Anda di halaman 1dari 15

EVALUASI PEMBELAJARAN DI TK

DIPOSTING OLEH YANA NOVITA ON SABTU, 13 DESEMBER 2014

KONSEP DASAR EVALUASI PEMBELAJARAN


a. Pengertian Evaluasi Secara Umum
Evaluasi merupakan pengumpulan informasi untuk menentukan kualitas dan
kuantitas belajar peserta didik. Menurut TRIANTO (2007:87) penilaian merupakan
serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan.
Jadi, evaluasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
secara sistematis dan berkesinambungan serta menyeluruh tentang proses dan hasil
belajar peserta didik sehingga dapat dijadikan informasi dan patokan dalam
pengambilan sebuah keptusan mengenai tuntas tidaknya, paham atau tidak paham
siswa dalam proses pembelajaran.
Beberapa aspek yang dapat menjadi perhatian dalam evaluasi sebagai berikut;
- Aspek akademis, meliputi pengetahuan, pemahaman, dan penyimpanan informasi atau
materi pembelajaran dalam otak siswa
- Aspek pemikiran, meliputi penalaran, kerangka keja konseptual, penggunaan metode
ilmiah, pemecahan masalah, dan kemampuan menyusun argumentasi
- Aspek keterampilan. Meliputi keterampilan tulis dan lisan, keterampilan
mengorganisasi dan menganalisis informasi dan keterampilan teknik
- Aspek sikap. Meliputi sikap suka belajar, komitmen untuk menjadi warga negara yang
baik, kegemaran membaca, kegamaran berpikir ilmiah
- Aspek kebiasaan kerja. Meliputi menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, menggunakan
waktu dengan bijaksana dan bekerja sebaik mungkin.
b. Pengertian Dasar Evaluasi Di Tk
Penilaian atau evaluasi di TK merupakan usaha mendapatkan berbagai informasi
secara berkala, berkesinambungan serta menyeluruh tentang proses dan hasil dari
pertumbuhan daan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan
belajar. Penilaian ini juga merupakan upaya untuk mendapatkan informasi atau data
secara menyeluruh yang menyangkut semua aspek kepribadian anak terhadap proses
dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai melalui proses
pembelajaran, meliputi perkembangan fisik motorik, sosial, emosi, kognitif, moral, dan
nilai-nilai agama, serta seni.
c. Prinsip-Prinsip Evaluasi Di Tk
Adapun prisip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi di TK
adalah sebagai berikut ;
a) Berpusat anak.
Penilaian yang dilakukan hendaknya berpusat pada semua aktifitas yang di lakukan oleh
anak. Penilain bertugas melakukan pengamatan terhdap semua aktifitas yang di lakukan
oleh anak setiap saat, dimana saja dan kapan saja tampa harusmenggangu waktu yang
telah di tentukan atau di jadwalkan.
b) Berkesinambunga
Penilaian di lakukan secara berencana, bertahap dan terus-menerus untuk memperoleh
gambaran tentang perkembangan proses belajar anak didik.
c) Menyeluruh atau keterpaduan.
Perubahan prilaku dalam tujuan pembelajaran perlu di capai secara menyeluruh baik
yang menyangkut pengetahuan, sikap, prilaku, nilai, serta keterampilan. Penilain
bersifat menyeluruh apabila penilaian di gunakan mencakup aspek proses dan hasil
pengembangan yang secara bertahap menggambarkan perubahan prilaku.
d) Lebih mementingkan proses dari pada hasil
Penilain pada anak sebaiknay mementingkan pada pengamatan yang dilakukan selama
prose yang berlangsung dan bukan pada hasil akhrinya saja. Penilain yang paling baik
dilakukan saat anak melakukan aktifitas belajar dan bermain. Untuk itu penilaian di
lakukan tidak selalu’’ paper and pencilpes’’, tetapi lebih kepada pengamatan secara
lamhsung terhadap aktifitas anak.
e) Berorinetasi pada tujuan.
Penilaian di tk berorientasi kepada kompetensi yang di harapkan, proses pertumbuhan
dan perkembangan anak.
f) Objektif dan alamiah.
Dalam melakuakn penilain di uasahakan seobjektif mungkin yaitu penilai hanya
memperhatiakn obejnya. Perasaan-perasaan, keinginan-keingina, prasangka-prasangka
penilai sedapatkan mugnkin harus di kesampingkan pada saat menilai. Penilai juga
harus memperhatiak perbedaan-perbedaan yang keunikan perkembangan setiap anak,
sehingga penilai tidak memberikan penafsiran yang sama pada setiap anak.
g) Mendidik
Hasil penilai harus dpaat digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada
semua anak dalam menigkatkan hasil pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh
karena itu, hasil penilain harus di nytakan dan dapat di rasakan sebagai penghargaan
bagi anak yang belum berhasil. Dengan demikian, usaha penilaian dalam memperkuat
prilaku dan sikap yang positif.
h) Konsiten dan jujur.
Penilai yang dilakukan oleh dua orang penilai akan lebih dapat di di pertanggung
jawabkan ketika membuat rekomendasi atau menentuksn tindak lanjut.
i) Kebermaknaan.
Hasil penilain harus bermakna bagi giri, orangtua, anak didik dan pihak-pihak lain yang
membutuhakn utnuk menignktakan pertumbuhndan perkembangan anak.
j) Kesesuain.
Penilaian harus memperhatikan adanya keseian antara apa yang di ajarkan di tk dengan
laporan yang di buat.
d. Karakteristik Dan Manfaat Evaluasi Di Tk
a. Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang di evaluasi
Hal ini biasanya terjadi apabila guru melakukan penilaian yang tidak tampak terhadap
diri siswanya.
b. Lebih bersifat tidak lengkap
Karena evaluasi tidak dilakukan secara kontiniu maka, hanya merupakan sebagai
fenomena saja atau evaluasi hanya sesuai dengan pertanyaan item yang direncanakan
oleh guru.
c. Mempunyai sifat kebermaknaan relatif
Hasil evaluasi tergantung pada tolak ukur yang digunakan oleh guru, dan evaluasi
tergantung dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan.
e. Manfaat Evaluasi di Taman Kanak-Kanak
Penilaian terhadap suatu program pendidikan akan sangat membantu dalam
kegiatan pembelajaran. Penilaian dapat membantu meningkatkan kualitas program
maupun kegiatan belajar anak peserta program pendidikan. Bagi guru, penilaian
merupakan alat bantu dalam memperbaiki pendidikan dan pembelajaran
anak didiknya.
Penialaian di taman kana-kanak bermanfaat untuk mengetahui tingkat
perkembangan anak yang dicapai selama proses belajar mengajar dilakukan, apakah
seluruh aspek perkembangan anak berkembang dengan baik atau tidak, guna untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan nasional pada umumnya.

f. Penggunaan Hasil Evaluasi di Taman Kanak-Kanak


Hasil evaluasi di taman kana-kanak digunakan sebagai :
1. Untuk menentukan mampu tidaknya anak untuk memasuki usia sekolah dasar.
2. Untuk mendiagnosa atau remedial.
3. Perlu tidaknya suatu tema dalam pelajaran anak untuk diulang.
4. Membangkitkan motivasi anak dalam belajar
5. Memberikan laporan kepada orang tua anak.

TEKNIK EVALUASI
Penilaian di TK di laksanakan berdasarkan gambaran /deskripsi pertumbuhan
dan perkembangan serta unjuk kerja peserta didik yang di peroleh dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian. Dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari
,penggunaan berbagai teknik penilaian ini ,terinteragsi dengan kegiatan pembelajaran
itu sendiri, sehingga guru tidak harus menggunakan instrumen khusus.
Ada dua macam teknik yang dapat digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik tes dan
teknik non tes.
a. Tes
Pengertian tes secara harfiah adalah tes berasal dari bahsa perancis kuno: testum
dengan arti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia ,maksudnya dengan
menggunakan alat berupa piring itu akan dapat di peroleh jenis logam akan dapat di
peroleh logam yang sangat tinggi nilainya. Dalam bahasa inggris di tulis dengan “ test:
yang dalam bahasa indonesia yang artinya tes,ujian atau percobaan. Sedangkan dalam
bahsa arab “imtihan”.
Menurut istilah test adalah alat atau prosedur yang di gunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian , testing berarti saat di laksanakannya atau peristiwa
berlangsungnya pengukuran dan penilaian , tester artinya orang yang melaksanakan tes
atau pembuat tes atau eksperimentor yaitu orang yang sedang melakukan percobaan.
Menurut Anne Anastasi dalam karyanya berjudul” psycological testing” yang
dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif
sehingga dapat digunakan secara luas, serta dapat di gunakan untuk mengukur dan
membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.
Menurut Lee J Cronbach dalam bukunya”essential of psikologycal testing” tes
merupakan suatu prosedur yang sistematis utnuk membandingkan tingkah laku dua
orang atau lebih.
Wayan Nurkencana (1993), tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian
yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang
kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau
standar yang telah ditetapkan.
Jadi kesimpulannya test itu merupakan suatu cara untuk menilai satu orang atau
lebih baik dari segi psikis maupun psikologisnya yang mempunyai cara-cara yang
sistematis.

Teknik Tes Pada Anak Usia Dini


Metode tes digunakan dengan alat penilaian berbentuk tes. Karena berbagai
pertimbangan antara lain tujuan kegiatan anak TK, metode tes jarang sekali digunakan.
Namun tidak tertutup kemungkinan guru menggunakan metode tes ini.
Terdapat dua jenis tes, yaitu tes standard dan tes buatan guru. Tes standar terdiri
dari tes intelegensi, minat, bakat kepribadian atau yang lainnya. Tes itu dihasilkan
melalui prosedur yang panjang. Penggunaan tes standard tersebut hanya oleh orang-
orang yang memiliki kualifikasi yang dituntut dalam penggunaan tes itu. Kalau guru
ingin mengetahui potensi yang berhubungan dengan intelegensi atau lainnya itu, guru
harus meminta bantuan ahlinya (psikolog anak). Guru hanya menggunakan hasil tes
untuk lebih mengenali anak.
Tes buatan guru dapat dihasilkan oleh guru, termasuk guru TK. Menurut
Soemiartini (2000) dalam mengembangkan tes ini, guru harus memilih secara cermat
butir-butir pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai.

b. Non Tes
Selain tes, metode penilaian yang lain adalah non tes. Metode ini digunakan dengan
bantuan alat-alat penilaian non tes. Alat penilaian non tes banyak jenisnya yang sering
digunakan di TK antara lain terdiri dari pemberian tuga, percakapan, observasi,
portofolio dan penilaian diri sendiri.
1. Pemberian Tugas
Pemberian tugas adalah suatu cara penilaian yang dilakukan dengan memberikan tugas-
tugas tertentu sesuai dengan kemampuan yang akan diungkap. Penilaian dengan cara ini
dapat digunakan dengan cara melihat hasil kerja anak dan cara anak mengerjakan tugas
tersebut. Pemberian tugas sebagai alat penilaian dapat diselesaikan secara kelompok,
berpasangan atau individual. Data penilaian yang diperoleh melalui pemberian tugas
dapat direkam dengan menggunakan format tugas, daftar cek, dan skala penilaian.
Contoh membentuk dengan tanah liat atau plastisin.
2. Percakapan
Percakapan adalah penilaian yang dilakukan melalui percakapan atau cerita antara anak
dan guru atau antara anak dengan anak. Percakapan dalam rangka penilaian dapat
dilakukan guru dengan sengaja dan topic yang dibicarakan juga sesuai dengan tema
pelaksana kegiatan pada saat itu. Ada dua macam percakaan dalam rangka penilaian
yang dapat dilakukan, yaitu pertama penilaian percakapan yang berstruktur dimana
percakapan dilakukan dengan sengaja oleh guru dengan menggnakan waktu khusus dan
menggnakan pedoman walau sederhana contoh pada berdo’a. Sedangkan yang kedua
penilaian percakapan yang tidak berstruktur dimana percakapan dilakukan antara guru
dan anak tanpa persiapan, dimana saja, kapan saja, dan sedang melakkan kegiatan lain
contoh mengucapkan salam pada saat bertemu.
3. Observasi (Pengamatan)
Observasi atau pengamatan merupakan alat pengumpulan data nilai yang dilakukan
dengan merekam/mencatat secara sistematik gejala-gejala tingkah laku yang tampak.
Pada dasarnya pengamatan dapat dilakukan setiap waktu dan siapa saja, sehinggah ada
orang yang menyatakan bahwa pengamatan merupakan salah satu teknik penilaian
yang sederhana dan tidak memerlukan keahlian yang luar biasa. Namun untuk
memperoleh hasil yang tepat (objektif) pengamatan perlu direncanakan sedemikian
rupa.
4. Catatan anekdot
Catatan anekdot merupakan salah satu bentuk pencatatan tentang gejala tingkah laku
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku anak yang khusus, baik yang positif maupun
yang negative. Catatan anekdot cocok digunakan sebagai alat bantu pencatatan hasil
pengamatan. Hal-hal yang dicatat daam anekdot dapat meliputi prestasi yang
ditunjukkan anak baik berupa karya atau sikap dan perilaku.
5. Skala penilaian
Skala penilaian juga sering digunakan untuk pencatatan hasil pengamatan. Skala
penilaian memuat daftar kata-kata atau pernyataan mengenai tingkah laku, sikap, dan
atau kemampuan siswa. Skala penilaian ada yang berbentuk bilangan, huruf, dan ada
yang berbentuk uraian.
Contoh :
Aktivitas belajar anak 1 2 3 4 5 Angka 1 bisa berarti sangat rendah, 2 rendah, 3 sedang, 4
tinggi dan 5 sangat tinggi.
6. Unjuk kerja
Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut anak didik untuk melakukan tugas
dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi
7. Hasil Karya
Hasil karya adalah hasil kerja anak didik setelah melakukan suatu kegiatan dapat
berupa pekerjaan tangan atau karya seni.
8. Pengembangan perangkat penilaian sendiri
Guru di perbolehkan untuk mengembangkan perangkat evaluasi atau assesment sendiri
sesuai dengan kebutuhan.
9. Penggunaan instrumen standar
Penilaian dengan teknik ini biasanya di tujukan untuk anak yang memerlukan
penanganan khusus, namun teknik ini harus melibatkan orang yang ahli dalam bidang
permasalahan khusus tersebut.

JENIS EVALUASI DI TK

A. Jenis Evaluasi Berdasarkan Tujuan


1. Evaluasi diagnostik
adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan peserta didik
beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi selektif
adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih peserta didik yang paling tepat sesuai
dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. Evaluasi penempatan
adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan peserta didik dalam program
pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4. Evaluasi formati
adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar
dan mengajar.
5. Evaluasi sumatif
adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajat peserta
didik.

B. Jenis Evaluasi Berdasarkan Sasaran


1. Evaluasi konteks
Ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar
belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul
dalam perencanaan
2. Evaluasi input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi
yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Evaluasi proses
Adalah Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik
mengenaikalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi hasil atau produk
Yaitu Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai
dasaruntuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau
dihentikan
5. Evaluasi outcom atau lulusan
Adalah Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni
evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

C. Jenis Evalusi Berdasarkan Lingkup Kegiatan Pembelajaran


1. Evaluasi program pembelajaran
Adalah Evaluasi yang mencakup terhadap tujuanpembelajaran, isi program
pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
2. Evaluasi proses pembelajaran
Adalah Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-
garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dala
melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3. Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek
kognitif, afektif, psikomotorik.

D. Jenis Evaluasi Berdasarkan Objek Dan Subjek Evaluasi


1. Berdasarkan objek
- Evaluasi input, yaitu evaluasi terhadap peserta didik mencakup kemampuan
kepribadian,sikap, keyakinan.
- Evaluasi transformasi, yaitu evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses
pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
- Evaluasi output, yaitu evaluasi yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.
2. Berdasarkan subjek
- Evaluasi internal, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai
evaluator, misalnya guru.
- Evaluasi eksternal ,yaitu evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai
evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.

E. Jenis dan alat Penilaian di TK


 Lembaran pengamatan terstruktur atau daftar periksa pengamat guru
Berisi sejumlah aspek yang akan diamati dengan beberapa kategori penilaian yang
dilakukan dengan memberi tanda ceklis sesuai dengan apa yang tampak selama
pengamatan berlangsung.

Lembar Pengamatan Terstruktur


Nama Anak :
Kelompok :
Minggu Ke :

Hari/tanggal Aspek Kategori Ket


S K Tp
Emosi dan
sosialisasi
a. Melamun
Menangis
c. Mengganggu teman
d. Berterima kasih
Catatan
S : sering
K : Menangis
Tp: Tidak puas

 Catatan anekdot
Merupakan kumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi – situasi
tertentu.Catatan anekdot merupakan catatan singkat peristiwa penting yang
mengungkapkan perhatian secara individu.

Catatan Anekdot
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelompok :

Hari tanggal Catatan Komentar

Mengetahui Kepala TK Guru Pengamat

( ) ( ) ( )

 Catatan Harian
Berisi catatan kegiatan harian atau kesan – kesan tentang kegiatan kelompok atau
perseorangan yang dicatat pada akhir kegiatan.Kelemahannya, catatan ini cenderung
agak subjektif dan seing kali menangkap sebuah kesan atau suasana hati yang sekilas.
Catatan Harian
Kelompok :
Pengamat /Guru :

Hari / tanggal Catatan

 Lembar pemeriksaan kesehatan harian


Lembar pemeriksaan ini digunakan setiap pagi ketika anak – anak memasuki ruangan
kelas. Guru mencatat keadaan kesehatan mereka, terutama yang berhubungan dengan
penyakit yang sering diderita oleh anak.
Format lembar Pemeriksaan Kesehatan

N
Nama Anak Kondisi / kesehatan Keterangan
o

 Portofolio
Berupa koleksi sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh seorang anak. Portofolio
merupakan kumpulan karya anak berupa gambaran, lembar kerja anak,foto atau
rekaman kaset pembicaraan anak.
 Lembaran wawancara dan percakapan
Diperlukan untuk mengetahui pikiran, ide dari seorang anak atau sejimlah anak.

OBSERVASI DAN PENYUSUNAN PANDUAN OBSERVASI


a. Pengertian observasi
Observasi (pengamatan) menurut BREDEKAMP,1997 (dalam Nenny mahyuddin)
merupakan kunci pembelajaran secara menyeluruh tentang anak.
Menurut Harding dan Liz Meldon (1996) (dalam Nenny mahyuddin) adalah
pengamatan mendalam tentang diri anak yang difokuskan pada aspek bermain, bahasa,
perilaku, atau aspek-aspek perkembangan lainnya. Menurut CRI, 2000 (dalam Nenny
mahyuddin), observasi adalah proses memperhatikan seorang anak melakukan kegiatan
atau bermain tanpa mencampuri kegiatan anak tersebut. Menurut Fawzia Aswin Hadis
(dalam Nenny mahyuddin), dalam observasi alami, para peneliti mengamati dan
mencatat perilaku manusia dan lingkungan kehidupan mereka yang sesungguhnya
tanpa manipulasi lingkungan atau merubah perilaku.
Maka dapat disimpulkan bahwa observasi adalah salah satu cara yang dapat
dilakukan dalam evaluasi pembelajaran anak usia dini yang dilakukan melalui
pengamatan terhadap perkembangan anak dalam semua aspek perkembangan guna
untuk mengatahui tingkat perkembangan anak selama proses pembelajaran
berlangsung.
b. Tujuan observasi
Observasi memiliki tujuan yang sangat penting dalam proses pembelajaran terutama
dalam melakukan evaluasi terhadap anak usia dini. Menurut BILLMAN (1996), tujuan
melakukan observasi adalah sebagai berikut :
 Mengidentifikasi minat anak
 Membuat grafik tingkat perkembangan anak
Berdasarkan pengetahuan mengenai perkembangnan setiap anak akan membantu
guru merencanakan kurikulum yang layak berdasarkan pada kebutuhan individu
 Mengetahui bagaimana kemajuan anak
Membantu guru AUD menilai pelaksanaan cara mengajarnya dan mendesain
perkembangan yang layak bagi staf
 Memberikan pelaksana suatu gambaran tentang program dan membantu mereka
menganalisis masalah yang spesifik dalam manajemen kelas
Memberikan tambahan informasi mengenai anak yang dapat didiskusikan dengan
kelompok studi, guru dan aministrator.
Jika di pandang dari sudut anak, maka observasi bertujuan untuk ;
 Memahami apa yang dikatakan oleh anak-anak
 Menginterpretasikan kebutuhan anak
 Memastikan keamanan anak
 Memonitor keamanan anak
Menemukan cara-cara yang tepat untuk memperluas kemampuan anak
 Memahami lebih jauh tentang cara belajar anak
 Menghargai cara-cara anak dalam memecahkan masalah, bersahabat dan cara anak
melihat dunia
c. Langkah-langkah pelaksaan observasi
1. Perencanaan (planning)
2. Persiapan alat-alat (preparation)
3. Tujuan (aims)
4. Pengisian infrmasi (completing a front sheet)
5. Proses (process)
d. Jenis-jenis observasi
1. Catatan anekdot (anecdotal record)
Yaitu catatan singkat tentang kejadian-kejadian yang spesifik, melukiskan sebuah
gambaran dengan kata-kata, memberikan keterangan yang faktual.
2. Catatan berkesinambungan (running record/ diary)
Merupakan cara lain yang dapat digunakan untuk mencatat perkembangan anak secara
berkesinambungan.
3. Time sampling
Merupakan salah satu cara yang ideal untuk mencatat hasil observasi terhadap anak
dalam waktu tertentu selama satu hari penuh, seperti kegiatan anak pada saat datang
dan snack time.
4. Rekaman video dan tape recorder
Dapat digunakan untuk mengobservasi anak sepanjang hari untuk memperoleh suatu
gambaran tipikal anak selama satu hari.
5. Sosiogram
Dapat dipergunakan dalam proses observasi sebagai cara untuk menjelaskan pola anak
secara khusus atau interaksi sosial anak dalam kelompoknya.

WAWANCARA DAN PENYUSUNAN PANDUAN WAWANCARA


1. Pengertian wawancara
Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang
atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari
wawancara adalah untuk mendapatkaninformasi di mana sang pewawancara
melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Ada beberapa pengertian wawancara menurut para ahli, yaitu ;
a. Menurut Moleong (2006), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.
Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam
tentang informan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang tidak
memungkinkan untuk ditemukan melalui observasi.
b. Sugiyono (2005) menyatakan bahwa tujuan dilakukan wawancara atau interviu adalah
untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang informan dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa
ditemukan melalui observasi.
c. Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu
saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu
posisi,jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian
seseorang ataupun mencari informasi.

Berdasarkan sifat pertanyaan, wawancara dapat dibedakan atas:


1. Wawancara terstruktur
Adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
telah tersusun, setiap responden diberi pertanyaan yang sama. Sehingga orang lain
(bukan pengkaji) dapat membantu mengambil data/melakukan wawancara dengan
pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersusun.
2. Wawancara tidak terstruktur
Adalah wawancara yang bebas dimana pengkaji tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya.

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan melakukan wawancara, yaitu:


a. Kelebihannya
1. Dengan wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi
orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan terbuka terhadap
pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
2. Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan sesuai
dengan situasi yang berkembang.
3. Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan
raut wajah orang yang diwawancarai.
4. Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.
b. Kekurangannya
1. Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal
dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
2. Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk
melakukan hubungan antar manusia.
3. Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu, misalnya di
lokasi-lokasi yang ribut dan ramai
4. Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang
dimilikinya sangat terbatas.
Perlu ditekankan disini bahwa wawancara tidak bisa dilaksanakan dalam pendidikn
anak usia dini, kecuali wawancara hanya bisa dilakukan kepada oarang tua dari anak
mengenai pertumbuhan dan pekembangan anak, bakat, minat, kemapuan dan lain
sebagainya, dengan mewawancarai orantua akan mebantu pendidik atau guru dalm
melaksanakna pembelajaran yang lebih afektif lagi.

2. Penyusunan Panduan Wawancara


Dalam penyusunan pandua wawancara perlu dilakuakn tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Tahap Persiapan
1. Menentukan maksud atau tujuan wawancara (topik wawancara).
2. Menentukan informasi yang akan di kumpulkan atau didata.
3. Menentukan dan menghubungi nara sumber
4. Menyusun daftar pertanyaan
b. Tahap Pelaksanaan
1. Mengucap salam
2. Memperkenalkan diri
3. Mengutarakan maksud dan tujuan wawancara
4. Menyampaikan pertanyaan dengan teratur
5. Mencatat dan merekam pokok-pokok wawancara.
6. Mengahiri dengan salam dan meminta kesediaan narasumber untuk dapat dihubungi
kembali jika ada yang perlu dikomfirmasi atau dilengkapi
c. Tahap Penyusunan Hasil Wawancara
Laporan wawancara terdiri dari bagian bagian sebagai berikut:
1. Menentukan Tema atau topik wawancara
2. Tujuan atau maksud dari wawancara.
3. Identitas narasumber
4. Ringkasan isi wawancara.Isi wawancara dapat ditulis dalam bentuk dialog atau dalam
bentuk narasi
Ada beberapa hal yang harus dihindari ketika proses wawancara berlangsung,
yaitu:
a. Menyampaikan pertanyaan yang sudah umum atau pasti jawabannya
b. Menanyakan pertanyaan yang inti jawabannya sama dengan pertanyaan sebelumnya
c. Meminta narasumber untuk mengulang-ulang jawabannya
d. Memotong pembicaraan narasumber
e. Bersikap lebih pandai dari narasumber.

ANGKET DAN PENYUSUNAN INSTRUMENT


A. Pengertian Angket/Kuisioner
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan
maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai
permintaan pengguna. . Angket atau kuesioner Adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.Kuisioner atau angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data yang paling sering digunakan oleh peneliti/pengkaji program karena
dipandang efektif dan efisien. Angket sangat cocok digunakan untuk responden yang
jumlahnya sangat banyak serta wilayah penelitiannya sangat luas.
Sugiyono (2005), mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket
sebagai teknik pengumpulan data yaitu:Isi dan tujuan pertanyaan, Bahasa yang
digunakan, Tipe dan bentuk pertanyaan, Pertanyaan tidak mendua, Tidak menanyakan
yang sudah lupa, Pertanyaan tidak menggiring, Panjang pertanyaan, Urutan
pertanyaan, Prinsip pengukuran, Penampilan fisik angket.
Angket atau kuesioner dapat dibedakan beberapa jenis tergantung sudut
pandangnya. Jenis-jenis tersebut, yakni:
a) Berdasarkan cara menjawab, dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Angket terbuka (angket tidak terstruktur), Adalah angket yang memberikan
kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2. Angket tertutup (angket terstruktur), Adalah angket yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih.
b) Berdasarkan bentuknya, dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Angket pilihan ganda adalah angket yang pengertiannya sama dengan angket tertutup
2. Angket isian adalah angket yang pengertiannya sama dengan angket terbuka.
3. Check list adalah sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check
pada kolom yang sesuai.
4. Rating scale adalah sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

Kelebihan dan kekurangan angket / kuisioner


a) Kelebihan
1. Pertanyaan yang diajukan pada responden dapat distandarkan atau disamakan.
2. Dapat dijawab responden pada waktu luangnya
3. Pertanyaan yang diajukan dapat difikirkan terlebih dahulu, sehingga didapatkan
jawaban yang dapat dipercaya dibandingkan jawaban secara lisan
b) Kekurangan
1. Responden kurang teliti dalam menjawab pertanyaan
2. Sukar dicari validitasnya
3. Waktu pengembaliannya tidak sama-sama.

B. Penyusunan instrument
Menurut Suharsimi Arikunto (2007), instrumen pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Moleong (2006), mengatakan bahwa Instrumen penelitian merupakan alat
pengumpul data. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi intrumen penelitian adalah
peneliti itu sendiri.
Menyusun instrumen pengumpulan data penelitian dilakukan setelah peneliti
memahami betul apa yang menjadi variabel penelitian. Pemahaman Penelitia terhadap
variabel dan hubungan antar variabel aan mempermudah peneliti dalam menentukan
dan menyususn intrumen penelitian yang akan digunakan. Setelah memahami variabel
peneliti dapat menyusun instrumen untuk dapat menjabarkan kedalam bentuk sub
variabel, indikator, descriptor/item dan butir-butir pertanyaan. Dengan demikian maka
instrumen penelitan menajadi hal penting untuk menjaga agar penelitian yang
dilakukan tersebut bermutu dan berkualitas.
Supaya pengkaji program PAUD ini dalam menyusun instrument dapat runtut dan
sistematis, ada lima langkah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen
penelitian, yaitu:
1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan diteliti
2. Menjabarkan variabel menjadi indikator-indikator
3. Menjabarkan indicator menjadi item-item
4. Mendeskripsikan setiap butir item ke dalam jenis instrument
5. Merumuskan butir soal atau pertanyaan maupun pernyataan untuk setiap jenis
instrumen.
Antara instrument dengan metode pengumpulan data saling terkait dan tidak bisa
dipisahkan. Jenis metode yang akan digunakan dalam pengambilan data akan
berpengaruh pada jenis instrument yang akan dipakai sebagai alatnya.
Berikut adalah gambaran keterkaitan antara metode dengan instrument.

No Metode Jenis Instrumen Rumusan Butir


Instrumen
1. Angket/Kuesioner Angket/Kuesioner, Angket, daftar
Rating Scale, Test cocok/check list,
Skala, inventory, soal
tes
2. Wawancara/ Wawancara Pedoman
interviu wawancara, daftar
cocok, daftar
pertanyaan
3. Pengamatan/ Observasi/Pengamatan, Lembar pengamatan,
observasi Wawancara, catatan kasus,
Dokumentasi catatan peristiwa,
panduan observasi,
panduan wawancara,
dokumentasi
4. Studi Dokumentasi, Daftar cocok/check
Dokumentasi Observasi list, dokumentasi,
lembar pengamatan,
catatan kasus,
catatan peristiwa,
panduan observasi.

Contoh cara menjabarkan variabel menjadi sub variabel


Variabel Sub Variabel
Kemandirian siswa Aspek : - dalam mengerjakan
pekerjaan sehari-hari
Sumber: - dalam belajar
- di dalam berpikir
Lokasi : - di rumah
– di sekolah
– di masyarakat

Perhatian orangtua - Terhadap kehidupan sekolah secara


umum
– Terhadap sarana pelajaran
– Terhadap tugas pelajarannya
Kelengkapan sarana - Kelengkapan perabot
- Kelengkapan buku pelajaran dan
buku tulis siswa
- Kelengkapan alat-alat pelajaran
- Kelengkapan alat peraga
Kualitas pelaksanaan CBSA - Kualitas pengorganisasian kelas
- Interaksi belajar mengajar
- Pengerjaan tugas
- Penilaian hasil belajar

Anda mungkin juga menyukai