Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI


KEGIATAN MEMBATIK JUMPUTAN PADA KELOMPOK B
DI RA MASYITHOH KANTONGAN

Disusun Oleh:
TATI IRAWATI
NIM 857924554

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA
YOGYAKARTA
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

Nama Mahasiswa : TATI IRAWATI


NIM : 857924554
Progam Studi : S-1 PG PAUD
Tempat Mengajar : RA Masyithoh Kantongan
Judul Laporan : Meningkatkan Kemampuan Motorik
Halus Melalui Kegiatan Membatik
Jumputan Pada Kelompok B
Di RA Masyithoh Kantongan
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 (dua) Siklus
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus 1, Senin-Jum’at / 2-6
November 2020
Siklus 2, Senin-Jum’at / 9-13
November 2020
Tempat Pelaksanaan : Simulasi Video Pembelajaran

Masalah yang merupakan fokus perbaikan:


Masalah pada strategi pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik
halus melalui kegiatan membatik jumputan
Disetujui sebagai laporan mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) pada tanggal 12 Desember 2020.

Yogyakarta, 12 Desember 2020


Menyetujui,

Supervisor Mahasiswa

Muthmainnah, M.Pd Tati Irawati


NIP. 198301122005012001 NIM. 857924554

ii
LEMBAR PENGESAHAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PG PAUD Universitas Terbuka (UT)
Seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 12 Desember 2020

Yang membuat pernyataan

Tati Irawati
NIM. 857924554

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) melalui simulasi video pembelajaran
yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan S1 PG PAUD
Universitas Terbuka.
Penyusunan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini dibuat
dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan membatik
jumputan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan laporan ini, terutama kepada:
1. Bapak Anto Hidayat, S.I.P, M.Si selaku Kepala UPBJJ Universitas Terbuka
Yogyakarta
2. Ibu Muthmainnah, M.Pd selaku tutor dan pembimbing mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) Universitas Terbuka
Yogyakarta
3. Semua pihak yang telah memberikan dukungan
Penulis menyadari penyusunan Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan ilmu dan
kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu punulis mengharapkan kritikan dan
saran yang bersifat membangaun.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mohon maaf atas segala
ketidaksempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat diterima sebagai
kelengkapan untuk menyelesaikan program S1 PG PAUD dan bisa bermanfaat bagi
kita semua.

Yogyakarta, 12 Desember 2020

Tati Irawati
NIM. 857924554

iv
DAFTAR TABEL

1. Tabel 1: Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1


2. Tabel 2: Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus 2
3. Tabel 3: Rekapitulasi Hasil Pra Siklus
4. Tabel 4: Rencana Kegiatan Siklus 1
5. Tabel 5: Pelaksanaan Simulasi Siklus 1
6. Tabel 6: Rekapitulasi Kegiatan Membatik Jumputan Siklus 1
7. Tabel 7: Rencana Kegiatan Siklus 2
8. Tabel 8: Pelaksanaan Simulasi Siklus 2
9. Tabel 9: Rekapitulasi Siklus Membatik Jumputan Pada Siklus 2
10. Tabel 10: Rekapitulasi Membatik Jumputan Siklus 1 dan Siklus 2

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
LEMBAR BEBAS PLAGIAT ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 5
A. Perkembangan Motorik Anak Usia Dini ............................................... 5
B. Batik .......................................................................................................11
C. Batik Jumputan ......................................................................................12
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN ...............................................................................................16
A. Subyek Penelitian ..................................................................................16
B. Desain, Prosedur Perbaikan Pembelajaran ............................................18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................21
A. Deskripsi Simulasi Video Siklus 1 dan Siklus 2 ...................................21
B. Refleksi Video Pertama Sudah Ditindak Lanjuti Di Kegiatan
Pembelajaran Video Kedua ...................................................................41
C. Pembahasan ...........................................................................................41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................45
A. Kesimpulan ............................................................................................45
B. Saran-Saran ............................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan untuk anak usia
0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang memiliki karakteristik yang berbeda
dengan anak usia di atasnya, pada masa ini seorang anak usia dini mengalami
periode yang sangat penting yaitu pembentukan otak, intelegensi, kepribadian,
memori dan aspek perkembangan yang lain. Usia dini merupakan usia yang
paling penting sepanjang rentang pertumbuan dan perkembangan kehidupan
manusia. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Terdapat lembaga-lembaga pendidikan yang diselenggarakan khusus
untuk anak usia dini, salah satunya yaitu Raudhatul Atfal atau Taman Kanak-
Kanak. Raudhatul Atfal atau Taman Kanak-Kanak adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai
enam tahun (Depdiknas, 2006:2). Pendidikan anak usia dini berfungsi untuk
membina, menumbuhkan, mengembangkan seluruh potensi anak secara
optimal sehingga terbentuk prilaku dan kemampuan dasar yang sesuai dengan
tahap perkembangan anak usia dini, perkembangan anak mengacu pada 6 aspek
perkembangan anak yaitu kognitif, sosial emosional, bahasa, seni, nilai moral
dan agama serta fisik motorik, semua aspek perkembangan tersebut sangat
penting untuk dikembangkan secara seimbang aspek satu dengan yang lainnya
Anak Taman Kanak-Kanak (TK) dalam perkembangan fisiknya sangat
berkaitan erat dengan perkembangan motorik. Perkembangan motorik anak
masa lima tahun pertama adalah masa pesatnya perkembangan motorik anak,
motorik adalah semua gerak yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh

1
sedangkan perkembangan motorik dapat disebut perkembangan dari unsur
kematangan dan pengendalian gerak. Perkembangan motorik anak terbagi
menjadi dua bagian yaitu gerak motorik kasar dan gerak motorik halus.
Menurut Sujiono (2005: 1.13) gerak motorik kasar adalah kemampuan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh, sedangkan motorik
halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja
dandilakukan oleh otot-otot kecil, seperti menggunakan jari-jemari tangan dan
pergelangan tangan. Menurut Permendikbud No 137 tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Usia Dini tingkat pencapaian perkembangan anak
usia 5-6 tahun dalam aspek motorik halus adalah menggambar sesuai gagasan,
meniru bentuk, melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan,
menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar, menempel gambar
dengan tepat, mengunting sesuai pola, mengekspresikan diri melalui gerak,
menggambar secara rinci.
Kegiatan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak dapat
dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti menggunting, menulis,
menggambar, meronce, melipat, mewarnai, membatik, setiap anak memiliki
kemampuan motorik halus yang berbeda-beda tergantung dari stimulasi yang
diberikan. perbaikan terhadap kemampuan motorik halus anak dengan
mengusung predikat sekolah sebagai sekolah berbasis budaya, yaitu dengan
kegiatan membatik.
Salah satu upaya dalam mengembangkan motorik halus pada anak dapat
dilakukan dengan kegiatan membatik jumputan. Menurut Murtono (2007: 13)
“Batik jumputan adalah batik yang proses pembuatannya berbeda dengan batik
tulis atau batik cap, yaitu dengan cara mengikat di beberapa bagian kain yang
ingin diberi motif”. Menurut Herni (2007: 48) “Membatik jumputan pada
dasarnya adalah proses pencelupan yaitu sebagian kain diikat rapat menurut
pola tertentu sebelum dilakukan pencelupan dengan zat warna”. Membatik
jumputan dapat menstimulasi perkembangan motorik halus anak karena
membatik jumputan merupakan suatu kegiatan yang menarik karena anak
dapat mengenal seni batik, bermain warna, dan anak dapat mengkoordinasikan

2
gerakan mata dan jari tangannya dalam mengikat kain sehingga membentuk
motif batik jumputan tertentu.
Pada kenyataannya berdasarkan pengamatan menunjukan bahwa anak
kelompok B di RA Masyithoh Kantongan umumnya masih memiliki
kemampuan motorik halus yang belum cukup atau kurang berkembang, hal ini
terlihat saat anak melakukan berbagai kegiatan pada aspek motorik halus pada
kegiatan meronce dengan merjan dari 21 anak 9 diantaranya kesulitan
dalam memasukan kedalam lubang merjan, dalam kegiatan menggunting
pola dari 21 anak 10 diantara tidak lurus atau masih melenceng, pada
kegiatan melipat kertas origami dari 21 anak 13 diantaranya masih belum rapi.
Anak juga masih tampak kurang antusias dan kurang bersemangat dalam
mengikuti kegiatan dalam pembelajaran motorik halus ini terlihat saat guru
menerangkan kegiatan, anak bicara sendiri atau mengajak teman bermain, tidak
segera mengerjakan kegiatan yang diberikan guru. Untuk itu dibutuhkan upaya
“Meningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Membatik
Jumputan Pada Kelompok B di RA Masyitoh Kantongan”
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat
diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut:
a. Pada kegiatan meronce dengan merjan dari 21 anak 12 diantaranya
kesulitan dalam memasukan kedalam lubang merjan.
b. Dalam kegiatan menggunting pola dari 21 anak 10 diantara tidak
lurus atau masih melenceng.
c. Pada kegiatan melipat kertas origami dari 21 anak 13 diantaranya
masih belum rapi.
2. Analisis Masalah
Dari identikasi masalah di atas, dapat dianalisa:
a. Masih rendahnya kemampuan motorik halus anak.
b. Anak dalam kegiatan pembelajaran motorik halus masih kurang
minat.
c. Kurang variasi dalam kegiatan pembelajaran.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka
peneliti dapat merumuskan:
Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan
membatik jumputan pada kelompok B di RA Masyithoh Kantongan?

C. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan
membatik jumputan pada kelompok B di RA Masyithoh Kantongan.

D. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi bahan masukan
kepada lembaga penyelenggara progam paud pada umumnya dan untuk
RA Masyithoh Kantongan dapat meningkatkan proses pembelajaran
dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi penelitian
Dapat meningkatkan pengetahuan dan kegiatan seni membatik untuk
meningkatkan keterampilan motorik halus anak.
b. Bagi guru
Dapat digunakan sebagai informasi dan referensi untuk pendidik
atau guru untuk menggunakan kegiatan membatik jumputan dalam
meningkatkan motorik halus pada anak.
c. Bagi anak
1) Agar anak dapat mengembangkan motorik halusnya.
2) Anak akan memperoleh pembelajaran membatik yang menarik,
menyenangkan dan dapat mengembangkankan keterampilan
motorik halus yang sangat berguna untuk bagi anak.
3) Melatih kesabaran dan ketelitian anak.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Perkembangan Motorik Anak Usia Dini


1. Pengertian Motorik
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh
seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik diartikan sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.
Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat
motorik di otak sebagai pusat gerak (Bambang Sujiono, 2005: 1.3).
Sedangkan menurut Suherman (dalam Sumantri, 2005: 123)
pengembangan keterampilan motorik merupakan kegiatan yang
mengaktualisasikan seluruh potensi anak berupa sikap, tindakan, dan
karya yang diberi bentuk, isi, dan arah menuju pribadi sesuai dengan cita-
cita kemanusiaan.
Elizabeth B. Hurlock (1998:39) mengemukakan bahwa
perkembangan motorik anak adalah suatu proses kematangan yang
berhubungan dengan aspek deferensial bentuk atau fungsi termasuk
perubahan sosial emosional. Proses motorik adalah gerakan yang langsung
melibatkan otot untuk bergerak dan proses persyaratan yang menjadikan
seseorang mampu menggerakkan anggota tubuhnya (tangan, kaki, dan
anggota tubuhnya).
Menurut Endang Rini Sukamti (200:15) perkembangan motorik
adalah suatu proses kemasakan atau gerak yang langsung melibatkan otot-
otot untuk bergerak dan proses persyarafan yang menjadi seseorang
mampu menggerakan tubuhnya. Perkembangan motorik anak terbagi
menjadi dua bagian, yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan motorik
halus.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan motorik adalah perubahan perilaku motorik yang
memperlihatkan kematangan pengendalian gerak tubuh dan otot otot.

5
2. Pengertian Motorik Halus
Menurut pendapat Sujiono (2008: 1.14) motorik halus adalah
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan
dan gerakan pergelangan tangan yang tepat, oleh karena itu gerakan ini
tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini memerlukan
koordinasi antara mata dan tangan yang cermat.
Hal ini selaras dengan yang tercantum dalam Depdiknas:2007
Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkatkan bagian-bagian
tubuh tertetu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oeh karena itu
gerakan di dalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi
membutuhkan koordinasi yang cermat dan teliti.
Menurut Rini Hildayani (2013: 3.20) mengemukan selain
perkembangan motorik kasar yang begitu pesat perkembangan motorik
halus pada anak umur 4-6 tahun koordinasi mata-tangan anak semakin
baik. Ia sudah dapat menggunakan kemampuannya untuk mengurus
dirinya sendiri dengan sedikit pengawasan orang dewasa, mulai dapat
menyikat gigi, menyisir, mengancingkan pakaian, membuka dan menutup
ritsluiting, memakai sepatu sendiri, serta makan menggunakan sendok dan
garpu. Kelenturan tangannya pun makin baik dapat menggunakan
tangannya untuk berkreasi. Misal menggunting kertas dengan lurus,
membuat gambar sederhana dan mewarnai, menggunakan klip untuk
menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam kertas serta
menajamkan pensil dengan rautan.
Sementara itu Sumantri (2005: 143) motorik halus adalah
kemampuan pengorganisasian penggunaan otot-otot kecil seperti jari-
jemari dan tangan yang membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan
tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat
untuk mengerjakan suatu objek.
Masih menurut Sumantri (2005: 145) bahwa keterampilan motorik
halus dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan seperti membentuk
atau memanipulasi dari tanah liat/lilin/adonan, mewarnai, menempel,

6
memalu, menggunting, merangkai benda dengan benang (meronce),
memotong, menjiplak bentuk.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motorik
halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh saja dan
dilakukan oleh ototo-otot kecil seperti ketrampilan memggunakan jai-jari
tangan dan pergelangan tangan, kedua macam gerakan ini sangat
diperlukan anak dikemudian hari.
3. Prinsip Pengembangan Motorik Halus
Pembelajaran yang mengembangkan motorik halus anak perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan motorik halus. Prinsip-
prinsip tersebut sesuai pendapat (Sumantri, 2005: 147-148) yaitu:
a. Berorientasi pada kebutuhan anak, kegiatan yang bertujuan untuk
megembangkan motorik halus sebaiknya disesuaikan dengan tahap
perkembangan anak. Jangan terlalu mudah untuk anak dan jangan
terlalu sulit karena akan berpengaruh pada perkembangannya.
b. Belajar sambil bermain, belajar sambil bermain merupakan hal yang
menyenangkan untuk anak karena dunia anak adalah dunia bermain.
Ketika bermain anak bereksplorasi dengan dirinya sendiri dan
lingkungan disekitarnya sehingga pembelajaran yang dilakukan lebih
bermakna.
c. Kreatif dan inovatif, kegiatan yang dilakukan harus memunculkan
rasa ingin tahu yang besar pada anak dan memotivasi untuk berfikir
kritis sehingga anak akan menemukan hal-hal baru yang menambah
pengetahuannya.
d. Lingkungan kondusif, lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh
terhadap kegiatan pembelajaran sehingga menciptakan lingkungan
yang mempunyai keamanan dan kenyamanan sangat penting
dilakukan. Selain itu, disesuaikan juga dengan gerak anak ketika
bermain.
e. Tema, dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya dimulai dengan hal-
hal yang dekat dengan anak dan menarik sehingga mudah dalam
pengenalan berberapa konsep.

7
f. Mengembangkan keterampilan hidup, kegiatan pembelajaran motorik
halus sebaiknya mengembangkan beberapa keterampilan hidup
seperti menolong diri sendiri, disiplin serta sosialisasi yang sangat
berguna dan penting untuk jenjang selanjutnya.
g. Menggunakan kegiatan terpadu, pembelajaran motorik halus yang
menggunakan model pembelajaran terpadu sangat cocok digunakan
karena tema yang diambil sangat menarik sehingga membuat anak
antusias.
h. Kegiatan berorientasi pada prinsip perkembangan anak, prinsip-
prinsip perkembangan anak yang dimaksud yaitu anak dapat belajar
dengan baik ketika kebutuhan fisiknya terpenuhi, aman dan tentram
secara psikologis. Siklus belajar anak terjadi secara berulang-ulang.
Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman
sebaya yang ada di sekitarnya. Minat anak dan keingintahuannya yang
besar memotivasi belajarnya. Perkembangan dan belajar
memperhatikan perbedaan individual yang setiap anak berbeda-beda.
Prinsip-prinsip pengembangan motorik halus sesuai pendapat Dirjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2007: 11) adalah sebagai
berikut:
a. Pengembangan motorik halus dilakukan secara bertahap serta
berulang-ulang sesuai kemampuan anak.
b. Kegiatan hendaknya diberikan sesuai tema dimana lingkungan
tempat tinggal anak.
c. Stimulasi yang diberikan hendaknya sesuai usia dan taraf
pertumbuhan dan perkembagan anak baik jasmani maupun rohani.
d. Pengembangan motorik anak dilakukan dengan kegiatan yang
menarik dan menyenangkan.
e. Memberikan pengawasan dan bimbingan kepada anak ketika
melakukan kegiatan motorik halus.
f. Kegiatan motorik halus hendaknya dilakukan secara bervariasi agar
tidak timbul kejenuhan.

8
Dari prinsip-prinsip diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
mengembangkan motorik halus hendaknya dilakukan dengan cara yang
menyenangkan atau dengan bermain sehingga anak tidak merasa terpaksa
dan bosan, dan dalam meningkatkan kemampuan anak dilakukan secara
ber ulang ulang. Dan dalam meningkatkan kemampuan motorik halusnya
membutuhkan kesiapan, bimbingan dan motivasi, agar berkembang sesuai
dengan tahapan anak.
4. Tujuan Pengembangan Motorik Halus
Tujuan pengembangan motorik halus untuk anak TK (4-6 tahun)
adalah dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuh dan
terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk
menulis (Puskur, Balitbang Depdiknas 2002 dalam Sumantri, 2010: 146).
Tujuan pengembangan motorik halus anak berdasarkan pendapat Sumantri
(2005:146) adalah sebagai berikut:
a. Mampu mengembangkan keterampilan motorik halus yang
berhubungan dengan gerak kedua tangan.
b. Mempu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan jari-
jemari, seperti kesiapan menulis, menggambar, menggunting dan
memanipulasi benda-benda.
c. Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
d. Mampu mengendalikan emosi dan beraktivitas motorik halus.
Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh Sujiono (2005: 2.12)
bahwa tujuan pengembangan motorik halus adalah:
a. Agar anak dapat berlatih menggerakkan pergelangan tangan dengan
kegiatan menggambar dan mewarnai.
b. Anak belajar ketepatan koordinasi mata dan tangan serta
menggerakkan pergelangan tangan agar lentur.
c. Anak belajar berimajinasi dan berkreasi.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disampaikan di atas dapat
disimpulkan bahwa pemberian stimulasi motorik halus pada anak
kelompok B yaitu usia 5-6 tahun dilakukan untuk mematangkan dan

9
melatih otot-otot kecil anak untuk meningkatkan ketrampilan untuk
persiapan masuk jenjang selanjutnya.
5. Fungsi Pengembangan Motorik Halus
Sumantri (2010: 146) menyatakan bahwa fungsi mengembangkan
motorik halus anak adalah untuk mendukung perkembangan aspek lain
yaitu bahasa, kognitif dan sosial emosional karena satu aspek dengan
aspek perkembangan lain saling mempengaruhi dan tidak dapat
dipisahkan.
Dirjen Manajemen Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah (2007:
2) mengemukakan tentang fungsi keterampilan motorik halus yaitu
sebagai berikut:
a. Melatih kelenturan otot jari tangan.
b. Memacu pertumbuhan dan perkembangan motorik halus dan rohani.
c. Meningkatkan perkembangan emosi anak.
d. Meningkatkan perkembangan sosial anak.
e. Menumbuhkan perasaan menyayangi terhadap diri sendiri.
Hurlock (1978: 163) mengemukakan bahwa fungsi-fungsi
pengembangan motorik halus adalah sebagai berikut:
a. Untuk membantu diri sendiri.
b. Keterampilan bantu sosial.
c. Keterampilan bermain.
d. Keterampilan sekolah.
Dari beberapa fungsi perkembangan motorik halus dapat
disimpulkan bahwa berkembangan aspek motorik halus tidak mungkin
dapat berdiri sendiri tetapi dipengaruhi dan mempengarhi aspek
perkembangan lainnya dan saat anak anak mengembangkan motorik
halusnya diharapkan anak dapat menyesuikan lingkungan sosial dengan
baik.
6. Kegiatan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun
Pengembangan motorik halus anak kelompok B (usia 5-6 tahun)
berdasarkan pendapat Sujiono (2005: 12.9) adalah sebagai berikut:
a. Mengurus diri sendiri tanpa bantuan.

10
b. Membuat berbagai bentuk menggunakan play dough dan tanah liat.
c. Meniru membuat garis tegak, miring, datar, lengkung dan lingkaran.
d. Menggunting berbagai media berdasarkan bentuk atau pola.
e. Memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari).
Tingkat Pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 5-6
tahun berdasarkan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, 2009) yaitu:
a. Menggambar sesuai gagasannya.
b. Meniru bentuk.
c. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan.
d. Menggunakan alat tulis dengan benar.
e. Menggunting sesuai dengan pola.
f. Menempel gambar dengan tepat.
g. Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan
meningkatkan ketrampilan motorik halus anak usia 5-6 tahun agar anak
mampu mengembangkan motorik halus khususnya koordinasi mata dan
tangan secara optimal semakin anak melakukan sendiri kegiatan maka
semakin besar juga rasa kepercayaan dirinya, serta diberikan secara
konsisten dan sesuai perkembangan anak.

B. Batik
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi
bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-
perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam
membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan
membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun,
sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga
tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan
sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh
keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

11
Membatik adalah sebuah kegiatan yang yang menitikkan malam
menggunakan canting yang terdiri dari susunan titik dan garis hingga terbentuk
sebuah lukisan/bentuk yang indah. Lebih rinci, membatik adalah kegiatan
menorehkan malam melalui canting pada bidang kain, dengan menggambarkan
pola-pola yang diinginkan, sehingga terciptalah nilai estetika batik.
Tim Peneliti Bandung Fe Institute (2009:xii-xiii) mengatakan bahwa
membatik adalah teknik perintang warna menggunakan malam, yang telah ada
sejak pertama kali dikenalkan dengan nama batex. Membatik membutuhkan
tenaga yang cukup banyak, yaitu maulai dari mendesain, menggambar motf,
membuka tutup kain menggunakan malam, dan mewarnai. Membatik
merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan tingkat kesabaran yang luar
biasa, karena dalam membatik bersumber dari hati. (Rahayu, 2010:89)
menyatakan bahwa membatik bagi anak usia dini adalah mengoleskan
perintang pada kain atau media pengganti kain sebelum diberi warna.
Pemberian perintang pada kain untuk anak usia dini dilakukan tidak
menggunakan lilin malam yang dipanaskan, karena berbahaya bagi anak.
Pengganti lilin malam bisa menggunakan crayon, pasta tepung, pastel, atau
dengan media lainnya
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa batik adalah kain yang
dilukis dengan cairan lilin malam menggunakan alat bernama canting sehingga
di atas kain tersebut terdapat lukisan bernilai seni tinggi atau kain bergambar
yang dibuat khusus dengan cara menuliskan lilin pada kain mori (kain tenun
berwarna putih, bahan untuk membuat batik). Kemudian kain tersebut diolah
melalui proses tertentu sehingga menjadi pakaian yang bernilai guna tinggi.

C. Batik Jumputan
1. Pengertian Batik Jumputan
Menurut Rosyidah, dkk (2017: 64) batik jumputan ialah batik yang
pembutannya dilakukan dengan cara ikat celup, kain di ikat dengan tali
kemudian dimasukkan ke dalam pewarnya dengan cara di celup. Batik
jumputan termasuk batik yang sederhana karena dalam pembuatannya
kainnya diikat atau dijahit dan dikerut dengan menggunakan tali dan tidak

12
menggunakan malam. Ningsih (2001: 1) juga berpendapat bahwa batik
jumputan berasal dari kata “jumputan” yang berasal dari bahasa Jawa.
jumput mempunyai arti mengambil sebagian atau memungut dengan ujung
jari tangan.
Batik jumputan mempunyai cara pembuatan yang sangat mudah
dilakukan serta sederhana karena tidak memerlukan canting serta lilin
yang panas dalam pembuatannya. Batik jumputan dibuat dengan cara
menjumput kain yang diisi biji-bijian sesuai dengan motif yang
dikehendaki, dilanjutkan dengan mengikat, dan terakhir melakukan
pencelupan ke dalam pewarna. Batik Jumputan adalah batik yang
dikerjakan dengan cara ikat celup, diikat dengan tali dicelup dangan
warna. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kainnya diikat atau
dijahit dan dikerut dengan menggunakan tali. Tali berfungsi sama halnya
dengan malam yakni untuk menutup bagian yang tidak terkena warna.
2. Langkah- langkah Membuat Batik Jumputan
a. Secara Umum
Menurut Ningsih (2001: 5) ada beberapa langkah dalam membuat
batik jumputan, antara lain:
Persiapan membuat batik jumputan Siapakan bahan dan alat yang
digunakan sebelum melaksanakan kegiatan membatik dengan teknik
jumputan, yang terdiri dari:
1) Bahan dasar yang diperlukan yaitu kain mori yang berwarna putih
yang biasa digunakan membuat batik tulis. Kain mori mempunyai
jenis yang bermacam-macam seperti birkolin, mori primisima,
mori prima, serta mori biru.
2) Bahan pengikat yang dapat digunakan sebagai pengikat biji-bijian
untuk membuat motif batik yaitu karet gelang dan bisa diganti
dengan pengikat lainnya seperti rafia, tali, dan benang.
3) Bahan isi ikatan, bahan yang digunakan untuk isian didalam motif
dapat menggunakan biji-bijian, misalnya kedelai, jagung, kacang
hijau serta dapat menggunakan kelereng dan kerikil untuk bahan

13
isi ikatan. Isi ikatan disesuaikan dengan motif batik, dari segi
ukuran motif.
4) Peralatan menggambar motif, alat yang perlukan untuk
menggambar motif yaitu penggaris yang mempunyai ukuran
panjang 1 meter, kapur warna, dan pensil.
5) Bahan dan alat mewarnai, bahan perwarna untuk proses
pewarnaan batik jumputan menggunakan bahan pewarna natfol
serta garam. Alat yang diperlukan untuk mewarnai kain adalah 2
buah ember plastik, kompor, cerek atau panci, kaos tangan
plastik, dan tempat batik jumputan dibuat dengan menggunakan
pewarna naftol dan menggunakan kompor yang cukup berbahaya
bagi anak. Oleh karena itu proses pembuatan batik jumputan
untuk anak dibuat lebih sederhana.
b. Cara Untuk Anak
Akan tetapi proses pembuatan batik jumputan untuk anak dibuat lebih
sederhana dan dengan menggunakan bahan dan alat yang aman untuk
anak usia dini tanpa kompor dan pewarna kimia, alat dan bahan:
1) Kain mori, dipotong sama sisi seukuran sapu tangan
2) Mangkuk plastik untuk tempat warna
3) Pewarna makanan untuk memnerikan warna pada kain
4) Karet gelang atau benang nyilon untuk mengikat
5) Air
6) Kuas
Cara pembuatan:
1) Pertama kita ambil atau kita siapkan kain dan tali untuk mengikat
bisa menggunakan, gelang karet, benang nyilon atau tali rafia.
2) Menjuput kain lalu ikat denga rapi dan kencang, bila ingin terlihat
lebih rapi masukan kelereng atau benda lain yang bentuk bundar
dalam jumputan sebelum diikat.
3) Setelah diikat kain bisa langsung diwarnai dengan cara
mencelupkan atau mengoles dengan kuas ataupun sendok.

14
4) Jemur dan setelah kering lepaskan tali ikatan untuk melihat hasil
batikan yang talah kita buat.
Menurut James (1990, dalam Hulit & howard, 1997), tips
berbicara dengan anak kecil adalah menggunakan kalimat yang
singkat dan mudah dicerna, bicarakan mengenai hal yang konkret
tentang kegiatan yang dilakukannya, ulangi perkataan dengan ucapan
yang lebih jelas dan benar.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa batik jumputan
adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup, di ikat dengan
tali di celup dangan warna. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi
kainnya diikat atau dijahit dan dikerut dengan menggunakan tali. Tali
berfungsi sama halnya dengan malam yakni untuk menutup bagian
yang tidak terkena warna.

15
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subyek Penelitian
1. Lokasi
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan di RA Masyithoh
Kantongan kelompok B kelas Al Buruj yang terletak di Dusun Kantongan
Desa Merdikorejo Kecamatan Tempel berjumlah 21 anak yang terdiri dari
laki-laki 9 anak dan perempuan 12 anak, tema pembelajaran Tanah Airku
sub tema kebudayaan di siklus 1 dan pakaian daerah di siklus 2 sesuai
dengan bidang pengembangan motorik halus yaitu meningkatkan
kemampuan motorik halus melalui kegiatan membatik jumputan.
2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelompok B kelas Al
Buruj (usia 5-6 tahun) RA Masyithoh Kantongan Tahun Ajaran 2020-
2021. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus dengan lama penelitian 10
hari.
Jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas di RA Masyithoh
Kantongan adalah sebagai :
a. Siklus 1
Hari : Senin-Jum’at / 2-6 November 2020
Waktu : 07.30-11.00 WIB
Tempat : Kelompok B Kelas Al Buruj RA Masyithoh Kantongan
b. Siklus 2
Hari : Senin-Jum’at / 9-13 November 2020
Waktu : 07.30-11.00 WIB
Tempat : Kelompok B Kelas AL Buruj RA Masyithoh Kantongan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus di atas dilaksanakan
sesuai dengan mekanisme pembelajaran yang sudah ada, hanya saja fokus
penelitian ini meningkatkan kemampuam motorik halus melalui kegiatan
batik jumputan.

16
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1
Siklus 1
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
2-11-2020 3 -11-2020 4 -11-2020 5-11-2020 6-11-2020
Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
RPPH 1 RPPH 2 RPPH 3 RPPH 4 RPPH 5
Refleksi Refleksi Refleksi Refleksi Refleksi

Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus 2


Siklus 2
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
9-11-2020 10-11-2020 11-11-2020 12-11-2020 13-11-2020
Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
RPPH 1 RPPH 2 RPPH 3 RPPH 4 RPPH 5
Refleksi Refleksi Refleksi Refleksi Refleksi

3. Tema dan Subtema Penelitian


Tema pembelajaran pada saat penelitian tindakan kelas di RA
Masyithoh Kantongan:
a. Siklus 1
Tema : Tanah Airku
Subtema : Kebudayaan
b. Siklus 2
Tema : Tanah Airku
Subtema : Pakaian Daerah
4. Kelompok
Subjek penelitian anak RA Masyithoh Kantongan Kelompok B kelas Al
buruj usia 5-6 tahun.
5. Karakteristik Anak
Karakteristik anak RA Masyithoh Kantongan khususnya kelompok
B umur 5-6 tahun mempunyai keingin tahuan yang tinggi dan mempunyai
pribadi yang unik. Karakteristik anak usia dini (Hartati, 2005):

17
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
b. Merupakan pribadi yang unik
c. Suka berfantasi dan berimajinasi
d. Masa paling potensial untuk belajar
e. Menunjukkan sikap egosentris
f. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
g. Sebagai bagian dari makhluk sosial
h. Bermain merupakan dunia masa kanak-kanak

B. Desain, Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini mengacu pada prosedur pelaksanaan Kemmis dan Mc
Taggart yang menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan
langkah:
1. Rencana
2. Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi.
(Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2011: 16) sebagaimana gambar berikut:

Gambar 1. Proses Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis & Taggart


(Kemmis, Mc Taggart & Nixon (Husamah, Fatmawati & Setyawan, 2017: 75)
1. Tahap Perencanaan
Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2016: 211, Kegiatan pada tahap
ini meliputi:
a. Identifikasi masalah

18
Ada empat langkah yang dapat dilakukan agar identifikasi masalah
mengenai sasaran: masalah harus riil, masalah harus problematik,
manfaatnya jelas, dan masalah harus fleksibel.
b. Perumusan masalah
Setelah diidentifikasi masalah dapat dirumuskan dalam kalimat
pertanyaan dengan memperhatikan kata tanya 5 W 1 H yaitu: what,
who, where, when, why, dan how.
c. Pengembangan intervensi.
Pengembangan intervensi merupakan langkah ke tiga dari planning.
Intervensi dikembangkan berdasar akar penyebab masalah.
Berkaitan dengan penelitian ini, maka perencanaan yang dilakukan
sebelum melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut: Pembuatan
Lembar Instrumen Penelitian.
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang
meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup.
b. Mempersiapkan media alat dan bahan pembelajaran yang akan
digunakan.
c. Mempersiapkan lembar penilaian dan lembar observasi yang akan
digunakan.
d. Menyiapakan kamera untuk mengambil dokumentasi.
e. Pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru sebagai pelaksana intervensi tindakan mengacu
pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati bersama dengan
peneliti (Arikunto, dkk, 2016: 220).
Rincian langkah-langkah dalam perbaikan siklus 1 dan siklus 2.
Langkah-langkah setiap pembelajaran yang dilakukan pada setiap harinya
adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
1) Ucapan salam dan sapaan pada anak.
2) Tahfizd, hafalan hadist, hafalan doa

19
3) Beryanyi, tepuk tangan, bergerak bebas untuk merangsang
semangat anak.
4) Penyampaian tema, sub tema dan konsep-konsep pembelajaran
yang akan diperkenalkan pada anak.
5) Penyampaian kegiatan pada hari tersebut.
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti yang dilaksanakan dalam waktu 60 menit ,
anak-anak selama 10 hari berkegiatan membatik jumputan dengan
berbagai cara dan teknik, selain itu juga berkegiatan sesuai dengan
yang tercantum di dalam RPPH.
c. Kegiatan penutup yang berisi kegiatan:
1) Recalling atau umpan balik.
2) Beryanyi, tepuk tangan, membuat bola dari kertas koran
3) Berdoa.
3. Pengamatan atau observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto,
dkk, 2016: 221) Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengetahui
kekurangan dan keberhasilan pada tahap implementasi. Kegiatan
pengamatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Pada saat melakukan
pengamatan yang diamati adalah perilaku siswa di dalam kelas,
mengamati apa yang terjadi di dalam proses pembelajaran, mencatat hal-
hal atau peristiwa yang terjadi di dalam kelas.
4. Tahap Refleksi
Tahap ini merupakan tahapan dimana peneliti melakukan instropeksi
diri terhadap tindakan pembelajaran dan penelitian yang dilakukan.
Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi
tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan Refleksi inilah suatu perbaikan
tindakan selanjutnya ditentukan. Kegiatan dalam tahap ini adalah:
a. Menganalisis hasil pekerjaan siswa.
b. Menganalisa lembar observasi siswa.
c. Pengamatan atau observasi

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Simulasi Video Siklus 1 dan Siklus 2


Pada Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Motorik
Halus Melalui Kegiatan Membatik Jumputan Pada Anak Kelompok B Di RA
Masyithoh Kantongan”, dilakukan dengan sebuah tindakan berupa perbaikan
pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dilakukan berdasarkan refleksi melalui
dua simulasi video pembelajaran siklus 1 hari terakhir dan video simulasi siklus
2 hari terakhir, sebelum siklus 1 dilaksanakan peneliti melakukan tindakan pra
siklus.
1. Pra Siklus
Untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak sebelum
kegiatan membatik jumputan peneliti melakukan kegiatan pra tindakan
membatik jumputan dengan tisu. Kegiatan membatik jumputan dengan
tisu tersebut dilakukan dengan cara teknik menjumput yaitu dengan
menjumput tisu lalu masukan kelereng di dalamnya dan kemudian diikat
dengan menggunakan karet. Kemampuan motorik halus anak dalam
kegiatan membatik jumputan pada pra tindakan memperoleh hasil dari 21
anak, 7 anak atau 33,33 % dengan kriteria berkembang sesui harapan, 10
anakatau 47,62 % mulai berkembang, 4 anak atau 19,05 tbelum
berkembangan hasil dari pra tindakan dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus
Kriteria Jumlah Anak Persentase
BSB 0 0
BSH 7 33,33
MB 10 47,62
BB 4 19,05

21
60 Jumlah Persenta
Kriteria
Anak se
50 47,62
BSB 0 0
BSH
40
7 33,33
MB 10 47,62 33,33

BB
30 4 19,05
19,05
20
10
10 7
4
0 0
0
BSB BSH MB BB

Jumlah Anak Persentase

Gambar 1. Grafik 1 Rekapitulasi Hasil Pra tindakan

Dilihat dari hasil pra tindakan tersebut maka bisa ditarik kesimpulan
bahwa kemampuan motorik halus pada anak kelompok B Kelas Al Buruj
RA Masyithoh Kantongan masih dalam katagori kurang sekali, maka perlu
dilakukan tindakan perbaikan.
2. Siklus 1
a. Rancangan Siklus 1
1) Siklus :1
Tema : Tanah Airku
Sub tema : Kebudayaan
Kelompok : B usia 5-6 tahun
Tanggal : 2 November 2020 s.d 6 November 2020
Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan sesuai jadwal sebagai
berikut:
a) Hari pertama : Senin, 2 November 2020
b) Hari kedua : Selasa, 3 November 2020
c) Hari ketiga : Rabu, 4 November 2020
d) Hari keempat : Kamis, 5 November 2020
e) Hari kelima : Jumat, 6 November 2020

22
2) Tujuan perbaikan
Meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
membatik jumputan.
3) Identifikasi masalah
a) Pada kegiatan meronce dengan merjan dari 21 anak 9
diantaranya kesulitan dalam memasukan ke dalam lubang
merjan.
b) Dalam kegiatan menggunting pola dari 21 anak 10
diantara tidak lurus rapi atau masih melenceng.
c) Pada kegiatan melipat kertas origami dari 21 anak 9
diantaranya masih belum rapi.
4) Analisis masalah
Dari identikasi masalah di atas, dapat dianalisa :
a) Masih rendahnya kemampuan motorik halus anak
b) Anak dalam kegiatan pembelajaran motorik halus masih
kurang minat.
c) Kurang variasi dalam kegiatan pembelajaran
5) Rumusan masalah
Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus melalui
kegiatan membatik jumputan?
b. Rencana Kegiatan Siklus 1
Tabel 4. Rencana Kegiatan Siklus 1
RPPH
Pembukaan Inti Penutup
ke
1 1. Berdoa. 1. Memasangkan jumlah 1. Recalling
Senin 2. Bergerak bilangan dengan kegiatan
bebas gambar tarian. hari ini.
sesuai 2. Tanya jawab tentang 2. Tepuk
iringan batik. jari.
musik. 3. Membatik jumputan 3. Doa
dengan teknik ikat penutup.
benda tahap
mengikat awal.

23
2 1. Berdoa. 1. Menghubungkan 1. Recalling
Selasa 2. Menirukan gambar dengan kegiatan
gerakan tulisan yang sesuai. hari ini
sederhana. 2. Mengelompokkan 2. Bercerita
gambar tarian adat pendek
yang sama. ber isi
3. Membatik jumputan pesan-
dengan teknik ikat pesan.
benda dengan merjan 3. Doa
dan tali nylon. penutup.

3 1. Berdoa. 1. Mewarnai gambar 1. Recalling


Rabu 2. Bermain rumah adat honai. kegiatan
sambil ber 2. Menulis kata ho-na-i. hari ini.
nyayi 3. Membatik jumputan 2. Bernyanyi
“Apuse”. dengan teknik ikat “Apuse”.
benda kerikil dan tali 3. Doa
rafia. penutup.

4 1. Berdoa. 1. Membuat miniatur 1. Recalling


Kamis 2. Menyanyi rumah adat. kegiatan
lagu 2. Mengurutkan gambar hari ini.
daerah di rumah adat dari urutan 2. Bermain
depan terbesar sampai yang tepuk
kelas. terkecil. tangan.
3. Membatik jumputan 3. Doa
dengan teknik ikat penutup.
benda dengan
kelereng dan tali
karet.

5 1. Berdoa. 1. Bermain kartu huruf 1. Merapikan


Jumat 2. Bermain lalu menyusun huruf alat-alat
tepuk menjadi kata batik. setelah
tangan. 2. Menyusun pazzel kegiatan.
bentuk baju. 2. Recalling
3. Membatik jumputan kegiatan
dengan teknik ikat hari ini.
benda dengan 3. Doa
kelereng dan tali karet penutup.
lalu diwarnai.

24
c. Skanario Perbaikan Siklus 1
Hari/Tanggal: Terakhir /Jum’at, 6 November 2020
Hal yang perlu diperbaiki/ditingkatkan:
1) Kegiatan Pengembangan 1 (Pembukaan):
a) Judul kegiatan: Bermain tepuk tangan.
b) Pengelolaan kelas
(1) Penataan ruang: guru menyiapkan ruangan yang ditata
dengan rapi, meja, kursi dan media pembelajaran serta
alat/bahan yang akan digunakan selama kegiatan
pembelajaran.
(2) Pengorganisasian anak: posisi anak duduk di karpet pada
kegiatan.
c) Langkah-langkah perbaikan:
(1) Guru mengajak anak tepuk semangat.
(2) Guru mengajak bermain tepuk tangan.
(3) Guru memberi penjelasan cara bermainnya.
(4) Guru mendemonstrasikan atau memberi contoh dengan
mengajak salah satu anak.
(5) Guru mengajak anak untuk bermain tepuk tangan secara
berpasangan.
2) Kegiatan pengembangan (Inti)
a) Judul kegiatan: Membatik jumputan teknik ikat benda
dengan kelereng dan karet lalu diwarnai.
b) Pengelolaan kelas
(1) Penataan ruang: guru menyiapkan ruangan yang ditata
dengan rapi, meja, kursi, karpet dan media pembelajaran
serta alat/bahan yang akan digunakan selama kegiatan
pembelajaran.
(2) Pengorganisasian anak: posisi anak duduk di kursi
masing-masing menghadap guru.
c) Langkah-langkah perbaikan:

25
(1) Guru menyiapkan alat, bahan, pewarna untuk membatik
jumputan.
(2) Guru menjelaskan tentang batik jumputan.
(3) Guru menjelaskan cara membatik jumputan.
(4) Guru menjelaskan bahan dan alat untuk membatik
jumputan.
(5) Guru mendemonstrasikan atau memberi contoh cara
membatik jumputan.
(6) Guru mengajak anak untuk pratek membuat batik
jumputan.
(7) Guru memperhatikan anak selama berkegiatan.
3) Kegiatan pengembangan 3 (Penutup)
a) Judul kegiatan: Merapikan alat-alat setelah kegiatan.
b) Pengelolaan kelas
(1) Penataan ruang: ruang ditata dengan rapi.
(2) Pengorganisasian: anak duduk tetap duduk dikursi
c) Langkah-langkah perbaikan:
(1) Guru menjelaskan akan pentingnya kebersihan dan
kerapian.
(2) Guru mencontohkan cara merapikan alat dan bahan yang
telah dipakai.
(3) Guru mengajak anak untuk merapikan alat-alat kegiatan.
d. Deskripsi Pembelajaran Siklus 1
1) RPPH 1 (Hari ke -5 Jum’at 6 November 2020)
Deskripsi kegiatan pembelajaran pada kegiatan ini
pembelajaran di kelas Al Buruj diikuti oleh 3 anak yaitu: Farit,
Lisa, dan Venda. Karena situasi saat ini pandemi Covid-19,
sehingga pembelajaran bersama anak-anak dengan luring
terwakili oleh 3 anak saja untuk membuat video pembelajaran dan
19 anak melalui daring, hal ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP). Kegiatan
pembelajaran ini diawali dengan mengucapkan salam,

26
menanyakan kabar anak-anak hari ini, anak diajak untuk bertepuk
semangat dilanjut bermain tepuk tangan secara berpasangan.
Selanjutnya guru mengajak anak-anak untuk melihat
beberapa macam batik yang ada di Indonesia dengan cara melihat
gambar di laptop. Sebelum kegiatan inti dimulai guru
menanyakan kepada anak tentang batik. Kemudian kegiatan inti
dengan kegiatan membatik jumputan dengan teknik ikat benda
dengan kelereng dan karet gelang kemudian diwarnai, kegiatan
diawali dengan guru menjelaskan bahan dan alat untuk membatik
jumputan setelah itu guru menjelaskan dan memberi contoh cara
membatik jumputan anak diminta memperhatikan cara
pembuatanya. Setelah itu anak-anak pratek membuat batik
jumputan teknik ikat benda dengan kelereng dan karet, setelah
selesai anak-anak diminta mewarnai batik jumputan tersebut
sesuai warna kesukaan anak-anak. Pada kegiatan terakhir anak-
anak diminta merapikan dan memberesi semua peralatan dan
bahan yang dipakai untuk kegiatan membatik, lalu ulasan
kegiatan hari ini, selanjutnya berdoa penutup.
2) Pelaksanaan simulasi
Tabel 5. Pelaksanaan Simulasi Siklus 1
Kegiatan Pelaksanaan Hasil Pengamatan
Pembukaan 1. Guru membuka Kelemahan:
simulasi 1. Dalam
pembelajaran menyampaikan
dengan materi guru
mengucapkan kurang percaya
salam. diri.
2. Guru mengajak 2. Guru tidak
anak untuk memberi
berdoa sebelum penguatan saat
kegiatan bersama- kegiatan.
sama.

27
3. Guru 3. Guru tidak
menanyakan memberikan
kabar hari ini. reward untuk
4. Guru mengajak anak setelah
anak untuk. selesai kegiatan.
bertepuk 4. Dalam
semangat menyediakan
5. Guru mengajak tempat untuk
anak untuk alat dan bahan
bermain bertepuk kurang
tangan secara memadai.
berpasangan. Kelebihan:
Penyampaian
materi dan
penjelasan
tentang materi
lumayan jelas
bagi anak.
Inti 1. Guru menyiapkan
bahan dan alat
untuk kegiatan.
2. Guru
memperlihatkan
beberapa jenis
batik
menggunakan
laptop.
3. Guru menjelaskan
bahan dan alat
yang dipakai.

28
4. Guru menjelaskan
cara membuat
batik jumputan.
5. Guru
mendemonstrasik
an atau
mencontohkan
cara
membuatnya.
6. Guru mengajak
anak untuk pratek
membuat batik
jumputan.
7. Guru memandu
selama kegiatan
berlangsung.
Penutup 1. Guru mengajak
anak untuk
merapikan alat
dan bahan yang
telah digunakan.
2. Ulasan kegiatan
hari ini.
3. Doa penutup.

e. Refleksi video pertama


1) Guru kurang percaya diri dalam penyampaian materi.
2) Guru dalam memberikan contoh terlalu cepat.
3) Guru tidak memberikan penguatan dan tidak memberikan
semangat saat anak melakukan kegiatan membatik.
4) Guru tidak memberi bantuan pada anak yang belum bisa
membatik jumputan.

29
5) Guru tidak memberikan reward kepada anak.
6) Tempat untuk menaruh alat cuma satu sehingga anak menunggu
untuk mengambil alat.
7) Guru tidak menyediakan tempat untuk menaruh batik jumputan
setelah selesai pewarnaan.
Selanjutnya perbaikan pada siklus 2 atau video yaitu:
1) Guru akan meningkatkan kepercayaan diri saat menyampaikan
atau menjelaskan materi.
2) Guru akan lebih pelan dalam memberikan contoh.
3) Guru akan memberkan penguatan dan dorongan semangat saat
anak kegiatan.
4) Guru akan memberi pengarahan untuk anak yang belum bisa
membut batik jumputan.
5) Guru akan memberikan reward untuk anak setelah selesai
kegiatan.
6) Menambah tempat untuk menaruh alat untuk kegiatan.
f. Hasil Video Simulasi Siklus 1 Hari Terakhir
Berdasar hasil data dari video simulasi siklus 1 hari terakhir dan
ditambah dengan daring dalam kegiatan perkembangan kemampuan
motorik halus melalui kegiatan membatik jumputan kelompok B
memperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 6. Rekapitulasi Kegiatan Membatik Jumputan Siklus 1
Kreteria Jumlah Anak Persentase
BSB 5 23,81
BSH 10 47,62
MB 6 28,57
BB 0 0

30
60 Jumlah Persenta
Kreteria
Anak se
50 47,62
BSB 5 23,81
BSH
40
10 47,62
MB 6 28,57
28,57
30
BB 0 23,81 0

20
10
10 5 6
0 0
0
BSB BSH MB BB

Jumlah Anak Persentase

Gambar 2. Grafik Rekapitulasi Kegiatan Membatik Jumputan


Siklus 1
Berdasarkan tabel rekapitulasi perkembangan pada siklus 1
dapat dilihat bahwa pada kegiatan membatik jumputan dengan teknik
ikat benda memperoleh hasil dari 21 anak yaitu 3 anak melalui luring
dan 18 anak melalui daring, yaitu 5 anak atau 23,81 % berkembang
sangat baik, 10 anak atau 47,62 % berkembang sesuai harapan dan
masih ada kreteria mulai berkembang 6 anak atau 28,57 %, untuk itu
peneliti akan melakukan perbaikan kembali pada siklus 2, untuk lebih
meningkatkan lagi kemampuan motorik halus anak, pada siklus 2
peneliti akan berganti teknik dengan membatik jumputan dengan ikat
mawar.
3. Siklus 2
a. Rancangan Siklus 2
1) Siklus :2
Tema : Tanah Airku
Kelompok : B usia 5-6 tahun
Tanggal : 9 Novenmber 2020 s.d 13 November 2020
Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan sesuai jadwal sebagai
berikut:
a) Hari pertama : Senin , 9 November 2020

31
b) Hari kedua : Selasa, 10 November 2020
c) Hari Ketiga : Rabu, 11 November 2020
d) Hari keempat : Kamis,12 November 2020
e) Hari kelima : Jum’at, 13 November 2020
2) Tujuan perbaikan
Meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
membatik jumputan.
3) Identifikasi masalah
a) Pada kegiatan meronce dengan merjan dari 21 anak 9
diantaranya kesulitan dalam memasukan ke dalam lubang
merjan.
b) Dalam kegiatan menggunting pola dari 21 anak 10
diantara tidak lurus rapi atau masih melenceng.
c) Pada kegiatan melipat kertas origami dari 21 anak 9
diantaranya masih belum rapi.
4) Analisis masalah
Dari identikasi masalah di atas, dapat dianalisa:
a) Masih rendahnya kemampuan motorik halus anak.
b) Anak dalam kegiatan pembelajaran motorik halus masih
kurang minat.
c) Kurang variasi dalam kegiatan pembelajaran.
5) Rumusan masalah
Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus melalui
kegiatan membatik jumputan?
b. Rencana Kegiatan Siklus 2
Tabel 7. Rencana Kegiatan Harian Siklus 2

RPPH
Pembukaan Inti Penutup
ke
1 1. Berdoa. 1. Mengurutkan 1. Recalling
Senin 2. Latihan gambar kebaya kegiatan hari
baris- dari terkecil ini.
berbaris.

32
sampai 2. Tepuk jari
terbesar. sambil
2. Tanya jawab berhitung.
tentang batik 3. Doa Penutup.
jumputan.
3. Membatik
jumputan
dengan teknik
ikat mawar
tahap mengikat
awal.
2 1. Berdoa. 1. Membuat 1. Recalling
Selasa 2. Gerak dan blangkon dari kegiatan hari
lagu. koran. ini
2. Menggunting 2. Bermain.
huruf disusun tepuk tangan
menjadi kata dengan
blangkon. berbagai
3. Membatik pola.
jumputan 3. Doa Penutup.
teknik ikat
mawar dengan
merjan dan tali
nylon.
3 1. Berdoa. 1. Mengerjakan 1. Recalling
Rabu 2. Memanjat, maze. kegiatan hari
bergantung 2. Membuat keris ini.
dan dari daun 2. Menunjukan
berayun. kelapa. hasil
3. Membatik karyanya.
jumputan 3. Doa penutup.
teknik ikat

33
mawar dengan
kerikil dan tali
rafia.
4 1. Berdoa. 1. Menyusun 1. Recalling
Kamis 2. Bermain bentuk baju. kegiatan hari
engklek. 2. Bermain kartu ini.
kata. 2. Cerita
3. Membatik mengandung
jumputan pesan.
teknik ikat 3. Doa penutup.
mawar dengan
kelereng dan
tali karet.
5 1. Berdoa. 1. Merangkai 1. Recalling
Jumat 2. Menyanyi huruf menjadi kegiatan hari
“Negaraku”. kata b-a-t-i-k ini.
lalu tempel 2. Membuat
dengan biji- bola dari
bijian. kertas koran.
2. Percobaan 3. Doa Penutup.
pencampuran
warna untuk
untuk
mewarnai
batik.
3. Membatik
jumputan
teknik ikat
mawar dengan
kelereng dan
tali karet lalu
diwarnai.

34
c. Skenario Perbaikan Siklus 2
Hari/Tanggal: Terakhir Jum’at, 13 November 2020
Hal yang perlu diperbaiki/ditingkatkan:
1) Kegiatan pengembangan 1 (Pembukaan):
a) Judul kegiatan: Bernyanyi Negaraku
b) Pengelolaan kelas
(1) Penataan ruang: guru menyiapkan ruangan kelas tertata
rapi, ada meja dan kursi
(2) Pengorganisasian anak: posisi anak duduk di kursi
c) Langkah-langkah perbaikan
(1) Guru mengajak anak bernyanyi Negaraku
(2) Guru mengenalkan dan menyanyikan lagu Negaraku
(3) Guru bernyanyi bersama anak
(4) Guru meminta anak bernyanyi bersama sama
(5) Guru meminta anak mengulangi bernyanyi sampai anak
benar-benar bisa menyanyikan lagu Negaraku
2) Kegiatan pengembangan 2 (Inti)
a) Judul kegiatan: Membatik jumputan dengan teknik ikat mawar
dengan kelereng dan karet lalu diwarnai
b) Pengelolaan kelas
(1) Penataan ruang: penataan ruang tidak berubah dari kegiatan
pembukaan.
(2) Pengorganisasian: posisi anak duduk di kursi.
c) Langkah-langkah perbaikan:
(1) Guru menyiapkan bahan dan alat untuk kegiatan membatik
jumputan.
(2) Guru memperlihatkan contoh berbagai jenis batik,
termasuk kain batik yang dibuat secara jumputan.
(3) Guru memberikan penjelasan tentang bahan dan alat yang
dipakai untuk membatik jumputan.
(4) Guru memberikan contoh cara membatik jumputan
(5) Guru memberikan contoh pewarnaan pada batik.

35
(6) Guru memberikan penguatan pada anak saat kegiatan.
(7) Guru membantu anak yang belum faham atau kesulitan saat
kegiatan membatik jumputan .
(8) Guru menyediakan tempat untuk menaruh batik jumputan
setelah selesai diwarnai.
(9) Guru memberi reward menggunakan cap bergambar
ditangan anak setelah selesai kegiatan.
3) Kegiatan Pengembangan III (Penutup)
a) Judul kegiatan: Membuat bola dari kertas koran.
b) Pengelolaan kelas
(1) Penataan ruang: ruang ditata dengan rapi, dilengkapi
dengan meja dan kursi.
(2) Pengorganisasian: posisi anak duduk berpasangan.
c) Langkah-langkah perbaikan:
(1) Guru memyiapkan bahan untuk membuat bola dari kertas.
(2) Guru memberikan penjelasan cara membuat bola dari
kertas koran.
(3) Guru memberikan contoh membuat bola dari kertas koran.
(4) Guru meminta anak untuk membuat bola dari kertas koran.
(5) Guru mengawasi anak saat kegiatan membuat bola.
(6) Guru membantu anak yang kesulitan saat membuat bola
dari kertas koran.
(7) Guru meminta anak untuk bertepuk tangan berbagai pola
secara bersamaan.
(8) Guru meminta mengulang sampai anak bisa.
d. Deskripsi Pembelajaran Siklus 2
1) RPPH 1 (Hari kelima/terakhir, Jum’at, 13 November 2020)
Deskripsi kegiatan pembelajaran pada kegiatan ini
pembelajaran di kelas Al Buruj masih diikuti oleh 3 anak yaitu:
Farit, Lisa, dan Venda. Karena situasi masih saat ini pandemi
Covid-19, sehingga pembelajaran bersama anak-anak dengan
luring terwakili oleh 3 anak saja untuk membuat video

36
pembelajaran ke dua hari terakhir dan 18 anak melalui daring.
Kegiatan pembelajaran ini diawali dengan mengucapkan salam,
menanyakan kabar anak-anak hari ini, anak diajak untuk bertepuk
semangat dilanjutkan bernyanyi “Negaraku”.
Selanjutnya guru mengajak anak-anak untuk melihat
beberapa macam jenis kain batik dengan cara memperlihatkan ke
anak kain batik secara langsung. Sebelum kegiatan inti dimulai
guru menanyakan kepada anak tentang batik. Kemudian
selanjutnya kegiatan inti dengan kegiatan membatik jumputan
dengan teknik ikat mawar dengan kelereng dan karet gelang
kemudian diwarnai, kegiatan diawali dengan guru menjelaskan
bahan dan alat untuk membatik jumputan setelah itu guru
menjelaskan dan memberi contoh cara membatik jumputan anak
diminta memperhatikan cara pembuatanya. Setelah itu anak anak
pratek membuat batik jumputan teknik ikat mawar dengan
kelereng dan karet, guru memberi penguatan pada setiap anak dan
bimbingan kepada anak yang masih kesulitan membatik
jumputan, lalu setelah selesai anak diminta mewarnai batik
jumputan tersebut sesuai warna kesukaan anak-anak, setelah
diwarnai anak diminta manaruh hasil membatik di wadah yang
sudah disediakan, guru memberikan reward setiap anak yang
sudah selesai membatik. Pada kegiatan terakhir anak-anak diajak
untuk membuat bola dari kertas koran dan memberesi semua
peralatan dan bahan yang dipakai untuk kegiatan membatik, lalu
ulasan kegiatan hari ini, selanjutnya berdoa penutup.
2) Pelaksanan simulasi

37
Tabel 8. Pelaksanaan Simulasi Siklus 2
Hasil
Kegiatan Pelaksanaan
pengamatan
Pembukaan 1. Guru membuka
simulasi
pembelajaran dengan
mengucapkan doa.
2. Guru mengajak anak
untuk berdoa sebelum
kegiatan.
3. Guru menanyakan
kabar hari ini.
4. Guru mengajak anak
untuk tepuk
semangat.
5. Guru mengajak anak
bernyanyi Negaraku.
Inti 1. Guru menyiapkan 1. Guru masih
bahan dan alat untuk perlu
kegiatan. meningkatkan
2. Guru memperlihatkan rasa percaya
beberapa jenis kain dirinya dalam
batik secara langsung. mnyampaikan
3. Guru menjelaskan materi
bahan dan alat yang 2. Dalam
dipakai. penyampai
4. Guru menjelaskan materi guru
cara membuat batik kurang
jumputan. menggunakan
5. Guru kata-kata
mendemonstrasikan yang simpel
atau mencontohkan

38
cara membuatnya
batik jumputan.
6. Guru mengajak anak
untuk pratek
membuat batik
jumputan.
7. Guru memandu
selama kegiatan
berlangsung.
8. Guru memberi
penguatan kepada
anak yang
membutuhkan.
9. Guru membantu ank
yang kesuliatan saat
membuat batik
jumputan.
10. Guru memberkan
reward pada setiap
anak yang sudah
selesai kegiatan.
Penutup 1. Guru melakukan
recalling kegiatan
yang telah dilakukan .
2. Guru menayakan
perasaan saat
kegiatan.
3. Guru mengajak anak
untuk membuat bola
dari kertas koran.
4. Ditutup dengan doa.

39
e. Refleksi video kedua
Dalam simulasi video ke dua guru masih kurang percaya diri
dalam penyampian materi, saat bernyanyi negaraku guru kurang
ekspresif, guru dalam memberikan pengutan pada anak masih
kurang maksimal, dalm penyampaian materi kurang menggunakan
bahasa yang simpel dan mudah dipahami.
f. Hasil Video Simulasi Siklus 2 Hari Terakhir
Berdasar hasil data dari video simulasi siklus 2 hari terakhir
dan ditambah dengan daring dalam kegiatan perkembangan
kemampuan motorik halus melalui kegiatan membatik jumputan
kelompok B komponen diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 9. Rekapitulasi Siklus Membatik Jumputan Pada Siklus 2
Kreteria Jumlah Anak Prosentase
BSB 9 42,86
BSH 12 57,14
MB 0 0
BB 0 0

60 Jumlah Prosenta 57,14


Kreteria
Anak se
50
BSB 9 42,86 42,86
BSH
40
12 57,14
MB 0 0
30
BB 0 0

20
12
9
10
0 0 0 0
0
BSB BSH MB BB

Jumlah Anak Prosentase

Gambar 3. Grafik Rekapitulasi Membatik Jumputan Pada Siklus 2


Berdasarkan tabel rekapitulasi di atas bisa dilihat bahwa
bahwa pada kegiatan siklus kedua ini ada kenaikan yang seknifikan
yaitu 9 anak atau 42,86 % berkembang sangat baik, 12 anak atau

40
57,14 % berkembang sesuai harapan dan sudah tidak ada anak
berada pada katagori mulai berkembang dan belum berkembang, hal
ini dapat disimpulkan adanya tingkat keberhasilan dalam kegiatan
perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus dan
membuktikan bahwa kegiatan membatik jumputan dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak.

B. Refleksi Video Pertama Sudah Ditindak Lanjuti Di Kegiatan


Pembelajaran Video Kedua
Refleksi Video Pertama Tindak lanjut Pada Video Kedua
Guru kurang percaya diri dalam Di video kedua, guru sudah percaya
penyampaian materi. diri dalam menyampaian materi.
Guru tidak memberikan penguatan Pada video kedua, guru
pada anak yang membutuhkan saat memberikan penguatan kepada
kegaiatan membatik jumputan. yang membutuhkan saat kegiatan
membatik jumputan.
Guru tidak menyediakan tempat Pada video kedua guru menyedian
yang sesuai rasiao anak untuk tempat atau wadah untuk menaruh
menaruh tempat alat dan bahan alat dan bahan sesuai rasio anak.
kegiatan.
Tidak menyediakan wadah atau Menyediakan wadah untuk
tempat untuk menaruh hasil menaruh batik setelah selesai
membatik setelah diwarnai sehingga, pewarnaan, sehingga pewarna tidak
warna tercecer kemana-mana. tercecer kemana-mana.
Tidak memberikan reward untuk Memberikan reward kepada anak
anak yang selesai kegiatan. yang telah selesai kegiatan
membatik.

C. Pembahasan
Pada saat peneliti melaksanakan kegiatan prasiklus menunjukkan
kemampuan motorik halus anak masih sangat rendah. Dari 21 anak yang
mengikuti diperoleh hasil 7 anak atau 33,33 % dengan kreteria berkembang

41
sesuai harapan, 10 anak atau 47,62% mulai berkembang dan 4 anak atau
19,01 % belum berkembang. Hal tersebut terjadi karena koordinasi mata dan
tangan anak masih kurang, kurang minat anak dalam kegiatan motorik halus,
guru hanya menjelaskan sekilas cara membatik jumputan. Melihat kemampuan
anak pada pra tindakan, maka perlu di laksanakan perbaikan kegiatan
pembelajaran.
Untuk lebih jelas melihat banyaknya nilai persentase keberhasilan pada
penelitian ini, maka perlu dilihat peningkatan siklus 1 dan siklus 2. Berikut ini
merupakan rekapitulasi hasil pengamatan siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat
dari gambar di bawah ini:
Tabel 10. Rekapitulasi Membatik Jumputan Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus 1 Siklus 2
Kreteria
Jumlah Anak Prosentase Jumlah Anak Prosentase
BSB 5 23,81 9 42,86
BSH 10 47,62 12 57,14
MB 6 28,57 0 0
BB 0 0 0 0

60 Siklus 1 Siklus 2 57,14


Kreteria Jumlah
47,62Prosenta Jumlah Prosenta
50
Anak se Anak se
42,86
BSB
40 5 23,81 9 42,86
BSH 10 47,62
28,57 12 57,14
30
23,81
MB 6 28,57 0 0
20
BB 0 0 0 0
10
0 0 0
0
Prosentase Prosentase
Siklus 1 Siklus 2

BSB BSH MB BB

Gambar 4. Grafik Rekapitulasi Membatik Jumputan Siklus 1 dan Siklus 2


Dari perbandingan tabel dan grafik di atas, dapat dilihat bahwa adanya
peningkatan antara siklus 1, dan siklus 2 jika dilihat dari hasil persentase.
Setelah diadakan perbaikan pembelajaran di siklus 1, diperoleh hasil sebagai

42
berikut. Dari 21 anak yang mengikuti, 5 anak atau 23,8 1berkembang sangat
baik, 10 anak atau 47,62 berkembang sesuai harapan, 6 anak atau 28,57 mulai
berkembang. Hal ini karena kemampuan motorik halus anak masih belum
berkembang dengan baik dan minat serta semangat dalam kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak masih perlu
ditingkatkan ini disebabkan guru kurang percaya diri dalam penyampaian
materi saat kegiatan, guru dalam menjelaskan dan mencontohkan kurang detail
dan terlalu cepat , menurut Sumantri (2005: 143) berpendapat motorik halus
adalah kemampuan pengorganisasian penggunaan otot-otot kecil seperti jari-
jemari dan tangan yang membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan
tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat
untuk mengerjakan suatu objek, masih menurut Sumantri (2005: 145) bahwa
Keterampilan motorik halus dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan
seperti membentuk atau memanipulasi dari tanah liat/lilin/adonan, mewarnai,
menempel, memalu, menggunting, merangkai benda dengan benang
(meronce), memotong,menjiplak bentuk, menurut James (1990, dalam Hulit &
howard, 1997), tips berbicara dengan anak kecil adalah menggunakan kalimat
yang singkat dan mudah dicerna, bicarakan mengenai hal yang konkret tentang
kegiatan yang dilakukannya, ulangi perkataan dengan ucapan yang lebih jelas
dan benar.
Pada siklus 2 terjadi peningakatan yang siknifikan pada kemampuan
motorik halus anak dalam kegiatan membatik jumputan dibandingkan pada
siklus 1, yaitu 21 anak yang mengikuti diperoleh hasil 9 atau 42,86 % anak
pada kreteri berkembang sangat baik dan 12 anak atau 57,14 %. Hal ini terjadi
karena koordinasi mata dan tangan anak sudak semakin baik sehingga
kemampuan motorik anak berkembang dengan baik, hal inisesui dengan tujuan
pengembangan motorik halus untuk anak TK (5-6 tahun) adalah
dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuh dan terutama
terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk menulis
(Puskur, Balitbang Depdiknas 2002 dalam Sumantri, 2010: 146). Tujuan
pengembangan motorik halus anak berdasarkan pendapat Sumantri
(2005:146) adalah sebagai berikut:

43
1. Mampu mengembangkan keterampilan motorik halus yang berhubungan
dengan gerak kedua tangan.
2. Mempu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan jari-
jemari, seperti kesiapan menulis, menggambar, menggunting dan
memanipulasi benda-benda.
3. Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
4. Mampu mengendalikan emosi dan beraktivitas motorik halus.
Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh Sujiono (2008:2.12) bahwa
tujuan pengembangan motorik halus adalah:
1. Agar anak dapat berlatih menggerakkan pergelangan tangan dengan
kegiatan menggambar dan mewarnai.
2. Anak belajar ketepatan koordinasi mata dan tangan serta menggerakkan
pergelangan tangan agar lentur.
3. Anak belajar berimajinasi dan berkreasi.
Dilihat dari beberapa siklus yang telah dilakukan terjadi peningkatan
yang signifikan terhadap motorik halus anak dengan kegiatan membatik
jumputan. Membatik jumputan sendiri menurut Murtono (2007: 13) adalah
batik yang proses pembuatannya berbeda dengan batik tulis atau batik cap,
yaitu dengan cara mengikat dibeberapa bagian kain yang ingin diberi motif.
Sedangkan menurut Herni (2007: 40) membatik jumputan pada dasarnya
adalah proses pencelupan yaitu, sebagian kain diikat rapat menurut pola
tertentu sebelum dilakukan pencelupan dengan zat warna.

44
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui siklus 1 dan siklus
2 maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan kegiatan membatik
jumputan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada kelompok
B RA Masyithoh Kantongan Merdikorejo Tempel. Yang diawali dengan pra
siklus, pada tindakan pra siklus hanya memperoleh hasil 33,33 % berkembang
sesuai harapan, 47,62 % mulai berkembang dan 19.05 % belum berkembang.
Hal ini disebabkan karena kemampuan motorik halus anak masih rendah sekali
dan kurangnya minat dan semangat anak dalam kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Guru dalam menjelaskan
materi hanya sekilas saja.
Peningkatan terjadi setelah perbaikan pembelajaran siklus 1
dilaksanakan akan tetapi peningkatannya belum maksimal, dalam siklus 1
diperoleh hasil 23,81 % berkembang sangat baik, 47,62 % berkembang sesuai
harapan, 28,6 % mulai berkembang, hal ini disebabkan karena kemampuan
motorik halus anak belum berkembang sesuai harapan, minat anak dalam
kegiatan untuk meningkatkat motorik halus anak juga perlu ditingkatkan.
Perbaikan pembelajaran pada siklus 2 ada peningkatan yang sangat
siknifikan, pada siklus 2 dapat diperoleh hasil anak mencapai ketuntasan 42,86
% berkembang sangat baik, 57,14 % berkembang sesuai harapan. Dengan
melihat perbaikan pempelajaran di siklus 1 dan 2 yang selalu meningkat dapat
disimpulkan bahwa kegiatan membatik jumputan dapat memberikan stimulan
dan meningkatkan kemampun motori halus anak. sehingga perkembangan
motorik halus anak dapat berkembang secara optimal.

B. Saran
1. Guru sebaiknya dalam mengembangkan motorik halus anak harus benar -
benar memperhatikan tingkat perkembangan anak dan dilakukan secara
ulang ulanng dan bertahap.

45
2. Guru dapat menggunakan batik jumputan sebagai satu alternatif untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak
3. Bagi sekolah hendaknya mendorong dan mendukung kepada guru untuk
mengembangkan pembelajaran yang menarik dan inovatif motorik

46
DAFTAR PUSTAKA

MS. Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia


Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Bambang Sujiono. (2005). Metode Pengembangan Fisik . Jakarta: Universitas
Terbuka.
Whardhani, IGAK. & Wihardit, K (2007). Penelitian Tindakan Kelas PDGK4500.
Jakarta : Universitas Terbuka
Herni Kusantati. Dkk. (2007). Keterampilan. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Murtono Sri.Dkk. (2007). Seni Budaya dan Keterampilan. Bogor: Yudhistira.
Ningsih, Rini. (2001). Membuat Batik Jumputan. Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa.
Hildayani ( 2013) Dirjen manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah
Hurlock Elizabeth (1998) Perkembangan Anak Edisi ke Enam . Jakarta: Erlangga
Rosyidah, Dkk. (2017). Pembuatan Batik Jumput Di Desa Gluranploso
Kecamatan Benjeng Kota Gresik. Jurnal Pemnas Adi Buana. Volume
2 (2): 64-65.
Depdiknas. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Depdiknas (2007) Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangam fisik Motorik
Halus Di Taman Kanak-Kanak . Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD
Suharsimi Arikunto, dkk, (2009). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

47
LAMPIRAN

48
Foto Dokumen Simulasi siklus I

49
Foto Dokumen simulasi II

50
BIODATA PENELITI

Nama Mahasiswa : TATI IRAWATI


NIM : 857924554
Tempat, Tanggal Lahir : Sleman, 26 Mei 1975
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Unit Kerja : RA MASYITHOH KANTONGAN
Alamat Rumah : Gading Kulon RT 003/RW 020
Donokerto, Turi, Sleman, DI. Yogyakarta
Program Studi : S 1- PG PAUD
Pokjar : Gentan
UPBJJ-UT : Yogyakarta
Masa : 2020
Alamat E-mail : tatirawati57@gmail.com
Telephone/HP : 085878296767

51
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
SIKLUS 1 HARI KE 5 RA MASYITHOH KANTONGAN

Semester / Minggu : II / 16
Hari, Tanggal : Jum’at , 6 November 2020
Tema / Sub Tema : Tanah Airku / Kebudayaan
Model : Kelompok Dengan Kegiatan Pengaman
Kelompok :B
Kompetensi Dasar : 1.2, 3.1 4.1, 3.10 4.10, 3.12 4.12, 2.2, 3.3 4.3, 3.15 4.15,
2.8
MEDIA/ PENILAIAN
KEGIATAN SUMBER
Teknik Alat
BELAJAR
I. PEMBUKAAN
KEGIATAN PAGI
07.00 – 07.20
➢ Penyambutan anak - Rak sepatu
➢ Kegiatan Jurnal Pagi: - Buku Iqro,
Membaca Iqro, halaman kelas
07.20 – 07.30
➢ Berbaris dan Membaca - Jumbo, gelas Observasi - Catatan
Ikrar perkembangan
➢ Toilet training dan
minum
07.30 – 08.30
➢ Anak duduk melingkar - Buku absensi - Catatan
bersama guru anekdot
➢ Membaca doa,
mengucapkan salam,
absensi
➢ Sholawatan, hafalan - Buku asmaul
hafalan asmaul khusna khusna

52
➢ Hafalan doa memakai - Buku doa
pakaian harian
➢ Tahfidz
➢ Bercakap-cakap - Macam pakaian Unjuk kerja
tentang batik. batik
II. KEGIATAN INTI
Apresepsi sebelum
kegiatan (08.30 – 09.00)
➢ Guru menunjukkan Laptop Observasi Hasil karya
beberapa hasil kain batik Gambar Batik
➢ Hal-hal yang
didiskusikan: Nama
benda, cara membuat
batik, alat yang
digunakan untuk
membuat batik, hasil
kreasi batik, macam-
macam batik
➢ Pendidik menyampaikan
kegiatan anak
➢ Membangun aturan
main bersama dengan
anak
Kegiatan ( 9.00 - 10.00)
1. Bermain kartu huruf dan - Kartu Huruf Observasi Unjuk kerja
menyusun huruf menjadi
kata batik - Pazzel
2. Menyusun Pazzel Observasi Hasil karya
bentuk baju
3. Membuat batik - Kain
Jumputan dengan ikat - Karet. Observasi Hasil karya
benda - Kelereng

53
4. Mewarnai gambar batik - Pewarna
Kegiatan Pengaman - air
➢ Bermain balok - Mangkok
- Gambar pola
batik
Pewarna krayon
III. ISTIRAHAT (10.00-
10.30) Alat permainan
➢ Bermain - Air, Observasi Catatan
➢ Cuci tangan dengan - sabun, perkembangan
tertib. - serbet
➢ Berdoa mau makan
➢ Makan snack
➢ Berdoa selesai makan Snack anak
IV. PENUTUP (10.30-
11.00)
➢ Recalling Peraga langsung Observasi Catatan
➢ Merapikan setelah perkembangan
kegiatan
➢ Menanyakan perasaan
anak
➢ Pesan-pesan
➢ Berdoa, pulang

Mengetahui
Kepala RA Guru Kelas

SRI NGADIYATI, S.Pd.AUD TATI IRAWATI


NIP. 19650829 200501 2 001

54
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
SIKLUS 2 HARI KE 5 RA MASYITHOH KANTONGAN

Semester / Minggu : II / 16
Hari, Tanggal : Jumat , 13 November 2020
Tema / Sub Tema : Tanah Airku / Pakaian Daerah
Model : Kelompok Dengan Kegiatan Pengaman
Kelompok :B
Kompetensi Dasar : 1.2, 3.1 4.1, 3.10 4.10, 3.12 4.12, 2.2, 3.3 4.3, 3.15 4.15,
2.8
Media/ Penilaian
Kegiatan Sumber
Teknik Alat
Belajar
I. PEMBUKAAN
KEGIATAN PAGI
07.00 – 07.20 - Rak sepatu
➢ Penyambutan anak - Buku Iqro,
➢ Kegiatan Jurnal Pagi halaman
Membaca Iqro, kelas

07.20 – 07.30
➢ Berbaris dan Membaca Ikrar - Jumbo, Observasi Catatan
➢ Toilet training dan minum gelas perkembangan
07.30 – 08.30 - Buku
➢ Anak duduk melingkar absensi
bersama guru
➢ Membaca doa, mengucapkan - Buku
salam, absensi asmaul Observasi - Catatan
➢ Sholawatan, hafalan hafalan khusna perkembangan
asmaul khusna
➢ Hafalan hadist menutup - Buku
Aurot di lanjut tahfidz harian

55
III. KEGIATAN INTI
Apresepsi sebelum kegiatan
(08.30 – 09.30)
➢ Guru menunjukkan beberapa - Kain/baju Catatan
hasil kain batik batik perkembangan
➢ Hal-hal yang didiskusikan: - batik
Nama benda, cara membuat
batik, alat yang digunakan
untuk membuat batik, hasil
kreasi batik, macam-macam
batik
➢ Pendidik menyampaikan
kegiatan anak
➢ Membangun aturan main
bersama dengan anak
Kegiatan ( 9.30 - 10.00)
1. Merangkai huruf menjadi - Biji-bijian Observasi Hasil karya
kata b-a-t-i-k lalu tempel - Kertas
dengan biji bijian bertuliskan
batik
2. Percobaan pencampuran - Gelas Observasi Unjuk kerja
warna dari warna primer - Pewarna
untuk batik makanan
(kuning,
biru,
merah) \
3. Membuat batik Jumputan - Air Observasi Hasil karya
dengan ikat mawar - Kain
- Karet.
- Kelereng
- Pewarna
- Mangkok

56
4. Anak meneruskan pola - Air Observasi Hasil karya
batik - kuas
Kegiatan pengaman : - Kertas
Bermain lego - Spidol
warna
warni
III. ISTIRAHAT (10.00-
10.30) - Alat
➢ Bermain permainan
➢ Cuci tangan dengan tertib. - Air,
➢ Berdoa mau makan - sabun,
➢ Makan snack - serbet
➢ Berdoa selesai makan Snack anak
IV. PENUTUP (10.30-11.00)
➢ Recalling Peraga Observasi Catatan
➢ Membuat bola dari kertas langsung perkembangan
koran
➢ Menanyakan perasaan anak
➢ Pesan-pesan
➢ Berdoa, pulang

Mengetahui
Kepala RA Guru Kelas

SRI NGADIYATI, S.Pd.AUD TATI IRAWATI


19650829 200501 2 001

57
LEMBAR REFLEKSI SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : Tati Irawati Sekolah : RA.M .Kantongan


Nim : 857924554 Kelompok : B (5-6) Tahun
Prodi : S1 PG PAUD Pertemuan :5
UPBJJ : YOGYAKARTA Hari/Tanggal : Jumat/6 /11/ 2020

Bagaimana reaksi anak terhadap proses pengembangan yang saya lakukan?

Karena proses pengembangan yang saya lakukan hanya melalui vidio


simulasi pembelajaran yang cuma di ikuti oleh 3 anak yang melaui luring
selebihnya melalui daring , jadi saya cuma bisa melihat reaksi dari 3 anak ,
dalam simulasi pertama anak kelihatan masih bingung mungkin
dikarenakan kegiatan tidak dilakukan seperti biasanya.

Secara keseluruhan apa kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan?

Kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan ini adalah kurangnya


percaya diri dalam penyampainan materidan terlalu tergesa gesa dalam
memberikan contoh, tidak memberikan pengutan saat anak kegiatan.

Secara keseluruhan apa saja kelebihan saya dalam kegiatan pengembangan?

Kelebihan saya dalam kegiatan pengembangan membatik jumputan adalah


memjelaskan materi cukup jelas sehingga anak anak cepat mengerti.

Hal-hal unik yang saya temui saat pembelajaran?

Pada saat kegiatan membati jumputan anak- anak melakukanya seperti


dilombakan

Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan saya
lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya?

Saya akan berusaha menyiapakan diri dan akan memberikan penguatan saat
anak berkegiatan, akan lebih pelan dalam memberi contoh, akan lebih detail
dan lengkap dalam memberi penjelasan

58
LEMBAR REFLEKSI SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : Tati Irawati Sekolah : RA.M .Kantongan


Nim : 857924554 Kelompok : A (4-5) Tahun
Prodi : S1 PG PAUD Pertemuan : 2/5
UPBJJ : YOGYAKARTA Hari/Tanggal : Jumat/13 /11/2020

Bagaimana reaksi anak terhadap proses pengembangan yang saya lakukan?

Karena proses pengembangan yang saya lakukan hanya melalui vidio


simulasi pembelajaran yang cuma di ikuti oleh 3 anak yang melaui luring
selebihnya melalui daring , jadi saya cuma bisa melihat reaksi dari 3 anak ,
dalam simulasi kedua anak dapat bersemangat dan senang sehinggan secara
memperoleh hasil maksimal syaitu kemampuan motorik anak berkembang
dengan pesat.

Secara keseluruhan apa kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan?

Kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan ini adalah kurangnya


persiapan yang matang , juga kepercayaan diri masih kurang .

Secara keseluruhan apa saja kelebihan saya dalam kegiatan pengembangan?

Kelebihan saya dalam kegiatan pengembangan dengan memilih kegiatan


membatik jumputan ini, koordinasi tangan dan mata anak meningkat ,
gerakan tangan sudah semakin lentur , anak bberkegiatan dengan
menyenangkan, sekaligus anak bisa mengenal warna ssat pewarnaan batik.

Hal-hal unik yang saya temui saat pembelajaran?

Saat anak diminta untuk mewarnai batik anak merasa senang dan ingin
mewarnai yang lebih bagus dari pada temannya.

Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan saya
lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya?

Saya akan memberikan kegiatan kepada anak dengan kegiatan yang lebih
inovatif dan kreatif juga menarik bagi anak, dan anak melakukanya dengan
rasa senang hati, dan kegiatan -kegiatan dengan cara bermain yg bisa
meningkatkan kemampuan aspek yang lainnya

59
RANCANGAN SATU SIKLUS

Siklus :1
Tema : Tanah Airku
Sub tema : Kebudayaan
Kelompok : B usia 5-6 tahun
Tanggal : 2 November 2020 s.d 6 November 2020
1. Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan sesuai jadwal sebagai berikut:
a. Hari pertama : Senin, 2 November 2020
b. Hari kedua : Selasa, 3 November 2020
c. Hari ketiga : Rabu, 4 November 2020
d. Hari keempat : Kamis, 5 November 2020
e. Hari kelima : Jumat, 6 November 2020
2. Tujuan perbaikan
Meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membatik
jumputan.
3. Identifikasi masalah
a. Pada kegiatan meronce dengan merjan dari 21 anak 9 diantaranya
kesulitan dalam memasukan ke dalam lubang merjan.
b. Dalam kegiatan menggunting pola dari 21 anak 10 diantara tidak
lurus rapi atau masih melenceng.
c. Pada kegiatan melipat kertas origami dari 21 anak 9 diantaranya masih
belum rapi.
d. Analisis masalah
4) Dari identikasi masalah di atas, dapat dianalisa :
a. Masih rendahnya kemampuan motorik halus anak
b. Anak dalam kegiatan pembelajaran motorik halus masih kurang minat.
c. Kurang variasi dalam kegiatan pembelajaran
5. Rumusan masalah
Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan
membatik jumputan?
6. Rencana Kegiatan Siklus 1

60
Tabel 4. Rencana Kegiatan Siklus 1
RPPH
Pembukaan Inti Penutup
ke
1 1. Berdoa. 1. Memasangkan jumlah 1. Recalling
Senin 2. Bergerak bilangan dengan gambar kegiatan
bebas tarian. hari ini.
sesuai 2. Tanya jawab tentang 2. Tepuk jari.
iringan batik. 3. Doa
musik. 3. Membatik jumputan penutup.
dengan teknik ikat benda
tahap mengikat awal.
2 1. Berdoa. 1. Menghubungkan gambar 1. Recalling
Selasa 2. Menirukan dengan tulisan yang kegiatan
gerakan sesuai. hari ini.
sederhana. 2. Mengelompokkan gambar 2. Bercerita
tarian adat yang sama. pendek ber
3. Membatik jumputan isi pesan-
dengan teknik ikat benda pesan.
dengan merjan dan tali 3. Doa
nylon. penutup.
3 1. Berdoa. 1. Mewarnai gambar rumah 1. Recalling
Rabu 2. Bermain adat honai. kegiatan
sambil ber 2. Menulis kata ho-na-i. hari ini.
nyayi 3. Membatik jumputan 2. Bernyanyi
“Apuse”. dengan teknik ikat benda “Apuse”.
kerikil dan tali rafia. 3. Doa
penutup.
4 1. Berdoa. 1. Membuat miniatur rumah 1. Recalling
Kamis 2. Menyanyi adat. kegiatan
lagu 2. Mengurutkan gambar hari ini.
daerah di rumah adat dari urutan

61
depan terbesar sampai yang 2. Bermain
kelas. terkecil. tepuk
3. Membatik jumputan tangan.
dengan teknik ikat benda 3. Doa
dengan kelereng dan tali penutup.
karet.
5 1. Berdoa. 1. Bermain kartu huruf lalu 1. Merapikan
Jumat 2. Bermain menyusun huruf menjadi alat-alat
tepuk kata batik. setelah
tangan. 2. Menyusun pazzel bentuk kegiatan.
baju. 2. Recalling
3. Membatik jumputan kegiatan
dengan teknik ikat benda hari ini.
dengan kelereng dan tali 3. Doa
karet lalu diwarnai. penutup.

62
RANCANGAN SATU SIKLUS

Siklus :2
Tema : Tanah Airku
Kelompok : B usia 5-6 tahun
Tanggal : 9 Novenmber 2020 s.d 13 November 2020
1. Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan sesuai jadwal sebagai berikut:
a. Hari pertama : Senin , 9 November 2020
b. Hari kedua : Selasa, 10 November 2020
c. Hari Ketiga : Rabu, 11 November 2020
d. Hari keempat : Kamis,12 November 2020
e. Hari kelima : Jum’at, 13 November 2020
3) Tujuan perbaikan
Meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membatik
jumputan.
4) Identifikasi masalah
a. Pada kegiatan meronce dengan merjan dari 21 anak 9 diantaranya
kesulitan dalam memasukan ke dalam lubang merjan.
b. Dalam kegiatan menggunting pola dari 21 anak 10 diantara tidak
lurus rapi atau masih melenceng.
c. Pada kegiatan melipat kertas origami dari 21 anak 9 diantaranya masih
belum rapi.
4. Analisis masalah
Dari identikasi masalah di atas, dapat dianalisa:
a. Masih rendahnya kemampuan motorik halus anak.
b. Anak dalam kegiatan pembelajaran motorik halus masih kurang minat.
c. Kurang variasi dalam kegiatan pembelajaran.
5) Rumusan masalah
Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan
membatik jumputan?
6. Rencana Kegiatan Siklus 2

63
Tabel 7. Rencana Kegiatan Harian Siklus 2
RPPH
Pembukaan Inti Penutup
ke
1 1. Berdoa. 1. Mengurutkan gambar 1. Recalling
Senin 2. Latihan kebaya dari terkecil kegiatan hari
baris- sampai terbesar. ini.
berbaris. 2. Tanya jawab tentang 2. Tepuk jari
batik jumputan. sambil
3. Membatik jumputan berhitung.
dengan teknik ikat 3. Doa Penutup.
mawar tahap
mengikat awal.
2 1. Berdoa. 1. Membuat blangkon 1. Recalling
Selasa 2. Gerak dan dari koran. kegiatan hari ini
lagu. 2. Menggunting huruf 2. Bermain. tepuk
disusun menjadi kata tangan dengan
blangkon. berbagai pola.
3. Membatik jumputan 3. Doa Penutup.
teknik ikat mawar
dengan merjan dan
tali nylon.
3 1. Berdoa. 1. Mengerjakan maze. 1. Recalling
Rabu 2. Memanjat, 2. Membuat keris dari kegiatan hari
bergantung daun kelapa. ini.
dan 3. Membatik jumputan 2. Menunjukan
berayun. teknik ikat mawar hasil karyanya.
dengan kerikil dan 3. Doa penutup.
tali rafia.
4 1. Berdoa. 1. Menyusun bentuk 1. Recalling
Kamis 2. Bermain baju. kegiatan hari
engklek. 2. Bermain kartu kata. ini.

64
3. Membatik jumputan 2. Cerita
teknik ikat mawar mengandung
dengan kelereng dan pesan.
tali karet. 3. Doa penutup.
5 1. Berdoa. 1. Merangkai huruf 1. Recalling
Jumat 2. Menyanyi menjadi kata b-a-t-i-k kegiatan hari
“Negaraku”. lalu tempel dengan ini.
biji-bijian. 2. Membuat bola
2. Percobaan dari kertas
pencampuran warna koran.
untuk untuk 3. Doa Penutup.
mewarnai batik.
3. Membatik jumputan
teknik ikat mawar
dengan kelereng dan
tali karet lalu
diwarnai.

65

Anda mungkin juga menyukai