FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2024 I. Pendahuluan Indonesia sangat dikenal dengan kaya akan keberagaman. Keberagaman tersebut meliputi ras, suku, budaya, bahasa, agama, golongan, tingkatan pendidikan. Mengkerucut mengenai pendidikan, Pendidikan menurut Pristiwanti, D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. (2022) merupakan suatu usaha dasar dan perencanaan untuk suasana belajar agar terwujud, peserta didik mengikuti pembelajaran yang menyenangkan agar aktif mengasah potensi untuk memiliki kekuatan kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian dan keterampilan yang dibutuhkan dirinya dan masyarakat. Tingkatan pendidikan dimulai dari dasar yaitu taman bermain kanak-kanak hingga perguruan tinggi, setiap peserta didik melalui tahapan tingkat pendidikan dan pendidikan dasar yaitu jenjang sekolah dasar. pendidikan selalu terkait dengan keberagaman salah satunya keberagaman peserta didik. Keberagaman peserta didik menurut Firdaus, A.M., & Bakhtiar, A. M. (2022) insan yang unik dengan kelekatan karakteristik yang berbeda dengan insan lainnya, oleh karena itu, peserta didik sewaktu di sekolah terkhusus saat proses pembelajaran bahwa siswa muncul berbagai keragaman entah itu latar belakang, minat, gaya belajar, kemampuan mengkontruksi materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Guru serta elemen instansi pendidikan terus meningkatkan pendidikan yang berkualitas untuk bangsa ini dan memfasilitasi kebutuhan dari setiap peserta didiknya namun tetap mencapai pemenuhan akan target kurikulum. Kurikulum yang saat ini diterapkan adalah kurikulum merdeka. Tujuan dari kurikulum merdeka yaitu kualitas pembelajaran yang efektif tanpa memberikan beban akademik ke siswa sehingga mereka mempunyai kesempatan untuk menggali potensi yang dimilikinya dan membentuk karakter siswa sesuai dengan profil pelajar pancasila. Setiap guru memiliki kesempatan untuk menjadi inovatif dan kreatif agar mencapai target dan tujuan pembelajaran dengan baik. Pemenuhan kebutuhan dari keberagaman peserta didik di kelas, adanya cara strategi yang tepat dalam memberikan pengajaran. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan keanekaragaman peserta didik dapat diatasi dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi diharapkan agar bisa memahami keanekaragaman setiap individu di kelas di lihat dari tingkat kesiapan peserta didik, gaya belajar, ketertarikan terakomodasi yang menuai manfaat terhadap pembelajaran yaitu peningkatan pemahaman, motivasi dalam belajar, dan juga interaksi antar peserta didik di kelas. II. Pembahasan Pembelajaran berdiferensiasi bisa diterapkan pada semua jenjang, jenjang pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi. Berikut ini mengenal tentang pembelajaran berdiferensiasi untuk memahami keberagaman peserta didik. A. Pembelajaran berdiferensiasi a. Definisi Pembelajaran Berdiferensiasi Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan (berupa Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, Penilaian berkelanjutan, Manajemen kelas yang efektif, dan Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar peserta didiknya) yang masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan peserta didik. b. Teori yang Melatarbelakangi Pembelajaran Berdiferensiasi 1. Teori Sistem Ekologi Urie Bronfenbrenner merupakan ahli yang mengemukakan teori sistem mengenai ekologi yang menjelaskan perkembangan individu dalam interaksinya dengan lingkungan di luar dirinya yang terus- menerus mempengaruhi segala aspek perkembangan (Hayes dkk, 2017). Adanya 5 sistem lingkungan pada pembelajaran diantaranya Mikrosistem ialah kondisi yang melatarbelakangi anak hidup dan berinteraksi dengan orang lain dan institusi yang paling dekat dengan kehidupannya, seperti orang tua, teman sebaya, tetangga, dan teman sekolah. Mesosistem ialah hubungan antara dalam mikrosistem. Sebagai contoh, orang tua dan guru berinteraksi dalam sistem sekolah, anggota keluarga, kerabat menjadi relasinya di dalam institusi keagamaan, pelayanan kesehatan berinteraksi dengan keluarga anak dan sekolahnya. Ekosistem ialah sistem yang berisi sejumlah kondisi yang mempengaruhi perkembangan anak di lingkungan rumah namun anak disini tidak terlibat dalam satu peran langsung. sebagai contoh, karena adanya kondisi kemiskinan dalam keluarga, anak terpaksa harus bekerja untuk mencari uang dan tidak melanjutkan sekolah. Makrosistem ialah sistem yang mengelilingi mikro, meso dan ekosistem dan merepresentasikan nilai-nilai ideologi, hukum masyarakat dan budaya politik. Sebagai contoh anak Indonesia tidak sama-sama dengan anak Amerika. Kronosistem ialah dimensi waktu yang menuntun perjalanan setiap level sistem dari mikro dan makro. Sistem ini juga mencakup berbagai peristiwa hidup yang penting pada individu dan kondisi sosio-kultural. 2. Teori Multiple Intelligences Atau disebut dengan kecerdasan majemuk ialah suatu keahlian yang berguna menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. terdapat 8 jenis kecerdasan pada teori Multiple Intelligences :
membaca, menulis, berbicara, memahami urutan dan makna dari katakata, serta menggunakan bahasa dengan benar. Kecerdasan logis-matematis. Mengolah angka, dan logika untuk menemukan dan memahami berbagai pola, seperti pola pikir, pola visual, pola jumlah, atau pola warna. Kecerdasan spasial-visual. Kemampuan pada bidang ruang dan gambar. Kecerdasan kinestetik-jasmani. Kemampuan dalam koordinasi anggota tubuh dan keseimbangan. Kecerdasan musical. Dapat memainkan alat musik atau mendengarkan lagu. Kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan introspektif di mana peserta didik mampu memahami diri sendiri. Kecerdasan interpersonal. Kemampuan untuk bermasyarakat serta memahami dan berinteraksi dengan orang lain Kecerdasan naturalis. Kemampuan untuk mengenali dan mengkategorikan tanaman, hewan, dan benda-benda lain di alam, serta tertarik mempelajari spesies makhluk hidup.
Pada kehidupan realitanya, gaya belajar ini bisa didapat secara
bersama-sama pada satu individu. hal inilah yang berpotensi menghadirkan peserta didik mempunyai perbedaan tingkat kecerdasan.
3. Teori Zone of Proximal Development (ZPD)
Zona antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Pada teori ini terdapat dua level untuk ukuran kemampuan dan potensi peserta didik, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Dapat dikatakan bahwa ZPD terletak diantara hal-hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik dan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh peserta didik tanpa pendampingan. 4. Teori Learning Modalities Atau disebut dengan modalitas dalam belajar yang kerap salah diinterpretasikan sebagai gaya belajar. Learning modalities ini biasa dikenal sebagai VAK atau Visual, Auditory, dan Kinestetik, penjelasan diantaranya sebagai berikut : Visual. Visual adalah peserta didik menerima informasi lebih mudah melalui gambar/ foto. Auditori. Auditori merupakan siswa menerima informasi lebih mudah melalui mendengar. Kinestetik. Kinestetik merupakan siswa yang pelaksanaan sesuatu dengan fisik, atau paling tepat digambarkan sebagai belajar sambil melakukan (learning by doing), baik sebagai aktivitas langsung atau melalui pengalaman, atau dengan bergerak sambil berpikir atau belajar. c. Sintaks Pembelajaran Berdiferensiasi 1. Memetakan kebutuhan belajar peserta didik antara lain : a) Kesiapan belajar peserta didik. Kapasitas untuk mempelajari materi baru. b) Minat peserta didik. Minat yang dimilliki peserta didik seperti bidang seni, matematika, sains, drama, memasak. c) Profil belajar peserta didik. Seperti bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. 2. Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi berdasar Hasil Pemetaan Strategi pembelajaran berdiferensiasi ini bisa diimplementasikan diaktivitas pembelajaran diantaranya : a) Diferensiasi konten Konten merupakan materi yang diajarkan atau disampaikan pada peserta didik tentunya dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat peserta didik dan aspek profil belajar peserta didik atau kombinasi dari ketiganya. b) Diferensiasi proses Merupakan terpusatnya peserta didik yang memahami atau mengkontruksi apa yang telah dipelajari dengan cara menggunakan akivitas secara bertahap, mengembangkan variasi kegiatan yang menyenangkan, memberikan agenda tugas individual siswa. c) Diferensiasi produk Diferensiasi pada produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran, atau variasi untuk penilaian hasil belajar peserta didik. Secara garis bawahi produk yang dihasilkan harus selaras dengan pemahaman siswa yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. d) Lingkungan belajar ingkungan belajar adalah suatu kondisi, pengaruh, serta rangsangan yang berasal dari luar, yang memberi pengaruh pada peserta didik, dimana hal-hal tersebut juga meliputi beberapa hal seperti pengaruh fisik, sosial dan intelektual (Suprayogi, 2022). Lingkungan belajar dapat mengoptimalkan kondisi kelas secara fisik maupun psikologis. Kondisi kelas yang mendukung pembelajaran akan membantu peserta didik untuk belajar sendiri maupun secara berkelompok, lalu guru juga bisa mengendalikan kelas agar kondusif selama pembelajaran, contohnya seperti memberikan tugas kelompok diskusi suatu topik, membuat peserta didik untuk beropini sesuai dengan sumbernya masing-masing, dan menciptakan ruang kelas tenang. d. Kelebihan, Tantangan pada Pembelajaran Berdiferensiasi Kelebihan Pembelajaran Berdiferensiasi Memenuhi kebutuhan peserta didik; Memaksimalkan kualitas pembelajaran peserta didik Peserta didik menjadi lebih terlibat dan fokus di kelas. Meningkatkan prestasi peserta didik. Peserta didik dapat mengasah self-management skill-nya. Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi Persiapan yang memakan waktu. Guru harus dihadapkan dengan berbagai macam perangkat pembelajaran dan juga perangkat evaluasi yang banyak. Sehingga tak jarang guru kurang memiliki waktu persiapan yang cukup untuk menerapkannya. Terbatasnya waktu di kelas. Ada berbagai aktivitas yang dikerjakan, dan pengajar harus dapat mendampingi serta menangani semua peserta didik dalam kelasnya Guru harus memiliki management skills yang baik. Bukan hanya peserta didik yang dituntut untuk memiliki management skill yang baik, seperti yang tertuang pada kelebihan pembelajaran berdiferensiasi di atas. Guru juga dituntut untuk mengatur diri sendiri dan mengidentifikasi langkah-langkah serta strategi yang perlu diambil untuk mencapai suatu target tertentu dalam pembelajaran. Kurangnya bahan pembelajaran. Peserta didik diberikan beragam pilihan bahan pembelajaran yang didasarkan pada tingkat kesiapan dan gaya belajar mereka. Artinya, pengajar harus dapat mengumpulkan beragam bahan pembelajaran untuk mengakomodasi kebutuhan setiap peserta didik terpenuhi. Kurangnya pelatihan bagi pengajar mengenai penggunaan pembelajaran berdiferensiasi. Meskipun diferensiasi didasari pada banyak teori, ternyata pengimplementasiannya masih kurang dimengerti. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi dapat mengalami hambatan apabila pengajar tidak memiliki pemahaman yang tepat mengenai pembelajaran diferensiasi. e. Evaluasi dan refleksi pada Proses Pembelajaran Berlangsung Hal ini penting yang diterapkan oleh guru terhadap pembelajaran yaitu melakukan aktivitas evaluasi dan refleksi. Evaluasi dan refleksi merupakan bagian penting dari pembelajaran berdiferensiasi, evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana siswa memahami materi pelajaran yang dipelajari dan untuk mengukur kesiapann siswa terhadap tujuan pembelajaran, apakah sudah memenuhi kebutuhan dari keanekaragaman karakteristik setiap peserta didik. Sedangkan, refleksi dilakukan oleh guru dan siswa untuk memahami respon siswa terhadap pembelajaran dan untuk memahami kelemahan dan kekurangan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan begitu, evaluasi dan reflekssi bisa membuat peserta didik untuk menyalurkan gagasan mereka dan untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang sedang berlangsung. III. Kesimpulan Indonesia dikenal sebagai kaya akan keanekaragaman termasuk keanekaragaman dari peserta didik. Keragaman peserta didik bisa dilihat dalam kondisi pembelajaran. Hal ini menjadi tantangan guru untuk mengatasi keragaman tersebut tanpa harus melalaikan capaian kurikulum yang merupakan suatu tujuan pembelajaran. Guru harus memiliki pengetahuan terhadap karakteristik dan kebutuhan peserta didik , salah satu cara yang baik untuk hal ini yaitu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. pembelajaran berdiferensiasi mempunyai strategi yang efektif untuk mengakomodasi keberagaman peserta didik dan mencapai target kurikulum. Pendidik menyesuaikam pembelajaran dengan mengimplementasikan strategi yang tepat kepada peserta didik untuk mencapai target pembelajaran dan kurikulum. Guru bisa memenuhi target kurikulum karena pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik dan berfokus pada keragaman kesiapan belajar, minat peserta didik, dan profil belajar) dari peserta didik. Meskipun mempunyai beberapa tantangan, dengan adanya perencanaan dan strategi yang tepat, pembelajaran berdiferensiasi bisa diimplementasikan dengan sukses dan memberikan manfaat yang besar bagi peserta didik Daftar Pustaka
Pristiwanti, D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. 2022. Pengertian pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6),7911-7915.
Firdaus, A. M., & Bakthiar, A. M. 2022. Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi
Untuk Mengatasi KeberagamanTingkat Ketanggapan Siswa-Siswi Di UPT SDN 25 Gresik. Didaktik:Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 8 (2), 2135- 2147.
Hayes, Noirin., O’toole, Leah. Halpenny, Ann Marie. 2017. Introduction
Bronfenbrenner: a guide for practitioner and student in Early Years Education.
Suprayogi, MN, et.al., 2022. Penerapan Differentiated Instruction dalam
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita