Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

Pengumpulan data bertujuan untuk mengetahui kebutuhan siswa.Pengumpulan data


oleh guru BK dapat dilakukan dengan kegiatan assasment dengan upaya mengumpulkan data
yang bisa berisi data kebutuhan siswa maupun masalah siswa dalam berbagai bidang yaitu
bidang pribadi, belajar, sosial dan karir.
Kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu metode tes
dan nontes.Metode Tes dapat dilakukan dengan memberikan serangkaian tes psikologis
kepada murid. Tes tes tersebut meliputi tes kepribadian, tes inteligensi, dan tes prestasi
belajar. Metode nontes dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen wawancara, angket,
skala psikologis, sosiometri, dan lain sebagainya yang diberikan kepada siswa dan kemudian
dianalisis oleh guru BK.
Hasil dari pengumpulan data ini, nantinya akan dibuat suatu program yang mana
program ini berisi serangkaian layanan yang akan diberikan kepada siswa, baik itu dalam
jangka waktu setahun, satu semester, satu bulan, atau bahkan dalam bentuk program harian.
Tanpa adanya suatu pengumpulan data, guru BK di sekolah tidak akan daapat memberikan
layanan BK yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk itu, pengumpulan data siswa di
sekolah sangat penting.
Kegiatan penyimpanan data ini, tidak cukup hanya pada menyimpan data siswa
dalam lemari arsip saja, tetapi juga harus memperkirakan kerahasiaan dari data-data yang
telah dikumpulkan.Penyimpanan data yang baik ini, ditandai dengan teraturnya lemari arsip
yang ada diruang BK, dan juga tersedianya kunci ditiap-tiap lemari data yang menyebabkan
kerahasiaan data bisa terjamin.

A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari layanandalam pengumpulan data ?
2. Bagaimana implementasi layanan pengumpulan data ke sekolah ?
3. Seperti apa gambar-gambar / dokumen berkaitan dengan pengumpulan data ?

1
B. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari makalah ini untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan layanan
pengumpulan data, bagaimana implementasi layanan pengumpulan data ke sekola dan
seperti apa gambar-gambar / dokumen berkaitan dengan pengumpulan data.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Layanana dalam Pengumpulan Data


Data adalah catatan atas kumpulan fakta.Data merupakan bentuk jamak dari datum,
berasal dari bahasa Latin yang berarti sesuatu yang diberikan. Dalam penggunaan sehari-
hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah
hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-
kata, atau citra.Intinya, data adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan dalam menarik suatu keputusan.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian.Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian.Menurut H.M. Umar dan
Santono, pengumpulan data ini sangat penting dalam penyelidikan-penyelidikan pada
umumnya maupun dalam bimbingan dan konseling. Hal ini karena konseling baru dapat
diberikan dengan baik kalau data sekitar individu yang akan dibimbing telah diketahui.
Dapat disimpulkan bahwa pengumpulan data adalah salah satu komponen dalam program
bimbingan, yang sekaligus menjadi salah satu layanan bimbingan yang penting.Komponen
ini mencakup semua usaha untuk memperoleh data tentang siswa dan mahasiswa,
menganalisis dan menafsirkan data, serta menyimpan dan merahasiakan data tersebut.
Dalam rangka layanan pengumpulan data di jenjang pendidikan menengah pada
umumnya dibutuhkan data tentang masing-masing peserta dalam aspek-aspek sebagai
berikut:
Latar belakang keluarga
Riwayat sekolah
Taraf prestasi dalam bidang-bidang studi
Taraf kemampuan intelektual
Bakat khusus
Minat terhadap bidang studi
Pengalaman di luar sekolah
Ciri-ciri kepribadian

3
Kesehatan jasmani

A.1 Jenis-jenis Data Tentang Siswa


Jenis data tentang individu siswa dapat dikelompokkan atas beberapa aspek sebagai
berikut.
1. Data tentang identitas siswa, misalnya : nama siswa, jenis kelamin, tempat & tanggal
lahir, denah duduk di kelas, alamat rumah, agama, dan sebagainya.
2. Data tentang aspek fisiologis, misalnya : tinggi badan,berat badan,bentuk wajah,
warna rambut,kesehatannya, penyakit yg pernah di derita dalam waktu lama, cacat
tubuh (bila ada), kondisi panca indera, dan sebagainya.
3. Data tentang aspek psikologis, misalnya:
tingkat kecerdasannya, bakatnya,minatnya, kegemarannya,kepribadiannya,
emosinya, cita-cita pendidikannya, cita-cita jabatannya, dan sebagainya.
4. Data dari lingkungan keluarga, misalnya : besarnya keluarga, status sosok keluarga,
hubungan dengan orang tua, hubungan antara anak-anak, cita-cita orang tua terhadap
anaknya, kedudukan anak dalam keluarga, dan sebagainya.
5. Data dari sekolah, misalnya : ketaatannya terhadap tatatertib, kebiasaannya di kelas,
kemajuan belajarnya, prestasi belajarnya, hubungan dengan guru, hubungan dengan
teman-temannya, riwayat pendidikannya, pengalaman kerjanya, dan sebagainya.
6. Data dari masyarakat, misalnya : keanggotaannya dalam organisasi kemasyarakatan,
kedudukannya dalam orang, jasa-jasanya dalam organisasi, kelompok teman
sebayanya, lembaga bimbingan atau ahli-ahli yg pernah memberikan bimbingan
kepadanya, dan sebagainya.

A.2 Jenis dan Alat Pengumpulan Data


Alat pengumpulan data sebagai berikut.
1. Identifikasi Alat yang Diperlukan
Dalam aspek ini, petugas BK mampu menetapkan alat pengumpul data secara
tepat.Penetapan alat pengumpulan data harus disesuaikan dgn situasi dan kondisi yang
ada.Penggunaan alat pengumpulan data ditetapkan berdasarkan prioritas keperluannya,
jadi tidak selalu mutlak ada.
2. Pengadaan Alat

4
Perlunya merancang dan melaksanakan pengadaan alat-alat pengumpul data
berdasarkan identifikasi alat yang diperlukan. Pengadaan alat dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti membuat sendiri, membeli, meminjam, bekerjasama dengan pihak
lain. Pengadaan alat perlu mempertimbangkan berbagai hal seperti kemampuan petugas,
sarana yang tersedia, dana yang ada, prioritas kebutuhan data, dan sebagainya.
3. Penggunaan Alat
Alat-alat pengumpul data yang telah tersedia sebaiknya digunakan secara tepat
sesuai dengan keperluan.Penggunaan alat dapat dilakukan secara terjadwal tau secara
insidental sesuai dengan kebutuhan.Hal yang tidak kalah pentingnya dalam penggunaan
alat adalah kewenangan dan kemampuan petugas dalam mempergunakannya.
4. Penyimpanan alat
Alat pengumpul data hendaknya disimpan sedemikian rupa sehingga dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya bilamana diperlukan. Penyimpanan data ini
hendaknya memperhatikan berbagai hal di bawah ini :
a. Keamanan, yaitu agar tidak mudah hilang atau diambil oleh orang yang tidak
berkepentingan.
b. Kepraktisan, yaitu agar dapat dicari, ditemukan dan digunakan dengan mudah dan
cepat.
c. Keindahan, yaitu agar alat yang disimpan sedemikian rupa sehingga mudah
dipandang. Kebersihan, yaitu agar dijaga jangan sampai kotor atau rusak. Agar alat ini
disimpan dengan baik, maka diperlukan fasilitas-fasilitas penyimpanan seperti lemari,
rak, filling cabinet, kotak, laci, dan sebagainya.

A.3 Jenis Alat


Beberapa jenis alat pengumpul data yg dapat dipergunakan antara lain :
a. Angket Tertulis
Alat ini berisi sejumlah item atau pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara
tertulis juga. Dengan mengisi angket ini siswa memberikan keterangan tentang sejumlah hal
yang relevan bagi keperluan bimbingan, seperti keterangan tentang keluarga, kesehatan
jasmani, riwayat pendidikan sekolah, pengalaman belajar disekolah dan dirumah, pergaulan
sosial, rencana pendidikan lanjutan, kegiatan diluar sekolah, hobi dan kesukaran yang
mungkin dihadapi. Kelemahannya ialah: siswa tidak dapat memberikan penjelasan lebih
lanjut karena jawabannya terbatas pada hal-hal yang ditanyakan; siswa dapat sja menjawab

5
tidak sesuai dengan keadaan yang sebenanrnya kalau dia mnghendaki demikian; jawaban
hanya mengungkapkan keadaan siswa pada saat angket diisi. Bentuk aitem atau pertanyaan
terbuka yang memungkinkan siswa menjawab secara agak luas; atau pertanyaan tertutup,
yag mengharuskan siswa memilih saah satu alternatif; atau pertanyaan campuran.
Adapun persayaratan konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Ditentukan dengan tujuan apa angket diberikan dan dipikirkan luas informasi yang
dibutuhkan
b. Harus ada introduksi yang menjelaskan kepada siswa dengan tujuan apa mereka
diminta mengisi angket, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
c. Perumusan semua aitem harus jelas dan isinya mudah ditangkap
d. Suatu item jangan menanyakan dua hal sekaligus
e. Jangan ditanyakan hal-hal yang dirasa mempermalukan atau mempunyai konotasi
emosional negatif.
f. Perumusan item jangan mengandung petunjuk tentang jawaban yang baik atau
mengandung sugesti mengenai jawaban yang ideal.
g. Bilaman item tertentu ada lanjutannya, sebaiknya dipisahkan menjadi dua bagian;
bagian pertama dapat dijawab dengan ya-tidak lebih dahulu.
h. Susunan teknis perlu diperhatikan.
i. Suatu butir yang cara menjawabya berbeda dengan butir lainnya, harus disertai
instruksi yang jelas.
j. Pengisisna angket harus dilangsungkan pada waktu yang tepat.
k. Mengingat keadaan siswa dalam beberapa hal mungkinsudah berubah pada waktu
setahun sesudah mengisi angket untuk pertama kali, angket dapat dikembalikan kepada
siswa dikelas II dan III untuk disesuaikan seperlunya dngan menggunakan alat tulis
yang berbeda warnanya.
Setelah semua angket diisi, lalu dikumpulkan untuk dipelajari dan diolah oleh orang
yang disebut dalam introduksi angket.Jawaban-jawaban yang mencolok dapat ditandai atau
dicatat pada kertas khusus untuk keperluan petugas bimbingan sendiri. Kemudian item-iten
tertentu disalin kedalam kartu pribadi sebagai alat sentral penyimpanan data sebagaimana
akan diuraikan kemudian.
Dapat pula disusun angket untuk diisi oleh orang tua, sebagai sarana untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang siswa. Manfaat dan kegunaan angket bagi orang tua harus
dipertimbangkan secara matang, karena tidak semua orangtua akan memberikan informasi

6
obyektif seperti yang diharapkan. Kecenderungan orang tua biasanya ingin melindungi nama
baik keluarga dengan menyembunyikan beberapa hal.
b. Wawancara Informasi
Wawancara informasi adalah alat pengumpulan data untuk memperoleh data dan
informasi dari siswa secara lisan.Selama pertemuan itu petugas bimbingan mengajukan
pertanyaa, minta penjelasan atau sebagai jawaban yang diberikan, dan membuat catatan
mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Wawancara informasi digunakan untuk
mengumpulkan data dan informasi yang sulit diperoleh dengan lain cara, untuk melengkapi
data dan informasi yang sudah terkumpul dengan lain cara untuk mengecek kebenaran dan
fakta dan data yang telah diketahui melalui saluran lain; dan untuk mengadakan observasi
terhadap tingkah laku siswa.
Keunggulan dari wawancara informasi ialah; diperoleh informasi dalam suasana
komunikasi langsung yang memungkinkan siswa selain memberitahukan data faktual seperti
yang banyak ditanyakan dalam angket tertulis, juga mengugkapkan sikap, pikiran, harapan
dan perasaan; perumusan pertanyaan informatif dapat disesuaikan dengan daa tangkap siswa
dapat ditanyakan hal-hal yang bersifat sensitif. Hambatan yang dapat timbul ialah : makan
banyak waktu dan energi bagi petugas bimbingan; siswa berprasangka terhadap petugas
bimbingan dan memberikan informasi yang tidak sesuai dengan keadaan yng sebenarnya
atau tidak lengkap; petugas bimbingan mendengarkan terlalu selektif atau bertanya-tanya
dengan cara yang segestif; pembuatan catatan memberikan kesan kepada siswa bahwa dia
sedang berhadapan dengan petugas bimbingan. Mewawancarai seorang siswa menuntut
keterampilan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengadakan persiapan
2. Berpegang pada urutan fase dalam wawancara
3. Menunjukkan sikap yang serasi
4. Merumuskan pertanyaan dalam corak bahasa yang jelas dan mudah ditangkap dengan
menghindari istilah terlalu teknis dan bahasa asing.
5. Tidak memaksa-maksa siswa yang sulit berbicara atau lambat dalam menjawab untuk
memberikan penjelasan panjang lebar.
6. Membatasi lamanya wawancara; lebih kurang 45 menit biasanya sudah cukup.
7. Menghindari perumusan pertanyaan sugestif.

7
8. Berwaspadalah terhadap kemungkinan bahwa informasi yang diberikan tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya atau siswa menghindari jawaban yang terbuka
terhadap pertanyaan tertentu.
9. Minta izin kepada siswa untuk membuat catatan seperlunya.
c. observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi.Menurut
Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik
terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek
penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses
terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi
yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara,
interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat
memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan
setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian
yang diamati tersebut.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun
sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan
demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena
1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang
diteliti akan atau terjadi.
2. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada
penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati
masalah secara induktif.
3. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian
sendiri kurang disadari.
4. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena
berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam
wawancara.
5. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap
penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian

8
dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang
diteliti
d. Otobiografi
Merupakan karangan yang ditulis oleh siswa mengenai riwayat hidupnya sampai pada
saat sekarang.Riwayat hidup dapat mencakup keseluruhan hidupnya yang lampau atau hanya
satu dua aspek kehidupannya saja.Manfaat dari menulis suatu otobiografi tergantung dari
kerelaan siswa untuk membuka diri.Dari segi bentuk, otobiografi dibedakan atas bentuk yang
terstruktur atau yang terbatas pada topik-topik tertentu, dan yang tidak terstruktur atau yang
komprehensif.
Meskipun semua siswa dapat mengambil manfaat dari penulisan otobiografi, namun
mengingat keterbatasan tenaga bimbingan yang berkompeten untuk menggunakan alat ini
dan keterbatasan waktu untuk mengolah semua karapan ini secara memadai, hanya beberapa
siswa akan menjadi menulis otobiografi dan ini pun dalam kaitan dengan masalah yang
dibahas dalam rangka wawancara konseling. Konseling harus mengindahkan berbagai
ketentuan sebagai berikut :
1. Harus ada kepastian bahwa penulisan otobiografi akan membantu siswa dalam
mengatasi masalah yang dihadapi sekarang ini.
2. Konseli tidak boleh dipaksa untuk menulis otobiografi.
3. Konselor harus menilai dahulu, apakah siswa memang mampu untuk mengungkapkan
semua secara tertulis dan sudah cukup matang dalam hal refleksi diri.
4. Konselor perlu menekankan bahwa segi teknik pembahasan tidak akan diperhatikan;
spontanitas dalam ekspresi dan keterbukaanlah yang diharapkan, bukan kesempurnaan
dalam teknik penulisan.
5. Pada umumnya lebih baik konselor memberikan beberapa petunjuk tentang topik-topik
yang harus diungkapkan dengan memperhatikan masalah yang sedang dicari
penyelesaiannya.
6. Kerahasiaan otobiografi harus dijamin seutuhnya.
7. Dalam mengadakan interpretasi konselor akan mencari jawaban atas serentetan
pertanyaan
8. Seandainya konseli tidak menerima usul untuk menulis otobiografi atau dipandang
kurang mampu menyusunnya, konseli dapat ditanyai apakah dia mempunyai suatu
buku harian yang diisi secara berskala.

9
9. Kadang-kadang sepucuk surat yang berisi ungkapan permasalahan bersama latar
belakangnya, sedikit banyak dapat menggantikan otobiografi.
e. Anekdota
Anekdota merupakan laporan singkat tentang perilaku seseorang siswa dan memuat
deskripsi obyektif tentang tingkah laku siswa pada saat tertentu. Maka suatu anekdota yang
baik memuat unsur pokok sebagai berikut; nama siswa; tanggal observasi; tempat observasi;
situasi dimana perbuatan diobservasi.
Yang menulis laporan anekdota adalah tenaga pendidik, baik guru maupun nonguru yang
sempat mengobservasi tingkah laku siswa dan siswi dalam berbagai situasi disekolah.Tujuan
dari penulisan anekdota adalah mengumpulkan informasi yang relevan tentang kepribadian
siswa melalui pencatatan fakta yang diamati dalam lingkungan sekolah. Supaya penggunaan
anekdota bermanfaat bagi keperluan bimbingan, harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Koordinasi bimbingan pada awal tahun ajaran mencari bantuan dari beberapa guru dan
tenaga bimbingan yang berminat berpartisipasi dalam proyek ini dan bersedia untuk
menyisihkan waktu guna menulis sejumlah anekdota.
2. Koordinator bimbingan merundingkan tujuan yang ingin dicapai dan segi-segi teknik
penulisan, antara lain format yang digunakan, corak deskripsi, pemisahan komentar
dari bagian yang memuat deskripsi, laporan kata-kata yang diucapkan secara harfiah.
3. Diputuskan bersama, siswa siwi yang akan observasi
4. Ditentukan bersama prosedur yang akan diikuti
5. Disepakati bersama peristiwa atau kejadian yang bagaimana, yang dapat dianggap
signifikan dan menyatakan sesuatu tentang kepribadian siswa.
6. Menjelang akhir semester atau menjelang akhir tahun ajaran, ahli bimbingan yang
diserahi sejumlah anekdota mengambil tumpukan anekdota dan menyusun suatu seri
anekdota untuk masing-masing siswa.
7. Proyek semacam ini baru boleh dimulai setelah ada jaminan tentang partisifasi
seluruh staf tenaga pendidik.
f. Skala Penilaian
Skala penilaian merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat sebagai butir
atau item. Penilaian diberikan berdasarkan observasi spontan terhadap perilaku orang lain,
yang berlangsung dalam bergaul dan berkomunikasi sosial dengan orang itu selama periode
waktu tertentu. Terdapat beberapa tipe skala penilaian antara lain :

10
1. Skala numerik. Skala ini menggunakan rentetan angka untuk menunjukkan titik
gradasi disertai penjelasan singkat pada masing-masing angka.
2. Skala penilaian grafis. Skala ini menggunakan suatu garis sebagai kontinum.
3. Daftar cek. Skala ini menyerupai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan
tipe pilihan berganda.
g. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang jaringan hubungan
sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang (10-50 orang),
berdasarkan preferensi antara anggota kelompok satu sama lain. Tes sosiometri ada dua
macam, yaitu tes yang mengharuskan untuk memilih beberapa teman dalam kelompok
sebagai pernyataan kesukaan untuk melakukan kegiatan tertentu bersama dengan sosok
teman yang dipilih, dan tes yang mengharuskna menyatakan kesukaannya atau
ketidaksukaannya terhadap teman-teman dalam kelompok pada umumnya. Ciri khas dari
penggunaan angket sosiometri atau tes sosiometri yang terikat pada situasi pergaulan sosial
kreterium tertentu adalah :
1. Dijelaskan kepada siswa yang tergabung dalam suatu kelompok.
2. Setiap siswa diminta untuk menulis pada blanko yang disediakan nama beberapa
teman didalam kelompok, dengan siapa dia ingin dan lebih suka melakukan kegiatan
itu.
3. Setiap siswa dalam kelompok menangkap dengan jelas kegiatan apa yang dimaksud
dengan mengetahui bahwa kegiatan itu terbuka bagi semua.
4. Pilihan-pilihan yang ditulis pada lembar jawaban tidak diberitahukan satu sama lain
dan juga tidak diumumkan oleh tenaga pendidik yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan tes dan pembentukan beberapa kelompok.
h. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah bertujuan lebih mengenal lingkungan hidup siswa sehari-hari, bila
informasi yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh melalui angket atau wawancara informasi.
Mungkin juga petugas bimbingan mengadakan kunjungan rumah khusus untuk
membicarakan kasus seoarng siswa bila memerlukan kerja sama dengan orang tua meskipun
orang tua dalam hal ini orang tua biasanya diundang keselkolah. Bilamana petugas siswa
menganggap perlu atau sangat berguna untuk mengadakan kunjungan rumah, harus
diperhatkan hal-hal sebagai berikut :

11
1. Mengadakan persiapan mental sebelumnya; mengenai hal-hal/informasi apa yang
ingin diperoleh.
2. Menghindari memberikan kesan seolah-olah diadakan pemeriksaan yang dibutuhkan.
3. Harus ada kepastian sebelum berkunjung, bahwa kedatangan petugas bimbingan akan
disambut dengan baik.
4. Informasi yang dapat dikumpulkan biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut.
Letak rumah dan keadaan didalam rumah
Fasilitas belajar yang tersedia bagi siswa
Kebiasaan belajar siswa
Suasana keluarga
Sesudah kembali dari kunjungan rumah, petugas bimbingan menyusun laporan
singkat tentang informasi yang diperoleh, dengan membedakan antara fakta serta data dan
kesan pribadi yang merupakan interpretasi terhadap informasi.
i. Kartu Pribadi
Kartu pribadi merupakan aplikasi dari penyusunan suatu arsip yang memuat data penting
tentang seseorang. Dalam bahasa inggris arsip itu dikenal dengan nama cumulative record,
yaitu seri catatan yang disusun secara kronologis dan semakin bertambah luas karena
penambahan data secara kontinu. Dalam rangka pelayanan bimbingan disekolah, cumulative
record berarti: suatu seri catatan tentang masing-masing siswa yang disusun selama beberapa
tahun dan memuat data yang signifikan bagi keperluan bimbingan.
j. Studi Kasus
Stud kasus dalam rangka pelayanan bimbingan merupakan metode untuk mempelajari
keadaan dan perkembangan seseorang siswa secara lengkap dan mendalam, dengan tujuan
memahami individualitas siswa dengan lebih baik dan membantunya dalam perkembangan
selanjutnya.

B. Implementasi Layanan Pengumpulan Data ke Sekolah


Dalam implementasi sekolah mengenai pengumpulan data yang dilakukan oleh BK
sekolah.Penulis mengobservasi guru BK SMP 3 Narmada.Penulis melakukan wawancara
kepada pak Ali Sofyan selaku guru BK di sekolah tersebut.
Berdasarkan keterangan yang diberikan bapak Ali Sofyan awal pengumpulan data di
sekolah ini dilakukan pada awal tahun ajaran baru dengan cara guru BK membagikan

12
angket yang berkaitan dengan identita siswa, seperti nama siswa, nama orang tua, status
orang tuanya apakah masih utuh atau sudah bercerai, kemudian yang berkaitan dengan
tempat tinggalnya, apakah siswa tersebut tinggal bersama aorang tuanya, atau tinggal
terpisah dengan orang tuanya misalkan siswa tersebut tinggal bersama saudaranya,
neneknya atau mungkin panti asuhan. Dari kegiatan tersebut kita dapat menghimpun data
siswa yang berkaitan dengan staus sosialnya, dan dari sana kita juga dapat mengetahui
mana siswa yangg perlu diberi bantuan dan mana siswa yang tidak membutuhkan bantuan.
Dari sana dapat dikualifikasikan mulai dari status ekonominya, status keluarganya, dan status
sosialnya, termasuk kondisi kesehatannya.
Selain pengumpulan data mengenai identitas siswa Bk juga melakukan pengumpulan
data tentang minat dan bakat menentukan kegiatan ekstra kulikuler yang akan diikuti oleh
siswa tersebut, seperti pramuka, olahraga, pramuka, seni bela diri, paskib dan drum band.
Kegiatan ekstra kulikuler ini dilakukan setiap sore dengan dibimbing oleh pembina masing-
masing ekstra kulikuler. Dan di SMPN 3 Narmada ini ekstra kulikuler yang paling popular
adalah ekstra kulikuler pramuka. Cara pengumpulan data untuk ekstra kulikuler dilakukan
dengan memberi soal sesuai dengan bakat dan minatnya, misalkan jika berminat di
pramuka pasti siswa tersebut pilih pramuka.
Pengumpulan data perlu dilakukan untuk mengetahui tentang status ekonomi, status
keluarga dan karakter siswa, karena dengan kita melakukan klasifikasi status status
tersebut maka kita akan mudah mengetahui seperti apa siswa tersebut, sehingga BK dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan siswa tersebut.
Pengumpulan data dilakukan diawal tahun ajaran baru. Setelah itu baru
dibandingkan data orang tua misalkan PNS sekian, pedagang sekian,buruh tani sekian dll.
Kemudian data tersebut diserahkan ke pembina masing-masing selanjutnya pembina akan
membuat jadwal kapan akan melaksanakan kegiatan BK. Dalam melakukan pengumpulan
data BK bekerjasama dengan semua pihak sekolah.Mulai dari wali kelas, guru mata
pelajaran serta kepala sekolah.
Selain menggunakan alat pengngumpulan data seperti angket dan soal-soal BK
SMPN 3 Narmada juga menggunakan AUM (Alat Ungkap Masalah). AUM merupakan
seperangkat soal 50 sampai 120 buah soal yang berkaitan tentang bagaimana lingkungan,
teman, keluarga dan kesehatan siswa tersebut. AUM dilakukukan pada kelas IX yang
bertujuan agar siswa tidak salah dalam memilih jenjang sekolah selnjutnya, yaitu SMA atau
SMK yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

13
C. Gambar-gambar atau Dokumen Mengenai Pengumpulan Data

Berikut ini merupakan dokumentasi wawancara penulis dengan guru BK SMP 3


Narmada:

14
15
16
17
18
19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Data adalah catatan atas kumpulan fakta.Data merupakan bentuk jamak dari datum,
berasal dari bahasa Latin yang berarti sesuatu yang diberikan. Dalam penggunaan sehari-
hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pengumpulan data
dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian.
Pengumpulan data perlu dilakukan untuk mengetahui tentang status ekonomi, status
keluarga dan karakter siswa, karena dengan kita melakukan klasifikasi status status
tersebut maka kita akan mudah mengetahui seperti apa siswa tersebut, sehingga BK dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan siswa tersebut. Pengumpulan data yang dilakukan
SMP 3 Narmada antara lain yang berkaitan tentang identitas dan latar belakang siswa, minat
dan bakat siswa, serta masalah yang dialami siswa. Dengan alat pengumpulan data berupa
angket, soal-soal, dan AUM ( Alat Umgkap Masalah).
Semua pihak di sekolah mulai dari guru mata pelajaran, wali kelas hingga kepala
sekolah berperan penting dalam pelaksanaan pengumpulan data sisiwa.

B. Saran

Pengumpulan data yang dilakukan oleh guru BK yang khususnya berisi keluhan dari
siswa harus dirahasiakan karena itu merupakan data pribadi milik sisiw.Pandangan tentang
guru BK sebagai guru khusus untuk siswa bermasalah sehingga gambaran menakutkan
tentang guru BK sebagai polisi sekolah menumbuhkan keengganan siswa untuk
konseling.Sehingga perlu diadakan sebuah sosialisasi mengenai peran dan tujuan adanya BK
di sekolah.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2017 .Layanan Bimbingan Pengumpulan.


http://dinadaraginting.blogspot.com/2011/11/bab-6-layanan-bimbingan-
pengumpulan.html
Anonim.2017 .Manajemen Pengumpulan Data.
http://hildadorma.blogspot.com/2013/02/manajemen-pengumpulan-data.html
Anonim.2017 .Pengertian dan Macam-Macam Variable .http://stmj-
sutamaji.blogspot.com/2011/01/pengertian-dan-macam-macam-variable- dan.html
Anonim.2017.Metode Pengumpulan Data.
http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/
Anonim. 2017. Jenis dan Teknik atau Metode. http://contohskripsi-
makalah.blogspot.com/2012/04/jenis-dan-teknik-atau-metode.html
Anonim. 2017. Metode Pengumpulan Data.
http://yanhasiholan.wordpress.com/2013/01/14/metode-pengumpulan-data/
Anonim. 2017. Metode Pengumpulan Data.
http://dinulislamjamilah.wordpress.com/2010/04/12/metode-pengumpulan-
data/
Anonim.2017. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data.
http://eko13.wordpress.com/2008/03/18/jenis-data-dan-metode- pengumpulan-data/
Anonim. 2017. Metode Pengumpulan Data. http://ta-
tugasakhir.blogspot.com/2007/10/metode-pengumpulan-data.html
Anonim. 2017. Pengertian Pengumpulan Data.
http://tithagalz.wordpress.com/2011/03/27/pengertian-pengumpulan-data/
Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta
2008. Hal.3

21
22

Anda mungkin juga menyukai