Anda di halaman 1dari 66

KELOMPOK 1

1. Chrestien Halim
2. Wina Delvi Tsaniyah
3.Winda Indriani
4. Aina Utari Ramadhani

PENDIDIKAN
ANAK di SD
MODUL 5
PROSES BELAJAR ANAK
SD

Belajar adalah ruhnya pendidikan; kapan,


dimana, dan bagaimanapun ragam atau jenis
pendidikan itu.

Belajar sendiri merupakan suatu proses.


Pendidikan di dalam undang-undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional :

* Usaha sadar untuk menciptakan suasana belajar dan


proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Kegiatan Belajar 1

Pengertian dan
Karakteristik Belajar
Belajar tidak dibatasi oleh suatu tempat yang
disebut SEKOLAH, tetapi BELAJAR bisa dilakukan :
 Dimana Saja
 Kapan Saja
 Oleh Siapa Saja
Belajar juga tidak hanya dilakukan dalam situasi
FORMAL di sekolah, karena pada dasarnya kita
setiap saat belajar tentang KEHIDUPAN KITA
yaitu “MANIFESTASI HIDUP KITA”
ANITA E WOLLFOLK (1993)

Belajar adalah Perubahan


perilaku akibat dari suatu
pengalaman tertentu.
ABIN SYAMSUDDIN (2000)

Belajar adalah Proses


mengalami sesuatu untuk
menghasilkan perubahan
tingkah laku dan pribadi
SANTROCK dan YUSEN (1994)

Belajar adalah Learning is defined


as a relatively permanent change
in behavior that occurs through
experience
Jika digabung, belajar memiliki arti :

“ Aktivitas atau pengalaman yang


menghasilkan perubahan,
pengetahuan, perilaku dan
pribadi yang bersifat permanen “
Perubahan yang dimaksud memiliki
berbagai sifat atau dimensi :

 Bertambahnya atau pengayaan dan peningkatan


pengetahuan
 Munculnya hal – hal yang baru seperti
munculnya kesadaran dan kepedulian yang
positif terhadap sahabat atau sesuatu
 Hilang atau berkurangnya sesuatu, seperti sifat
atau sikap negatif anak menjadi berkurang

Dan perubahan yang lainnya yang berkaitan


dengan aspek perilaku atau kepribadian anak
KARAKTERISTIK
KEGIATAN BELAJAR

 INTENSIONAL
 POSITIF
 HASIL PENGALAMAN
 EFEKTIF
INTENSIONAL
Perbuatan yang terjadi
harus bertujuan, disengaja
dan di sadari, bukan
kebetulan.
POSITIF
Perubahan belajar menuju ke arah yang
lebih baik atau lebih mantap sesuai
dengan norma atau kriteria tertentu yang
diharapkan, atau sesuai dengan norma
yang disepakati bersama guru dan siswa,
menurut kurikulum, menurut kaidah
ilmu pengetahuan tertentu
HASIL PENGALAMAN

Perubahan yang ditunjukkan atau


yang dicapai oleh anak itu karena
dia aktif melakukan sesuatu
dalam berinteraksi dengan
lingkungannya
EFEKTIF

Perubahan yang dicapai oleh anak itu


fungsional atau berguna untuk anak
yang bersangkutan baik untuk
memecahkan masalah pelajaran,
maupun untuk memecahkan masalah
sehari – hari dan untuk melanjutkan
sekolah ke tingkat yang selanjutnya
BELAJAR sering disandingkan
dengan MENGAJAR sehingga
menjadi
“BELAJAR MENGAJAR”

Belajar disini untuk


anak dijadikan FOKUS
REALITANYA

Seringkali guru mengajar tetapi


tidak membuat anak belajar

Contoh : mengerjakan LKS saja dan


menyampaikan materi pelajaran sealakadar tanpa
menghiraukan anak secara individual apakah
anak mengerti atau tidak apa yang disampaikan
SEKARANG

Pembelajaran mengandung arti


menciptakan lingkungan yang sedemikian
rupa untuk MEMOTIVASI dan
MEMFASILITASI anak melakukan kegiatan
yang lebih AKTIF menggunakan POTENSI
yang dimilikinya
Guru berperan sebagai
M O T I V A T O R dan
FASILITATOR
bukan
sebagai satu – satunya
sumber belajar
PEMBELAJARAN
DIPANDANG SEBAGAI :

 Suatu proses membantu anak


mengembangkan dan mengubah perilaku
(Kognitif, Afektif, Konatif, dan
Psikomotor)
 Merangkai gagasan, sikap, pengetahuan,
apresiasi dan keterampilan sesuai dengan
SK dan KD yang telah ditetapkan
PROSES PEMBELAJARAN
mengandung proses mengajar
dan belajar sebagai dua
proses yang saling tergantung

Mengajar Hanya Akan Ada


Jika Terjadi Proses Belajar
TUGAS UTAMA GURU BUKAN
HANYA MENGAJAR TETAPI
MEMBELAJARKAN ANAK

Membuat anak aktif melakukan


berbagai bentuk kegiatan
B U K A N hanya mendengarkan
guru berbicara di depan kelas
atau menuliskan sesuatu
CONTOH BENTUK
PEMBELAJARAN

 Melakukan observasi dan


membuat laporan
 Berdiskusi
 Mengerjakan aktivitas bersama
tim untuk menghasilkan sesuatu
 Mengujicobakan suatu prinsip
Kegiatan Belajar 2

Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar disini
merupakan prinsip-prinsip
belajar pada umumnya, karena
prinsip-prinsip belajar sangat
banyak dan bervariasi tergantung
pada sudut pandang teori atau
pendekatan yang digunakan.
Perubahan hasil belajar
terwujud dalam bentuk :

 Perubahan Pengetahuan (Knowledge),


 Penguasaan perilaku yang ditentukan
(Kognitif, afektif, dan psikomotor),
 Perbaikan kepribadian.
Hanya ada yang lebih menekankan pada aspek
pengetahuan, ada yang lebih menekankan pada
aspek perilaku yang dapat diamati (behavioral),
dan ada yang lebih menekankan pada aspek
pribadi, tergantung pada pendekatan atau teori
yang digunakan.

Contoh :

“ Pendekatan behavioristik atau teori pengkondisian


(conditioning) memiliki prinsip yang tersendiri, berbeda
dengan prinsip belajar pendekatan kognitif atau teori
pemrosesan informasi, demikian dengan teori perkembangan
kognitif dari Piaget “
Prinsip-prinsip belajar sebagai suatu aktivitas yang terpadu :

 Belajar dapat membantu perkembangan optimal individu sebagai manusia


utuh.
 Belajar sebagai proses terpadu harus memposisikan anak sebagai titik
sentral.
 Aktivitas pembelajaran yang diciptakan harus membuat anak terlibat
sepenuh hati, aktif menggunakan berbagai potensi yang dimilikinya.
 Belajar sebagai proses terpadu tidak hanya dapat dilakukan secara
individual dan kompetitif melainkan juga dapat dilaksanakan secara
kooperatif.
 Pembelajaran yang diupayakan oleh guru harus mendorong anak untuk
belajar secara terus menerus.
 Pembelajaran disekolah harus memberi kesempatan kepada setiap anak
untuk maju berkelanjutan sesuai dengan potensi yang dimiliki dan
kecepatan belajar masing-masing.
 Belajar sebagai proses yang terpadu memerlukan dukungan fasilitas fisik
dan sekaligus dukungan sistem kebijakan yang kondusif.
 Belajar sebagai proses terpadu memungkinkan pembelajaran bidang studi
dilakukan secara terpadu.
 Belajar sebagai proses terpadu memungkinkan untuk menjalin hubungan
yang baik antara sekolah dengan keluarga.
“ Belajar dapat membantu
perkembangan optimal individu
sebagai manusia utuh “

Prinsip ini menandakan bahwa belajar


memungkinkan anak untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan dirinya secara
utuh, menyangkut seluruh aspek intelektual,
sosial, moral, spritiual, dan emosional.
“ Belajar sebagai proses terpadu
harus memposisikan anak sebagai
titik sentral “

Guru harus menciptakan lingkungan


pendidikan secara kreatif, menata
lingkungan yang sehat dan menyenangkan,
karena anak belajar dengan baik jika
lingkungannya diapresiasi secara positif oleh
anak.
“ Aktivitas pembelajaran yang diciptakan
harus membuat anak terlibat sepenuh
hati, aktif menggunakan berbagai
potensi yang dimilikinya “

Guru sebaiknya berupaya secara kreatif.


Membentuk proyek-proyek kegiatan bersama di
dalam maupun diluar kelas atau sekolah, mendirikan
pusat-pusat belajar kebudayaan, bahasa,
matematika, keterampilan, dan mengujicobakan atau
mempraktikkan sesuatu, menciptakan berbagai alat
bantu belajar sangat disarankan.
“ Belajar sebagai proses terpadu tidak
hanya dapat dilakukan secara individual
dan kompetitif melainkan juga dapat
dilaksanakan secara kooperatif “

Belajar kooperatif tidak hanya merangsang


setiap anak mengoptimalkan perkembangan
intelektualnya atau penalarannya, melainkan
juga meningkatkan komitmen dan
keterampilan sosial.
“ Pembelajaran yang diupayakan oleh
guru harus mendorong anak untuk
belajar secara terus menerus “

Belajar tidak harus dibatasi dalam suasana formal


disekolah. Belajar juga tidak hanya sebatas
mendapatkan informasi dari guru atau buku pelajaran
semata, melainkan bagaimana mengolah informasi
menjadi lebih bermakna dan bermanfaat untuk diri
sendiri atau oranglain, sehingga belajar tidak akan
pernah berakhir dengan tamatnya sekolah.
“ Pembelajaran disekolah harus memberi
kesempatan kepada setiap anak untuk
maju berkelanjutan sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan kecepatan
belajar masing-masing “

Siswa sebaiknya diberi kesempatan dan tanggung


jawab untuk mencapai mastery level sesuai
dengan kecepatan belajar dan potensi obyektif
masing-masing
“ Belajar sebagai proses yang terpadu
memerlukan dukungan fasilitas fisik dan
sekaligus dukungan sistem kebijakan yang
kondusif “

Belajar sebagai proses yang terpadu dapat


berfungsi dan berperan secara efektif bilamana
dapat diciptakan lingkungan belajar yang tidak
hanya berupa dukungan fasilitas fisik,
melainkan juga kebijakan dan dukungan sistem
yang kondusif
“ Belajar sebagai proses terpadu
memungkinkan pembelajaran bidang
studi dilakukan secara terpadu “

Belajar sebagai proses terpadu memungkinkan


pembelajaran bidang studi tidak harus
dilakukan secara terkotak-kotak, melainkan
dapat dilaksanakan dengan terpadu
“ Belajar sebagai proses terpadu
memungkinkan untuk menjalin
hubungan yang baik antara sekolah
dengan keluarga “

Peran orang tua tidak hanya sebatas


pemenuhan biaya pendidikan, tetapi juga
harus berperan sebagai partner sekolah
dalam membantu pendidikan disekolah
Kegiatan Belajar 3

Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Proses dan Hasil
Belajar Anak di Sekolah
Anda masih ingat tugas utama Anda
sebagai pendidik atau guru SD?

Ya, tugas Anda adalah menciptakan suasana


belajar yang kondusif, artinya :
Menyiapkan dan mengorganisasikan berbagai
factor seperti kesiapan belajar anak, materi,
metode, sarana, media, dan sebagainya.
“ Abin Syamsudin Makmun (1995) “

Mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi


proses dan hasil belajar siswa di sekolah, yaitu :

 Faktor Input
 Faktor Proses
 Faktor Output
Faktor Input
Faktor Input (masukan) meliputi :

 Raw Input atau masukan dasar yang menggambarkan kondisi


individual anak dengan segala karakteristik fisik dan psikis yang
dimilikinya.
 Instrumental Input (masukan instrumental) yang mencakup
guru, kurikulum, materi, dan metode, sarana, dan fasilitas,
 Environmental Input (masukan lingkungan) yang mencakup
lingkungan fisik, geogrefis, social, dan lingkungan budaya.
Faktor Proses

Faktor proses menggambarkan bagaimana


ketiga jenis input tersebut saling berinteraksi
satu sama yang lain terhadap aktivitas belajar
anak.
Faktor Output

Faktor Output perubahan tingkah laku yang


diharapkan terjadi pada anak setelah anak
melakukan aktifitas belajar.
Rochman Natawidjaja (1984)

Mengemukakan lima unsur yang mempengaruhi kegiatan


belajar siswa disekolah, yaitu :
 Unsur Tujuan,
 Pribadi Siswa,
 Bahan Pelajaran,
 Perlakuan Guru,
 Fasilitas.
Hubungan antara siswa dengan unsur-unsur yang
mempengaruhinya dapat di uraikan sebagai berikut :

 Faktor Anak
 Faktor Guru
 Faktor Tujuan
 Faktor Bahan Pelajaran
 Faktor Ekonomis dan Administratif
FAKTOR ANAK
Anak harus diposisikan sebagai titik sentral dari
seluruh proses pembelajaran disekolah.
Anak bukan bejana kosong dan juga miniature
orang dewasa.
Anak adalah individu satu kesatuan yang
tumbuh dengan berbagai aspek yang dihadapi
oleh individu dalam perkembangannya.
FAKTOR GURU

Guru memiliki peranan yang sangat urgen mulai dari


persiapan, perencanaan pembelajaran, metode dan materi
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran serta penilaian hasil belajar siswa agar dapat
menjalankan peran pendidik secara optimal maka guru
harus mempunyai kompetensi paedagogik, profesional,
kepribadian dan sosial secara terintegrasi.
FAKTOR TUJUAN
Tujuan adalah suatu tujuan yang harus dicapai
secara maksimal.

Tujuan ini haruslah direncanakan sebelum


pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan, tujuan
harus dirumuskan secara jelas dan terukur agar
seorang guru dapat memotivasi siswa untuk
mencapai tujuannya secara maksimal dan
menyenangkan.
FAKTOR BAHAN
PELAJARAN

Faktor bahan pembelajaran adalah sesuatu yang


harus disusun oleh guru sedemikian rupa agar bisa
diserap oleh siswa secara baik dan terencana.

Cakupan materi harus disesuaikan dengan karakter dan


perkembangan anak sesuai dengan kemampuannya.
FAKTOR EKONOMIS DAN
ADMINISTRATIF

Faktor ini meliputi sarana ruang kelas fasilitas dan


peralatan yang diperlukan dalam pembelajaran di
kelas, termasuk berbagai sumber belajar.
Semuanya harus mudah diakses dan digunakan oleh
anak SD agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan optimal.
Didalam praktiknya, faktor-faktor yang mempengaruhi
kegiatan dan hasil belajar siswa disekolah itu sulit
dipisah-pisahkan satu sama lain karena semua unsur
tersebut akan terintegrasi dalam interaksi
pembelajaran itu sendiri akan tampak pada peranan
atau perbuatan nyata Anda dalam tiga hal, yaitu :

 Pengajaran (Instruction)
 Kepemimpinan (Leadership)
 Penilaian (Evaluation)
Kegiatan Belajar 4

Kesulitan Belajar
Anak SD
Sebagai guru yang baik, Anda
tentu berharap bahwa semua
anak didik Anda di SD mampu
mencapai hasil belajar yang
terbaik, sesuai dengan potensi
dan kesempatan yang
dimilikinya masing-masing
Adapun Upaya terbaik yang dilakukan didalam
proses belajar-mengajar di sekolah yaitu;

 Menetapkan tujuan pembelajaran berdasarkan


acuan standar yang telah ditetapkan
Menyusun rencana pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode dan media pembelajaran
yang sesuai
Mengevaluasi proses dan hasil belajar anak,
serta
Memotivasi anak untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan.
A. KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR

Belajar Tuntas (mastery learning) adalah suatu


konsep yang digunakan sebagai kriteria ketuntasan
atau penguasaan materi pelajaran.

Beranjak dari asumsi itu maka mastery learning


memiliki semacam dalil, bahwa anak yang memiliki
kecakapan rata-rata (normal) jika diberi waktu yang
cukup untuk belajar, maka anak tersebut akan dapat
menyelesaikan tugas-tugas belajarnya secara tuntas.
Dalil atau prinsip tersebut
berlaku bilamana;
1) waktu yang disediakan cukup untuk mempelajari
lingkup suatu pokok bahasan tertentu
2) Usaha belajar yang dilakukan oleh anak terarah
pada tujuan pembelajaran
3) Kecakapan anak setidaknya normal
4) Kualitas pengajaran yang diselenggarakan oleh
Anda sebagai guru memadai
5) Siswa mendapatkan mafaat dari proses belajarnya.
B. KESULITAN BELAJAR

1.Pengertian , Kriteria, dan Gejala


2.Latar Belakang Penyebab
1. Pengertian, Kriteria, dan Gejala
Kesulitan Belajar dapat diartikan sebagai suatu
kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan
adanya hambatan-hambatan dalam mencapai
tujuan atau hasil belajar yang ditetapkan.

Hambatan ini dapat bersifat,


 Fisiologis
 Psikologis
 Sosiologis
Menurut konsep mastery learning, kegagalan
belajar didefinisikan sebagai berikut
a. Anak dinyatakan gagal belajar jika dalam waktu tertentu yang
ditetapkan oleh guru tidak dapat mencapai ukuran keberhasilan
tingkat penguasaan (mastery learning) minimal dalam pelajaran
tertentu. Anak ini dikategorikan sebagai lower group (kelompok
rendah).
b. Anak dinyatakan gagal belajar jika prestasi belajarnya jauh
dibawah potensi yang diperkirakan lebih tinggi dari yang lainnya.
Anak ini dikategorikan sebagai anak yang underachiever
(potensi tinggi, prestasi rendah).
c. Anak SD dinyatakan gagal dalam belajarnya jika yang
bersangkutan tidak dapat mencapai tugas-tugas perkembangan,
Anak ini dikategorikan sebagai anak immature (belum matang).
d. Anak dinyatakan gagal dalam belajarnya jika yang
bersangkutan tidak menguasai pengetahuan prasyarat untuk
dapat mempelajari pengetahuan berikutnya. Anak ini
dimasukkan sebagai anak belum matang (immature).
Kriteria atau patokan yang digunakan untuk
menyatakan seseorang anak SD mengalami
kesulitan belajar atau tidak meliputi empat
kriteria, yaitu:

1. Tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan.


2. Kedudukan anak di dalam kelompok atau kelasnya
3. Perbandingan antara potensi dan prestasi
4. kepribadian
Abin Syamsuddin (1992)
Merangkum pendapat para ahli tentang gejala-gejala seseorang
mengalami kesulitan belajar yaitu;
1. Nilai hasil belajar (nilai hasil ulangan, angka rapor) dibawah
rata-rata nilai kelas atau kelompoknya.
2. Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan nilai-nilai di kelas
sebelumnya
3. Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan potensi yang
dimilikinya
4. Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar dikelas
5. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar seperti acuh tak
acuh
6. Menunjukkan tingkah laku berkelainan seperti membolos,
datang kesekolah sering terlambat.
7. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti
murung, dan pemarah.
2. Latar Belakang Penyebab
Latar belakang atau faktor-faktor yang
menimbulkan kesulitan belajar, dapat
dikembalikan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar
anak.
Menurut Abin Syamsuddin (2002) dari
pendapat Loree (1990)
faktor-faktor yang melatarbelakangi
kesulitan belajar mencakup;

1. Faktor Stimulus (Learning Variables)


2. Faktor Organisme ( Organismic Variables)
3. Faktor Respon ( Response Variables)
FAKTOR STIMULUS
Faktor Stimulasi atau pengalaman belajar, meliputi; Variabel
dan Subvariabel sebagai brikut .
1. Variabel metode, dalam arti apakah metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru menimbulkan :
a) Kuat lemahnya motivasi untuk belajar
b) Intensif tidaknya arahan pengajaran
c) Ada tidaknya kesempatan berlatih atau praktek
d) Ada tidaknya upaya dan kesempatan untuk memberikan penguat
(reinforcement)
2. Variabel tugas (tasks variables), mencakup;
a) Tersdia tidaknya ruangan yang memadai
b) Cukup tidaknya waktu, serta tepat tidaknya penggunaan waktu
tersebut untuk belajar
c) Tersedia tidaknya fasilitas belajar yang memadai
d) Bagus tidaknya hubungan manusiawai antara guru dengan anak,
baik di kelas maupun di luar.
FAKTOR ORGANISME
Faktor Organisme, yaitu anak itu sendiri sebagai individu yang
utuh yang dapat meliputi;
1. Karakter istik pribadi
a) Usia
b) Tingkat Kecerdasan
c) Bakat
d) Kesiapan dan kematangan untuk belajar
2. Kondisi psikofisik yang sedang dialami oleh anak pada saat
belajar
a) Perhatian
b) Persepsi
c) Motivasi
d) Keadaan lapar, cape, lelah
e) Stres
f) Kecemasan
g) kesiapsediaan
FAKTOR RESPON
Faktor Respon, sebagaimana telah disinggung
diatas, meliputi;
a) Kognitif: pengetahuan, pemahaman, konsep-konsep
atau keterampilan pemecahan masalah.
b) Tujuan afektif: seperti sikap-sikap, nilai, minat, dan
apresiasi
c) Tujuan tindakan (psikomotor): menulis, bicara,
membaca, menggambar, olahraga, menyanyi, kebiasaan
hidup sehat, ketekunan, kerajinan, disiplin, ketaatan
pada aturan, kejujuran, kesopanan, dan kebersihan.

Anda mungkin juga menyukai