TUGAS 2
1. Kemampuan ingatan kinestetik merujuk pada kemampuan untuk mengingat gerakan dan
sensasi fisik yang diperoleh melalui pengalaman langsung, seperti gerakan tubuh, posisi dan
orientasi ruang, dan perasaan sentuhan. Ini adalah jenis ingatan yang paling penting bagi
penyandang hambatan penglihatan atau tunanetra karena mereka mengandalkan pengalaman
kinestetik dan taktil untuk memahami dunia sekitar mereka. Beberapa manfaat dari
pengembangan ingatan kinestetik termasuk meningkatkan
2. Jenis media pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan fungsinya,
yaitu visual, auditori, kinestetik, dan multimedia. Namun, untuk siswa dengan tunanetra. media
pembelajaran yang paling sesuai adalah media auditori dan kinestetik.
Media auditori adalah media yang berfokus pada pendengaran. Jenis media ini sangat
penting bagi siswa dengan tunanetra karena mereka tidak dapat melihat. Contoh media
auditori yang dapat digunakan adalah rekaman suara, percakapan, podcast, dan lagu-
lagu pendidikan. Media kinestetik adalah media yang melibatkan gerakan fisik. Jenis
media ini sangat penting dalam membantu siswa dengan tunanetra untuk memahami
konsep dan membangun ingatan. Contoh media kinestetik yang dapat digunakan adalah
model tiga dimensi, mainan edukatif, dan alat peraga yang dapat dipegang dan diraba.
Kedua jenis media tersebut dapat digabungkan menjadi multimedia, yaitu media yang
menggabungkan elemen visual, auditori, dan kinestetik. Contoh media multimedia yang
dapat digunakan untuk siswa dengan tunanetra adalah program komputer atau aplikasi
yang menyajikan informasi dengan suara dan gambar yang terdapat pada layar
komputer, serta berbagai peralatan komunikasi yang dapat membantu siswa dengan
tunanetra untuk mengakses informasi dengan mudah. Dalam memilih media
pembelajaran untuk siswa dengan tunanetra, perlu memperhatikan beberapa faktor
seperti kebutuhan siswa, tingkat kesulitan materi yang diajarkan, serta tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu, perlu juga memperhatikan faktor keamanan
dan kenyamanan siswa dalam menggunakan media tersebut
Sebagai contoh, seorang anak yang mengalami gangguan pendengaran mungkin kesulitan
untuk mengikuti pelajaran di kelas karena mereka tidak dapat mendengar instruksi guru dengan
jelas. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk memahami pelajaran dan
membuat mereka tertinggal dari teman sekelas mereka. Selain itu, anak tersebut juga mungkin
kesulitan dalam berkomunikasi dengan teman sekelasnya dan membuat hubungan sosial yang
sehat karena mereka tidak dapat berbicara dengan jelas atau mendengar dengan baik. Oleh
karena itu, penting bagi orang yang mengalami tunarungu untuk mendapatkan bantuan medis
dan dukungan untuk membantu mereka mengatasi hambatan wicara dan komunikasi yang
mungkin terjadi akibat kondisi tersebut.
Interdependensi positif: Siswa saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Setiap anggota tim harus berpartisipasi dan membantu satu sama lain
untuk mencapai tujuan bersama.
Tanggung jawab individual: Setiap anggota tim harus bertanggung jawab atas
kontribusinya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Setiap anggota harus memahami
tanggung jawab individunya dan berusaha untuk memberikan kontribusi yang maksimal.
Keterampilan interpersonal: Siswa belajar untuk berkomunikasi dengan baik,
memecahkan masalah bersama, serta membangun hubungan kerja sama yang efektif
Interaksi sosial: Siswa belajar untuk bekerja bersama dengan anggota tim mereka, serta
memahami dan menghargai perbedaan di antara mereka.
Meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa: Siswa cenderung lebih terlibat dalam
pembelajaran saat mereka bekerja dalam tim.
Meningkatkan rasa tanggung jawab: Siswa belajar untuk bertanggung jawab atas
kontribusi individunya dalam mencapai tujuan tim.
5. a) Dari hasil pemeriksaan psikolog yang menunjukkan IQ Deka sebesar 50, maka Deka dapat
dikategorikan sebagai tunagrahita ringan. Tunagrahita adalah kondisi keterbelakangan mental
dengan 10 kurang dari 70 dan kesulitan dalam kemampuan intelektual, sosial, dan adaptasi.
Tunagrabita dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan rentang 1Q-nya, yaitu ringan (50- 70),
sedang (35-49), berat (20-34), dan sangat berat (<20).
Contoh aktivitas yang dapat dilakukan dalam penerapan prinsip skala perkembangan mental
bagi anak tunagrahita adalah dengan menggunaka ini metode pembelajaran berbasis
keterampilan. Keterampilan yang diajarkan harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
mental anak dan kemampuan mereka. Contohnya, ketika mengajarkan keterampilan
matematika, guru dapat menggunakan manipulatif atau benda-benda fisik yang dapat
membantu anak dalam memahami konsep matematika. Selain itu, guru juga dapat mengurangi
kesulitan materi dengan memberikan tugas yang lebih mudah dan sederhana terlebih dahulu
sebelum naik ke level yang lebih sulit. Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, penting
bagi pendidik untuk memahami skala perkembangan mental dan kemampuan anak tunagrahita
serta memberikan pembelajaran yang tepat dan sesuai untuk mencapai potensi yang terbaik.