Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Once Orance Tauho

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 859283412

Kode/Nama Mata Kuliah : PAUD4203/Evaluasi Perkembangan Anak TK

Kode/Nama UPBJJ : 79/KUPANG

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
SOAL
1. Agar mendapatkan nilai yang valid dari hasil evaluasi, maka guru harus memperhatikan prinsip-
prinsip pelaksanaan evaluasi. Silahkan saudara jelaskan prinsip-prinsip evaluasi tersebut!
JAWABAN :
Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran
Tujuan dilakukannya evaluasi pembelajaran yaitu untuk menciptakan kegiatan belajar
mengajar yang lebih baik ke depannya. Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang akurat dan
baik, maka evaluasi harus berhubungan dengan beberapa prinsip. Menurut Khusnuridlo
(2010) berikut adalah beberapa prinsip umum evaluasi pembelajaran, yaitu:
1. Kontinuitas
Prinsip evaluasi pembelajaran yang pertama yaitu harus dilakukan secara kontinu atau
berkelanjutan sehingga terlihat keberhasilan antara kegiatan sebelumnya dan setelah
melakukan evaluasi. Dengan melakukan evaluasi secara kontinu, guru juga dapat melihat
perkembangan peserta didik dengan melihat kemajuan hasil belajarnya. Umumnya, proses
evaluasi terus dilakukan selama kegiatan pembelajaran itu juga dilakukan, agar guru dan
sekolah bisa memberikan hasil yang terbaik setiap masanya.

2. Komprehensif
Komprehensif artinya evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh untuk menilai beberapa
aspek di dalamnya seperti aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik peserta didik. Pasalnya,
tidak jarang beberapa guru yang hanya memperhatikan aspek kognitif atau pengetahuan
siswa, padahal seluruh aspek penilaian berperan besar dalam evaluasi pembelajaran.
Sebagai guru, Anda bukan hanya dituntut untuk membuat siswa paham materi pelajaran,
tetapi membentuk karakter siswa lebih baik agar menjadi manusia yang positif dan berguna
bagi kehidupannya. Oleh sebab itu, evaluasi yang baik harus dilakukan secara menyeluruh
setelah proses belajar dan penilaian belajar siswa.

3. Kooperatif
Umumnya, proses evaluasi pembelajaran harus dilakukan dengan berkoordinasi dengan
berbagai elemen untuk mengembangkan siswa, mulai dari guru mata pelajaran, guru wali
kelas, kepala sekolah, orang tua, hingga petugas administrasi. Bahkan, evaluasi juga harus
melibatkan siswa itu sendiri. Hal ini bertujuan agar seluruh elemen yang terlibat dalam
evaluasi pembelajaran merasa dihargai karena sudah berkontribusi langsung atau mengikuti
kerjasama yang dilakukan.

4. Objektif
Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik, maka proses evaluasi tersebut harus dilakukan
secara objektif. Artinya, faktor-faktor subjektif seperti hubungan guru dengan siswa,
kedekatan guru dengan siswa, faktor perasaan tidak tega dan lainnya tidak boleh dimasukkan
dalam proses evaluasi. Apabila siswa tersebut belum mendapatkan nilai yang baik, artinya
guru harus memberikan catatan untuk memotivasi siswa dan memberi penilaian secara
objektif untuk mengukur pengetahuan siswa.
Jika penilaian dilakukan secara subjektif maka hasilnya tidak fair, sehingga hasil evaluasi
kurang tepat.
5. Praktis
Prinsip evaluasi pembelajaran selanjutnya harus dilakukan secara praktis, artinya tidak
memakan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak. Hal ini bertujuan untuk memberikan
kemudahan pada guru dalam menyusun instrumen.
Prinsip evaluasi yang satu ini juga bukan hanya memberikan kemudahan pada satu guru
tetapi oleh seluruh guru, bahkan dirasakan oleh sekolah. Seiring dengan kemudahan atau
kepraktisan evaluasi pembelajaran jangan sampai menghilangkan esensi evaluasi
pembelajaran itu sendiri, yaitu untuk mencapai tujuan belajar dan menciptakan pembelajaran
yang lebih optimal.

2. Asesmen yang dilakukan tidak hanya diperlukan guru untuk memperbaiki layanan pembelajaran
untuk anak, namun juga penting untuk orangtua. Silahkan jelaskan pentingnya asesmen bagi
orangtua!
Jawaban :
Manfaat Asesmen dalam Pembelajaran Anak Usia Dini
1. Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi anak  yang berkaitan dengan
bidang pengembangan pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar.
2. Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki program dan kegiatan
pembelajaran.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap
perrtumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang
sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
5. Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi anak  yang berkaitan dengan
bidang pengembangan pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar.
6. Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki program dan kegiatan
pembelajaran.
7. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap
perrtumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
8. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang
sesuai dengan minat dan kebutuhannya. 

Peran Guru dan Orang Tua Dalam Asesmen Anak Usia Dini
Guru merupakan tenaga pendidik yang bertanggungjawab untuk melakukan transfer ilmu
pengetahuan kepada setiap peserta didik. Sebagai komponen utama pendidikan, guru mempunyai
tugas untuk melayani pembelajaran yang dilakukan setiap murid sekolah.
Peran guru dan orang tua dalam asesmen anak usia dini sangat penting. Guru bukan hanya
memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik tapi juga memberikan contoh teladan yang
baik bagi para muridnya.
Dalam proses asesmen, seorang guru Taman Kanak-kanak memegang peran yang sangat penting.
Karena guru adalah orang pertama di sekolah yang melakukan asesmen pada setiap muridnya.
Sehingga bisa diketahui kemajuan perkembangan setiap siswa dan siswi.
Dari hasil laporan atau hasil asesmen tersebut kemudian dilaporkan kepada kepala sekolah dan
orang tua murid untuk ditindaklanjuti program upaya meningkatkan kemajuan perkembangan pada
anak usia dini.
Sedangkan peranan orang tua dalam asesmen anak juga tak kalah pentingnya. Pada masa sekarang
wabah pandemi Covid-19 berangsur turun tingkat penyebaranya dan mulai berganti dengan wabah
virus jenis omicron di sejumlah negara. Hal tersebut membuat terjadinya beberapa perubahan pola
hidup di masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan di sekolah.
Misalkan yang asalnya belajar di sekolah secara tatap muka langsung dengan berada di satu ruangan
kelas. Namun sejak wabah Covid-19 sistem pembelajaran di sekolah dilakukan secara virtual. Atau
istilahnya belajar online.
Pada masa Covid-19 yang belum usai membuat setiap orang harus waspada terhadap bahaya
penularan yang masih mengancam. Salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang
ketat. Dengan demikian sudah menjadi tanggung jawab bagi setiap orang untuk mencegah
penularan penyebaran virus corona. Tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah dalam mengatasi
wabah pandemik Covid-19.
Begitupun pemerintah secara langsung tidak membuka sekolah secara tatap muka secara
langsung.Namun pemerintah memperhatikan tingkat penyebaran, zona dan faktor lain untuk
berjaga-jaga terhadap kemungkinan terjadinya wabah covid ataupun omicron terjadi kembali
meningkat di Indonesia.
Pada mulanya setiap anak- anak sekolah merasa canggung dengan pembelajaran daring. Namun
seiring berjalannya waktu, anak-anak sekolah sudah terbiasa belajar di rumah secara online.
Pemerintah menyediakan sarana dan prasarana untuk belajar secara online dapat berjalan lancar.
Seperti dengan memberikan kuota internet gratis untuk belajar online pada setiap anak murid atau
orang tua murid dan guru.
Dalam pembelajaran online di rumah atau daring maka orang yang ikut disibukkan adalah orang tua
murid. Guru  sendiri dibantu oleh orang tua murid dalam menjelaskan dan membimbing dalam
pembelajaran anak didik di rumah.
Peran guru dan orang tua dalam asesmen anak usia dini memegang sangat penting untuk
mendorong sang anak agar bisa belajar secara online. Pada belajar dari seperti ini di rumah, orang
tua memegang peranan penting dalam memfasilitasi terus jadinya belajar online.

Di satu sisi belajar online di rumah dengan jarak jauh ada beberapa kekurangan. Namun di sisi lain
belajar di rumah secara online membawa dampak baik yang sesuai dengan tujuan pemerintah yaitu
menghindarkan terjadinya penyebaran virus covid 19.
Pada saat belajar di rumah saat ini orang tua bukan hanya memfasilitasi sang anak untuk dapat
belajar online di rumah tapi juga ikut mendorong dan membantu anak untuk memahami mata
pelajaran yang disampaikan guru di aplikasi daring di rumah. Kemudian orang tua juga bisa melihat
peningkatan kemampuan anak dalam belajar.
3. Ketika melakukan evaluasi dan asesmen perlu memperhatikan prinsip-prinsip perkembangan
anak usia dini. Silahkan jelaskan implikasi prinsip anak usia dini bagi evaluasi yang dilakukan oleh
guru!
Jawaban :
Implikasi terhadap Pembelajaran
Pemahaman guru tentang karakteristik anak akan bermanfaat dalam upaya menciptakan
lingkungan belajar yang mendukung perkembangan anak. Implikasi terhadap praktek
pembelajaran terlihat bahwa ketika pembelajaran berlangsung guru selalu berorientasi pada
perkembangan anak. Guru dalam pembelajaran tampak selalu bertumpu pada pemahaman
karakteristik anak sehingga proses pembelajaran memberikan dampak positif bagi
perkembangan anak. Di samping itu tampaknya sebagian besar guru juga memahami hakekat
pembelajaran pada anak. Para guru tampaknya juga sebagian besar mengerti bahwa adanya
pandangan behaviorisme bahwa belajar terjadi karena pengaruh lingkungan. Belajar terjadi
melalui proses stimulus dan respon yang bersifat mekanis. Oleh karena itu, praktek pembelajaran
yang dilakukan oleh guru telah melakukan manipulasi lingkungan yang sistematis dan terencana
sehingga dapat memberikan stimulus yang pada gilirannya dapat memberikan respon terhadap
rangsangan tersebut.
Sementara itu, sebagian guru telah memahami bahwa belajar adalah membangun pengetahuan
dengan jalan memahami, mencerna dan mewujudkan dalam perbuatan dari dalam diri
seseorang. Dalam kaitannya degan hal tersebut guru telah banyak melakukan proses
pembelajaran dengan memperhatikan aspek individu dan faktor lingkungan. Secara lebih khusus,
kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan guru telah didasarkan atas pemahaman terhadap
konsep belajar dan berorientasi pada perkembangan serta karakteristik anak. Keadaan ini telah
memberikan kontribusi bagi anak dalam belajar sehingga mereka dapat berkembang secara
optimal sesuai potensi yang dimilikinya. Sehubungan dengan itu, Bredekamp dan Rosegrant
(1992) menjelaskan bahwa anak akan belajar dengan baik dan bermakna apabila; anak merasa
aman secara psikologis serta kebutuhan-kebutuhan fisiknya terpenuhi; anak mengkonstruksi
pengetahuan; anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak-anak lainnya.
Selanjutnya, tampak bahwa para guru dalam pembelajaran telah membuat desain intervensi
strategis pada pembelajaran anak usia dini. Desain tersebut terlihat di susun atas dasar:
Perkembangan peserta didik, karena para guru sadar bahwa dalam proses pembelajaran, suatu
pemahaman baru dapat dibangun kalau peserta didik mau dan mampu menghubungkan sesuatu
yang baru ditemuinya itu dengan apa yang terlebih dahulu diketahui dan pahaminya. Keadaan ini
mengharuskan pendidik untuk berupaya memahami apa yang pada diri peserta didik sebelum
proses pembelajaran dilakukan.
Aktivitas belajar harus menantang pemahaman anak dari waktu ke waktu. Guru sadar bahwa
proses belajar terjadi dalam dua arah, yaitu dari yang umum ke yang khusus dan dari yang
spesifik ke yang umum. Oleh karena itu suatu pengetahuan baru akan tersusun atas pengetahuan
kasus perkasus melalui proses peninjauan ulang dan penyelarasan yang dilakukan peserta didik.
Kaji ulang dan penyelarasan terjadi apabila peserta didik dihadapkan pada bukti-bukti, benda,
peristiwa, konsep, penjelasan baru sehingga hal ini akan dihubungkan dengan apa yang telah ada
pada peserta didik.
Guru menyodorkan persoalan-persoalan yang relavansinya tengah dirasakan oleh anak. Dalm
upaya menjamin terjadinya proses belajar pada diri peserta didik sebagian besar guru telah
mampu menangkap momentum kebutuhan belajar peserta didik dengan cara menyodorkan
bebagai persoalan pada saat mereka merasakan adanya relevansi terhadapa apa yang dipelajari.
Guru membangun unit-unit pembelajaran seputar konsep-konsep dan tema-tema besar. Anak-
anak usia dini diajak belajar secara holistic dan terintegrasi. Oleh karena itu guru telah
mengupayakan apa yang disampaikan kepada peserta didik berbentuk konsep-konsep esensial
dan tema-tema besar yang mudah untuk dikontekstualkan. Prinsip-prinsip pembelajaran anak
usia dini telah dipedomani oleh guru dalam melakukan kegiatan pengelolaan kelas di TK. Kelas
sebagai wadah tempat belajar bagi anak merupakan lingkungan yang aman dan kondusif
sehingga anak diarahkan ke arah yang positif. Kelas telah didesain oleh sebagian besar guru
sedemikian rupa sehingga memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan aktivitas
belajar, berinteraksi dengan teman lainnya, belajar sambil bermain dengan penuh rasa senang
dan gembira. Kelas oleh sebagian besar guru telah dilengkapi dengan sejumlah peralatan
bermain sehingga anak secara individual dapat memilih alat permainan sesuai minat dan
kegemaranya. Pengaturan peralatan dalam kelas yang memungkinkan guru utuk
mengembangkan rangkain pola pembelajaran secara bervariasi telah di desain sedemikian rupa.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah mengacu pada konsep belajar sambil bermain,
karena bermain merupakan kegiatan yang dipilih sendiri oleh anak berdasarkan kesukaanya
bukan karena adanya dorongan dari luar diri seperti mengharapkan pujian atau hadiah.
Miyahara, J & Meyers. C. (2008) menyatakan bahwa bermain adalah salah satu alat utama yang
menjadi latihan bagi anak untuk pertumbuhanya. Bermain adalah medium, dimana si anak
mencoba diri untuk melatih kemampuannya. Kegiatan bermain yang dilakukan terdiri kegiatan
bermain bebas, bermain di bawah bimbingan dan berman dengan di arahkan. Bermain bebas
merupakan kegiatan bermain di mana anak mendapat kesempatan secara bebas untuk memilih
alat-alat dan bentuk permainan. Pada kegiatan bermain dengan bimbingan, guru menyediakan,
memilih dan kemudian berupaya membimbing anak untuk menggunakanya sehingga anak
menemukan suatu konsep. Dalam bermain yang diarahkan, guru mengajarkan kepada anak
bagaimana cara menyelesaikan suatu tugas tetentu. Disamping pengaturan ruang kelas,
lingkungan belajar di luar kelas pun telah mendapat perhatian guru untuk ditata secara sistematis
dan terencana. Lingkungan luar kelas yang tertata dengan baik akan memberikan dampak positif
bagi anak dalam belajar, sehingga lingkungan yang demikian dapat memberikan stimulus yang
tepat untuk merangsang anak dan anak pun dapat meresponnya dengan baik.

4. Berikanlah minimal 4 contoh fokus khusus evaluasi pada ruang lingkup anak!
Evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Soemiarti mengutip pendapat Brewer
menyebutkan bahwa penilaian adalah penggunaan sistem evaluasi yang bersifat
komprehensif untuk menentukan kualitas suatu program atau kemajuan seorang anak.
Pendidikan yang diberikan pada anak usia dini seyogyanya lebih kepada upaya optimalisasi
perkembangan anak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam hal ini setiap anak
dengan segala keunikannya tentu mempunyai perkembangan yang tidak selalu sama.

Pentingnya dilakukan evaluasi untuk anak usia dini

1.Untuk memantau perkembangan anak, baik perkembangan dalam aspek kognitif, afektif
maupun psikomotorik.

2.Untuk mengetahui kesulitan belajar anak. Melalui kegiatan ini dapat diketahui dalam
aspek-aspek apa saja anak mengalami kesulitan belajar, sehingga dengan cepat dapat
diketahui cara penyelesaiannya.

3.Untuk melakukan penempatan, yaitu dengan mengetahui bakat, minat dan kemampuan
anak. Hasil dari penilaian itu, pendidik dapat menentukan dalam kelompok mana anak
tersebut ditempatkan.
4.Sebagai pertanggungjawaban pendidik, baik pertanggungjawaban terhadap profesi
pendidik maupun kepada orang tua anak.

Waktu Evaluasi

Dalam pembelajaran anak usia dini, kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan seaktu-waktu
selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil evaluasi tersebut biasanya diberikan saat
pembelajaran semester berakhir. Dalam hal ini, pendidik tidak harus membuat kegiatan tes
atau ujian tersendiri, evaluasi selama kegiatan pembelajaran merupakan hal yang dianjurkan
agar pendidik mampu mengikuti perkembangan anak dan mampu membedakan tahap-tahap
perkembangan anak yang satu dengan yang lainnya.

Macam-macam Evaluasi

Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi:

1.Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan


siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

2.Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat
sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.

3.Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam
program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.

4.Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan
proses belajar dan mengajar.

5.Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan
bekajra siswa.

Jenis evaluasi berdasarkan sasaran:

1.Evaluasi konteks yaitu evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik
mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang
muncul dalam perencanaan

2.Evaluasi input yaitu evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya
maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.

3.Evaluasi proses yaitu evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik
mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor
hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.

4.Evaluasi hasil atau produk yaitu evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang
dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi,
ditingkatkan atau dihentikan.

5.Evaluasi outcom atau lulusan yaitu evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar
siswa lebih lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran:

1.Evaluasi program pembelajaran yaitu evaluasi yang mencakup terhadap tujuan


pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program
pembelajaran yang lain.

2.Evaluasi proses pembelajaran yaitu evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses
pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.

3.Evaluasi hasil pembelajaran yaitu evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa
terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam
aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi

1.Berdasarkan objek:

a.Evaluasi input yaitu evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap,
keyakinan.

b.Evaluasi tnsformasi yaitu evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran


anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.

c.Evaluasi output yaitu evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil
pembelajaran.

2.Berdasarkan subjek:

a.Evaluasi internal yaitu evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator,
misalnya guru.

b.Evaluasi eksternal yaitu evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator,
misalnya orangtua, masyarakat.

Teknik-tekhnik Evaluasi pembelajaran anak usia dini

1.Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data yang penilaiannya berdasarkan pengamatan
langsung maupun tidak langsung pendidik terhadap sikap dan perilaku anak dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini, terdapat beberapa prinsip dasar teknik observasi, yaitu:

a.Observasi harus dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran

b.Harus direncanakan terlebih dahulu secara sistematis

c.Hasil observasi dicatat dan dipilih sesuai tujuan pembelajaran


d.Data observasi harus valid, realibel, dan teliti

e.Observasi harus dapat dikuantifikasikan

2.Catatan Anekdot

Catatan anekdot adalah kumpulan catatan mengenai sikap dan perilaku anak dalam situasi
tertentu di dalam maupun di luar kelas, baik yang bersifat positif maupun negatif. Jenis
evaluasi ini biasanya digunakan untuk menilai hal-hal yang sifatnya non-akademis dan
didasari oleh latar belakang informasi tertentu yang telah diketahui oleh pendidik. Kegunaan
catatan enekdot adalah:

a.Mengetahui bahwa anak merupakan individu

b.Mengetahui sebab suatu tingkah laku yang ditunjuk oleh anak

c.Mengembangkan cara menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi
anak dalam kegiatan belajarnya.

5. Amati seorang anak, pilihlah satu aspek perkembangan anak, tentukan fokus penilaian
beserta indikatornya kemudian buatlah analisis data perkembangannya menggunakan ceklis
wawancara!

Lembar Pengamatan Terstruktur


Nama Anak : Jhosua

Kelompok        : A

Minggu Ke       : I

Kategori
Hari/tanggal Aspek Ket
S K Tp
Emosi dan sosialisasi
a.      Melamun
Menangis
c.      Mengganggu teman
d.      Berterima kasih
Catatan          
S : sering
K : Menangis
Tp: Tidak puas

  Catatan anekdot
Merupakan kumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi – situasi
tertentu.Catatan anekdot merupakan catatan singkat peristiwa penting yang mengungkapkan
perhatian secara individu.

Anda mungkin juga menyukai