Anda di halaman 1dari 8

KOMPARASI PENDIDIKAN

“SDIT Al- Kawaakib”

Disusun Oleh :
1) Septian Dicky Pratama (1809087037)
2) Muhammad Ramadhan (1809087028)
3) Sarah Rahmawati (1809087082)
4) Ine Melia Susanti (1809087026)
5) Rossyta Quarisruri (1809087034)
6) Renisyah (1809087032)
7) Nenih (1809087029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2020
1. Pendekatan SDIT Al Kawaakib

SDIT Al Kawaakib menggunakan metode pembelajaran Indirect Teaching. Metode

pembelajaran ini menggunakan pendekatan guru sebagai fasilitator. Mulai dari perencanaan,

persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi dilakukan dengan diskusi bersama siswa. Sehingga melatih

siswa mengambil keputusan. Siswa melakukan kegiatan mengetahui tujuan dan manfaatnya,

sehingga apa yang dilakukan siswa berdasarkan kesadaran sendiri bukan paksaan. Hal yang

dilakukan guru untuk menuju hal tersebut adalah dengan menaikkan tahap perkembangannya

melalui pijakan yang kuat. Pijakan tersebut dilakukan dengan bertahap melalui 5 kontinum

bahasa (visual looking on, indirect statement, question, direct statement, physical intervention).

Didalam pijakan dengan tahapan 5 kontinum tersebutlah, muncul tidak 3 M (menyuruh,

melarang, dan memerintah), sehingga inisiatif anak terbangun dan melakukan kegiatan karena

memahami tujuan dan manfaatnya.

2. Rekrutmen dan Seleksi Siswa

Rekrutmen dan seleksi siswa yang dilakukan oleh sekolah ini adalah rekrutmen terbuka,

artinya siapa saja boleh mendaftar di sekolah ini. Sedangkan untuk seleksi siswa, sekolah ini

tidak ada tahap seleksi, yang ada ialah tahap observasi. Observasi yang dilakukan guru adalah

dengan menstimulus siswa menggunakan indirect teaching. Dalam proses observasi, sisi yang

diamati oleh guru adalah area fisik, sosial, bahasa, kognitif, kemampuan fisik fine motor,

kemampuan gross motor, perkembangan kognitif, social behaviour, reading, writing, tema

tulisan, tulisan tangan, thematic limits, matematik. Setalah hasil observasi dilakukan, maka akan

dibuat CD hasil obrervasi siswa.


3. Proses Belajar/Kurikulum Yang Khas

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh SDIT Al-Kawaakib meliputi: pijakan

lingkungan, pijakan awal, pijakan individu dan pijakan akhir. Pijakan lingkungan adalah terkait

alat pembelajaran yang dibutuhkan siswa sesuai tahap perkembangan dan materi pembelajaran

yang akan diberikan. Jika pijakan lingkungan yang kita ciptakan tepat seperti posisi duduk,

posisi meja kursi, perlengkapan yang dibutuhkan, dan hal lain yang berhubungan dengan setting

lingkungan pembelajaran. Pijakan awal dilakukan di awal sebelum dimulainya sentra/proyek.

Buku menjadi ciri khas di pijakan ini. Guru memperlihatkan buku untuk menjelaskan tema

pembelajaran di awal, agar siswa tertarik dengan buku. Pijakan individu dilakukan saat proyek

dilakukan. Pijakan ini menggunakan pertanyaan yang terdapat pada RPP, untuk menaikan tahap

perkembangan siswa. Pijakan ini berbeda antar siswa, dan bahasa yang disampaikan sesuai

kebutuhan siswa, karena setiap siswa memiliki karakter keunikannya masing-masing, jika guru

dapat mengelolanya dengan baik, tahap perkembangan dapat naik dengan signifikan. Pijakan

akhir dilakukan setelah sentra/proyek selesai dilakukan. Pijakan ini berupa recalling untuk Pra

Sekolah dan presentasi untuk SD dan SMP. Tahapan pembelajaran wajib dilakukan oleh guru.

Disain pembelajaran ini merupakan program bermutu untuk meningkatkan 6 domain dan tahap

perkembangannya. Proses pembelajaran yang dilakukan membuat anak-anak menemukan ilmu

pengetahuan, dengan indirect teaching, discovery learning, problem based learning, project

based learning. Pengunaan 5 kontinum bahasa (visual looking on, indirect statement, quetion,

direct statement, dan physycal intervention) menjadi referensi pijakan untuk menaikkan tahapan

anak. Guru tidak diperkenankan untuk 3M (marah, melarang, menyuruh) agar inisiatif anak

muncul dengan kesadaran sendiri, dan menjadi cikal bakal menumbuhkan sikap keikhlasan, agar
siswa dapat memaknai semua kegiatan yang dilakukannya. Pembelajaran sesuai dengan yang

direncanakan, sehingga pencapaian tahap perkembangan siswa dapat terukur.

4. Sistem Evaluasi

Sistem evaluasi sekolah ini terbagi menjadi evaluasi setelah pembelajaran (formatif) atau

biasa disebut recalling. Siswa diminta untuk membuat jurnal atas apa yang telah dilakukannya

dalam satu hari tersebut. Sistem evaluasi sumatif juga dilakukan melalui tes-tes berdasarkan

tahap perkembnagan siswa. Terakhir, sistem evaluasi diagnotik dilakukan untuk mengetahui

kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa, sehingga dapat diberikan 

perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnotik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada

tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap evaluasi ini berdasarkan :

1. DIKNAS

 Lesson record.

 Worksheet, eksperimen

 Karya Kreatif

 Project theme

 Daily activities

2. Karakter

 Behaviour record

 Curicular Domain

 Daily Activities
3. Qur’an

 Tahfidz record

 Program muraja’ah

 Love qur’an.

Sistem evaluasi dalam penilaian pada sekolah ini berbentuk CD dan rapot. Berikut adalah

contoh CD:

5. Bahasa

Pengantar
Bahasa pengantar yang dilakukan sekolah ini adalah bahasa Indonesia dengan

memperhatikan kalimat-kalimat positif dengan indirect (secara tidak langsung). 5 kontinum

bahasa yang diterapkan sekolah ini ialah (visual looking on, indirect statement, question, direct

statement, physical intervention).

6. Ciri Khas Sekolah

Ciri khas sekolah ini terletak dari proses pembelajarannya. Dimana, dalam proses

pembelajarannya memperhatikan betul tahap perkembangan siswa sesuai dengan fitrahnya.

Menstimulus otak siswa merupakan program sekolah ini melalui indirect teachingnya. Jadi,

siswa tidak diberikan ilmu secara langsung, melainkan menstimulus otak, sehingga siswa mampu

membaca makna atas ilmu yang dipelajarinya.

Kedua, sekolah ini juga tidak mengikuti siswa SDnya untuk berkompetisi dalam bidang

akademik dan non akademik. Hal ini dikarenakan ketika lomba yang kuat dialirkan pada anak

anak itu adalah aroma persaingan. Segala cara dipakai untuk menang. Rekayasa bisa digunakan

pula. Targetnya adalah dapat piala, jadi juara. Itu membuat anak tertekan. SDIT Al Kawaakib

membangun rasa percaya diri anak dalam setiap kegiatan (ada 13-15 kegiatan dalam satu hari),

mulai dari guru yang memodelkan menjadi pendengar yang baik saat anak bicara, memberi

apresiasi sekecil apapun kenaikan tahap perkembangan mereka, memberi motivasi, hingga

memberi kesempatan semua anak untuk berbicara saat ada masalah, berbicara saat recalling,

berbicara saat membantu maupun butuh bantuan.

Percaya diri bisa dibangun kapan saja, setiap saat, dimana saja oleh orangtua dan guru yang

paham tahap perkembangan anak.


Ketiga, Sinergi Program Sekolah dan Rumah, Anak-anak mempunyai 3 guru. Guru utama

adalah guru di rumah yaitu orang tua, kemudian guru sekolah dan lingkungan. Ketiga ini harus

saling bersinergi dalam pola asuh. Jika salah satu gurunya ada yang tidak sama, maka bangunan

yang di bangun oleh gurunya yg lain akan rapuh. SIT Al Kawaakib, merupakan sekolah para

guru baik guru di rumah maupun di sekolah. Bagi orang tua yang ingin memasukkan anaknya ke

sekolah ini, harus memenuhi salah satu persyaratan, ayah dan bunda wajib mengikuti IPAK 1

(Islamic Parenting Al Kawaakib) selama 3 hari di hari sekolah, karena mereka melihat langsung

dan dari dekat bersama guru dan siswa, bagaimana pembelajaran di sekolah. Hal ini dilakukan

sebelum pengumuman kelulusan siswa. Kami butuh ayah bunda yang dapat bekerjasama dengan

kami berdasarkan ilmu penerapan pola asuh yang sama, yang sudah dilakukan di sekolah

kemudian diterapkan di rumah. Hal ini tidak hanya menyamakan persepsi filosofi pendidikan

pada sistem sekolah, tapi juga bagaimana secara teknis melakukan ke anak. Ayah bunda akan

mendapatkan materi, diskusi, dan observasi selama 3 hari di sekolah dengan melihat kesesuaian

filosofi pendidikan sekolah dengan cara guru memberikan pendidikan di sekolah, keteladanan

dan pola bahasa menjadi hal yang diperhatikan. Sekolah ingin mengembalikan esensi utama

tujuan pendidikan, bahwa pendidikan dasar ada di keluarga dengan pengasuhan yang sama

antara ayah dan bunda. Oleh karena itu, pengasuhan oleh ayah menjadi hal yang penting

diperhatikan oleh sekolah, mengingat sebagian besar pengasuhan dilimpahkan kepada para

bunda dan para ayah bergelut dengan mencari nafkah, abai terhadap pengasuhan anak-anak atau

sebaliknya atau keduanya sama-sama bekerja, pengasuhan dilimpahkan kepada pengasuh. Bagi

orang tua yang ingin mendaftar anaknya ke sekolah ini, langkah paling pertama adalah siap

bekerjasama dengan membuktikan kesediaan waktunya untuk mengikuti IPAK, karena hal ini
tidak mudah di tengah kesibukan bekerja. Bagi sekolah, guru membutuhkan orang tua yang siap

berjuang bersama.

Keempat, sekolah ini tidak memperkenankan TV dan gadget kepada siswa, termasuk saat

di Rumah atau lingkungannya. Bahkan saat Home Learning, pembelajaran tidak menggunakan

teknologi secara langsung dengan siswa, melainkan memberikan program kepada orang tua,

untuk melakukan proyek bersama di rumah. Hal ini bertujuan untu menjaga Kesehatan anak,

karena sinar biru (blue light) yang dipaparkan dari gadget, entah itu smartphone, laptop, atau

bahkan televisi dapat mempengaruhi penurunan ketajaman fungsi penglihatan sentral. Makula

sebagai pusat dari retina merupakan bagian paling vital dari retina mata kita. Biasanya,

Degenerasi Makula sering dijumpai pada orang dengan usia di atas 60 tahun. Tapi seiring dengan

paparan sinar biru, degenerasi makula tidak hanya dijumpai pada orang dengan usia 60-an ke

atas, tapi justru orang-orang muda yang terlampau sering terpapar sinar biru.

Anda mungkin juga menyukai