1. Sebagai seorang guru, saya akan memberi pemahaman bagi peserta didik dan orang
tua non-disabilitas bahwa di dunia ini terdapat beraneka ragam manusia, baik yang
normal, maupun yang berkebutuhan khusus. Kita harus saling menghormati dan
menghargai sesama manusia. Kita harus selalu tananamkan bahwa kita sejatinya
adalah sama, maka tidak boleh saling mengolok-olok ataupun saling merendahkan.
Selain itu kita adakan pertemuan rutin yang mengundang semua oarang tua. Dalam
pertemuan tersebut selalu kita beri pemahaman bahwa baik siswa disabilitas maupun
yang non disabilitas itu sama dalam hal pelayanan pendidikannya. Dalam pertemuan
rutin tersebut kita hadirkan juga berbagai ahli baik psikolog, dokter, guru terlatih,
terapis, maupun semua pihak yang terlibat dalam pendidikan inklusi, sehingga kita
bisa sharing. Jika terdapat masalah kita pecahkan bersama. Jadi orang tua tidak perlu
khawatir karena justru jika mereka berbaur menjadi satu, maka perkembangan
kepribadian nya jauh lebih bagus karena mereka sejak dini sudah mengenal sikap
saling menghormati, menghhargai, dan saling menolong. Pendidikan inklusif ini tidak
akan berhasil optimal apabila tidak ada dukungan dari orangtua siswa non-disabilitas
itu sendiri maupun yang disabilitas. Program inklusif ini, sangat diharapkan dapat
disosialisasikan secara efektif kepada masyarakat maupun orangtua baik orangtua
agar tidak terjadi kesalahpahaman.
2. Kebutuhan khusus yang harus dipenuhi oleh siswa dengan hambatan penglihatan
adalah:
1. Pengembangan konsep
Konsep adalah simbol/istilah yang menggambarkan suatu obyek, kejadian, atau
keadaan tertentu. Untuk membentuk suatu konsep diperlukan informasi sensoris
dari indra untuk diolah dan disimpan dalam otak. Pengenalan tubuh yang baik
merupakan modal dasar untuk menegmbangkan konsep ruang dan sebagai dasar
untuk proses orientasi dirinya terhadap lingkungan yang diperlukan untuk
mencapai mobilitas yang baik. Konsep ruang mencakup posisi atau hubungan,
bentuk, dan ukuran.
2. Teknik alternatif dan alat bantu belajar khusus
Teknik alternatif adalah cara khusus yang memanfaatkan indra-indra nonvisual
atau sisa insra penglihatan untuk melakukan suatu kegiatan yang normalnya
TT3- Perkembangan Peserta Didik
Nama : Mamik Kridowati
NIM : 857808959
Kelas : PGSD 2B
dilakukan dengan indra penglihatan. Alat bantu belajar dan alat-alat bantu
kegiatan kehidupan sehari-hari lainnya dibuat timbul dan bersuara. Misalnya ada
jam tangan “Braille” ada juga jam tangan “bicara, software JAWS
3. Keterampilan sosial/emosional
Mengajarkan keterampilansosial (termasuk di dalamnya penggunaan bahasa
nonverbal) kepada anak tunanetra dapat merupakan tugas yang sangat menantang
karena keterampilan tersebut secara tradisi dipelajari melalui modeling dan umpan
balik menggunakan penglihatan
4. Keterampilan orientasi dan mobilitas
Keterampilan mobilitas ini sangat terkait dengan kemampuan orientasi, yaitu
kemampuan untuk memahami hubungan lokasi antara satu obyek dengan oyek
lainnya di dalam lingkungan.
5. Keterampilan menggunakan sisa penglihatan
Sebagian besar orang tuna netra masih memiliki sisa penglihatan yang fungsional,
dan banyak dari ereka masih dapat membaca dan menuls menggunakan tulian
biasa dengan satu atau tiga aspek yaitu pencahayaan, penggunaan kacamata, dan
magnifikasi.
3. Kebutuhan khusus yang harus dipenuhi oleh siswa dengan hambatan pendengaran
adalah:
1. Layanan bina komunikasi: suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi anak yang terhambat, sebagai dampak kehilangan pendengaran
nya. Pengembangan komunikasi didasari dengan pengembangan kemampuan
berbahasa dan berbicara yang meliputi:
a. Layanan pengembangan kemampuan berbahasa
b. Layanan bina bahasa
c. Layanan membaca ujaran
2. Layanan bina persepsi bunyi dan irama (BPBI): merupakan layanan untuk melatih
kepekaan/penghayatan anak tunarungu terhadap bunyi dan irama. Latihan
diberikan melalui sisa pendengarannya, dengan atau tidak memakai alat bantu
dengar. Hal ini mencakup berbagai latihan berikut ini:
a. Layanan deteksi/kesadaran terhadap bunyi
TT3- Perkembangan Peserta Didik
Nama : Mamik Kridowati
NIM : 857808959
Kelas : PGSD 2B
Hasil evaluasi tersebut digunakan guru dalam berbagai hal seperti menemukan
kelemahan belajar peserta didik, menentukan apakah seorang peserta didik boleh
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut, naik kelas, atau dianggap sudah dapat
menyelesaikan seluruh pelajaran di sekolah tersebut, menyempurnakan materi/bahan
ajar atau proses pembelajaran.