Anda di halaman 1dari 6

KB 1 PENGERTIAN BELAJAR

A. PENGERTIAN BELAJAR

Menurut definisi lama, yang dimaksud dengan belajar adalah menambah dan mengumpulkan
pengetahuan. Yang diutamakan dalam definisi ini adalah Penguasaan pengetahuan sebanyak-
banyaknya untuk menjadi cerdas atau membentuk intelektual, sedangkan Sikap dan keterampilan
diabaikan. Siswa lebih banyak menerima atau lebih banyak menghafal pengetahuan yang diberikan
melalui beberapa mata pelajaran, bahkan hanya mengingat-ingat semua pengetahuan yang
dibacanya. Jadi, hasil bacaan diulang-ulang kemudian diekspresikan secara otomatis. Akibat cara
belajar seperti ini aspek pemahaman siswa kurang diperhatikan karena lebih diutamakan hasil
hafalan atau penerimaan informasi yang berkaitan dengan stimulus dan respons (S~R) yang
dibangun.

Pendapat modern yang muncul pada abad l9 menganggap bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku (a change in behaviour). Ernest R, Hilgard (1948) menyatakan bahwa
learning is the process by which an activity originates or is changed through training procedures
(whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors
not atrisutable to training. Jadi, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh
melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif
yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut terjadi secara menyeluruh
meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tetapi kadang-kadang hanya nampak salah satu
domain saja. Perubahan belajar itu sendiri tidak berdasarkan naluri tetapi melalui proses latihan, lain
halnya seperti burung pandai membuat sarang itu bukan karena berkat hasil belajar. pengetahuan,
sikap, dan keterampilan (bersifat reaktit) yang dibutuhkannya.

4. Bagaimana ia belajar membina kekompakan dalam kelompok? Tentunya ia akan berdiskusi


dengan teman dalam kelompoknya, menempatkan posisi, melakukan tugas, dan tanggung jawab.

B. HAKIKAT BELAJAR

Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadii proses melihat,
membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan. Itu
sebabnya, dalam proses belajar, guru harus dapat membimbing dan memfasilitasi siswa supaya
siswa dapat melakukan proses-proses tersebut. Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar
terjadi adanya perubahan tingkah laku siswa yang disebabkan oleh proses-proses tersebut. Jadi,
seseorang dapat dikatakan belajar karena adanya indikasi melakukan proses tersebut secara sadar
dan menghasilkan perubahan tingkah laku siswa yang diperoleh berdasarkan interaksi dengan
lingkungan. Perwujudan perubahan tingkah laku dari hasil belajar adalah adanya peningkatan
kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Perubahan tersebut sebagai
perubahan yang disadari, relatif bersifat permanen, kontinu, dan fungsional.

Dalam peristiwa belajar semua aspek dalam diri siswa sebagai individu seperti intelektual, sosial-
emosional, flsik harus terlibat secara utuh sehingga pengembangan potensi, bakat, dan minat siswa
dapat terjadi secara maksimal.
Belajar akan terjadi apabila terjadi proses interaksi dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud
adalah nara sumber, teman, guru, situasi dan kondisi nyata, lingkungan alam, lingkungan buatan dan
lain-lain yang dapat dijadikan sumber belajar siswa. Dalam hal inilah peranan guru sebagai fasilitator
dan pembimbing harus dapat beriimgsi secara optimal.

Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know, learning to do, Ieaming
to live together, dan learning to be.

Learning to know artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi target dalam belajar adalah
adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan siswa untuk mengetahui
dan memahami substansi materi yang dipelajarinya. Belajar itu sendiri harus digambarkan sebagai
suatu peristiwa yang dapat merangsang rasa ingin tahu siswa sehingga siswa harus merasa bahwa
belajar itu sebagai suatu proses yang berkelanjutan.

Learning to do artinya belajar untuk berbuat; yang menjadi target dalam belajar adalah adanya
proses melakukan atau proses berbuat. Dalam hal ini siswa harus mengerjakan, menerapkan,
menyelesaikan persoalan, melakukan eksperimen, penyelidikan, penemuan, pengamatan, simulasi
dan sejenisnya.

Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama; yang menj adi target dalam belaj ar
adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu hidup dalam kelompok.
Dalam hal ini siswa harus dibekali pengalaman-pengalaman melakukan tanggung jawab dalam
kelompok, memahami pendapat orang lain, menerapkan sikap toleransi, memahami asas dalam
kelompok, serta memahami dan merasakan kesulitan orang lain.

Learning to be artinya belajar untuk menjadi; yan'g menjadi target dalam belajar adalah
mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat, dan
kemampuannya. Hasil belajar yang diperoleh benar-benar bermakna dalam kehidupannya maupun
bagi kehidupan orang lain, sehingga dapat mengantarkan siswa menjadi manusia yang mandiri yang
mampu mengenal, mengarahkan, dan merencanakan dirinya sendiri. Semua itu harus dapat
diterapkan pada proses belajar di Sekolah Dasar baik dalam kelas maupun di luar kelas.

C. FAKTOR-FAKTOR YAN G MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor faktor tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari
luar diri siswa (ekstern).

l. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap basil belajar di antaranya adalah
kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan
siswa Salah satu hal penting dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diIi siswa bahwa
belajar yang dilakukannya merupakan kebutuhan dirinya. Minat belajar berkaitan dengan seberapa
besar individu merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari siswa. Minat inilah
yang barus dimunculkan lebih awal dalam diri siswa. Minat, motivasi, dan perhatian siswa dapat
dikondisikan oleh guru. Setiap individu memiliki kecakapan (ability) yang berbeda-beda. Kecakapan
tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatan belajar; yakni sangat cepat, sedang, dan
lambat. Demikian pula pengelompokan kemampuan siswa berdasarkan kemampuan penerimaan,
misalnya proses pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu
dengan alat/madia.
2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya adalah lingkungan tisik
dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira. menyenangkan),
lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, Program sekolah (termasuk dukungan komite
sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang 931ng
berpengaruh terhadap proses maupun basil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara
dalam kelas. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan dalam profesi
guru untuk memahami faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa guru dapat melakukan
berbagai pendekatan, di antaranya dengan wawancara, observasi, kunjungan rumah, dokumentasi,
atau isian berupa angket (kuesioner).

KB 2 KARATERISTIK PROSES BELAJAR DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

A. KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DI SEKOLAH DASAR

l. Proses Belajar Berdasarkan Teori dam Tipe Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan pemerosesan kognitif, Keterampilan dan sikap. Pembelajar (siswa)
sepenuhnya harus melakukan upaya mengubah perilaku melalui pengalaman, latihan maupun
kegiatan-kegiatan lain yang dianggap efektif sebagai proses untuk mengubah perilaku. Perlu
dipahamj bahwa proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat memberikan kesempatan
pada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mempelajari suatu kejadian alam, budaya atau sosial.
Proses belajar harus memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan dan mencari sendiri
informasi untuk diolah menjadi konsep, prinsip dan generalisasi. Proses belajar seperti itu cocok bila
digunakan pada siswa SD di kelas tinggi. Kondisi pembelajaran seperti itu berpeluang terciptanya
suasana riang, dan demokratis dalam belajar. Teori belajar yang dianut guru akan memberikan
warna terhadap implementasi proses belajar, karena berpengaruh terhadap bahan yang dipelajari,
proses yang dilakukan, dan hasil yang diinginkan. Proses belajar sangat dipengaruhi oleh pendekatan
atau strategi belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang dituntut dalam
kurikulum saat ini dipandang sebagai proses pembelajaran yang dapat mengoptimalkan seluruh
aktivitas siswa berdasarkan potensi yang dimilikinya. Pelaksanaan proses belajar harus diawali
dengan rasa butuh darii siswa atau menumbuh kembangkan rasa butuh dari siswa terhadap
substansi materi yang dipelajarinya. Langkah ini sangat penting agar perhatian, motivasi, dan
tindakan siswa selalu mengarah pada materi tersebut Kebutuhan merupakan sumber datangnya
motivasi untuk melakukan kegiatan.

a) Teori belajar
1) Teori belajar disiplin mental
2) Teori belajar asosiasi
3) Teori insight
4) Teori belajar gestalt
b) Tipe belajar
1) Signal learning (belajar melalui isyarat)
2) Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas)
3) Chaining learning (belajar melalui perangkaian)
4) Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
5) Discrimination learning (belajar melalui membeda bedakan)
6) Concept learning (belajar melalui konsep)
7) Rule learning (belajar melalui aturan aturan)
8) Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
c) Hasil belajar

B. TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

Siswa Sekolah Dasar merupakan individu unik yang memiliki karakteristik tertentu, bersifat khas, dan
spesiflk. Pada dasarnya setiap siswa adalah individu yang berkembang. Perkembangan siswa akan
dinamis sepanjang hayat mulai dari kelahiran sampai akhir hayat. Dalam hal ini pendidikan maupun
pembelajaran sangat dominan memberikan kontribusi untuk membantu dan mengarahkan
perkembangan siswa supaya menjadi positif dan optimal. Setiap siswa memiliki irama dan kecepatan
perkembangan yang berbeda-beda dan bersifat individual.

Perkembangan siswa merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam. proses belajar.
Seluruh aktivitas proses belajar harus berpusat pada kebutuhan siswa (child centered) dan pada
aspek tuntutan masyarakat (society centered). Fase-fase perkembangan yang dialami siswa harus
dipahami oleh guru supaya dalam pembelajaran tidak mengalami hambatan psikologis yang
mengakibatkan hasil belajar tiidak Optimal.

Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6 12 tahun yang termasuk pada perkembangan masa
pertengahan (middle childhood) memiliki fase-faS6 yang unik dalam perkembangannya yang
menggambarkan peristiwa panting bagi siswa yang bersangkutan. Tahapan perkembangan siswa
dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut.

1. Perkembangan fisik
2. Perkembangan sosial
3. Perkembangan bahasa
4. Perkembangan kognitif
5. Perkembangan moral
6. Perkembangan ekspresif
7. Aspek aspek iinteligensi
Dalam psikologi, teori Gardner (Utami Munandar, 1999; 265) membedakan jenis inteligensi.
Dalam kehidupan sehari-hari inteligensi itu tidak berfungsi dalam bentuk murni tetapi setiap
individu memiliki campuran yang unik dari ketujuh intelegensi tersebut. Aspekaspek
inteligensi tersebut dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa. Aspek inteligensi
tersebut di antaranya adalah:
1) Inteligensi linguistik
2) Inteligensi logis-matematis
3) Inteligensi spasial
4) Inteligensi music
5) Inteligensi fisik-kinestetik
6) Inteligensi intrapribadi
7) Inteligensi inter pribadi
8. Aspek kebutuhan siswa
Selain aspek perkembangan Siswa yang telah dikemukakan di atas juga perlu
dipertimbangkan aspek kebutuhan Siswa sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
materi apa yang akan dipelajari Siswa. Secara umum ada dua kebutuhan Siswa: 1) psiko-
biologis yang dinyatakan dalam keinginan, minat, tujuan, harapan, dan masalahnya; 2) sosial
yang berkaitan dengan tuntutan lingkungan masyarakat, biasanya menurut pandangan
orang dewasa.

KB 3 KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

A. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI KELAS RENDAH

Pembelajaran di kelas rendah dilaksanakan berdasarkan rencana pelajaran (silabus) yang telah
dikembangkan oleh guru. Pembelajaran konkret lebih sesuai diberikan pada siswa kelas rendah
(kelas 1, 2, 3) di Sekolah Dasar. Proses pembelajaran ini harus dirancang oleh guru sehingga
kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar dan sistem penilaian sesuai dengan taraf
perkembangan siswa. Hal lain yang harus dipahami yaitu proses belajar harus dikembangkan secara
interaktif. Dalam hal ini guru memegang peranan penting dalam menciptakan stimulus-respons agar
siswa menyadari kejadian di sekitar lingkungannya. Sementara itu, siswa kelas rendah di Sekolah
Dasar masih banyak membutuhkan perhatian karena kurang terfokus dalam konsentrasi, serta
kurang memperhatikan kecepatan dan aktivitas belajar sehingga hal ini memerlukan kegigihan guru
untuk menciptakan proses belajar yang lebih menarik dan efektif.

Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di kelas rendah Sekolah
Dasar, di antaranya adalah ceramah, tanya jawab, latihan atau drill, belajar kelompok, observasi atau
pengamatan. Penggunaan atau pemilihan strategi belajar harus mempertimbangkan variabel-
variabel yang terlibat dalam suatu proses belajar-mengajar. Pengembangan sikap ilmiah pada siswa
kelas rendah Sekolah Dasar dapat dilakukan dengan cara menciptakan pembelajaran yang
memungkinkan siswa berani mengemukakan pendapat, memiliki rasa ingin mengetahui, memiliki
sikap jujur terhadap' dirinya dan orang lain, dan mampu menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Dalam pengembangan kreativitas siswa proses pembelajaran dapat diarahkan supaya siswa
melakukan kegiatan kreativitas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya, misalnya
memecahkan permasalahan melalui permainan sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa contoh
kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa Sekolah Dasar di kelas rendah.

l. Menggolongkan peran anggota keluarga.

2. Menerapkan etika dan sopan santun di rumah, sekolah dan di lingkungan.

3. Menggunakan kosa kata geografl untuk menceritakan tentang tempat

4. Menceritakan cara memanfaatkan uang secara sederhana melalui jual beli barang dan menabung.

B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI KELAS TINGGI


Esensi proses pembelajaran di kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) adalah suatu pembelajaran yang
dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa tentang konsep dan
generalisasi sehingga penerapannya (menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan,
memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi).

Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di kelas tinggi Sekolah Dasar, di
antaranya ceramah, tanya jawab, latihan atau drill, belajar kelompok, observasi atau pengamatan,
inkuiri, pemecahan masalah, dan diskaveri. Siswa dapat dibimbing dengan menggunakan
pembelajaran konstruktivis yaitu mencari, menemukan, menggolongkan, menyusun, melakukan,
mengkaji dan menyimpulkan sendiri atau berkelompok dari substansi yang dipelajarinya.

Menurut Piaget, siswa kelas 6 SD yang telah mencapai usia ll tahun, telah memahami fasc
perkembangan operasional formal. Artinya suanl perkembangan kognitif yang menunjukkan bahwa
siswa sudah memiliki kemampuan berpikir tinggi atau berpikir ilmiah. Dengan demikian pada kelas 6
bahkan mulai dari kelas 5 kita sudah dapat menggunakan pendekatan ilmiah.

Pengembangan sikap ilmiah pada siswa kelas tinggi di Sekolah Dasar dapat dilakukan dengan cara
menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa berani berargumentasi dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, mendorong siswa supaya memiliki rasa ingin mengetahui, memiliki sikap
jujur terhadap dirinya dan orang lain. Pembelajaran di kelas tinggi menghadapkan siswa pada konsep
dan generalisasi, hingga penerapannya yaitu meliputi menyelesaikan tugas-tugas, menggabungkan,
menghubungkan, memisahkan, menyusun, mendesain, mengekspresikan, menderetkan,
menafsirkan, memprediksi, menyimpulkan, dan mengumpulkan data. Demikian pula dalam
pengembangan sikap ilmiah, dalam proses pembelajaran diupayakan agar siswa mampu melakukan
pemecahan masalah melalui kerja saintifik, menghasilkan teknologi bermanfaat yang ramah
lingkungan, serta melakukan kreativitas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Kita dapat
meningkatkan sikap ilmiah siswa dengan memperhatikan saling keterkaitan antarsains, teknologi,
lingkungan, dan masyarakat yang produktif dan ekonomis. Di bawah ini ada beberapa contoh
kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa di kelas tinggi Sekolah Dasar:

l. Mendeskripsikan aturan-aturan yang berlaku di keluarga.

2. Membandingkan kelompok-kelompok sosial di masyarakat.

3. Menyajikan hubungan antara sumber daya alam dengan kegiatan ekonomi setempat.

4. Melakukan diskusi kelompok tentang jual-beli.

5. Menafsirkan peninggalan-peninggalan sejarah.

Anda mungkin juga menyukai