Anda di halaman 1dari 58

SITI NURAINI PURNAMAWATI

27 AGUSTUS 2015
RIAU-PEKANBARU

IDENTIFIKASI DAN ASESMEN


LIHAT FILM DULU SEBAGAI REFRESHING
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen
dinyatakan Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Ini berarti bahwa tugas guru semakin
berat karena tidak hanya mengajar
tetapi lebih dari itu. Hal tersebut juga
didukung oleh PP. 19 tentang
kompetensi guru yaitu kompetensi
pedagogik, kepribadian, professional
dan social.
Pemberdayaan profesi guru dalam Undang-
Undangpun ditegaskan diselenggarakan
melalui pengembangan diri yang dilakukan
secara demokratis, berkeadilan, tidak
diskriminatif, dan berkelanjutan dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, kemajemukan
bangsa, dan kode etik profesi.

Salah satu pengembangan profesi guru


adalah dengan mengikuti berbagai seminar
ilmiah, diskusi ilmiah ataupun melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Sebagai guru di sekolah reguler, pasti akan
mendapatkan beberapa siswa yang mungkin
tidak sama kecepatan dalam belajar, berbeda
dalam fisik, berbeda dalam tingkah laku dan
sebagainya. Tetapi sebagai guru yang
profesional, guru harus dapat membantu siswa-
siswa tersebut secara tim, agar bantuan dapat
lebih efektif.
ISTILAH
 Dalam dunia pendidikan khusus kita
mengenal istilah identifikasi dan asesmen
sebelum melakukan pembelajaran.

 Istilah ini seringkali dipergunakan saling


tumpang tindih. Sebenarnya terdapat
perbedaan antara identifikasi dan asesmen
GURU-------MENGAMATI-----TINGKAH
LAKU

AKIBAT DARI TINGKAH


LAKU LAIN MASALAH?
 Identifikasi adalah suatu proses yang
digunakan untuk menentukan apakah
seseorang memiliki
ketidakmampuan/disabilitas tertentu dan
selanjutnya membutuhkan asesmen.

 Menemukenali permasalahan yang terjadi


dilakukan baik pada siswa baik di tingkat
Taman Kanak-kanak sampai dengan
sekolah menengah atas, bahkan mungkin
sampai dewasa.
JANGAN SAMPAI IBU/BAPAK GURU
MENJADI
Beberapa ciri dari anak yang bermasalah dalam
belajar adalah:

 Anak yang mengalami kesulitan membaca


biasanya memperlihatkan perkembangan
kemampuan membaca agak atau terlambat
dari yang seharusnya.
 Kemampuan memahami bacaan rendah
 Kalau membaca sering terjadi banyak
kesalahan
 Menyalin tulisan lamban
 Hasil tulisan anak sangat kotor
 Gagal dalam pelajaran mengarang atau
membuat laporan
 Tulisan anak terlalu tebal
 Tulisan anak terlalu tipis sehingga sulit untuk
dibaca
 Tulisan anak tidak lurus pada garis yang
seharusnya
 Sering menghapus tulisan
 Sulit mengoperasikan perhitungan
 Sulit membedakan bangun-bangun geometri
 Gagal dalam perhitungan soal cerita
 Anak kurang konsentrasi atau terlihat tidak
berminat dalam belajar akibat
 Kurang memahami bidang akademik
 Anak sering berjalan-jalan di dalam kelas
 Anak sering tidak masuk tanpa alasan
 Anak sering menghindar guru

 Anak sering terlihat seperti melamun


 Anak sering terlihat mengedip-ngedipkan
mata
 Anak sering berjalan ke arah papan apabila
menyalin tulisan dari papan tulis
 Anak kurang memahami instruksi guru
 Anak sering salah dalam menjalankan apa
yang diperintahkan guru
 Anak sering mengernyitkan dahi apabila
harus melihat ke arah suatu tulisan
 Anak sering tidak selesai dalam
mengerjakan pekerjaan sekolah
 Anak sering tidak membuat pekerjaan
rumah
 Anak sering menghindar apabila akan disentuh
 Anak sering memakai pakaian rangkap yang tidak
wajar
 Anak sering tidak mau bergaul dengan teman
 Anak sering terlihat di dalam kelas ketika jam
istirahat
 Anak sering mengganggu teman baik ketika
proses pembelajaran ataupun jam istirahat
 Anak sering mencontek pekerjaan teman
 Anak sering terburu-buru dalam mengerjakan
tugas yang diberikan
 Anak meremehkan pelajaran
 Anak sering menghasut teman untuk tidak
mengikuti instruksi
 Anak sering melanggar disiplin sekolah dan kelas
yang diterapkan
SIAPA YANG MELAKUKAN?
 kepala sekolah, guru kelas/bidang studi,
guru pembimbing khusus, orangtua, wali
murid atau petugas lain yang ditunjuk
(penjaga sekolah, pembantu rumah
tangga mereka, supir keluarga mereka,
tetangga, teman anak dsb).

 Pelaksanaan dapat pada waktu


penerimaan siswa baru dan pada proses
belajar setelah siswa bersekolah.
 Identifikasi dapat juga digunakan sebagai
penjaringan (screening). Setelah dijaring, anak
dapat dirujuk pada ahlinya sesuai dengan kondisi
anak.

 Contoh: anak terjaring ternyata tidak dapat


mendengar, maka sebaiknya dirujuk pada ahli
audilogi untuk dites pendengaran secara akurat.
Setelah teridentifikasi maka langkah selanjutnya
adalah melakukan asesmen sebagai langkah
untuk melihat apa yang dibutuhkan, apa
kelebihan dan apa kekurangan dari peserta didik.
(Contoh alat identifikasi ada pada lampiran)
 Asesmen adalah proses pengumpulan
data mengenai tingkah laku, karakteristik
perkembangan anak, dan kemajuan
belajar anak yang dilakukan melalui teknik
tes dan non tes.

 Dapat dikatakan sebagai proses


pengumpulan data untuk melihat
kebutuhan, kelebihan dan kekurangan dari
individu.
 Asesmen adalah proses menemukan apa
yang anak dapat lakukan, apa yang dia
tahu, dan apa yang membuat dia tertarik.

 Jadi tujuan dari asesmen adalah untuk


melihat secara kuantitatif dan kualitatif
berbagai kemampuan dan kebutuhan dari
seorang individu.
 Untuk merencanakan pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan

 Untuk mengidentifikasikan apa yang


dibutuhkan (layanan, modifikasi)

 Untuk mengevaluasi apakah program yang


dijalankan berhasil dengan baik
 Asesmen sangat penting sebab guru akan
mendapatkan informasi yang penting dan
dapat menyediakan kegiatan yang sesuai
untuk membantu anak agar dapat tumbuh
dan mengembangkan semua potensi yang
dimiliki oleh peserta didik.
 Bagi mereka yang masih usia dini asesmen
yang dilakukan adalah pada aspek bicara,
bahasa, pendengaran, perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, perkembangan
social emosi dan keterampilan bina diri.

 Namun bagi yang sudah terdekteksi


memiliki kebutuhan khusus maka area
yang di ases adalah akademik dan non
akademik
prinsip seperti:

a. Menggunakan berbagai sumber informasi

b. Memiliki keuntungan untuk


meningkatkan/mengembangakan
kemampuan anak dalam belajar

c. Melibatkan anak dan keluarga

d. Adil bagi semua anak


 Asesmen sebagai alat pengumpul data.
asesmen berfungsi untuk mendeteksi dan
mengelola temuan data.

 Asesmen sebagai alat ukur perkembangan


dan pembelajaran, maka asesmen untuk
menilai hasil perkembangan dan kegiatan
berdasarkan semua data yang dikumpulkan.
 Sebagai laporan perkembangan dan
pembelajaran, asesmen untuk
menginformasikan perkembangan anak
dan pembelajarannya kepada orang yang
berhak menerima informasi seperti
orangtua, kepala sekolah,
penilik/pengawas.
 Dalam pendidikan khusus/pendidikan luar
biasa terdapat beberapa jenis asesmen.
Beberapa menyatakan dengan , authentic
assessment, curriculum based
assessment atau ada menyebut dengan
academic assessment, developmental
assessment, functional assessment
 Asesmen authentik adalah Asemen yang
dapat menjelaskan segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses dan hasil
asesmen serta manfaatnya pada
perkembangan anak di dalam proses
perkembangannya.

 Tujuan authentic assessment adalah


mendokumentasikan perkembangan dan
kemajuan anak, bagaimana mereka
menggunakan keterampilan ketika terlibat
dengan materi, guru, orangtua dan teman.
 Asesmen autentik menggunakan portofolio
anak, koleksi dokumentasi dari kejadian
yang diperlihatkan anak dalam
pertumbuhannya. Portopolio biasanya
adalah sampel dari pekerjaan anak
termasuk catatan anekdot, foto kegiatan
anak yang kemudian diberi narasi oleh
guru atau observer.

 Portofolio memperlihatkan kejadian anak


dalam pembelajaran dan kemajuannya
 Curriculum Based Assessment (CBA),
adalah proses yang menentukan apa yang
akan diajarkan kepada peserta didik.

 Beberapa keuntungan dalam menggunakan


CBA antara lain: CBA membantu guru dalam
menentukan apa yang akan di ajarkan, lebih
efisien karena dapat dilakukan dalam
pembelajaran sehari-hari, dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dan
dapat digunakan untuk membuat rujukan.
 Developmental Assessment adalah
asesmen yang mengacu pada tingkat
perkembangan anak. Terdapat perbedaan
antara pertumbuhan dan perkembangan.

 Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran


dan jumlah sel serta jaringan interseluler
berarti bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh sebagian atau keseluruhan
sehingga dapat diukur dengan satuan
panjang dan berat
 Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dari struktur / fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat
diperkirkan, dan diramalkan sebagai hasil dari
proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ –
organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI,
2002)

 Perkembangan adalah bertambahnya struktur


dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara
dan bahasa serta sosialasi dan kemandirian
(Depkes RI, 2005).
 Functional behavioral assessment adalah
secara umum dipertimbangkan sebagai
proses problem-solving untuk menunjukkan
masalah tingkah laku pada siswa.

 Functional behavioral assessment juga


menggunakan variasi tehnik dan strategi untuk
menemukenali tujuan tingkah laku yang
khusus dan membantu tim IEP untuk
menyeleksi intervensi-intervensi untuk secara
langsung menunjuk pada masalah tingkah
laku
 Fokus ketika melakukan asesmen fungsional
ini adalah pada menemukenali secara
signifikan, sosial khusus dari siswa, afektif,
kognitif, dan atau faktor-faktor lingkungan
yang menjadikan atau yang tidak menjadikan
tingkah laku khusus.

 Perpektif yang luas ini menawarkan


pemahaman yang lebih baik daripada fungsi
atau tujuan dibalik tingkah laku siswa.
 Terdapat beberapa metode untuk
mengumpulkan data menggunakan the
functional behavioral assessment.

 Metode yang utama adalah melalui informan-


informan, record review, dan direct
observation.

 Disarankan untuk menggunakan lebih dari


satu alat untuk mengumpulkan data, dan
seharusnya dipertimbangkan dalam tim
tentang jumlah dan tipe data yang dibutuhkan
 Setelah data dikumpulkan, analisis data
adalah langkah berikutnya.

 Analisis ini adalah memformulasikan


prediksi-prediksi dari apa saya yang dapat
memelihara tingkah laku, kapan dan
dimana tingkah laku tersebut akan dan
tidak akan terjadi.

 Analisis harus mengikuti pertanyaan-


pertanyaan sebagai berikut:
 Penyebab dan seting kejadian antara lain:
dalam seting apa tingkah laku tersebut
muncul atau tidak muncul? Siapa yang ada
dan siapa yang tidak ada? Aktifitas-aktifitas
apa sebelum tingkah laku itu muncul?
Apakah komunikasi harapan jelas untuk
siswa?Apakah pembelajaran/instruksi-
instruksi dan aturan-aturan untuk berbagai
kegiatan jelas dan tegas? Apakah tugas-
tugas yang disyaraktkan sesuai?Are task
requirements appropriate?
 Consequences: Apakah orang-orang yang
lain secara tidak sengaja menguatkan tingkah
lakunya?Apakah konsekuensi-konsekuensi
mengikuti tingkah laku yang terjadi? Apakah
anak mengenali ketika bertingkah laku baik?
Siapa yang berinteraksi dengan siswa ketika
tingkah laku itu terjadi?
 Interview terhadap siswa-siswa mungkin
hal yang berguna dalam menemukenali
bagaimana anak tersebut dikenali dan apa
yang menyebabkan anak itu bereaksi atau
beraksi terhadap apa yang dilakukan
teman atau orang lain.
Ruang Lingkup
 Ruang lingkup asesmen yang dapat dilakukan

oleh guru adalah bidang akademik dan non


akademik (social, emosi).

 Bidang akademik guru dapat mengembangkan


instrument sendiri seperti: pedoman observasi,
wawancara, catatan anekdot, portofolio.

 Dalam bidang akademik guru dapat mengacu


pada kurikulum sekolah. Guru dapat melihat
pada bidang calistung, membaca, menulis dan
menghitung. (contoh di lampiran).
 Bagi kekhususan tertentu maka dapat
dilakukan berbagai aspek seperti asesmen
dalam bidang orientasi dan mobilitas,
berkomunikasi, bina diri, perilaku,
kreatifitas, dan vokasional.

 Bagi peserta didik dengan gangguan


intelektual, kemungkinan juga perlu di
ases bidang orientasi mereka, namun
akan berbeda dengan yang dilakukan oleh
peserta didik dengan gangguan visual.
 Literature lama dari Hargrove dan Poteet
(1984) menyatakan dengan istilah
education evaluation yang terdiri dari tiga
aktifitas yaitu aktifitas asesmen, aktifitas
diagnostic dan aktifitas preskriptif. Untuk
jelasnya dapat di lihat pada gambar
berikut ini:
The education evaluation

Assessment tools and techniques

Diagnostic activities

Looking task level Prescriptive activities

Listening learning situation Instructional materials and equipment

Asking learning style Instructional situasion

Instructional methods

Student’s unique Instructional style

Diagnostic summary

Instructional proogram
The curriculum based assessment

Analyse curriculum

Assess skills
Repeat (Conduct indirect ass
Cycle Conduct direct ass)

Program for assessed needs

Never taught previously taught


(Develop strategies) (corrective strategis)

Maintenance strategies
 Tehnik asesmen dapat dilakukan secara
formal dan informal. Secara formal misalnya:
Tes intelegensi,Tes pencapaian hasil belajar,
Tes bahasa, Tes membaca, Tes matematika
dan Tes menulis. Secara informal guru dapat
melakukan dengan observasi.
 Observasi adalah pengamatan yang
dilakukan terus menerus untuk
mendapatkan berbagai informasi baik
secara kebetulan ataupun sengaja
dipelajari.

 Beberapa keterampilan yang


dipergunakan dalam observasi antara lain:
 Keterampilan bernegosiasi dengan waktu,
 Keterampilan mencatat dengan detail,
 Keterampilan berkomunikasi dan
Keterampilan menyimak/mendengarkan.
 Keterampilan objektifitas,
 Kesabaran,
 Sensitif,
 Tidak mudah terganggu,
 Konfidense untuk memulai,
 Matang dan Memahami tujuan
 Sebelum asesmen dilaksanakan, pastikan bahwa
semua instrument, sumber daya manusia, setting
kelas (mungkin apabila di dalam kelas) dan
prosedur pelaksanaan jelas bagi setiap anggota
tim asesmen.

 Setelah data/informasi di dapat maka langkah


selanjutnya adalah melakukan analisis hasil
observasi.
 Dari setiap pertemuan misalnya observasi, di
kumpulkan catatan perjam/per pertemuan.
Kemudian guru dapat melihat kesamaan dan
perbedaan data atau informasi dari tiap
pertemuan observasi, kemudian di analisa.

 Hasil dari setiap anggota tim dikumpulkan


kemudian di bandingkan, dibuat kesimpulan
untuk menentukan program apa yang harus
diterima oleh peserta didik.
Objective observation mis: a rating scale
Contoh: Skala rating untuk untuk keterlibatan
anak dalam suatu kelompok
Nama:-----------------------tangal: -----------------
Petunjuk: buatlah tanda x untuk tingkah laku yang
sesuai dengan pengamatan

1. Partisipasi -------- ------- ------- ------- ------ ------


0 1 2 3 4 5
sama sekali tidak terlibat
sangat terlibat
2. Motivasi
3. dst
BASELINE

waktu Sn Sls Rb Km Jm Sb Mg
7.00-7.10 lll ll
7.10-7.20

dst
Membuat laporan hasil asesmen
 Integrasikan semua informasi dari semua
aspek perkembangan
 Refleksikan semua koleksi data dengan
tim
 Kreasikan profile dari anak berdasarkan
informasi tersebut antara lain:
 Karakteristik: apa yang disuka/tidak disuka,
kepribadian, pengaturan diri, interaksi sosial,
temperamen, keunikan
 Demographics: usia, jenis kelamin, status
anak dalam keluarga,
 Sejarah perkembangan: milestone,
kebutuhan khusus, bermain, kesimpulan dari
hasil asesmen sebelumnya
 Physical status: penampilan, sejarah
kelahiran, pertumbuhan, kesehatan
 Sejarah keluarga: kegiatan keluarga yang
rutin, pekerjaan, kesehatan keluarga, alamat,
 Sejarah kesehatan
TERIMA KASIH IBU DAN BAPAK
GURU TELAH MAU MEMBANTU KAMI
TUGAS KELOMPOK:

 Kembangkan IDENTIFIKASI DAN


ASESMEN untuk melihat peserta didik yang
mengalami problema belajar

 Problema belajar ≠ Anak dengan kebutuhan


pendidikan khusus
PERSENTASIKAN:

 Tujuan melakukan asesmen


 Alat yang digunakan (alasan)
 Aspek yang diamati
 Personal yang mengamati
 Prosedur/langkah-langkah
 Lokasi pengamatan
 Item-item yang dikembangkan
 Analisis hasil
 Pembuatan laporan

Anda mungkin juga menyukai