature (belum matang).

d. Anak dinyatakan gagl dalam belajarnya jika yang bersangkutan tidak menguasai
pengetahuan prasyarat untuk dapat mempelajari pengetahuan berikutnya.
HEMMMM, JANGAN NGANTUK YAA!!!
Abin syamsuddin (1992) merangkum pendapat para ahli tentang gejala gejala
seseorang mengalami kesulitan belajat yaitu:

A. Nilai hasil belajar (nilai hasil ulangan,angka raport) dibawah rata rata nilai kelas
atau kelompoknya.
b. Nilai hasil belajar tidak sesua dengan nilai nilai dikelas sebelumnya.
c. Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya,misalnya anak
yang sebenarnya memiliki kompetensi yang lebih dari teman-temanya dalam
pelajaran matematika,tetapi hanya dapat nilai cukup atau rata-rata pada mata
pelajaran tersebut.
d. Lambat dalam mengerjakan tugas tugas dari kelas ,misalnya orang lain selesai
dalam waktu 20menit,dia baru bisa menyelesaikannya dalam waktu
40menit,atau labat dala mengerjakan pekerjaan rumah (PR) bahkan sering tidak
dikerjakan.
e. Menunjukkan sikap yang kurang ajar seperti acuh tak acuh,menentang dan
melawan guru,berpura-pura,berdusta dan sebagainya.
f. Menunjukkan tingkah laku berkelainan seperti membolos,dating kesekolah sering
terlambat,menganggu orang lain Ketika belajardikelas dan kegiatan diluar
kelas,tidak mau mencatat pelajaran,menyontek serta tidak teratur dalam belajar.
g. Menunjukkan gejala emosional yang kurang ajar seperti sering
2. Latar Belakang
PenyebabBerkenaan dengan latar belakang atau faktor-faktor
yang menimbulkan kesulitan belajar, berikut adalah faktor-
faktor yang menjadi latar belakang kesulitan belajar yang
dialami oleh anak SD dapat dikelompokkan menjadi tiga
faktor yaitu
1) Faktor Stimulus atau pengalaman belajar meliputia.
Variabel metode,dalam arti metode pembelajaran yang
digunakan guru danb. Variabel tugas ( task variables)
2) Faktor Organisme, yaitu anak itu sendiri sebagai individu
yang utuh meliputia. Karakteristik pribadib. Kondisi
psikofisik yang sedang dialami anak pada saat belajar
3) Faktor respon,sebagimana telah disinggung
diatas,meliputia. Tujuan kognitifb. Tujuan efektif,danc.
Tujuan Tindakan (psikomotor)
TERIMAKASIH, WASSALAMUALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai