Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH ASESMEN PEMAHAMAN INDIVIDU

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidikan Peserta DIdik


yang Dibina Oleh Ibu Nugraheni Warih Utami M.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dalam membina dan mengembangkan harkat dan
martabat manusia secara utuh, dan menyeluruh; dengan menarik, menyenangkan
dan menggembirakan. Pendidikan berkaitan erat dengan adanya peserta didik.
Peserta didik adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam
lingkungan yang berubah dengan cepat (Yusuf, 2005). Selain menyusun program
pembelajaran dan menerapkannya di dalam kelas, salah satu tugas pendidik ialah
melakukan penilaian terhadap peserta didik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik. Sistem penilaian di sekolah
dari dulu hingga sekarang kebanyakan menggunakan teknik tes. Teknik ini berupa
angka-angka atau huruf-huruf yang gambaran maknanya sangat abstrak sehingga
tidak secara utuh dapat menggambarkan kemajuan belajar siswa secara
keseluruhan. Dalam melengkapi kemajuan belajar siswa tersebut, guru perlu
melakukan asesmen dan evaluasi dengan baik. Asesmen berperan penting dalam
dalam menentukan arah pembelajaran dan kualitas pendidikan. Asesmen dapat
dilakukan tanpa evaluasi, tetapi evaluasi tidak dapat dilakukan tanpa asesmen
(Johnson, 2002; Pantiwati, 2016; Resmini, 2006). Oleh karena itu, dalam makalah
ini akan dibahas mengenai asesmen terkait dengan perolehan pengetahuan,
perluasan, dan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep dasar asesmen pemahaman individu peserta didik?
2. Bagaimana teknik yang digunakan dalam asesmen pemahaman individu peserta
didik?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan makalah ini ialah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui konsep dasar asesmen pemahaman individu peserta didik
2. Untuk mengetahui teknik yang digunakan dalam asesmen pemahaman individu
peserta didik.
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Asesmen Pemahaman Individu Peserta Didik

1. Pengertian Asesmen

Secara umum, asesmen adalah proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk
apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik
yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun
kebijakan-kebijakan sekolah. Asesmen secara sederhana dapat diartikan sebagai proses
pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik
dengan aturan tertentu (Poerwanti, 2008). Menurut Dariyanto (2010) mengemukakan
bahwa asesmen adalah suatu proses untuk menyimpulkan hasil pengukuran melalui
analisis yang sistematis dengan menggunakan kriteria seperti baik, buruk, cocok tidak
cocok sesuai dengan penilaian kriteria masing-masing. Sementara itu, menurut Cross
(1989) mengungkapkan bahwa asesmen merupakan program penilaian untuk menentukan
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Menurut Robert C. Smith (2002)
mengemukakan bahwa asesmen adalah suatu penilaian yang komprehensif dan
melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan anak, yang mana
hasil keputusannya dapat digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang
dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. Selain
itu, definisi asesmen menurut James A Mc. Lounghlin dan Rena B Lewis (1986) adalah
proses sistematis dalam mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi untuk melihat
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk
menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut, guru
dapat menyusun program pembelajaran yang bersfat realistis sesuai dengan kenyataan
obyektif. Di samping itu, menurut Lidz (2003) menjelaskan bahwa asesmen adalah
proses pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologi anak, yang meliputi
gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, kelebihan dan kelemahannya,
serta peran pendukung yang dibutuhkan anak. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil
pengertian bahwa asesmen adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang kemajuan
belajar siswa dengan menggunakan bermacam-macam prosedur, seperti tes formal,
inventori, checklist, asesmen diri, portofolio, proyek dan kegiatan lainnya (Pantiwati,
2016).
2. Tujuan Asesmen
Tujuan asesmen adalah untuk melihat kondisi anak saat itu dalam rangka
menyusun suatu program pembelajaran yang tepat sehingga dapat melakukan layanan
pembelajaran secara tepat. Adapun menurut Robb, Benardoni, dan Johnson (1972) dalam
Robert M. Smith tujuan asesmen ialah sebagai berikut.
a. Untuk menyaring dan mengidentifikasi anak
b. Untuk membuat keputusan tentang penempatan anak
c. Untuk merancang individualisasi Pendidikan
d. Untuk memonitor kemajuan anak secara individu
e. Untuk mengevaluasi keefektifan program
Sementara itu, menurut Sumardi & Sunaryo (2006) tujuan asesmen adalah:
a. Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat, dan komprehensif tentang
kondisi anak saat ini
b. Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan
belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhankebutuhan khususnya,
serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak.
c. Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-
kebutuhan khususnya dan memonitor kemampuannya.

Menurut Bomstein dan Kazdin (1985) tujuan asesmen menyebutkan tujuan


asesmen ialah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi
b. Memilih dan mendesain program treatmen
c. Mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus
d. Mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketetapan dari terapi.

3. Prinsip Asesmen
1. Dilakukan secara sistematis melalui pengamatan, perekaman,dan analisis.
2. Dilakukan dengan dengan memperhatikan tujuan pengajaran (prilaku yang terukur,
kondisi, dan kriteria).
3. Analisis dilakukan dengan Norm-Referenced dan Criterion-Reference
4. Analisis dilakukan secara holistik

Untuk memperoleh hasil penilaian yang akurat, kegiatan penilaian hendaknya didasarkan
pada prinsip integral atau komprehensif, prinsip kesinambungan, dan prinsip objektif.
1. Prinsip integral atau komprehensif yakni penilaian pengajaran bahasa Indonesia yang
dilakukan secara menyeluruh dan utuh, yang di dalamnya menyangkut masalah perilaku, sikap
dan kreativitas. Dengan demikian, penilaianpun dilakukan dalam lingkup aspek kognitif,
psikomotor, dan aspek emotif. 2. Prinsip berkesinambungan yakni penilaian yang s dilakukan
secara berencana, terus-menerus, dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan tingkah laku siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar. Untuk memenuhi prinsip
ini, kegiatan penilaian harus sudah direncanakan bersamaan dengan kegiatan penyusunan
program semester dilaksanakan sesuai dengan program yang disusun. 3. Prinsip objektif yakni
penilaian pengajaran bahasa Indonesia yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang
handal dan dilaksanakan secara objektif, sehingga dapat menggambarkan dengan tepat
kemampuan yang diukur. Untuk memenuhi prinsip ini, kegiatan penilaian harus dilaksanakan
secara objektif dengan menggunakan alat ukur yang tepat 4. Bentuk-bentuk Asesmen Bentuk
asesmen yang digunakan dalam upaya di atas antara lain sebagai berikut. 1. Asesmen
Konvensional Secara konvensional, evaluasi terhadap suatu kemampuan (pengetahuan atau
keterampilan) siswa dilakukan dengan suatu proses pengukuran terhadap kemampuan tersebut
menggunakan teknik tes 2. Asesmen Alternatif Teknik pengukuran untuk mengevaluasi
kemampuan siswa dengan menggunakan teknik pengukuran non-tes. 3. Asesmen Otentik Salah
satu bentuk asesmen alternatif yang teknik pengukurannya meminta siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan atau menunjukkan keterampilan sebagaimana pengetahuan atau
keterampilan itu dipakai dalam dunia nyata. 4. Asesmen Kinerja Bentuk asesmen alternatif lain
yang teknik pengukurannya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan berbagai
situasi untuk siswa atau menciptakan berbagai situasi agar siswa dapat menunjukkan
kemampuannya dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam berbagai
situasi (Marzano, 1992).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa asesmen adalah kegiatan
mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa dengan menggunakan bermacam-macam
prosedur, seperti tes formal, inventori, checklist, asesmen diri, portofolio, proyek dan kegiatan
lainnya yang dapat dilakukan dengan tes maupun non tes.

Anda mungkin juga menyukai