PENDAHULUAN
kesenangan tanpa adanya tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. (M. Hariwijaya,
2009).
Pada usia bayi hingga anak-anak, bermain adalah salah satu kebutuhan yang penting dan
harus dipenuhi. Karena dengan bermain dapat merangsang perkembangan sensori dan
perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral, dan bermain sebagai terapi. Dengan
bermain, anak juga dapat mengasah keterampilan dan kemampuan berpikir, mulai dari
mengenali bentuk, mengenali warna, mengetahui jumlah, dan masih banyak lagi.
Salah satu permasalahan yang ada di lapangan adalah tidak semua anak dapat melewati
semua proses perkembangan kemampuan emosi dan sosialnya dengan baik. Sedangkan
pada anak usia playgroup turut menentukan tingkat ketercapaian perkembangan pada
fase perkembangan berikutnya. Pada fase perjalanan kehidupan anak usia playgroup ada
mengungkapkan apa yang sedang dialami dan apa yang harus dilakukannya, sehingga
timbul perilaku menyimpang. Bentuk penyimpangan perilaku ini salah satunya adalah
hiperaktif.
Ada beberapa terapi yang di gunakan untuk menangani anak yang mengalami hiperaktif,
salah satunya terapi bermain. Salah satu permainan yang di berikan untuk anak hiperaktif
adalah permainan lego karena merupakan salah satu permainan edukatif yang
membutuhkan kesabaran dan ketekunan anak dalam merangkainya. Dengan terbiasa
bermain lego, lambat laun mental anak akan terbiasa untuk bersifat tenang,
1.2 Tujuan
Setelah dilakukan tindakan program bermain peserta terapi bermain dapat mencapai
Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit peserta terapi bermain diharapkan:
2) Mampu berkonsentrasi.
DESKRIPSI KASUS
Dalam satuan acara bermain yang kami buat, usia anak yang kami gunakan adalah anak
perempuan berusia 2 tahun dengan berat badan 16kg, tinggi badan 75cm, anak tersebut
Kasus :
Anak K (2 tahun) merupakan anak yang hiperaktif. Saat di rumah maupun di Playgroup,
anak K selalu bermain dan berlari tanpa ada kata lelah. Anak K juga sulit untuk
berkonsentrasi, dan terkadang tidak mau bersosialisasi dengan temannya. Hal ini
menimbulkan resiko cidera pada anak baik guru playgroup maupun orang tua tidak bisa
Menurut Rubin, Fein, & Vandenverg dalam Hughes ada 5 ciri utama bermain yang dapat
1. Bermain didorong oleh motivasi dari dalam diri anak. Anak akan melakukannya
apabila hal itu memang betul-betul memuaskan dirinya. Bukan untuk mendapatkan
hadiah atau karena diperintahkan oleh orang lain.
2. Bermain dipilih secara bebas oleh anak. Jika seorang anak dipaksa untuk bermain,
sekalipun mungkin dilakukan dengan cara yang halus, maka aktivitas itu bukan lagi
merupakan kegiatan bermain. Kegiatan bermain yang ditugaskan oleh guru playgroup
kepada murid-muridnya, cenderung akan dilakukan oleh anak sebagai suatu
pekerjaan, bukan sebagai bermain. Kegiatan tersebut dapat disebut bermain jika anak
diberi kebebasan sendiri untuk memilih aktivitasnya.
3. Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Anak merasa gembira dan
bahagia dalam melakukan aktivitas bermain tersebut, tidak menjadi tegang atau stress.
Biasanya ditandai dengan tertawa dan komunikasi yang hidup.
4. Bermain tidak selalu harus menggambarkan hal yang sebenarnya. Khususnya pada
anak usia prasekolah sering dikaitkan dengan fantasi atau imajinasi mereka. Anak
mampu membangun suatu dunia yang terbuka bagi berbagai kemungkinan yang ada,
sesuai dengan mimpi-mimpi indah serta kreativitas mereka yang kaya.
5. Bermain senantiasa melibatkan peran aktif anak, baik secara fisik, psikologis, maupun
keduanya sekaligus.
BAB III
METODOLOGI BERMAIN
Terapi bermain dengan lego merupakan sebuah permainan bongkah plastik kecil yang
dimainkan dikalangan anak-anak tidak memandang laki atau perempuan, permainan ini
5. Melatih kesabaran
Jenis permainan yang dipilih adalah bermain konstruktif yaitu dengan cara
menghubungkan keping lego dengan keping lego lainnya hingga menjadi suatu bentuk yang
4. Menjelaskan pada orang tua anak bahwa ini hanyalah permainan sehingga tidak perlu
mempermasalahkan bisa atau tidak, yang terpenting manfaat permainan yaitu supaya
Keterangan :
: Leader
: Anggota
: Pasien
: Keluarga
: Alat Bermain
BAB IV
1. Persiapan 15 menit
a. Mempersiapkan ruangan
teknis
c. Mempersiapkan anak
2. Proses :
Cara bermain :
siapa pun.
c. Mengajak anak bermain.
3. Penutup 10 menit
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
terapi bermain karena anak ini adalah anak yang hiperaktif. Anak tampak sering
Kondisi fisik ini menyebabkan anak beresiko cedera karena terlalu aktif. Salah satu
permainan yang di berikan untuk anak hiperaktif adalah permainan lego karena
merupakan salah satu permainan edukatif yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan
anak dalam menyusun suatu keping lego menjadi bentuk yang dinginkan anak. Dengan
terbiasa bermain lego, lambat laun anak akan terbiasa untuk bersifat tenang, mempunyai
kreativitas yang tinggi, menyalurkan keaktifannya melalui permainan lego, anak lebih
berkonsentrasi, dan sabar dalam menyelesaikan dalam suatu permainan atau sesuatu
yang lain.
Persiapan yang dilakukan adalah dengan menyusun preplanning terapi bermain dengan
menyiapkan tempat dan keping lego. Terapi ini dilakukan pada hari Kamis, 16 Maret
5.2 Saran
Sebaiknya orang tua memberikan perhatian yang lebih terhadap anak dengan
memberikan kasih sayang dan meluangkan waktu untuk anak, karena anak yang kurang
mendapatkan kasih sayang dan perhatian cenderung memiliki cara sendiri untuk
memenuhi kebutuhannya, sehingga anak menjadi hiperaktif dan tidak peduli pada
lingkungan sekitar.
SATUAN ANAK BERMAIN
Disusun Oleh :