Anda di halaman 1dari 5

MATERI 2

Kode Matakuliah : PAUD 4203

Mata Kuliah : EVALUASI PERKEMBANGAN ANAK TK (3 sks)

Materi : Asesmen Dan Evaluasi Pembelajaran Pada Anak Usia Dini

ASESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI

Saudara mahasiswa, selamat berjumpa kembali pada inisiasi kedua tutorial elektronik Evaluasi
Perkembangan Anak TK. Pada kesempatan yang kedua ini akan dibahas tentang asesmen dan evaluasi
pembelajaran pada anak usia dini. Setelah mengikuti inisiasi ini diharapkan Anda dapat menjelaskan
prinsip-prinsip anak usia dini dan prosedur asesmen dan evaluasi perkembangan di TK.

Prinsip-prinsip Anak Usia Dini

Evaluasi kemajuan belajar anak selalu dikaitkan dengan tujuan program, sedangkan evaluasi
perkembangan anak selalu dikaitkan dengan arah pola perkembangan anak sesuai dengan usia dan
individunya. Untuk mempertemukan kedua hal tersebut, kita perlu memahami prinsip-prinsip umum
anak usia dini. Kesepuluh prinsip tersebut adalah :

1. masa kanak-kanak adalah bagian dari hidup dan kehidupannya, bukan sekadar persiapan
kehidupan yang akan datang;

2. keseluruhan diri anak secara utuh itu penting;

3. belajar bagi anak itu terpadu;

4. motivasi intrinsik perlu diberi penghargaan;

5. disiplin anak perlu diperhatikan;

6. ada kurun waktu khusus reseptif untuk belajar;

7. titik berangkat pendidikan anak ada pada apa yang dapat dilakukannya;

8. ada inner life anak (kehidupan dalam diri) yang muncul dalam kondisi yang cocok;

9. orang-orang perlu berinteraksi dengan anak; dan

10. pendidikan anak adalah interaksi antara anak dengan lingkungannya.

Dalam kegiatan evaluasi, kesepuluh prinsip AUD memiliki implikasi sbagai berikut.
1. Perlu dibuat garis-garis perkembangan dalam setiap bidang pengetahuan (DBU) dan bidang
perilaku (DBF), dimulai dari berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak. Dengan pernyataan ini
dapat diartikan bahwa sebagai guru, jika kita ingin mengevaluasi pengetahuan/perkembangan
perilaku anak, terlebih dahulu kita harus merumuskan rentang kemampuan/perkembangan
perilaku anak TK yang mungkin muncul.

Contoh.

Perilaku sosialisasi anak yang mungkin muncul dalam kegiatan bermain adalah :

a. tidak mau bergabung dengan teman lain (menyendiri)

b. hanya mau bergabung dengan teman dekat

c. bergabung, tapi membuat ribut

d. bergabung dengan semua teman dan hubungan cukup baik

2. Perlu diperhatikan keluasan kurikulum

Dalam kurikulum TK sudah ditentukan kompetensi apa yang harus dicapai anak setelah menyelesaikan
suatu program kegiatan. Program tersebut biasanya dijabarkan dalam Satuan Kegiatan Harian (SKH).
Jika basis/dasar evaluasi/penilaian adalah SKH, maka seluruh kompetensi yang telah ditentukan tadi
harus dievaluasi, sehingga dapat diketahui kompetensi mana yang belum/sudah dapat dicapai anak.

3. Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas harus berguna bagi anak, tetapi jangan sampai
membebani anak mapun guru.

Dari uraian ini dapat diambil suatu rumusan, bahwa dalam evaluasi pun anak tidak boleh dibebani
terlalu berat. Harus kita perhatikan waktu, jangan terlalu lama sehingga anak merasa kecapaian.
Ciptakanlah suasana santai, informal, anak tidak merasa sedang dievaluasi, sehingga hasilnya lebih
alami swesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

4. Pameran hasil karya anak di kelas harus dipandang sebagai hasil yang dicapai anak, bukan
menunjukkan kemampuan guru. Konsekuensi dari pernyataan ini, dalam kegiatan evaluasi, penilaian
harus berpatokan pada tujuan pembelajaran bukan dari keinginan guru.

Prosedur Evaluasi dan Asesmen Pembelajaran di TK

1. Pengertian Operasional Asesmen dan Evaluasi.

a. Asesmen dan evaluasi pembelajaran

Mengevaluasi pendidikan anak berarti ingin mengetahui seberapa besar kesenjangan antara materi
yang telah diberikan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, sesuai dengan pola
perkembangan anak pada usia tertentu.

Sedangkan asesmen lebih banyak terkait dengan bukti tentang kemajuan anak, dan respon anak
terhadap metode yang digunakan dalam pendidikan. Dalam uraian ini dibedakan antara asesmen dan
evaluasi. Namun di dalam praktek keseharian asesmen dan evaluasi tak dapat dipisahkan, karena
keduanya menyatu dalam kegiatan. Pada saat kita melakukan asesmen sekaligus juga melakukan
evaluasi. Baik melalui kegiatan evaluasi maupun asesmen, terutama pada jenjang pendidikan di TK,
pasti terkait dengan :

1) tujuan pembelajaran

2) proses pembelajaran, dan

3) hasil belajar.

Dalam pendidikan di TK, lebih banyak digunakan istilah asesmen dibandingkan dengan evaluasi,
karena untuk melakukan penilaian anak TK baik tentang proses maupun hasil belajar, lebih banyak
digunakan cara nontes yang bersifat informal.

b. Pendekatan proses dalam asesmen dan evaluasi di TK

Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan evaluasi adalah:

1) penilaian lebih difokuskan pada proses dari pada hasil

2) proses tersebut harus selalu mempertimbangkan tahap usia perkembangan yang lebih bersifat
individual dan unik.

Perpaduan dari kedua point di atas menuntut kita sebagai guru untuk lebih banyak menilai proses dari
pada hasil, artinya kalau kita ingin mengases seorang anak dalam menggambar, perhatikanlah cara
anak itu menggambar bukan pada gambarnya itu sendiri. Kita tahu bahwa hasil gambar sangat
tergantung pada prosesnya. Dalam proses, tiap anak memiliki pola perkembangan yang berbeda
antara anak yang satu dengan anak lain, sehingga kita tidak boleh memandang sama terhadap semua
anak. Untuk mengevaluasi dan melakukan pembimbingan terhadap anak yang berbeda perlu cara
yang berbeda pula.

c. Urgensi asesmen dan evaluasi bagi orang tua.

Orang tua biasanya lebih mudah melihat hasil perkembangan anak dibandingkan dengan prosesnya.
Demikian juga bagi seorang guru akan lebih mudah menyampaikan laporan kepada orang tua tentang
hasil belajar anak didik dibandingkan dengan proses belajar. Namun demikian, laporan tentang proses
belajar perlu dan harus disampaikan kepada orang tua, terutama bagi anak yang belum dapat
menunjukkan hasil belajar maksimal. Orang tua perlu mengetahui proses, karena diharapkan dapat
berperan dalam membantu anak di rumah. Sebagai contoh, hasil menggambar si Adi kurang bagus
karena cara memegang pensilnya kurang baik. Dalam hal ini orang tua perlu dilibatkan agar

pada saat anak belajar menggambar di rumah, orang tua juga dapat memberikan bimbingan
dengan baik

2. Prosedur Asesmen dan Evaluasi

Untuk mendapatkan informasi sebagai barang bukti tentang kemajuan perkembangan dan belajar
anak, dapat digunakan prosedur berikut.

a. Prosedur formatif dan sumatif


Prosedur formatif adalah suatu cara mengases perkembangan anak yang menitikberatkan pada
proses. Cara ini sangat cocok digunakan dalan asesmen untuk anak usia dini, karena anak akan
menampilkan diri secara optimal dalam konteks yang informal, alami, otentik, santai namun
bermakna. Pengamatan dengan ceklis, pedoman observasi atau catatan anekdot adalah instrumen
yang biasa digunakan.

Sedangkan prosedur sumatif adalah suau cara mengases perkembangan dan belajar anak yang
lebih menitikberatkan pada hasil. Penilian sumatif menggunakan patokan atau acuan tertentu, seperti
Penilaian Acuan Individual (PAI). Tes adalah instrumen yang biasa digunakan dalam penilaian sumatif.
Contoh penilaian sumatif, misalnya taraf kemampuan anak dalam membaca.

b. Prosedur formatif dan sumatif sebagai kesatuan

Untuk menilai kemajuan perkembangan anak, akan lebih baik jika prosedur formatif (penilaian proses)
dan prosedur sumatif (penilaian hasil) digunakan secara terpadu dalam kegiatan asesmen di TK.
Dikatakan dalam modul bahwa keterpaduan ini akan lebih menonjolkan interaksi antara guru dan
anak, Namun tidak mengesampingkan hasil belajar. Misalnya pada perkembangan motorik halus
(menggambar). Secara formatif guru dapat mengamati bagaimana proses seorang anak pada saat
menggambar. Cara memegang pensil, cara menggoreskan pensil/krayón pada kertas, semua akan
teramati oleh guru. Jika ditemukan cara yang salah, guru segera dapat membimbing anak tersebut,
sehingga terjadi interaksi yang baik antara anak dan guru. Setelah selesai menggambar guru harus
menilai hasil karya anak dalam menggambar. Hasil karya yang dinilai dapat meningkatkan motivasi
anak dalam menggambar.

c. Arti prosedur formatif dan sumatif bagi orang tua

Jika lembaga pendidikan TK melakukan asesmen secara terpadu, maka orang tua dapat menerima
laporan tentang perkembangan anak baik dalam proses maupun hasil sekaligus. Orang tua tidak saja
dapat melihat hasil belajar anaknya dibandingkan anak lain, tapi juga dapat melihat perkembangan
anak dari waktu kewaktu. Jika orang tua merasa tidak puas terhadap hasil belajar anak, ia dapat
menanyakan prosesnya, yang dapat memberikan keterangan tentang kemungkinan penyebab
rendahnya kemajuan perkembangan dan hasil belajar anak. Guru dapat menjelaskan mengapa si Ali
hasil menggambarnya kurang bagus, karena ia tidak sabar saat menggoreskan pensil/krayon. Dengan
penjelasan ini orang tua dapat ikut membantu/membimbing anak di rumah dalam pelajaran
menggambar.

Nah, mahasiswa S 1 PGPAUD dimanapun Anda berada. Apakah Anda telah memahami bahasan
tentang materi tersebut? Tugas Anda sekarang mempelajari kembali materi tersebut dengan cermat
kemudian cobalah untuk menerapkannya di kelas Anda. Catatlah apa saja kesulitan dan keuntungan
yang Anda dapatkan dalam menerapkan asesmen ini di kelas Anda sehingga Anda mengetahui dengan
pasti apa saja kesulitan dan kemudahan yang Anda alami dalam menerapkan terhadap anak didik di
tempat Anda. Diskusikanlah dengan sesama mahasiswa atau teman sejawat Anda. Jika ada hal-hal
yang tidak Anda pahami, Anda dapat berkonsultasi atau menanyakan langsung pada tutor mata kuliah
ini.
Demikianlah materi sesi kedua ini, sampai jumpa lagi pada inisiasi berikutnya. Sekian dan terima
kasih atas parisipasi Anda dalam Tutorial Online ini.

Anda mungkin juga menyukai