A. Latar Belakang
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari (Wholey and Wong, 1991). Bermain adalah suatu
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk memperoleh
kesenangan (Foster, 1989). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk
kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir
(Hurlock). Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam
mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami
dengan kesenangan yang diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang
berhubungan dengan lingkungan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Setelah melakukan survei di TK sebagian besar murid-murid di TK tersebut
berusia 4 sampai 6 tahun sebanyak ± 40 anak. Sehingga, sasaran terapi
bermain yang akan dilakukan adalah anak pra sekolah (4 sampai 6 tahun)
sebanyak 40d anak.
1
Klasifikasi dalam permainan ini adalah social affective play dimana anak
belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain terhadap respon
yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas,
kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi.
2. Tujuan Khusus
a Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas.
b Meningkatkan keterampilan anak.
c Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu.
d Memberikan kesenangan dan kepuasan.
C. Metode
a Metode Bermain dengan anak mewarnai gambar yang telah disediakan
oleh terapis.
D. Media
1. Media gambar untuk diwarnai
2. Pensil warna atau crayon
E. MATERI
2
a. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan
setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan
media yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal
lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak.
b. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,
perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan
bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang
digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
pengobatan. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan
manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
2. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta
mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan
masalah dan hubungan sulit.
3. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
4. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan
dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah
lakunya terhadap orang lain.
5. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan
etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta
belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.
c. Manfaat Terapi Bermain
3
1) Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan
menghilangkan kejenuhan terhadap proses belajar.
2) Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat
bermain.
d. Tujuan Bermain
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
pada saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
e. Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain
1. Tahap perkembangan
2. Jenis kelamin anak
3. Status kesehatan anak
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
f. Prinsip-Prinsip Dalam Aktifitas Bermain
1. Perlu energi ekstra
2. Waktu yang cukup
3. Alat permainan
4. Ruang untuk bermain
5. Pengetahuan cara bermain
6. Teman bermain
g. Klasifikasi Bermain
1. Sosial Affective Play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan
yang lain, tetapi tidak terorganisir. Tidak ada pemimpin yang
4
memimpin permainan dan tujuan yang tidak jelas. Contoh: anak-anak
bernyanyi sesuai selera masing-masing.
2. Cooperative Play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi tujuan dan
pimpinan permainan jelas. Contoh : anak-anak bernyanyi bersama-sama
dengan satu orang menjadi pemimpin.
3. Skill Play
Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak khususnya
motorik kasar dan halus. Contoh : Bermain bongkar pasang, mewarnai
gambar.
4. Games atau Permainan
5. Dramatic Play
Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain. Contoh:
Anak memerankan sebagai ayah atau ibu.
h. Pelaksanaan Terapi Bermain
Pengorganisasian
a. Leader : Librani
Tugas :
1) Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
2) Menjelaskan tujuan terapi bermain
3) Menjelaskan aturan terapi permainan
b. Co. Leader : Suherman
Tugas :
1) Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
2) Menyampaikan jalannya kegiatan
3) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya.
c. Observer : Miftahul Jannah
Tugas :
Mengevaluasi jalannya kegiatan
5
d. Fasilitator : Teja Nawawi Kamil, Lina Marlina, Nuralipah
Tugas :
1) Memfasilitator kegiatan yang diharapkan
2) Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan
3) Sebagai Role Model selama kegiatan
M. Kriteria Penilaian
1. Evaluasi Struktur
6
Peralatan bermain seperti gambar dan pensil berwarna sudah tersedia
Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
Jumlah terapis 5 orang.
2. Evaluasi Proses
Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib
dan teratur.
Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik.
Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan.
80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir.
3. Evaluasi Hasil
100 % anak bisa meluapkan kreativitas saat mewarnai gambar
75 % mampu mengikuti permainan yang dilakukan oleh terapis
25 % anak kurang mengikuti permainan mewarnai gambar