Jawab : Istilah identifikasi ABK dimaksudkan sebagai usaha seseorang (orang tua, guru,
maupun tenaga kependidikan lainnya) untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami
hambatan, kelainan atau penyimpangan fisik, mental, intelektual, sosial, emosional, dan atau
sensoris neurologis) dalam pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak
lain seusianya (anak-anak normal). Tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi
apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, intelektual, sosial, emosional).
Disebut mengalami kelainan/penyimpangan tentunya jika dibandingkan dengan anak lain yang
sebaya dengannya.
Penilaian (asesmen) dapat diartikan sebagai semacam kegiatan “penilaian” yang dilakukan
dengan berbagai cara dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang
kekuatan, kelemahan, serta kesulitan anak dalam bidang tertentu, yang akan dimanfaatkan
untuk penempatan dan penyusunan program pendidikan atau layanan bantuan yang diberikan.
Penilaian (asesmen) bertujuan untuk; (1) Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan
komprehensif tentang kondisi anak saat ini, (2) Mengetahui profil anak secara utuh terutama
permasalahan dan hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-
kebutuhan khususnya, serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak. (3) Memenuhi
layanan yang dibutuhkan.
➢ Untuk anak-anak yang sudah masuk dan menjadi siswa pada sekolah tertentu,
identifikasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
➢ Asesmen dilakukan untuk lima keperluan, yaitu untuk (1) penyaringan (sreening ), (2)
pengalihtanganan (referral), (3) klasifikasi (classification), (4) perencanaan
pembelajaran ( instructional planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar anak
(monitoring pupil progress). Hasil dari assessmen dapat membantu kita memutuskan
tentang pemecahan permasalahan pada pembelajaran siswa dan jika permasalahan itu
diidentifikasi maka kita akan dapat melakukannya.