Nim : 856030097
Kelas : 2B
Kegiatan Belajar 1
A. IDENTIFIKASI ABK
Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya lebih ditekankan pada
menemukan (secara kasar) apakah seorang anak tergolong anak dengan kebutuhan khusus
atau bukan. Maka biasanya identifikasi dapat dilakukan oleh orang- orang yang dekat (sering
berhubungan/bergaul) dengan anak, seperti orang tuanya, pengasuhnya, gurunya, dan pihak-
pihak yang terkait dengannya. Sedangkan langkah berikutnya, yang sering disebut asesmen,
bila diperlukan dapat dilakukan oleh tenaga profesional, seperti dokter, psikolog, neurolog,
orthopedagog, therapis, dan lain-lain. ▪ Dalam istilah sehari-hari, identifikasi sering disebut
dengan istilah penjaringan, sedangkan asesmen disebut dengan istilah penyaringan.
B. Tujuan Identifikasi
Secara umum tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah seorang
anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional, dan/atau
sensoris neurologis) dalam pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak- anak
lain seusianya (anak-anak normal), yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan
program pembelajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Tujuan utama identifikasi
adalah mengenal atau menemukan anak yang menyandang kelainan dan jenis kelainan yang
di sandangnya. Identifikasi di dasarkan pada asumsi bahwa anak – anak yang menyandang
kelainan menunjukkan penampilan atau perilaku yang sedikit banyak berbeda dari yang
semestinya. Identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti obsevasi, wawancara,
dan tes sederhana. Keberhasilan identifikasi tergantung dari banyak faktor, antara laian
mantapnya pengetahuan guru tentang karakteristik perilaku ABK dari berbagai jenis, serta
kepekaan guru terhadap munculnya gejala kelainan.
1. penjaringan (screening)
2. pengalihtanganan (referal)
3. klasifikasi
4. perencanaan pembelajara
5. pemantauan kemajuan belajar.
C. ASESMEN
Asesmen adalah satu proses yang sistematis untuk mengumpulkan informasi tentang
perilaku anak yeng berkaitan dengan pendidikan, yang hasilnya akan digunakan untuk
penempatan dan mengembangkan program pendidikan untuk anak tersebut. Asemen biasanya
bersifat sangat formal dan ketat, melibatkan satu tim yang terdiri dari para pendidik dan para
ahli dari bidang kelinan terkait. Instrumen yang digunakan pada umumnya berupa tes, baik
yang bersifat formal maupun informal. Namun untuk situasi Indonesia, lebih – lebih untk
asemen ABK yang mungkin ada disekolah biasa, instrumen yang digunakan adalah instrumen
informal, yang dapat dibuat oleh guru sendiri.
1. Tanpa kecerobohan
2. Tanpa jalan pintas
3. Objektif dalam memberi skor
4. Anggota tim tidak diwakili
5. Tidak diskriminatif Yang wajib ditaati oleh para guru/para profesional yang
melakukan asasmen.
Asesmen juga dapat diartikan sebagai kegiatan penyaringan terhadap anak-anak yang
telah teridentifikasi sebagai anak berkebutuhan khusus. Kegiatan asesmen dapat dilakukan
oleh guru (untuk beberapa hal), dan tenaga profesional lain yang tersedia sesuai dengan
kompetensinya. Kegiatan asesmen meliputi beberapa bidang, antara lain:
Kegiatan Belajar 2
ABK Penetapan jenis layanan pendidikan di lakukan melalui langkah – langkah yaitu:
Hasil asamen dan segala usaha untk menafsirkan kebutuhan layanan pendidikan bagi
ABK yang ada di kelas kita tidak akan ada artinya, jika tidak kita tindaklanjuti dengan
pengembangan program. Idealnya pengembangan program ini di lakukan juga oleh sebuah
tim yang menangani ini sejak tahap identifikasi. Program yang disusun adalah Program
Pengajaran Yang Individual (PPI) karena memang program tersebut di peruntukkan bagi
anak secara individual. PPI memuat identitas siswa secara jelas, lengkap dengan masalah dan
kemampuan yang dikuasai, serta di lengkapi dengan komponen rancangan pembelajaran,
yaitu tujuan, materi, kegiatan, dan penilaian.
C. PELAKSANAAN PROGRAM
Bagi anak tertentu yang tidak mungkinditangani oleh guru, perlu dilakukan tindakan
yaitu merujuk atau mengirim siswa ke ahli lain untuk asasmen dan pelayanan program.
Pelaksanaan program dilakukan dengan terlebih dahulu menyiapkan berbagai hal yang
diperlukan seperti:
Penilaian program dilakukan selama layanan pendidikan diberikan dan pada akhir
program. Hasil penilaian dalam proses di gunakan untuk perbaikan langsung, sedangkan hasil
penilaian akhir di gunakan untuk mengkaji ulang seluruh komponen program. Kolaborasi
dengan anggota tim dilakukan sejak perencanaan sampai dengan penilaian program.