Disusun Oleh :
1) Septian Dicky Pratama (1809087037)
2) Muhammad Ramadhan (1809087028)
3) Sarah Rahmawati (1809087082)
4) Ine Melia Susanti (1809087026)
5) Rossyta Quarisruri (1809087034)
6) Renisyah (1809087032)
7) Nenih (1809087029)
pembelajaran ini menggunakan pendekatan guru sebagai fasilitator. Mulai dari perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi dilakukan dengan diskusi bersama siswa. Sehingga melatih
siswa mengambil keputusan. Siswa melakukan kegiatan mengetahui tujuan dan manfaatnya,
sehingga apa yang dilakukan siswa berdasarkan kesadaran sendiri bukan paksaan. Hal yang
dilakukan guru untuk menuju hal tersebut adalah dengan menaikkan tahap perkembangannya
melalui pijakan yang kuat. Pijakan tersebut dilakukan dengan bertahap melalui 5 kontinum
bahasa (visual looking on, indirect statement, question, direct statement, physical intervention).
melarang, dan memerintah), sehingga inisiatif anak terbangun dan melakukan kegiatan karena
Rekrutmen dan seleksi siswa yang dilakukan oleh sekolah ini adalah rekrutmen terbuka,
artinya siapa saja boleh mendaftar di sekolah ini. Sedangkan untuk seleksi siswa, sekolah ini
tidak ada tahap seleksi, yang ada ialah tahap observasi. Observasi yang dilakukan guru adalah
dengan menstimulus siswa menggunakan indirect teaching. Dalam proses observasi, sisi yang
diamati oleh guru adalah area fisik, sosial, bahasa, kognitif, kemampuan fisik fine motor,
kemampuan gross motor, perkembangan kognitif, social behaviour, reading, writing, tema
tulisan, tulisan tangan, thematic limits, matematik. Setalah hasil observasi dilakukan, maka akan
lingkungan, pijakan awal, pijakan individu dan pijakan akhir. Pijakan lingkungan adalah terkait
alat pembelajaran yang dibutuhkan siswa sesuai tahap perkembangan dan materi pembelajaran
yang akan diberikan. Jika pijakan lingkungan yang kita ciptakan tepat seperti posisi duduk,
posisi meja kursi, perlengkapan yang dibutuhkan, dan hal lain yang berhubungan dengan setting
Buku menjadi ciri khas di pijakan ini. Guru memperlihatkan buku untuk menjelaskan tema
pembelajaran di awal, agar siswa tertarik dengan buku. Pijakan individu dilakukan saat proyek
dilakukan. Pijakan ini menggunakan pertanyaan yang terdapat pada RPP, untuk menaikan tahap
perkembangan siswa. Pijakan ini berbeda antar siswa, dan bahasa yang disampaikan sesuai
kebutuhan siswa, karena setiap siswa memiliki karakter keunikannya masing-masing, jika guru
dapat mengelolanya dengan baik, tahap perkembangan dapat naik dengan signifikan. Pijakan
akhir dilakukan setelah sentra/proyek selesai dilakukan. Pijakan ini berupa recalling untuk Pra
Sekolah dan presentasi untuk SD dan SMP. Tahapan pembelajaran wajib dilakukan oleh guru.
Disain pembelajaran ini merupakan program bermutu untuk meningkatkan 6 domain dan tahap
pengetahuan, dengan indirect teaching, discovery learning, problem based learning, project
based learning. Pengunaan 5 kontinum bahasa (visual looking on, indirect statement, quetion,
direct statement, dan physycal intervention) menjadi referensi pijakan untuk menaikkan tahapan
anak. Guru tidak diperkenankan untuk 3M (marah, melarang, menyuruh) agar inisiatif anak
muncul dengan kesadaran sendiri, dan menjadi cikal bakal menumbuhkan sikap keikhlasan, agar
siswa dapat memaknai semua kegiatan yang dilakukannya. Pembelajaran sesuai dengan yang
4. Sistem Evaluasi
Sistem evaluasi sekolah ini terbagi menjadi evaluasi setelah pembelajaran (formatif) atau
biasa disebut recalling. Siswa diminta untuk membuat jurnal atas apa yang telah dilakukannya
dalam satu hari tersebut. Sistem evaluasi sumatif juga dilakukan melalui tes-tes berdasarkan
tahap perkembnagan siswa. Terakhir, sistem evaluasi diagnotik dilakukan untuk mengetahui
kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa, sehingga dapat diberikan
perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnotik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada
tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap evaluasi ini berdasarkan :
1. DIKNAS
Lesson record.
Worksheet, eksperimen
Karya Kreatif
Project theme
Daily activities
2. Karakter
Behaviour record
Curicular Domain
Daily Activities
3. Qur’an
Tahfidz record
Program muraja’ah
Love qur’an.
Sistem evaluasi dalam penilaian pada sekolah ini berbentuk CD dan rapot. Berikut adalah
contoh CD:
5. Bahasa
Pengantar
Bahasa pengantar yang dilakukan sekolah ini adalah bahasa Indonesia dengan
bahasa yang diterapkan sekolah ini ialah (visual looking on, indirect statement, question, direct
Ciri khas sekolah ini terletak dari proses pembelajarannya. Dimana, dalam proses
Menstimulus otak siswa merupakan program sekolah ini melalui indirect teachingnya. Jadi,
siswa tidak diberikan ilmu secara langsung, melainkan menstimulus otak, sehingga siswa mampu
Kedua, sekolah ini juga tidak mengikuti siswa SDnya untuk berkompetisi dalam bidang
akademik dan non akademik. Hal ini dikarenakan ketika lomba yang kuat dialirkan pada anak
anak itu adalah aroma persaingan. Segala cara dipakai untuk menang. Rekayasa bisa digunakan
pula. Targetnya adalah dapat piala, jadi juara. Itu membuat anak tertekan. SDIT Al Kawaakib
membangun rasa percaya diri anak dalam setiap kegiatan (ada 13-15 kegiatan dalam satu hari),
mulai dari guru yang memodelkan menjadi pendengar yang baik saat anak bicara, memberi
apresiasi sekecil apapun kenaikan tahap perkembangan mereka, memberi motivasi, hingga
memberi kesempatan semua anak untuk berbicara saat ada masalah, berbicara saat recalling,
Percaya diri bisa dibangun kapan saja, setiap saat, dimana saja oleh orangtua dan guru yang
adalah guru di rumah yaitu orang tua, kemudian guru sekolah dan lingkungan. Ketiga ini harus
saling bersinergi dalam pola asuh. Jika salah satu gurunya ada yang tidak sama, maka bangunan
yang di bangun oleh gurunya yg lain akan rapuh. SIT Al Kawaakib, merupakan sekolah para
guru baik guru di rumah maupun di sekolah. Bagi orang tua yang ingin memasukkan anaknya ke
sekolah ini, harus memenuhi salah satu persyaratan, ayah dan bunda wajib mengikuti IPAK 1
(Islamic Parenting Al Kawaakib) selama 3 hari di hari sekolah, karena mereka melihat langsung
dan dari dekat bersama guru dan siswa, bagaimana pembelajaran di sekolah. Hal ini dilakukan
sebelum pengumuman kelulusan siswa. Kami butuh ayah bunda yang dapat bekerjasama dengan
kami berdasarkan ilmu penerapan pola asuh yang sama, yang sudah dilakukan di sekolah
kemudian diterapkan di rumah. Hal ini tidak hanya menyamakan persepsi filosofi pendidikan
pada sistem sekolah, tapi juga bagaimana secara teknis melakukan ke anak. Ayah bunda akan
mendapatkan materi, diskusi, dan observasi selama 3 hari di sekolah dengan melihat kesesuaian
filosofi pendidikan sekolah dengan cara guru memberikan pendidikan di sekolah, keteladanan
dan pola bahasa menjadi hal yang diperhatikan. Sekolah ingin mengembalikan esensi utama
tujuan pendidikan, bahwa pendidikan dasar ada di keluarga dengan pengasuhan yang sama
antara ayah dan bunda. Oleh karena itu, pengasuhan oleh ayah menjadi hal yang penting
diperhatikan oleh sekolah, mengingat sebagian besar pengasuhan dilimpahkan kepada para
bunda dan para ayah bergelut dengan mencari nafkah, abai terhadap pengasuhan anak-anak atau
sebaliknya atau keduanya sama-sama bekerja, pengasuhan dilimpahkan kepada pengasuh. Bagi
orang tua yang ingin mendaftar anaknya ke sekolah ini, langkah paling pertama adalah siap
bekerjasama dengan membuktikan kesediaan waktunya untuk mengikuti IPAK, karena hal ini
tidak mudah di tengah kesibukan bekerja. Bagi sekolah, guru membutuhkan orang tua yang siap
berjuang bersama.
Keempat, sekolah ini tidak memperkenankan TV dan gadget kepada siswa, termasuk saat
di Rumah atau lingkungannya. Bahkan saat Home Learning, pembelajaran tidak menggunakan
teknologi secara langsung dengan siswa, melainkan memberikan program kepada orang tua,
untuk melakukan proyek bersama di rumah. Hal ini bertujuan untu menjaga Kesehatan anak,
karena sinar biru (blue light) yang dipaparkan dari gadget, entah itu smartphone, laptop, atau
bahkan televisi dapat mempengaruhi penurunan ketajaman fungsi penglihatan sentral. Makula
sebagai pusat dari retina merupakan bagian paling vital dari retina mata kita. Biasanya,
Degenerasi Makula sering dijumpai pada orang dengan usia di atas 60 tahun. Tapi seiring dengan
paparan sinar biru, degenerasi makula tidak hanya dijumpai pada orang dengan usia 60-an ke
atas, tapi justru orang-orang muda yang terlampau sering terpapar sinar biru.