Anda di halaman 1dari 20

MODUL 5

PROSES BELAJAR ANAK SD

OLEH KELOMPOK 3
FADILLATUL RAHMI
FEBRIANTI ANISA ALMI
FITRI KURNIA ASIH
KB.1
Pengertian dan Karakteristik Belajar

a. Pengertian Belajar
Belajar adalah aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan,pengetahuan
prilaku dan pribadi yang bersifat permanen.
b. Karakteristik Belajar
1. Perubahan bersifat intensional
Mengandung arti bahwa perbuatan yang terjadi harus bertujuan disengaja dan
disadari,bukan kebetulan.
2. Perubahan positif
Artinya perubahan belajar menuju kearah yang lebih baik atau lebih mantap sesuai
dengan norma atau kriteria tertentuyang diharapkan
3. Perubahan benar-benar hasil dari pengalaman
Artinya perubahan yang ditunjukan atau yang dicapai oleh anak itu karena dia aktif
melakukan sesuatu dalam berinteraksi dengan lingkungannya
4. Perubahan bersifat efektif
Artinya perubahan yang dicapai oleh anak itu fungsional atau berguna untuk anak
yang bersangkutan
Dalam paradigma sebelumnya,belajar sering disandingkan dengan
Mengajar,dengan maksud guru harus mengajar supaya anak belajar.dalam
persandingan ini,belajar didahulukan untuk menunjukan agar aktivitas
belajar anak dijadikan fokus.pada kenyataannya,seringkali guru mengajar
tetapi tidak membuat anak belajar.
 

KB.2 Prinsip-prinsip Belajar


1. Belajar dapat membantu perkembangan optimal individu sebagai manusia utuh.
2. Belajar sebagai proses terpadu harus memposisikan anak sebagai titik sentral
3. Aktifitas pembelajaran yang diciptakan harus membuat anak terlibat sepenuh
hati,aktif menggunakan berbagai potensi yang dimilikinya.
4. Belajar sebagai proses terpadu tidak hanya dapat dilakukan secara individual
dan kompetitif melainkan juga dapat dilaksanakan secara kooperatif.
5. Pembelajaran yang diupayakan oleh guru harus mendorong anak untuk belajar
secara terus-menerus.
6. Pembelajaran disekolah harus memberi kesempatan kepada setiap anak untuk
maju berkelanjutan sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kecepatan belajar
7. Belajar sebagai proses yang terpadu memerlukan dukungan fasilitas
fisik dan sekaligus dukungan system kebijakan yang kondusif.
8. Belajar sebagai proses terpadu memungkinkan pembelajaran bidang
studi dilakukan secara terpadu.
9. Belajar sebagai proses terpadu memungkinkan untuk menjalin
hubungan yang baik antara sekolah dengan keluarga.

KB.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak di sekolah
Menurut Abin Syamsudin Makmur (1995)
1. Faktor Input(masukan) meliputi (1) raw input atau masukan dasar yang
menggambarkan kondisi individual anak dengan segala karakteristik fisik dan psikis
yang dimilikinya,(2)instrumental input(masukan instrumental) yang mencangkup
guru,kurikulum,materi dan metode sarana dan fasilitas,(3) environmental
input(masukan lingungan)yang mencangkup lingkungan fisik,geografis,social,dan
lingkungan budaya.
2. Faktor Proses
Menggambarkan bagaimana ketiga jenis input tersebut saling berinteraksi satu sama
lain terhadap aktivitas belajar anak.
3. Faktor Output
Adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi pada anak setelah anak
melakukan aktivitas belajar.
menurut Rochman Natawidjaja(1984) unsur-unsur
yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa di sekolah

1. Faktor anak
Anak harus diposisikan sebagai titik sentral dari seluruh proses
pembelajaran di sekolah.anak bukan bejana kosong dan juga bukan
maniatur orang dewasa.anak adalah individu(kesatuan jiwa raga
yang utuh) yang tengah tumbuh dan berkembang dalam berbagai
aspek perkembangannya,meliputi aspek
fiisk,intelektual,social,moral,spiritual, dan emosional
2. Faktor guru
Guru adalah faktor kunci dalam kegiatan belajar anak di
sekolah.guru memiliki peranan yang sangat penting dalam
keseluruhan program pendidikan di sekolah.
3. Faktor tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang harus dicapai setelah anak
melakukan aktivitas belajar.tujuan harus dirumuskan
secara jelas dan terukur agar guru dapat memotivasi anak
untuk mencapainya,serta dapat diukur dan menilai tingkat
keberhasilan belajar anak.
4. Faktor bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah sesuatu yang harus disusun dan
disiapkan sedimikian rupa oleh guru agar mudah diakses dan
dipelajari oleh semua anak.
5. Faktor ekonomis dan administrative
meliputi aspek sarana ruangan kelas,fasilitas,dan peralatan
yang diperlukan dalam pembelajaran di sekolah,termasuk
berbagai sumber pelajaran.
KB.4 Kesulitan Belajar Anak SD
A.Kriteria Ketuntasan belajar
Belajar tuntas adalah suatu konsep yang digunakan sebagai kriteria
ketuntasan atau penguasaan materi pelajaran .Konsep ini bertitik
tolak dari anggapan dasar(asumsi) bahwa setiap anak memiliki
kecakapan dan kecakapan belajar yang berbeda-beda.kemapuan anak
untuk menangkap materi pelajaran juga berlainan.demikian juga
usaha belajarnya.
Beranjak dari asumsi itu maka mastery learning memiliki semacam
dalil,bahwa anak yang memiliki kecakapan rata-rata (normal) jika diberi
waktu yang cukup untuk belajar,maka anak tersebut akan dapat
menyelesaikan tugas-tugas belajarnya secara tuntas.
Ketuntasan belajar atau penguasaan materi pelajaran dapat dirumuskan
sebagai fungsi dari waktu yang disediakan dengan waktu yang dibutuhkan
oleh anak.rumusan matematisnya adalah :
Tingkat = f Waktu yang disediakan
Penguasaan Waktu yang dibutuhkan
B. Kesulitan Belajar

1. Pengertian Kriteria dan Gejala


Kesulitan belajar dapat diartikan
sebagai suatu kondisi dalam proses
belajar yang ditandai dengan
adanya hambatan-hambatan dalam
mencapai tujuan atau hasil belajar
yang ditetapkan.anak yang
mengalami kesulitan belajar akan
mengalami hambatan dalam proses
belajarnya sehingga prestasi
belajarnya berada di posisi dibawah
dari semestinya(dari patokan yang
ditetapkan guru,misalnya 80%)
Menurut konsep mastery learning,ada 4 patokan yang digunakan untuk
menyatakan anak SD mengalami kesulitan belajar yaitu :
 Tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan
 Kedudukan anak didalam kelompok atau kelasnya
 Perbandingan antara potensi dan prestasi
 Kepribadian

2.Latar Belakang Penyebab


Menurut Abin Syamsuddin (2002) faktor-faktor yang melatar belakangi
kesulitan belajar mencangkup:

a. faktor stimulasi atau pengalaman belajar,meliputi variable dan


subvariabel.
b. Faktor organisme,yaitu anak itu sendiri sebagai individu yang utuh yang
dapat meliputi:
1.Karakteristik pribadi
a.Usia
b.Tingkat kecerdasan
c.Bakat
d.Kesiapan dan kematangan untuk belajar
(2)kondisi psikofisik yang sedang dialami oleh anak pada saat belajar
(a) perhatian
(b) persepsi
(c) motivasi
(d) keadaan lapar,cape,lelah)
(e) stres
(f) kecemasan
(g) kesiapsediaan

c. Faktor respon,meliputi:
(a)kongnitif : pengetahuan,pemahaman,konsep-konsep atau
keterampilan pemecah masalah
(b)tujuan efektif : seperti sikap-sikap nilai,minat dan apresiasi
(c)tujuan tindakan (psikomotor) :
menulis,bicara,membaca,menggambar,olahraga,menyanyi,
kebiasaan hidup sehat,ketekunan,kerajinan,didiplin,kejujuran,
kesopanan dan kebersihan.
 
 

 
MODUL 6
PENDEKATAN PEMBELAJARAN DI SD
KB 1.Pendekatan Pembelajan Holistik dan
Konstruktivisme

A. Pengertian dan fungsi pendekatan pembelajaran bagi guru


Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara pandang
tentang fokus dan strategi pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai
karangka acuan dalam praktik pembelajaran.

Dantes (1996) mengemukakan bahwa suatu pendekatan pembelajaran


biasanya dibangun atas dasar posisi pemahaman tertentu tentang apa
hakikat, fokus yang dipentingkan, bagaimana cara-cara pencapaian
nya serta asumsi-asumsi penerapannya. Fungsi pendekatan
pembelajaran adalah memberikan suatu pemahaman tentang suatu
atau cara pembelajaran yang dianggap efektif dan memberi panduan
yang dapat diuji kecocokannya dengan kondisi nyata.
B. Pendekatan Pembelajaran Holistic Dan Kontruktivisme

1. Pendekatan holistik
Pendekatan holistik atau terpadu dalam pembelajaran, diilhami oleh psikologi
Gestalt yang dipelopori oleh Wertheimer, Kofka, dan Kohler. Menurut mereka,
objek atau peristiwa tertentu akan di pandang oleh individu sebagai suatu
keseluruhan yang terorganisasikan. Dengan kata lain, individu akan memberi
makna terhadap suatu objek atau peristiwa, termasuk dalam pembelajaran jika
yang bersangkutan memiliki wawasan pengetahuan yang mendalam tentang
hubungan atau keterkaitan antar unsur dalam suatu keseluruhan (holistik)

Aplikasi pendekatan holistic menurut woolfolk , A. (1993) dalam pembelajaran


di SD sbb:
 Wawasan pengetahuan yang mendalam ( insight).
 Pembelajaran yang bermakna ( meaningful learning)
 Perilaku bertujuan ( purposive behavior )
 Prinsip ruang hidup ( live space)
 Transfer dalam pembelajaran
2. Pendekatan Pembelajaran Kontruktivisme

Menurut Von Glaserfrld, membedakan tiga level pengetahuan dan


kenyataan yaitu :
1. Kotruktivisme radikal mengabaikan hubungan antara
pengetahuan dan kenyataan sebagai kriteria kebenaran bagi kaum
radikal pengetahuan adalah suatu pengaturan atau grganisai dari
suatu objek yang dibentuk oleh seseorang.
2. realisme hipotetik, memandang pengetahuan sebagai suatu
hipotesis dari suatu struktur kenyataan dan sedang berkembang
menuju pengetahuan yang sejati yang dekat dengan realitas
3. Kotruktivisme yang diasa masih melihat pengetahuan sebagai
satu gambaran yang dibentuk dari kenyataan suatu objek selain itu
pandangan kotruktivisme juga menghendaki guru untuk
menerapkan pendekatan mengajar yang berpusat pada anak.
Kb 2.Pendekatan Belajar Experiential Learning
Dan Multiple Intelligence

A. Pendekatan Belajar Berdasarkan Pengalaman


Ada pribahasa yang mengatakan Pengalaman adalah guru yang paling
berharga, begitu juga bagi anak-anak , contohnya dengan mengikuti
orang tuanya ke sawah , anak akan belajar kapan waktu yang tepat
untuk menyemai, menanam padi dan panen. Dan contoh lainnya
seorang anak yang sering membantu ibunya dalam membuat kue akan
lebih terampil dibandingkan dengan anak yang tidak pernah membantu
ibunya dalam membuat kue.
Menurut keeton and Tate ( siti juleha, 2007 ) , pendekatan
eksperiential learning mengacu pada proses pembelajaran dimana
(anak) berinteraksi secara lansung dengan realitas yang di pelajarinya.
Dengan demikian , jika anak diharapkan dapat mencapai perubahan
perilaku yang diinginkan , maka anak itu harus di fasilitasi untuk
melakukan secara lansung realitas yang di pelajarinya
B.Pendekatan Pembelajaran Kecerdasan
Jamak

1. konsep dasar multiple intelligence


ungkapan Howard Gadner, ia memandang bahwa ruang lingkup
potensi manusia melebihi skor IQ dan tidak terbatas hanya pada
kemampuan memecahkan masalah dan mengahsilkan produk.
Hal yang penting tentang pendekatan multiple intelegence adalah :
 setiap individu memiliki ketujuh kecerdasan yang bersifat unit.
 individu mengembangkan masing-masing intelegensinya, sesuai
dengan tingkat perkembangan.
 Masing-masing kecerdasan saling memiliki keterkaitan menjadi
system yang kompleks
 terdapat beragam cara untuk menjadi intelligent dalam setiap
kategori kecerdasan.
2.pendekatan multiple Intelligence dan pembelajaran
Pendekatan multiple Intelligence ( kecerdasan jamak) pada
dasarnya menekankan hal terbaik yang dapat dilakukan guru
dikelas selain menggunakan buku teks dan papan tulis guna
membangkitkan pikiran anak. Pendekatan ini memberikan
pedoman kepada guru dalam memilih metode mengajar yang
terbaik disertai prosedur pengembangannya yang melibatkan
unsur metode, materi, dan teknik mengajar.
3. Strategi Pembelajaran
Pendekatan kecerdasan jamak memberikan peluang kepada
guru untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang
lebih inovatif dalam pendidikan.
3.Strategi Pembelajaran
Pendekatan kecerdasan jamak memberikan peluang kepada
guru untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang
lebih inovatif dalam pendidikan.

Beberapa strategi pembelajaran berdasarkan kecerdasan


jamak yang dapat anda adaptasi.
Pertama,strategi pembelajaran untuk kecerdasan bahasa
Kedua,strategi pembelajaran untuk kecerdasan matematika dan
logika
Ketiga,strategi pembelajaran untuk kecerdasan pemahaman
terhadap gambar
Keempat, strategi pembelajaran untuk kecerdasan kinetic
Kelima, strategi pembelajaran untuk kecerdasan misikal
Keenam,strategi pembelajaran untuk keceerdasan interpersonal
4. Multiple Intellegence dan Manajemen Kelas
Kelas merupakan miniature lingkungan sosial yang dipenuhi
oleh anak dengan kebutuhan dan minat yang
berbeda,kesekuensinya adalah aturan,regulasi,dan prosedur
merupakan infratruktur penting dalam kelas.pendekatan
multiple intelligence memberikan perspektif baru kepada guru
dalam menajemen kelas.

Anda mungkin juga menyukai