Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dyah Putri Fitrianingtyas

NIM : 223113914863
Kelas : PGSD-07

JURNAL REFLEKSI SEMINAR PENDIDIKAN PROFESI GURU – MATA KULIAH


PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA

Nama Mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya

Review pengalaman belajar. Review pengalaman belajar pada mata kuliah Pemahaman
Peserta Didik dan Pembelajarannya (PPDP) pada semester 1 ini
adalah mengetahui secara lebih detail bagaimana mengenai bekal
guru untuk dapat melakukan Pemahaman Peserta Didik dan
Pembelajarannya.

a. Topik 1
Pada topik 1 mempelajari tentang teori belajar dan
motivasi belajar anak. Belajar adalah usaha untuk
memperoleh pengetahuan yang belum pernah dimiliki
sebelumnya. Dengan demikian, dengan belajar manusia
dapat mengetahui, memahami, memahami, mampu
melakukan dan memiliki sesuatu. Belajar juga dapat
diartikan sebagai perubahan tingkah laku dalam jangka
panjang, atau kemampuan untuk bertingkah laku dengan
cara tertentu, yang dihasilkan dari latihan atau bentuk
pengalaman lainnya. Belajar dapat dilakukan melalui studi,
pengajaran, instruksi, latihan atau bentuk pengalaman
lainnya. Berikut adalah ciri dalam belajar, yakni: a) Belajar
ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change
behavior), b) Perubahan tingkah laku tidak harus langsung
diamati pada saat pembelajaran berlangsung, perubahan
tingkah laku bersifat potensi tergantung pada masing-masing
individu, c) Perubahan perilaku merupakan hasil dari latihan
dan pengalaman, d) Pengalaman atau latihan itu dapat
memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu
membawa semangat atau dorongan untuk mengubah
perilaku. Teori belajar meliputi: behaviorisme, kognitivisme,
dan konstruktivisme.
Sedangkan mengenai motivasi belajar dimana definisi
motivasi secara garis besar adalah perubahan energy dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Proses motivasi adalah sistem yang terdiri dari tiga elemen:
kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kecerdasan emosional
berhubungan dengan motivasi belajar, yaitu semakin tinggi
kecerdasan emosional maka semakin tinggi motivasi
belajarnya, dan semakin rendah kecerdasan emosional maka
semakin rendah motivasi belajarnya. Keterampilan regulasi
diri yang berkaitan dengan motivasi belajar yaitu semakin
tinggi disiplin diri maka siswa semakin termotivasi untuk
belajar, sebaliknya semakin kurang disiplin diri seseorang
maka semakin rendah motivasinya untuk belajar dan
mengejar cita-citanya.
b. Topik 2
Topik 2 mengkaji teori-teori perkembangan siswa.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses
yang berkesinambungan dalam kehidupan seorang anak.
Kedua proses ini saling bergantung dan tidak dapat
dipisahkan. Perkembangan anak mengacu pada perubahan
dan pertumbuhan yang dialami anak. Teori meliputi teori
kognitif, psikososial, afektif, dan konteks sosial:
perkembangan kognitif, perkembangan psikososial,
perkembangan afektif, dan perkembangan kontekstual sosial.
c. Topik 3
Pada topik 3 fokus mengenai bagaimana cara
melakukan pengamatan yang baik pada peserta didik, aspek-
aspek apa saja yang harus diamati, serta menuliskan hasil
pengamatan dengan baik sesuai dengan data yang ada.
Sehingga sebagai seorang pendidik kedepannya saya dapat
mengamati siswa di dalam kelas dan memahami
karakteristik siswa dengan profil yang ringkas dan
informatif. Apakah proses pembelajaran dapat dilaksanakan
secara efektif sangat tergantung pada pemahaman pendidik
terhadap karakteristik peserta didik. Pemahaman
karakteristik siswa sangat menentukan hasil belajar yang
akan dicapai, kegiatan yang diperlukan dan penilaian siswa
yang tepat. Atas dasar ini, sebenarnya karakteristik peserta
didik harus jadi menjadi perhatian dan pijakan pendidik
dalam melakukan seluruh aktivitas pembelajaran.
Karakteristik peserta didik meliputi: etnik, kultural, status
sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya
belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial,
perkembangan moral, serta perkembangan motorik.
d. Topik 4
Pada topik empat yakni fokus pada Kerangka Strategi
yang membahas tentang bagaimana kita sebagai seorang
pendidik dapat meningkatkan kualitas masing-masing peserta
didik sebagai individu yang unik. Oleh karenanya diperlukan
strategi-strategi yang tepat guna untuk dapat mendorong para
peserta didik mencapai kualitas yang terbaik. Topik ini akan
membahas beberapa hal seperti Pembelajaran Berdiferensiasi
(developmentally appropriate practice), Pengajaran yang
Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy), dan
Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level).
Sehingga saya nantinya mampu untuk menguasai pemahaman
tentang strategi pendekatan dalam pembelajaran, memiliki
sikap terbuka untuk belajar hal-hal baru, serta memiliki
sensitivitas terhadap kebutuhan dan kondisi peserta
didik.yang saya pelajari adalah Strategi pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik yang memiliki tiga prinsip : (1)
Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate
practice), (2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally
responsive pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level
(teaching at the right level).
Developmentally Appropriate Practice (DAP) tentang
bagaimana anak berkembang dan belajar sesuai tahap
perkembangan digunakan dalam merekayasa lingkungan yang
selaras dengan kebutuhan dan kemampuan anak.
Penerapannya adalah posisi peserta didik sebagai pemegang
peranan utama dalam proses pembelajaran, dimana kegiatan
yang akan dan sedang dilakukan mewadahi gagasan anak,
memberikan banyak kesempatan untuk anak aktif dalam
bergerak dan bertanya, menjelajah serta mencoba.
Pengajaran dan Pembelajaran Secara Kebudayaan-Responsif
(Culturally Responsive Pedagogy) menjembatani munculnya
kesadaran peserta didik terhadap identitas budayanya.
Pendidikan guru tanggap budaya tidak hanya bertujuan
membekali guru untuk menyadari, menghormati dan
mengakui kenyataan bahwa terdapat keragaman budaya atau
nilai yang berbeda yang terdapat pada peserta didik yang
berasal dari latar belakang suku, agama, bahasa dan etnis
yang berbeda, untuk mendukung terselenggaranya pendidikan
yang lebih bermakna.
Teaching at the right level adalah proses intervensi yang
harus dilakukan guru dengan memberikan masukan
pembelajaran yang relevan dan spesifik untuk menjembatani
perbedaan yang ditemukan. Peserta didik tidak terikat
pada tingkatan kelas, namun di sesuaikan berdasarkan
kemampuan peserta didik yang sama. Setiap fase, ataupun
tingkatan tersebut mempunyai capaian pembelajaran yang
harus dicapai. Proses pembelajaran peserta didik akan disusun
mengacu pada capaian pembelajaran tersebut, namun
disesuaikan dengan karakteristik, potensi, kebutuhan peserta
didiknya. Rencana aksi nyata terkait prinsip : (1)
Pembelajaran Berdiferensiasi (Developmentally Appropriate
Practice), (2) Pengajaran yang Responsif Kultur (Culturally
Responsive Pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level
(Teaching At The Right Level), yaitu kegiatan yang bisa saya
lakukan ketika mengapilikasikan prinsip : (1) Pembelajaran
Berdiferensiasi (Developmentally Appropriate Practice), (2)
Pengajaran yang Responsif Kultur (Culturally Responsive
Pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level (Teaching At
The Right Level).
e. Topik 5
Pada topik 5 lebih fokus pada asesmen yang digunakan
pada pembelajaran. Dengan mengetahui asesmen yang baik
maka saya sebagai guru dapat merancang dan melaksanakan
asesmen agar dapat digunakan sebagai alat ukur yang dapat
dipercaya untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran. Asesmen merupakan komponen penting dalam
proses dan penyelenggaraan pendidikan. Upaya
meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas asesmennya.
Asesmen adalah suatu penerapan atau penggunaan dalam
berbagai cara dan alat guna mendapatkan serangkaian
informasi mengenai hasil dari pembelajaran serta pencapaian
kompetensi dari peserta didik. Definisi lain dari assesment
merupakan suatu proses dalam memperoleh data atau
informasi dari proses pembelajaran serta memberikan umpan
baik terhadap guru maupun kepada peserta didik. Asesmen
sendiri erat kaitannya dengan istilah penilaian dan evaluasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan beberapa pengertian
sebagai berikut:
1. Asesmen adalah upaya untuk mendapatkan data/informasi
dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui
seberapa baik kinerja mahasiswa, kelas/mata kuliah, atau
program studi dibandingkan terhadap
tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu. Setelah
diperoleh hasil asesmen maka dilakukan proses penilaian.
2. Penilaian adalah proses penyematan atribut atau dimensi
atau kuantitas (berupa angka/huruf) terhadap hasil asesmen
dengan cara membandingkannya terhadap suatu instrumen
standar tertentu. Hasil dari penilaian berupa
atribut/dimensi/kuantitas tersebut digunakan sebagai
bahan evaluasi.
3. Evaluasi adalah proses pemberian status atau keputusan
atau klasifikasi terhadap suatu hasil assesmen dan
penilaian.
f. Topik 6
Dalam topik 6 ini kita mempelajari mengenai
penyusunan, evaluasi, dan refleksi mengenai lesson planning
(RPP). Dalam penyusunan RPP yang akan digunakan sebagai
landasan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran, maka
diperlukan pengetahuan hal-hal yang mendasar sehingga
terbentuk RPP sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Sebelum menyusun RPP, maka harus diketahui terlebih
dahulu teori belajar, motivasi belajar, serta perkembangan
dari beberapa teori yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam mengetahui secara garis besar bagaimana kondisi
peserta didik yang akan menjadi subyek kegiatan
pembelajaran.
Lesson study (RPP) beserta komponen pembentuknya.
RPP dibuat secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pengertian
RPP adalah seperangkat rencana pembelajaran yang memberi
arahan bagi guru materi apa saja yang akan diajarkan dan
bagaimana mengajarkannya. RPP yang baik memiliki 2
komponen utama, yaitu coherence yang berarti RPP memiliki
pola yang logis dan ada keterkaitan antarbagian atau
antarunsur yang membentuk satu kesatuan dan variasi yaitu
penggunaan jenis-jenis aktivitas yang berbeda.
Refleksi pengalaman belajar a. Mengapa topik tersebut penting untuk dipelajari
yang dipilih Pada mata kuliah PPDP yang belajar mengenai topik-
topik diatas sangat penting dipelajari karena topic-topik yang
dibahas sangat berkaitan erat dengan bekal yang harus
dimiliki untuk dapat saya implementasikan ketika sudah
selesai mengikuti PPG Prajabatan ini untuk menjadi guru
yang professional dan berkompeten.
Dengan menggunakan landasan teori yang ada serta
melakukan profiling peserta didik, maka penyusunan RPP
dapat disesuaikan dengan karakteristik peserta didik agar
dapat lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan mempelajari topik ini, saya dapat lebih mengenal
sejauh mana karakteristik peserta didik. Hal ini sangat
membantu saya sebagai pendidik untuk dapat mengelola kelas
serta memberikan pengajaran dengan lebih baik
apabila saya berhasil memetakan kondisi para peserta didik di
kelas yang saya ampu. Sehingga saat melakukan evaluasi
maupun refleksi pada lesson planning dapat saya lakukan
dengan lebih mudah dan efektif.
Saya juga dapat menerapkan pembelajaran paradigma
baru yang meliputi : (1) Pembelajaran Berdiferensiasi
(Developmentally Appropriate Practice), (2) Pengajaran yang
Responsif Kultur (Culturally Responsive Pedagogy), dan (3)
Pengajaran Sesuai Level (Teaching At The Right Level),
dimana ketiga pembelajaran tersebut harus menyesuaikan
dengan karakteristik dan kebutuhan pada setiap peserta didik.
Dan hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku
saat ini yakni pembelajaran harus dapat memerdekakan
peserta didik.
b. Bagaimana saya mempelajari topik yang ada pada mata
kuliah tersebut ?
Saya mempelajari topik pada mata kuliah tersebut dengan
mempelajari teori-teori yang telah disediakan di LMS serta
adanya pembahasan secara diskusi dengan teman-teman
sejawat dan diberikan penguatan oleh dosen pembimbing
mata kuliah. Dosen juga memberikan umpan balik dari hasil
diskusi di kelas sehingga terjadi saling tukar informasi,
pengalaman, dan pengetahuan mengenai topik-topik yang ada
pada mata kuliah PPDP. Sehingga nantinya pada tugas aksi
nyata yang merupakan rencana implementasi kegiatan
pembelajaran yang telah disesuaikan dengan mata kuliah
PPDP dapat terlaksana dengan baik.
Dan pada akhirnya ketika saya mengikuti kegiatan PPL 1
di sekolah mitra, saya dapat menerapkan rencana aksi nyata
yang telah saya buat di mata kuliah ini di kelas yang saya
ampu. Dan saya juga mendapatkan tambahan masukan serta
ilmu dari guru pamong dan dosen pembimbing PPL.
Sehingga ilmu dan wawasana saya semakin luas karena tidak
hanya dari teori, tugas LMS, namun dikuatkan lagi arahan
dari dosen pengampu PPDP, guru pamong, serta dosen
pembimbing lapangan.
c. Apakah strategi yang diimplementasikan dalam
mempelajari topik tersebut penting bagi saya ?
Mengapa ?
Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari
topik tersebut penting bagi saya karena dengan mengetahui
terlebih dahulu teori-teori tentang pemahaman peserta didik
dan pembelajarannya saya mampu mengimplementasikan
dengan baik rencana aksi nyata yang telah saya buat dalam
melengkapi tugas LMS.
Dalam mengimplementasikan rencana aksi nyata tersebut
saya banyak mendapatkan arahan dari dosen pengampu mata
kuliah PPDP, guru pamong, serta dosen pembimbing
lapangan. Sehingga semakin lengkap ilmu yang saya
dapatkan sebagai bekal calon guru nantinya setelah selesai
mengikuti PPG Prajabatan ini.

Analisis artefak pembelajaran Mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya
memiliki beberapa topik yang telah meninggalkan beberapa
artefak pembelajaran yang akan saya lampirkan pada link Notion
berikut : https://www.notion.so/dyahputrifitrianingtyas-
223113914863-pgsd/Pemahaman-Peserta-Didik-dan-
Pembelajarannya-7af02652ad9f4597884ccf53aa2c9140?pvs=4

Link Notion diatas berisikan artefak perkuliahan mata kuliah


Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya dari Topik 1
hingga Topik 6 beserta tugas UTS dan UAS. Pembuatan artefak
tersebut menjadikan saya semakin paham akan materi
pembelajaran karena saya membuatnya sendiri dan menuliskan
sesuai apa yang saya pahami terkait materi tersebut.

Pembelajaran bermakna Pembelajaran bermakna yang dapat saya terapkan setelah


(good practices) mempelajari topik-topik di mata kuliah Pemahaman Peserta
Didik dan pembelajarannya adalah sangat diperlukan dalam
mempelajari teori-teori yang berhubungan untuk memahami
karakteristik peserta didik. Dengan menegtahui teori maka, saya
dapat melakukan perencanaan aksi nyata yang akan
diimplementasikan saat menjadi guru agar dapat memahami
bagaimana karaktersitik peserta didik serta pembelajarannya.
Dalam melakukan perencanaan pembelajaran (lesson study)
maka, perlu melakukan asesmen yang dibutuhkan. Asesmen
yang pertama adalah asesmen diagnostik yakni untuk mengethaui
bagaimana karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
Selanjutnya saya dapat merancang kegiatan pemeblajaran yang
disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan mereka.
Dalam perencanaan pembelajaran juga dilengkapi dengan
pembuatan asesmen yang harus diseusiakan dengan kebutuhan
mereka.
Perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik dikenal dengan pemeblajaran paradigma baru yang
meliputi : (1) Pembelajaran Berdiferensiasi (Developmentally
Appropriate Practice), (2) Pengajaran yang Responsif Kultur
(Culturally Responsive Pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai
Level (Teaching At The Right Level), dimana ketiga
pembelajaran tersebut harus menyesuaikan dengan karakteristik
dan kebutuhan pada setiap peserta didik. Dan
hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku saat ini
yakni pembelajaran harus dapat memerdekakan peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai