Anda di halaman 1dari 2

Awal DESEMBER di tahun

2018
Aku mulai dari ini, dari prinsip dan konsistenku
terhadap diriku sendiri. Tinggalah tahun – tahunan
aku bangun rumah kokoh dengan pemikiranku. Kalian
tau ? Iya Pemikiranku tentang cinta..
, dan saat kata – kata
Disaat aku mempunyai tujuan yang sudah aku susun aku
bangun dengan koko semula hilang dengan adanya
desember datang, Berawal dari suara aku tertarik
untuk mendengarkannya, nadanyapun masih aku ingat
jelas saat dia berbagi tawa dari pengalamannya.
Tahukah aku menikmatinya dan sangat menikmatinya..
Wujudmu tak nampak, merasa gilakan suramu bisa
membuatku penasaran.
Dari sebuah game sederhana kamu mencariku, aku masih
ingat waktu pertama kalinya kamu menyapaku pada awal
desember, saat itu mengajakku untuk tertantang
bermain game, bercerita sampai pagipun tak mau
mengganggu. Bagaimana aku tak bawa perasaa saat kamu
memarahiku untuk makanku yang tak pernah aku
hiraukan, kamu bilang semoga lelahku cepat sembuh..
aku ingat za, pikirku darimana kamu bisa tahu akan
lelahku yang kunjung sembuh...
Banyak pengalaman yg saling bertukar untuk saling
mendengarkan. Benciku aku tak mau berhenti karena
kamu datang disaat lelahku tak ada yang tahu. Semua
berawal itu, aku lebih senang saat keluh dari
pengalamanku terbuang di telingamu.
Setiap hari kita bersama dalam satu suara yg saling
mendengarkan. Entah apa yng kita bicarakan samapai
pagipun enggan memisahkan, lelapmu dan lelapku
saling bertegur sapa bahwa hari besok kita masih
bisa saling mendengarkan. Akhir itu...
Saat kamu memintaku untuk melukis kenanganmu lewat
foto, foto sederhana yg memintaku untuk melihatnya
terus. Aku putus asa kamu bersemangat meringankan
dengan candamu agar aku menyelesaikannya. Goreskan
garis kecil setiap detailnya. Hingga terbentuk dari
Rambut acak acakkan aku rubah dengan rapi. Sampai
imajinasiku aku acak acak untuk merubahnya.
Dan samapai itu goresanku terkumpil menjadi satu dan
terlihat sama dari fo

Anda mungkin juga menyukai