Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

INSTRUMENT NON TES


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran

Dosen Pengampu : Ayu Fajarwati, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Hilda Amaliah E4322322002

2. Zahrotu Sofi Nadia E4322322006

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SETIA BUDHI RANGKASBITUNG

2023/2024
PEMBAHASAN
A. Instrumen Nontes

Nontes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji
peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.Teknik penilaian ini
umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat,
sikap sosial, dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik
secara individu maupun secara kelompokkelompok. (Jadwal arifin)

Suatu cara untuk mengukur kemampuan seseorang peserta didik adalah dengan tes serta
berbagai variasinya. Namun, perlu diketahui tes bukanlah satu-satunya cara untuk melakukan
evaluasi hasil belajar peserta didik, teknik lain yang dapat dilakukan adalah dengan teknik nontes.
teknik inilah yang akan mengevaluasi hasil belajar peserta didik dapat dilakukan tanpa menguji
peserta didik,namun dapat di lakukan dengan suatu pengamatan yangsistematis (observation),
memberi penugasan, melakukan wawancara (interview), penyebaran angket (quest ionnaire),
serta memeriksa atau menganalisis berbagai dokumen (documentary analysis). Teknik nontes
berperan penting khususnya untuk evaluasi hasil belajar peserta didik, dalam ranah sikap hidup
(affective domain) dan ranah keterampilan Qtsychomotoricdomain), sedangkan teknik tes sering
digunakan untuk mengevaluasi hasil belaiar peserta didik dari segi ranah berpikirnya (cognitive
domain).

B. Pengertian Nontes

Teknik nontes yaitu suatu teknik penilaian untuk memperoleh suatu hasil gambaran terutama
mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian.saat ini teknik nontes kurang digunakan
dibandingkan teknis tes. Seiring waktu dengan berlakunya kurikulum baru yang didasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik penilaian harus disesuaikan dengan hal-
hal sebagai berikut.

1. Kompetensi yang diukur.

2. Aspek yang akan diukur (pengetahuan, keterampilan atau sikap).

3. Kemampuan peserta didik yang akan diukur.

4. Sarana dan prasarana yang ada.

C. Penugasan

Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas harian (daily learning) yang
harus dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok.
Misalnya melakukan percobaan dengan menanam tomat, membuat berbagai bentuk dengan
bahan dasar plastisin. Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut
peserta didik untuk melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran kelas. Penilaian
dengan penugasan dapat diberikan secara individual atau kelompok. Penilaian dengan Penugasan
dapat berupa tugas atau proyek.Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh Peserta didik secara
terstruktur di luar kegiatan kelas. Contoh pemberian tugas untuk anak TK adalah menjemur
pakaian, mencuci piring makanannya, merapikan pakaian, memberi makan hewan piaraan,
menyiram tanaman, merapikan mainan, dan lain-lain.

D. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu alat penilaian non tes yang digunakan
untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan responden dengan jalan tanya jawab
sepihak, atau dengan kata lain wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan
dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Dikatakan sepihak karena pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan dalam kegiatan wawancara itu hanya berasal dari pihak pewawancara saja,
sementara responden hanya bertugas sebagai penjawab (Pertanyaan hanya diajukan oleh subjek
evaluasi). Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaaan
secara lisan kepada sumber data dan sumber data juga memberikan jawaban secara lisan juga.
Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan
muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Wawancara adalah salah satu cara
memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana
sebenarnya hidup kejiwaan anak bimbing pada saat tertentu yang memerlukan bantuan. (Arifin,
1998:44).

Wawancara adalah suatu teknik penilain yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog)
baik secara langsung (face to face relition) secara langsung apabila wawancara itu dilakukan
kepada orang lain misalnya kepada orang tuanya atau kepada temannya.

Tujuan wawancara Menurut Zainal (2009) ada 3 tujuan dalam melaksanakan wawancara
yakni : Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi
dan kondisi tertentu, Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah dan Untuk memperoleh data
agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu.

E. Pengamatan (observasi)

Observasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan suatu bahan-bahan keterangan yang
dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, terhadap berbagai fenomena
yang di jadikan suatu sasaran untuk di jadikan pengamatan. Observasi dapat dilakukan secara
partisipatif dan nonpartisipatif. Pada observasi partisipatif, observer melibatkan diri di tengah-
tengah observe. Sedangkan pada observasi nonpartisipatif, observer bertindak sebagai Penonton
saja.
Catatan harian dilakukan guru selama melakukan observasi disaat anak bermain. Jika
anak cukup banyak sebaiknya guru memfokuskan pada beberapa anak di setiap harinya secara
bergilir, sehingga dalam satu minggu (sub tema) semua anak sudah teramati dan tercatat
perkembangannya dalam catatan harian.

F. Catatan Anekdot

Catatan anekdot Adalah suatu teknik pengumpulan data yang bersifat pengamatan, akan
tetapi teknik penilaian ini jarang dilakukan oleh guru karena belum memahami dalam mengamati
anak didik dan kesulitan dalam mencatat peristiwa yang betul-betul bermakna. Berikut beberapa
petunjuk saat membuat catatan anekdot:

1. Terdiri atas kata-kata yang menggambarkan situasi/peristiwa yang sebenarnya.

2. Mencatat peristiwa yang bersifat insidental/tiba-tiba.

3. Apa yang dicatat bukan berbentuk interpretasi.

4. Pencatatan sebaiknya segera dilakukan setelah peristiwa terjadi.

Tujuan catatan Anekdot yaitu untuk Memperkuat pemahaman guru terhadap setiap anak
sebagai suatu pola atau munculnya profil anak dan Memunculkan situasi belajar yang lebih tepat
untuk memunculkan kembali perilaku yang diharapkan dan mencegah munculnya kembali
perilaku yang kurang tepat.

G. Proses penilaian

Dalam Kurikulum 2013 PAUD, penilaian yang dilakukan oleh pendidik yaitu dengan
pendekatan autentik (Authentic Assessment). Menurut Morrison, ada berbagai ciri-ciri penilaian
autentik yaitu:

1. Berdasarkan sesuai dengan kurikulum;anak dapat dinilai berdasarkan apa yang mereka
pelajari dan kerjakan.

2. Merupakan proses kerja sama dalam melibatkan anak, guru dan orang tua yakni dalam
proses penilaian yang kooperatif dan kolaboratif; tujuannya adalah membuat penilaian
yang berpusat pada anak.

3. Merupakan bagian dari proses belajar.

4. Menilai anak secara menyeluruh, bukan hanya dari penguasaan keterampilan.

5. Penilaian yang berkelanjutan sepanjang tahun ajaran

6. Menilai anak dan karya mereka yang sebenarnya dengan menggunakan contoh karya,
portofolio, performa, jurnal, proyek, dan observasi guru.
7. Mempertimbangkan kebutuhan khusus menyangkut bahasa, budaya dan kebutuhan
khusus lainnya.

8. Menggunakan sejumlah cara yang berbeda untuk menentukan prestasi anak dan apa yang
mereka ketahui dan mampu lakukan.

Penilaian Diri Sendiri

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai
dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya. Jika melakukan penilaian pada diri sendiri, ada kemungkinan jika hasilnya
menjadi tidak objektif.ada saatnya kita melakukan penilaian diri sendiri,tetapi hanya untuk
kepentingan intropeksi diri.

Penilaian Unjuk Kerja

Perkembangan anak usia dini dapat dipantau melalui beberapa cara penilaian, salah
satunya yaitu menilai unjuk kerja anak. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil
pengamatan terhadap aktivitas siswa. Seperti pembacaan puisi, diskusi, pemecahan masalah,
partisipasi siswa, menari, memainkan alat musik, aktivitas fisik, mengoperasikan suatu alat
(Masnur, 2006:60). Penilaian unjuk kerja dilakukan berdasarkan tugas anak didik dalam
melakukan perbuatan yang dapat diamati, misalnya berdoa, bernyanyi, dan berolahraga (Mulyasa,
2012:198).

Teknik penilaian ini dapat dimanfaatkan untuk mengukur kemampuan anak membaca,
kegiatan olahraga, praktikum (Trianto, 2011:272). Selain itu, penilaian unjuk kerja juga dapat
menilai keterampilan mental. Penilaian unjuk kerja merupakan bentuk penilaian yang meminta
siswa untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, dan kelakuan
ke dalam berbagai tugas dengan kriteria yang diinginkan.

Penilaian Hasik Karya

Penilaian hasil karya adalah suatu kegiatan penting dalam dunia pendidikan anak usia
dini (PAUD) yang bertujuan untuk mengukur kemampuan anak dalam berkreasi dan berekspresi.
Penilaian ini dilakukan oleh guru TK dan memiliki peran yang signifikan dalam menentukan
tingkat kemampuan anak dalam mengekspresikan diri mereka. Dalam konteks ini, penilaian hasil
karya bukan hanya sebatas pengukuran kuantitatif, tetapi juga penilaian kualitatif yang
melibatkan pemahaman mendalam terhadap perkembangan anak.

Pada dasarnya, penilaian hasil karya dalam PAUD adalah sebuah upaya untuk memahami
bagaimana anak-anak mengembangkan kemampuan mereka dalam berbagai aspek, seperti
kemampuan geometri. Proses penilaian ini seringkali mengacu pada empat kriteria utama:
1. BB (Belum Berkembang): Kriteria ini menunjukkan bahwa anak belum mencapai tingkat
perkembangan yang diharapkan dalam kemampuan geometri. Mungkin mereka masih
kesulitan dalam memahami konsep dasar geometri atau belum mampu
mengaplikasikannya dengan baik.

2. MB (Mulai Berkembang): Pada tahap ini, anak-anak mulai menunjukkan tanda-tanda


perkembangan dalam kemampuan geometri mereka. Mereka mungkin telah memahami
beberapa konsep dasar dan dapat menggunakannya dalam konteks tertentu.

3. BSH (Berkembang Sesuai Harapan): Anak-anak yang masuk dalam kategori ini telah
mencapai tingkat perkembangan yang diharapkan dalam kemampuan geometri. Mereka
mampu mengaplikasikan pengetahuan geometri dengan baik dan sesuai dengan
perkembangan usia mereka.

4. BSB (Berkembang Sangat Baik): Kriteria ini menunjukkan bahwa anak-anak telah
mencapai tingkat perkembangan yang sangat baik dalam kemampuan geometri. Mereka
tidak hanya menguasai konsep dasar, tetapi juga dapat menerapkannya dalam berbagai
situasi dan menunjukkan kreativitas dalam penggunaan geometri.

H. Pengarsipan

Pengarsipan merupakan suatu kumpulan dari hasil penggabungan semua data anak yang
berupa portofolio. Setiap anak akan memiliki portofolio yang berbeda walaupun mengikuti
kegiatan pembelajaran yang sama. Pada hakekatnya portofolio merupakan kumpulan berbagai
hasil kegiatan atau catatan-catatan guru tentang berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan
anak dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu semester atau satu tahun.

Portofolio juga disusun sesuai dengan program perkembangan, yakni perkembangan nilai
moral dan agama, sosio-emosional, motorik, kognitif, bahasa, dan seni, misalnya:

1. Perkembangan nilai moral dan agama, berupa hasil pengamatan guru terhadap
kemampuan anak dalam beribadah dan mendengarkan ceritacerita keagamaan.

2. Perkembangan sosio-emosional, berupa catatan guru dan catatan anekdot mengenai


interaksi anak dengan kelompoknya (kemampuan memilih, memecahkan masalah dan
kerja sama dengan orang lain).
PENUTUP
A. Kesimpulan

Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama


mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian siswa yang tidak dapat dinilai secara kuantitatif
seperti dalam teknik tes. Dengan kata lain penilaian non test behubungan dengan penampilan
yang dapat diamati dibandingkan dengan pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak
dapat diamati oleh indera. jenis-jenis instrumen non tes pemberian tugas, wawancara,
pengamatan (observasi), catatan anekdot, penilaian diri sendiri,penilaian unjuk kerja, penilaian
hasil karya dan portofolio (pengarsipan). Untuk meningkatkan suatu mutu pendidikan dan
mencapai sumber daya manusia yang bermutu sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan,
maka perlu dilakukan penilaian proses dan hasil belajar secara sistematis dan berkelanjutan.

B. Saran

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami mli, baik dari tulisan maupun
bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon diberikan sarannya agar kami bias membuat
makalah lebih baik lagi dan semoga makalah ini lebih bermanfaat bagi kita semua
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. zou. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum' Bandung: Remaia
Rosdakarya

Arifin,Zaenal (2009), Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Kementerian Pendidikan Nasional (2010). Pedoman Penilaian Di Taman Kanak-Kanak.. Jakarta.

MOTORCOMCOM. 2023. Penilaian hasil karya.


https://www.motorcomcom.com/2023/09/penilaian-hasil-karya.html?m=1 diakses pada
tanggal 20-10-2023 pada jam 10.00

Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muslich, Masnur. 2006. Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi
Aksara

Olson, f,M & M.P. Zanna. 1993. Attitudes and Attitude Change. Annual Review of Psychology.

Puskurbuk (2014). Pedoman Kurikulum 2013 PAUD. Jakarta.

Sudijono, A. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai