Anda di halaman 1dari 2

ELABORASI PEMAHAMAN-TOPIK 2

1. Konsep Identifikasi dan asesmen ABK

Jawab : Istilah identifikasi ABK dimaksudkan sebagai usaha seseorang (orang tua, guru,
maupun tenaga kependidikan lainnya) untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami
hambatan, kelainan atau penyimpangan fisik, mental, intelektual, sosial, emosional, dan atau
sensoris neurologis) dalam pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak
lain seusianya (anak-anak normal). Tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi
apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, intelektual, sosial, emosional).
Disebut mengalami kelainan/penyimpangan tentunya jika dibandingkan dengan anak lain yang
sebaya dengannya.

Penilaian (asesmen) dapat diartikan sebagai semacam kegiatan “penilaian” yang dilakukan
dengan berbagai cara dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang
kekuatan, kelemahan, serta kesulitan anak dalam bidang tertentu, yang akan dimanfaatkan
untuk penempatan dan penyusunan program pendidikan atau layanan bantuan yang diberikan.
Penilaian (asesmen) bertujuan untuk; (1) Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan
komprehensif tentang kondisi anak saat ini, (2) Mengetahui profil anak secara utuh terutama
permasalahan dan hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-
kebutuhan khususnya, serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak. (3) Memenuhi
layanan yang dibutuhkan.

2. Tata Laksana Identifikasi dan asesmen ABK


Jawab :

➢ Untuk anak-anak yang sudah masuk dan menjadi siswa pada sekolah tertentu,
identifikasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghimpun data tentang anak


Pada tahap ini petugas (guru) menghimpun data kondisi seluruh siswa di kelas
(berdasar gejala yang nampak pada siswa) melalui instrumen-instrumen daftar ceklist
perkembangan anak, baik secara fisik atau psikis. Bisa juga dengan membaca hasil tes
psikologi yang pernah dilakukan anak sebelumnya.

2. Menganalisis data dan mengklasifikasi anak


Pada tahap ini tujuannya adalah untuk menemukan anak-anak yang tergolong anak
dengan kebutuhan khusus (yang memerlukan pelayanan pendidikan khusus). Buatlah daftar
nama anak yang diindikasikan berkelainan sesuai dengan ciri-ciri dan standar nilai yang
telah ditetapkan. Jika ada anak yang memenuhi syarat untuk disebut atau berindikasi
kelainan sesuai dengan ketentuan tersebut, maka dimasukkan ke dalam daftar nama-nama
anak yang berindikasi kelainan. Sedangkan untuk anak-anak yang tidak menunjukkan
gejala atau tanda-tanda berkelainan, tidak perlu dimasukkan ke dalam daftar khusus
tersebut. Kemudian data ini bisa dilanjutkan lagi kepada ahli PLB / Orthopedagog untuk
ditindaklanjuti.

3. Mengadakan pertemuan konsultasi dengan kepala sekolah


Pada tahap ini, hasil analisis dan klasifikasi yang telah dibuat guru dilaporkan
kepada Kepala Sekolah untuk mendapat saran-saran pemecahan atau tindak lanjutnya.

4. Menyelenggarakan pertemuan kasus (case conference)


Pada tahap ini, kegiatan dikoordinasikan oleh Kepala Sekolah setelah data anak
dengan kebutuhan khusus terhimpun dari seluruh kelas. Kepala Sekolah dapat melibatkan:
(1) Kepala Sekolah sendiri; (2) Dewan Guru; (3) orang tua/wali siswa; (4) tenaga
professional terkait, jika tersedia dan dimungkinkan; (5) Guru Pembimbing Khusus (Guru
PLB) jika tersedia dan memungkinkan.

Materi pertemuan kasus adalah membicarakan temuan dari masing-masing guru


mengenai hasil identifikasi untuk mendapatkan tanggapan dan cara-cara pemecahan serta
penanggulangannya.

5. Menyusun laporan hasil pertemuan kasus


Pada tahap ini, tanggapan dan cara-cara pemecahan masalah dan
penanggulangannya perlu dirumuskan dalam laporan hasil pertemuan kasus.

➢ Asesmen dilakukan untuk lima keperluan, yaitu untuk (1) penyaringan (sreening ), (2)
pengalihtanganan (referral), (3) klasifikasi (classification), (4) perencanaan
pembelajaran ( instructional planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar anak
(monitoring pupil progress). Hasil dari assessmen dapat membantu kita memutuskan
tentang pemecahan permasalahan pada pembelajaran siswa dan jika permasalahan itu
diidentifikasi maka kita akan dapat melakukannya.

3. Konsep dan penyusunan Profil PDPD


Jawab : Program Individual Individualized Education Program (IEP) mencakup langkah-
langkah: (1). Pembentukan Tim/Komite; (2). Pertemuan Anggota Komite/Tim Penyusun IEP;
(3). Indentifikasi Kemampuan dan keterbatasan siswa (need assessment), sebagai dasar
penyusunan kurikulum bagi siswa/i tersebut;

Anda mungkin juga menyukai