(ASESMEN) PEMBELAJARAN
Disusun Oleh:
Pembelajaran mengenai anak usia dini (prasekolah) tidaklah sama dengan pembelajaran yang
dilakukan di lembaga sekolah lainnya seperti sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan
sekolah menengah atas. Diakhir kelas enam sekolah dasar atau kelas sekolah menengah
pertama dan sekolah menengah atas, siswa mengerjakan ujian akhir nasional untuk
menentukan lulus tidaknya siswa. Ujian akhir tersebut berbentuk tes tertulis, soal-soal yang
ada didalamnya menggambarkan materi pelajaran standar yang dipelajari siswa selama
belajar di sekolah. Proses seperti ini dikenal dengan istilah evaluasi belajar tahap akhir
nasional kemudian diganti menjadi ujian akhir nasional yang biasanya dilakukan setelah
akhir suatu program.
Tujuan adanya ujian akhir nasional adalah untuk mengukur keberhasilan suatu program
yang diwujudkan dalam bentuk angka atau skor. Jika anak memperoleh niai delapan puluh
berarti anak tersebut menguasi delapan puluh persen materi pelajaran dan berarti lulus.
Sedangkan untuk anak taman kanak-kanak, proses evalusi seperti diatas tidak sesuai,
bahkan tes tertulis seperti itu sebaiknya dihindari kecuali untuk tujuan-tujuan tertentu.
Pertimbangannya ialah bahwa anak taman kanak-kanak belum bisa membaca dan menulis.
Selain itu, tes tertulis membuat anak stres. Sebagai gantinya didalam lembaga pra sekolah
memakai asesmen sebagai evaluasi, penilaian, pengukuran kemampuan belajar siswa.
Adapun aspek-aspek pengembangan kompetensi pada anak usia dini sebagai pendoman guru
pendidik untuk mengetahui bagaimana cara mengenal dan mengetahui karakteristik anak usia
dini serta membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas , rumusan masalah dalam
makalah ini sebagai berikut;
1. Apa Pengertian Asesmen ?
2. Apa prinsip dari Asesmen ?
3. Apa saja teknik Asesmen?
4. Apa komponen Asesmen?
5. Macam-macam Asesmen menurut fungsinya?
6. Bagaimana itu Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif?
7. Bagaimana Penilaian Berbasis Kelas?
1.3.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, tujuan dan kegunaan makalah ini sebagai
berikut:
1. Mengetahui Pengertian Asesmen
2. Mengetahui Prinsip dari Asesmen
3. Mengetahui Teknik Asesmen
4. Mengetahui Komponen Asesmen
5. Mengetahui Macam-macam Asesmen menurut fungsinya
6. Mengetahui Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif
7. Mengetahui Penilaian Berbasis Kelas
BAB II
PEMBAHASAN
Asesmen adalah suatu proses pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian kinerja dan
karya siswa serta bagaimana proses ia menghasilkan karya. Asesmen adalah proses pengumpulan
informasi tentang seorang yang akan digunakan dengan anak tersebut.
Tujuan utama dari suatu asesmen adalah untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dan merencanakan program pembelajaran. Menurut Hargrove dan
Poteet, asesmen merupakan salah satu dari tiga aktivitas evaluasi belajar, ketiga aktivitas tersebut
adalah asesmen, diagnotik, dan preskriptif. Menurut Salvia dan Ysseldyke seperti dikutip oleh
lerner, dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan kesulitan belajar, asesmen dilakukan
untuk lima keperluan, yaitu:
1) Penyaringan (screnning)
2) Pengalihtanganan (referral)
3) Klasifikasi (classification)
4) Perencanaan pembelajaran ( instruction planning)
5) Pemantauan kemajuan belajar ( monittoring pupil progress).
Asesmen tidak digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program, tetapi untuk
mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar anak. Harun rasyid dalam bukunya asesmen
perkembangan anak usia dini menjelaskan bahwa asesmen bagi anak usia dini dan taman kanak-
kanak bukan bertujuan untuk mengukur prestasi dan mencapai keberhasilan skolastik, melainkan
untuk melihat tingkat kemajuan perkembangan serta kemampuan yang telah dilakukan anak
dalam berbagai tindakan, sikap, kinerja, dan tampilan mereka. Prinsip asesmen bagi anak usia
dini dan taman kanak-kanak adalah proses memahami tingkat perkembangan dan pertumbuhan
kemampuan anak secra terus menerus dengan cara mengumpulkan data melalui amatan,
pencatatan, rekaman, terhadap perilaku yang ditampilkan. Asesmen tidak dilakukan dikelas pada
akhir program atau diakhir tahun TK, tetapi dilakukan secara bertahap dan berksesinambungan
sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui. Seperti: ketika anak bermain, menggambar
atau dari karya yang dihasilkan. Asesment tidak mengkondisikan anak pada bentuk ujian.
Dengan mengetahui bakat, minat, kelebihan dan kelemahan siswa, maka guru bersama-sama
dengan orang tua siswa dapat memberi bantuan belajar yang tepat untuk anak sehingga dapat
diperoleh hasil yang optimal. Assesment kompetensi perlu dilakukan melalui berbagai penilaian
agar rumus yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Eko Yunianto,
beberapa penilaian yang digunakan dalam menyusun kompetensi anak usia dini yaitu:
1. Beriorentasi pada kebutuhan anak untuk mendapatkan layanan pendidikan, dan gizi
yang dilaksanakan secara integratif dan holistik.
2. Belajar melalui bermain dengan menggunakann strategi, metode, materi atau bahan,
dan media yang menarik agar mudah diikuti oleh anak.
3. Kreatif dan inovatif, dapat dilakukan dengan kegiatan yang menarik,
memmbangkitkan rasa ingin tahu, memotivasi , anak untuk berfikir kritis, dan
menemukan hal-hal baru.
4. Lingkungan yang kondusif, lingkungan harus diciptakan sedemikian menarik dan
menyenangka, dengan memperhatikan kenyamanan anak dalam bermain.
5. Menggunakan pembelajaran terpadu, menggunakan tema yang menarik anak ( cenet
of interest), dimaksudkan agar anak mampu dan jelas sehingga pembelajaran menjadi
bermakna.
6. Mengembangkan ketrampilan hidup melalui pembiasaan-pembiasaan agar mampu
menolong diri sendiri, didiplin dan memperoleh bekal ktrampilan dasar yang berguna
untuk kelangsungan hidup.
7. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang berasal dari lingkungan alam
sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan.
8. Pembelajaran yang beroriantasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak, ciri-ciri
pembelajaran ini adalah anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan
fisiknya terpenuhi serta merasa aman dan tentram scara psikologis, siklus belajar anak
selalu berulang, dimulai dari membangun kesadaran, melakukan penjelajahan,
memperoleh penemuan, untuk selanjutnya anak dapat menggunakannya.
9. Stimuli terpadu, pada saat anak melakukan kegiatan, anak dapat mengembangkan
beberapa aspek pengembangan sekaligus.
2.2.Prinsip-Prinsip Asesment
Menurut puckett dan black (1994) asesmen autentik yang diterapkan pada anak usia dini
menggunakan beberapa prinsip sebagai berikut.
Holistik
Asesmen meliputi seluruh aspek perkembangan anak, seperti aspek fisik motorik,
sosial, moral, emosional, intelektual, bahasa dan kreatifitas. Perkembangan anak pada
aspek dipantau untuk mengetahui kelebihan, kelemahan, serta kebutuhan anak.
Autentik
Asesmen dilaksanakan melelui kegiatan yang nyata, fungsional, dan alami dengan
harapan hasil asesmen menggambarkan kemampuan anak yang sesungguhya.
Kontinu
Asismen dilakukan secara kontinu, setiap saat ketika anak melakukan secara harian
atau mingguan, tergantung kapan guru memandang saat yang tepat bagi seorang anak
untuk dilihat kemampuannya pada aspek tertentu.
Individual
Asesmen dilakukan untuk melihat perkembangan setiap siswa secara individual
meskipun mungki dilakukan saat anak melakukan kegiatan kelompok. Asesmen tidak
membandingkan prestasi siswa yang satu dengan siswa lainnya. Tetapi asesmen
berusaha untuk mengungkap kelebihan, kelemahan, kebutuhan setiap siswa. Oleh
karena itu tidak layak jika di TK ada juara kelas. Hal itu didasarkan atas prinsip
keilmuan PAUD yang menyatakan bahwa setiap anak pada dasarnya unik, memiiliki
bakat, minat, dan kemampuan yang berbeda. Fungsi guru, orang tua, dan profesional
ialah memberikan bantuan kepada setiap anak agar ia berkembang secara optimal
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing.
Kegiatan pengamatan dapat dilakukan melalui bernagai teknik pengamatan, yang meliputi:
1. Narative observation
2. Anecdotal record
3. Running record
4. Time sampling
5. Chek list
2.4.Komponen Asesmen
Asesmen berdasarkan fungsinya memiliki tigas tujuan, yaitu asesmen untuk pembelajaran,
asesmen sebagai pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.
Oleh karena itu, United Kingdom Assessment Reform Group (1999) telah mengidentifikasi 5
prinsip dari asesmen untuk pembelajaran yang meliputi :
Pendidikan menilai peserta didik dengan dua tujuan pokok, yaitu sebagai berikut:
Untuk memantau pembelajaran peserta didik. Kelemahan yang didapati dalam
pembelajaran peserta didik oleh guru dapat dipergunakan untuk memperbaiki strategi
pembelajaran
Untuk memberi nilai peserta didik yang telah mengikuti seluruh proses pembelajaran
yang digariskan untuk satu semester atau satu tahun pelajaran. Dalam hubungan ini
terlihat bahwa satu tahun pelajaran. Dalam hubungan ini terlihat bahwa asesmen sumatif
itu bersifat evaluasi. Bagi pemenuhan tujuan pertama, dilaksanakan asesmen formatif,
sedangkan bagi pemenuhan tujuan yang kedua dilaksanakan asesmen sumatif.
Penilaian formatif adalah penilaian guru terhadap siswa yang memandu belajar mengajar
sehari-hari. Penilaian formatif biasanya berdasarkan prosedur penilaian informal dan
menggunakan berbagai sumber penilaian. Penilaian formatif adalah penilaian yang sedang
berlangsung selama pembelajaran, yang meninjau dan mengamati proses pembelajaran.
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan guru untuk membuat simpulan mengenai
sejauh mana siswa telah menguasai sasaran-sasaran pengajaran sesuai kurikulum yang berlaku.
Penilaian sumatif biasanya bersifat formal dan dilaksanakan pada akhir semester atau akhir tahun
ajaran. Penilaian sumatif adalah jenis panilaian yang khusus digunakan untuk mengevaluasi
(perhatikan penekanan pada kata evaluasi) keefektifan suatu program pengajaran dan pelayanan
pendidikan pada akhir suatu semester atau akhir tahun akademik. Tujuan dari asesmen sumatif
adalah untuk membuat pertimbangan tentang kompetensi peserta didik setelah seluruh fase
pembelajaran selesai. Asesmen sumatif digunakan untuk menentukan apakah peserta didik
menguasai kompetensi tertentu serta untuk mengidentifikasikan bahan-bahan ajar yang perlu
perhatian tambahan.
Secara ringkas, ciri-ciri penilaian sumatif adalah sebagai berikut:
Penilaian yang dibuat pada akhir pembelajaran dalam satu semester atau satu tahun untuk
menentukan tingkat pemahaman yang telah diraih siswa
Termasuk pemberian nilai atau angka mutu dibandingkan dengan standar yang
diharapkan atau yang telah ditetapkan terlebih dahulu
Berikut tabel menyoroti ciri-ciri khusus yang membedakan asesmen formatif dengan asesmen
sumatif:
Tujuan penilaian berbasis kelas hampir sama dengan tujuan penilaian pada umumnya, hanya
dengan penekanan yang lebih spesifik, antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai umpan balik bagi siswa, baik bagi siswa yang mampu mencapai KKM maupun
yang belum mampu mencapai KKM.
2. Untuk memantau kemajuan belajar siswa.
3. Untuk mendiagnosis kemampuan belajar siswa dan melakukan program pengayaan
maupun program remedial.
4. Sebagai umpan balik bagi guru, untuk memperbaiki program pembelajarannya.
5. Memberikan kemungkinan kepada siswa dalam mencapai kompetensi dengan kecepatan
yang berbeda-beda.
6. Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada para pemangku kepentingan
(stakeholders) tentang efektivitas pendidikan sehingga mau meningkatkan partisipasinya
secara efektif.
1. Tes tertulis, suatu alat penilaian berbasis kelas yang penyajian maupun penggunaanya
dalam bentuk tertulis.
2. Tes perbuatan, dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang
memungkinkan terjadinya praktik. Pengamatan dilakukan terhadap perilaku peserta didik
pada saat proses pembelajaran berlangsung
3. Pemberian tugas, dilakukan untuk semua mata pelajaran mulai awal pembelajaran sampai
dengan akhir pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran dan perkembangan peserta
didik.
4. Penilaian proyek, penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu.
Biasanya merupakan tugas kelompok. Penilaian dilakukan mulai dari pengumpulan,
pengorganisasian, penilaian sehingga presentasi proyek.
5. Penilaian produk, adalah penilaian terhadap penguasaan keterampilan peserta didik dalam
membuat suatu produk.
6. Penilaian sikap, dapat dilakukan berkaitan dengan berbagai objek sikap, seperti sikap
terhadap proses pembelajaran, sikap terhadap materi pelajaran, sikap yang berhubungan
dengan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan dalam diri peserta didik melalui materi
pembelajaran tertentu.
7. Penilaian portofolio, merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya
peserta didik atau catatan berharga terkait peserta didik yang tersusun secara sistematis
dan terorganisasi dengan baik, yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun
waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau
perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu (Surapranata dan Hatta, 2004).
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Asismen adalah suatu proses pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian kinerja dan
karya siswa serta bagaimana proses ia menghasilkan karya. Asesmen adalah proses pengumpulan
informasi tentang seorang yang akan digunakan dengan anak tersebut. Tujuan atau fungsi utama
dari suatu asesmen adalah untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan merencanakan program pembelajaran. Komponen-komponen asesmen aspek
perkembangan fisik-motorik, kognitif, moral, sosial, emosional, kemampuan dalam disiplin ilmu.
Aspek-aspek perkembangan anak usia dini yaitu: perkembangan fisik dan motorik,
perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan moral dan nilai-nilai agama,
perkembangan sosio-emosional, perkembangan seni dan kreatif. Tujuan atau manfaat dari aspek-
aspek perkembangan anak usia dini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
anak usia dini serta membimbing anak usia dini untuk mencapai tahap perkembangan yang
optimal.