Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SINDY AMALIYA

NIM : 857149852

FAKULTAS / PRODI : FKIP / PG PAUD

1. Bagaimana tahapan “bermain” menurut para ahli?


JAWABAN :

a. Unoccupied Play
Pada tahapan ini, anak terlihat tidak bermain seperti yang umumnya dipahami sebagai
kegiatan bermain. Anak hanya mengamati kejadian di sekitarnya yang menarik
perhatiannya. Apabila tidak ada hal yang menarik, maka anak akan menyibukkan dirinya
sendiri. Ia mungkin hanya berdiri di suatu sudut, melihat ke sekeliling ruangan, atau
melakukan beberapa gerakan tanpa tujuan tertentu. Jenis bermain semacam ini hanya
dilakukan oleh bayi. Jenis bermain ini belum menunjukkan minat anak pada aktivitas
atau objek lainnya. Tahapan bermain ini biasanya hanya dilakukan oleh bayi.
b. Solitary Play
Pada tahapan ini, anak bermain sendiri dan tidak berhubungan dengan permainan
teman-temannya. Anak asyik sendiri dan menikmati aktivitasnya. Ia tidak
memperhatikan hal lain yang terjadi. Untuk anak-anak, bermain tidak selalu seperti
aktivitas bermain yang dipahami oleh orang dewasa. Ketika ia merasa antusias dan
tertarik akan sesuatu, saat itulah anak disebut bermain, walaupun mungkin anak hanya
sekedar menggoyangkan badan, menggerakkan jari-jarinya, dll. Pada tahapan ini, anak
belum menunjukkan antusiasmenya kepada lingkungan sekitar, khususnya orang lain.
Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh anak usia bayi sampai umur 2 tahun dan
menurun di masa-masa selanjutnya.
c. Onlooker Play
Pada tahapan ini, anak melihat atau memperhatikan anak lain yang sedang bermain.
Anak-anak mulai memperhatikan lingkungannya. Di sinilah anak mulai mengembangkan
kemampuannya untuk memahami bahwa dirinya adalah bagian dari lingkungan.
Walaupun anak sudah mulai tertarik dengan aktivitas lain yang diamatinya, anak belum
memutuskan untuk bergabung. Dalam tahapan ini anak biasanya cenderung
mempertimbangkan apakah ia akan bergabung atau tidak.
d. Parallel Play
Pada tahapan ini, anak bermain terpisah dengan teman-temannya namun menggunakan
jenis mainan yang sama ataupun melakukan perilaku yang sama dengan temannya. Anak
bahkan sudah berada dalam suatu kelompok walaupun memang tidak ada interaksi di
antara mereka. Biasanya mereka mulai tertarik satu sama lain, namun belum merasa
nyaman untuk bermain bersama sehingga belum ada satu tujuan yang ingin dicapai
bersama. Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh anak-anak di masa awal sekolah.
e. Associative Play
Pada tahapan ini, anak terlibat dalam interaksi sosial dengan sedikit atau bahkan tanpa
peraturan. Anak sudah mulai melakukan interaksi yang intens dan bekerja sama. Sudah
ada kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama namun biasanya belum ada peraturan.
Misalnya melakukan anak melakukan permainan kejar-kejaran, namun seringkali tidak
tampak jelas siapa yang mengejar siapa. Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh
sebagian besar masa anak-anak prasekolah.
f. Cooperative Play
Pada tahapan ini, anak memiliki interaksi sosial yang teratur. Kerja sama atau pembagian
tugas/peran dalam permainan sudah mulai diterapkan untuk mencapai satu tujuan
tertentu. Misalnya, bermain sekolah-sekolahan, membangun rumah-rumahan, dll.  Tipe
permainan ini yang mendorong timbulnya kompetisi dan kerja sama anak. Tahapan
bermain ini biasanya dilakukan oleh anak-anak pada masa sekolah dasar, namun dalam
sudah dapat dimainkan oleh anak-anak taman kanak-kanak bentuk sederhana.

Referensi :

http://ludenara.org/partens-stages-of-play/

2. Bagaimana prinsip-prinsip lingkungan bermain dan belajar anak?


JAWABAN :

1) Tingkat Perkembangan Anak Pengaturan lingkungan belajar dan bermain perlu


disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, baik dalam segi perkembangan
kognitif, motorik, bahasa, maupun psikososial.
2) Stimulasi Perkembangan Anak Lingkungan belajar dan bermain hendaknya diatur
dengan motorik untuk menstimulasi perkembangan anak. Oleh sebab itu,
lingkungan tersebut harus memberikan kesempatan yang luas kepada anak untuk
eksplorasi, penyelidikan, interaksi sosial, komunikasi, dan peningkatan kemampuan
koordinasi gerak motorik.
3) Menghindari Anak cedera Lingkungan belajar dan bermain harus ditata sedemikian
rupa sehingga dapat menghindarkan anak dari kemungkinan mendapat cedera.
Penempatan alat-alat, pemilihan alat permainan dan pengaturan ruangan perlu
memperhatikan keselamatan anak. Setiap guru harus menyadari perlunya
merancang atau mengorganisasikan lingkungan belajar anak dengan tujuan agar
anak selalu tertarik dan terstimulasi untuk mau belajar.
4) Informasi yang berkaitan dengan anak yang akan mengikuti kegiatan belajar.
Walaupun melalui informasi tersebut hanya sedikit yang diketahui oleh guru, tetapi
informasi tersebut tetap akan menjadi sumber pengetahuan bagi masing-masing
guru. Informasi tersebut berupa catatan atau laporan tertulis yang dapat diperoleh
guru beberapa waktu sebelum sekolah dimulai. Melalui pertemuan pertama dengan
murid yang datang bersama orang tua akan menambah informasi sehingga kelas
dapat dirancang dan diorganisasikan oleh guru sesuai anak didik yang telah diterima.
5) Kegiatan harus dilakukan anak yang berkaitan dengan tujuan khusus yang hendak
dicapai. Apabila tujuan khusus pembelajaran adalah pengembangan keterampilan
sosial maka guru perlu mengatur ruangan atau lingkungan belajar yang memberi
kesempatan pada anak untuk berinteraksi di dalam kelompok, seperti menyediakan
sudut permainan drama atau bermain dan lain sebagainya.
Referensi :

http://lilissetiawwatti1917.blogspot.com/2018/10/lingkungan-belajar-dan-bermain-paud-
a.html?m=1

3. Buatlah rancangan satu buah alat permainan berdasarkan ide/gagasan anda sendiri. Alat
permainan yang anda kembangkan harus mengacu pada pelaksanaan pembuatan alat
bermain!
JAWABAN :

Judul : Permainan LINGPUT (Lingkaran Putar)


Jenis kegiatan bermain : Bermain Manipulatif yakni kegiatan bermain ini melibatkan
kemampuan menggunakan tangan.
Rancangan Alat/Media : Dalam pembuatan media lingput ini bahan dan alat yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Bahan:
a. Kalender bekas
b. Kertas lipat
c. Lidi/Jarum pentul
2. Alat:
a. Gunting
b. Spidol/Bolpoin/Pensil
c. Lem kertas dapat diganti dengan nasi

Proses Pembuatan Alat/Media


1. Siapkan semua bahan dan alat yang akan digunakan.
2. Langkah pertama buat lingkaran dikalender bekas
3. Menggambar buah yang mudah digambar kemudian gunting dan tempel dilingkaran
sudah dibuat.
4. Pasang lidi ditengah-tengah lingkaran dan jangan lupa pasang penunjuk jarumnya.
5. Untuk membuat penyangga lingkaran dengan lidi yang sudah dipasang ditengah-tengah
lingkaran dipegang menggunakan tangan agar dapat diputar.
6. Langkah selanjutnya setelah LINGPUT jadi, kita buat gambar buah sesuai buah yang
sudah dipasang dilingput. agar anak dapat mengambil dan menunjukkan gambar buah
yang didapat dalam bermain.

Skenario Kegiatan bermain:


1. Guru memberikan contoh cara bermain lingput melalui video
2. Ibu bersama anak menyiapkan bahan dan alat yang digunakan untuk membuat
permainan Lingput
3. Ibu bersama anak membuat permainan Lingput
4. Setelah Lingput jadi ibu bersama anak menggunakan media itu untuk bermain
5. Anak diajak memutar lingput menggunakan tangan kanan
6. Dalam memutar lingput anak diajak sambil bernyanyi
7. Setelah Lingput diputar tunggu sampai Lingput berhenti dan jarum menunjuk/berhenti
pada gambar apa
8. Anak diajak tanya jawab jarum menunjuk/berhenti pada gambar apa
9. Kemudian anak disuruh mengambil/menunjukkan gambar yang sama yang didapat
dalam bermain lingput

Media pembelajaran : Media Visual

APE yang digunakan : APE LINGPUT

Peran guru :
1. Sebagai motivator agar anak semangat dan antusias dalam bermain
2. Sebagai inspirator agar anak dapat menunjukkan bakat dan potensi yang ada dalam
diri anak

Reaksi anak dalam kegiatan: Anak sangat antusias dan semangat dalam melaksanakan
ini karena dalam belajar sambil bermain
menggunakan media yang menarik anak.
Pola interaksi anak : Interaksi anak dalam kegiatan ini adalah anak sangat tertarik
dalam melakukan kegiatan ini terlihat ketika anak bersemangat
dan antusias dalam permainan Lingput ini.
Analisis Rancangan : Hasil rancangan pembelajaran dimaksudkan untuk memenuhi
tersedianya media pembelajaran yang layak dan praktis yang
dapat meningkatkan semua aspek pengembangan untuk anak
usia dini.

Evaluasi Kebermanfaatan Media:

Di samping hasil yang diperoleh dalam permainan Lingput sesuai dengan kompetensi dasar,
Media Lingput ini mempunyai kebermanfaatan selain untuk anak juga untuk guru yaitu
sebagai berikut:
1. Anak dapat melatih kemandirian

2. Anak dapat mengenal benda-benda di sekitar

3. Anak dapat mengenal keaksaraan awal melalui bermain

4. Anak dapat mengenal angka/lambang bilangan melalui bermain

5. Guru dapat berkreativitas menciptakan media pembelajaran yang efektif

6. Guru lebih profesional dalam membimbing dan mendidik anak-anak

Anda mungkin juga menyukai