Anda di halaman 1dari 18

Analisis peserta didik

Anak Berkebutuhan Khusus

Definisi ABK

Anak yang dalam proses pertumbuhan/ perkembangan secara signifikan mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, mental-intelektual, sosial, emosional) dibandingkan anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus. (Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak
Berkelainan (Bumi Aksara: Jakarta, 2006) hal 4.

Prinsip pendidikan ABK


Kasih sayang Layanan individual Kesiapan Keperagaan Motivasi Belajar & bekerja kelompok Keterampilan Penanaman & penyempurnaan sikap
(Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Bumi Aksara: Jakarta, 2006. hal 24-26)

Pendidikan inklusi
Melalui pendidikan inklusi, anak berkelainan dididik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya (Freiberg, 1995). (blog uin-malang) Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal dan anak berkelainan yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas

Klasifikasi & Karakteristik ABK


1) Tunanetra kebutaan menyeluruh atau sebagian Ciri-cirinya antara lain Kerusakan nyata pada dua bola mata, peradangan hebat pada kedua bola mata, mata bergoyang terus Kebutuhan pembelajarannya, pengalaman kongkrit pengalaman memadukan kebutuhan akan berbuat dan bekerja dalam belajar

2) Tunarungu, anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal. Ciri-cirinya antara lain, sering menggunakan isyarat dalam komunikasi, ucapan kata tidak jelas, miskin kosakata. Yang perlu diperhatikan berbicara jangan membelakangi anak anak duduk dan berada dipaling depan kelas - mudah membaca gerak bibir guru dorong anak untuk selalu memperhatikan wajah guru, bicaralah dengan anak dengan posisi wajah berhadapan, kepala sejajar guru bicara dengan volume biasa tetapi gerakan bibirnya harus jelas

3) Tunadaksa anak yang mengalami kelainan atau cacat menetap pada alat gerak (tulang, seni, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. kita dapat mengorganisasi tempat pendidikan, sebagai berikut: Pendidikan integrasi (terpadu) Pendidikan segresi (terpisah) Penataan lingkungan belajar

4) Tunagrahita anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual jauh di bawah rata-rata, kesulitan dalam tugas akademik, komunikasi maupun sosial Cirinya diantaranya Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia Perkembangan bicara terlambat Tidak ada/kurang perhatian terhadap lingkungan (pandangan kosong) Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain; Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan Strategi kooperatif Strategi modifikasi tingkah laku

5) Anak lamban belajar anak yang memiliki potensi intelektual sedikit dibawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita. Dalam beberapa hal mengalami hambatan atau keterlambatan berikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial. Ciri yang dapat diamati antara lain Rata-rata prestasi selalu rendah (<6) Daya tangkap pelajaran rendah Menyelesaikan tugas akademik sering terlambat dibanding teman seusianya

Yang dibutuhkan mereka Waktu yang lebih lama dibanding anak yang lain Ketelatenan dan kesabaran guru untuk tidak terlalu capat dalam memberikan penjelasan Diperbanyak latihan dari pada hafalan dan pemahaman Menuntut digunakannya media pembelajaran yang variatif oleh guru Diperbanyak kegiatan remedial

6) Anak berkesulitan belajar spesifik anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus (terutama dalam hal kemampuan membaca, berhitung, atau matematika) diduga disebabkan karena disfungsi neurologis bukan disebabkan karena faktor intelegensi. Yang dibutuhkan Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui remedial teaching Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai dengan tingkat kesalahan. Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi yang sistematis

Anak Yang Mengalami Kesulitan Membaca (Disleksia) kemampuan membaca terlambat, kemampuan memahami isi bacaan rendah, sering banyak kesalahan. Anak Yang Mengalami Kesulitan Menulis (Disgrafia) sering salah menulis b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya. Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca, tulisannya banyak salah/ terbalik/ huruf hilang. Anak Yang Mengalami Kesulitan Berhitung (Diskalkulia) sulit membedakan tanda-tanda: (+, -, x, :, >,<, = ), sering salah membedakan angka 9 dengan 6, 17 degan 71, 2 degan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya. Sulit membedakan bangun-bangun geometris.

7) Anak berbakat (gifted & talented) memiliki potensi kecedasan (intelegensi), kreatifitas, dan tanggung jawab terhadap tugas di atas anak-anak seusianya sehingga untuk mewujudkan potensinya menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan pendidikan khusus Program ke samping (horizontal program) yaitu: (1) mengembangkan kemampuan eksplorasi (2) memperdalam hal-hal yang ada diluar kurikulum biasa (3) executive intensive Program ke atas (vertical program) yaitu: (1) acceleration, (2) independent study, (3)mentorship

8) Tunalaras mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Cirinya diantaranya, membangkang, sering bertindak agresif, merusak, menganggu, melanggar norma sosial

Mengingat kelainan tingkah laku banyak disebabkan oleh lingkungan, maka penataan lingkungan merupakan salah satu pendekatan yang perlu diperhatikan.

9) Anak dengan gangguan komunikasi anak yang mangalami kelainan suara, artikulasi (pengucapan), atau kelancaran bicara, yang mengakibatkan terjadi penyimpangan bentuk bahasa isi bahasa, atau fungsi bahasa. Cirinya antara lain sulit menangkap isi pembicaraan orang lain, sering gagap, suara parau/aneh, organ bicaranya sumbing, tidak lancar berbicara/ mengemukakan ide

Pengaturan tempat duduk yang mudah dan dekat dengan posisi guru Guru menghindari membelakangi anak ketika berbicara Gerakan bibir dan isyarat guru sangat diperlukan dalam pembelajaran Penjelasan yang sulit difahami anak diperjelas dengan penjelasan tertulis Suara guru diperkeras Untuk bagian-bagian tertentu yang dianggap penting perlu diulang-ulang dalam menjelaskan atau mengucapkan

10) Anak autis gangguan perkembangan pervasive (meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat. Yang mempengaruhi anak secara mendalam) Gangguan komunikasi verbal maupun non verbal Gangguan Interaksi sosial Gangguan dalam bermain Gangguan perilaku, perasaan dan emosi Gangguan persepsi sensoris

Anak autis yang telah mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik dapat dicoba untuk memasuki sekolah formal sesuai dengan umurnya dengan tidak meninggalkan terapi perilakunya. Pada sekolah (pendidikan) khusus ini dikemas khusus untuk penyandang autis yang meliputi terapi perilaku, wicara dan okupasi

Anda mungkin juga menyukai