Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan,
kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu
kita harus mengerti psikokologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan
keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu.
Untuk itu kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan
peserta didik. Salah satunya dengan tes. Tes yang digunakan bisa bermacam-
macam sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik.
Selain itu, tes bisa membantu kita untuk dapat mengetahui kemampuan juga
kelemahan peserta didik yang menjadi masalah dalam kehidupannya. Untuk itu
kita akan membahas sedikit mengenai teknik-teknik memahami perkembangan
murid.
Di sisi lain seorang guru harus memahami perkembangan peserta didik,
karena dengan pengetahuan perkembangan peserta didik, seorang guru akan dapat
memberikan harapan yang realistis terhadap anak. Pengetahuan tentang
perkembangan memungkinkan para guru memberikan bimbingan belajar yang
tepat kepada anak. Studi perkembangan dapat membantu kita memahami diri
sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kegunaan data dalam bimbingan SD?
2. Bagaiman jenis data tentang murid?
3. Bagaiamana maksud dari tehnik pengumpul data tes dan non tes?
4. Bagaimana kegunaan dan masing-masing tehnik pengumpul data?
5. Bagaimana maksud dari alat-alat pengumpul data?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk memahami kegunaan data dalam bimbingan SD
2. Untuk memahami jenis data tentang murid
3. Untuk memahami tehnik pengumpul data tes dan non tes
4. Untuk memahami kegunaan dan masing-masing tehnik pengumpul data

1
5. Untuk memahami alat-alat pengumpul data

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kegunaan Data Dalam Bimbingan SD
Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat
berupa angka, lambang atau sifat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi
online, data diartikan sebagai keterangan yang benar dan nyata, dan sebagai
keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau
kesimpulan). Data merupakan informasi atau keterangan yang sifatnya benar dan
nyata dan diperoleh dari suatu pengamatan. Implikasinya, data harus sesuai
dengan kenyataan sesungguhnya. Data yang baik harus terjamin kebenarnya, tepat
waktu dan mampu memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh dari suatu
masalah atau keadaan atau objek. Data yang baik digunakan sebagai bahan
analisis dan penarikan kesimpulan. Oleh sebab itu, data yang tidak baik tidak
dapat digunakan sebagai bahan analisis dan penarikan kesimpulan.
Data dalam layanan bimbingan dan konseling haruslah terjamin kebenarnya,
karena layaknya data pada umumnya, data dalam layanan bimbingan dan
konseling akan dianalisis untuk kepentingan layanan. Data dalam layanan
bimbingan dan konseling juga didapatkan dengan salah satu caranya pengamatan.
Selain itu, data diperoleh menggunakan berbagai teknik yang akan dijelaskan di
bagian selanjutnya.
Menurut Winkel dan Hastuti, data dalam layanan bimbingan dan konseling
memiliki 4 kegunaan yang akan menunjang layanan bimbingan dan konseling.
Winkel dan Hastuti membagi keempat kegunaan tersebut menjadi dua, yaitu
kegunaan untuk konselor dan kegunaan untuk konseli (klien). 1 Keempat kegunaan
itu sebagai berikut:

1
Winkel, W. S., & Hastuti, M. M. S. Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan.
(Yogjakarta: Media Abadi,2010) hal 22

3
1. Untuk Konselor
a. Data dapat digunakan untuk mengetahui apakah kompetensi konselor
mampu dan cukup berwenang dalam memberikan pelayanan kepada
konseli dengan inti permasalahan yang telah diketahui.
b. Data digunakan sebagai sarana memperoleh informasi lebih dalam serta
lebih lengkap tentang berbagai aspek dari pribadi konseli, sehingga
konselor diharapakan dapat memberikan layanan yang optimal.
2. Untuk Konseli (Klien)
a. Data dapat membantu konseli menentukan suatu program pendidikan
maupun karir yang sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki.
b. Data dapat membantu konseli memahami diri sendiri dan melakukan
evaluasi diri sehingga diharapkan konseli dapat mencapai perkembangan
yang optimal dan sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. 2
B. Jenis Data Tentang Murid
Layanan Bimbingan dan Konseling menggunakan beberapa jenis data. Data-
data tersebut berkaitan dengan siswa, lingkungan sekolah, dan instansi-instansi di
luar sekolah. Berikut ini adalah pemamparan beberapa jenis data yang
dikemukakan oleh para ahli. Jenis-jenis data menurut Tohirin (2014) dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Data Pribadi
Data pribadi merupakan data yang berkaitan dengan seorang individu atau
siswa. Data pribadi harus dijaga kerahasiaannya agar tidak dapat digunakan
oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan agar privasi siswa dapat
terjaga. Data pribadi perlu diperbarui setiap tahunnya karena data selalu
berubah (bersifat dinamis). Data pribadi siswa bersumber dari siswa yang
bersangkutan. Data ini mencakup beberapa hal, yaitu:
a. Identitas pribadi: termasuk nama, gelar atau nama panggilan, tempat dan
tanggal lahir, alamat, kewarganegaraan, agama;
b. Latar belakang rumah dan keluarga

2
Winkel, W. S., & Hastuti, M. M. S. Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan.
(Yogjakarta: Media Abadi,2010) hal 25

4
c. Kemampuan mental, bakat dan kondisi kepribadian
d. Sejarah pendidikan, hasil belajar, nilai-nilai mata pelajaran
e. Hasil tes diagnostik: berupa data-data kelebihan dan kekurang siswa
dalam mata pelajaran atau subjek lain misalnya sikap.
f. Sejarah kesehatan
g. Pengalaman ekstrakulikuler dan kegiatan di luar sekolah
h. Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan atau jabatan
i. Prestasi khusus yang pernah diperoleh
Data pribadi siswa yang telah didperoleh, kemudian, dapat dihimpun
dalam bentuk kartu pribadi siswa.
2. Data Psikologis
Data psikologis berkaitan dengan hal-hal kejiwaan dari siswa. Data ini
meliputi data kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita
hidup, dan sifat-sifat kepribadian.
3. Data Sosial
Segala data yang berkaitan dengan kehidupan sosial siswa termasuk
dalam data sosial. Data ini meliputi latar belakang keluarga siswa, status
sosial siswa di sekolah, dan lingkungan sosial siswa. Prayitno dan Amti
(2013) mengkategorikan data menjadi dua jenis, yaitu: data pribadi dan data
umum. Selanjutnya, mereka menyebutkan jenis data ketiga yaitu data
kelompok, dan mereka mengganggap data kelompok sebagai bagian dari data
umum karena sifat umum dari data kelompok.3
1. Data Umum
Data umum adalah data yang menyangkut berbagai informasi dan
berbagai hal tentang “lingkungan yang lebih luas”. Lingkungan yang lebih
luas yang dimaksud adalah lembaga-lembaga di luar sekolah yang dapat
dimanfaatkan siswa untuk menunjang potensinya. Data-data umum biasanya
dipakai untuk layanan orientasi dan informasi, penempatan dan penyaluran.
Data umum meliputi informasi pendidikan/jabatan, artikel tentang pendidikan

3
Tohirin, Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah (berbasis integrasi). (Jakarta:
Rajawali Pers,2014) hal 17

5
dan jabatan, pengumuman mengenai penerimaan program pendidikan/latihan
atau jabatan/pekerjaan tertentu. Sumber data-data umum adalah lembaga
pendidikan dan industri atau kantor yang bersangkutan. Data umum biasanya
berbentuk buku, kumpulan leaflet, klipping, dan sebagainya.
2. Data Kelompok
Data kelompok adalah data tentang berbagai aspek perkembangan dan
kehidupan sejumlah siswa atau individu. Data ini meliputi data hubungan
sosial antar individu, sebaran prestasi belajar, kondisi kebersamaan dan kerja
sama dalam kelompok, dan lain-lain. Data kelompok bersumber dari siswa.
Data kelompok dapat ditulis dalam bentuk diagram, sosiogram, tabel, dan
lain-lain. 4
C. Tehnik Pengumpul Data Tes dan Non Tes
Data-data dalam layanan bimbingan konseling dikumpulkan melalui berbagai
teknik. Teknik-teknik tersebut digunakan sesuai dengan kepentingan data yang
akan dihimpun. Setiap teknik memiliki instrumen tersendiri yang mencirikan
teknik tersebut. Pada bagian ini, penulis hanya akan menunjukkan beberapa teknik
dan instrumennya secara singkat.
Secara garis besar, teknik pengumpulan data dalam layanan bimbingan dan
konseling dibedakan menjadi dua, yaitu teknik tes dan teknik non-tes. Teknik tes
biasanya menggunakan instrumen yang sudah terstandarisasi dalam hal cara
penyelenggaraannya, cara pemeriksaannya, dan cara menafsirkannya. Sementara
itu, teknik non-tes lebih fleksibel dalam hal penyelenggaraan, pemeriksaan dan
penafsiranya.
1. Teknik Tes
Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku seseorang dan
menggambarkanna dalam bentuk skala angka atau klasifikasi. Teknik ini
menggunakan pertanyaan-pertanyaan, baik lisan dan tertulis, atau tugas-tugas
yang harus diselesaikan oleh orang yang dites. Pertanyaan-pertanyaan atau

4
Prayitno & Amti, E, Dasar-dasar bimbingan dan konseling. (Jakarta: Rineka Cipta,2013) hal 35

6
tugas-tugas tersebut disusun menjadi sebuah instrumen yang terstandarisasi dan
memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.5
Ada bermacam macam tes untuk mengumpulkan data tentang siswa.
Umumnya, tes digunakan untuk mengumpulkan data pribadi siswa yang berupa
kemampuan potensial atau kemampuan dasar, seperti kecerdasan, bakat, minat
dan sebagainya, serta untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa.
Berikut beberapa tes yang digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling:
a. Tes Hasil Belajar
Tes ini digunakan untuk mengukur apa yang telah dipelajari oleh siswa
di berbagai mata pelajaran. Tes kompetensi, tes untuk mengukur
pencapaian kompetensi siswa, tes untuk mengukur kelebihan dan
kelemahan siswa serta penyebab penyebab kesulitan yang di alami siswa,
merupakan contoh tes hasil belajar.
b. Tes Bakat Dan Tes Minat
Tes ini digunakan untuk mengungkapkan bakat yang dimiliki individu
dan minatnya. Tes ini penting dalam layanan bimbingan dan konseling
karena dengan tes ini konselor dapat mengarahkan dan menempatkan
siswa ke jurusan yang tepat sesuai bakat dan minatnya.
c. Tes Kepribadian
Tes ini digunakan untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tertentu pada
siswa seperti karakter, tempramen, corak kehidupan emosional, kesehatan
mental, relasi sosial dengan orang lain dan bidang-bidang kehidupan yang
menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri.
d. Tes Intelegensi
Sesuai dengan namanya, tes intelegensi digunakan untuk
mengungkapkan tingkat intelegensi atau kecerdasan seseorang. Contoh
contoh tes intelegensi adalah Tes Binet, Test Weschsler. 6

5
Prayitno & Amti, E, Dasar-dasar bimbingan dan konseling. (Jakarta: Rineka Cipta,2013) hal 39
6
Ibid: Hal 42

7
2. Teknik Non-Tes
Teknik lain-lain untuk mengumpulkan data disamping teknik tes
digolongkan ke dalam teknik non-tes. Teknik ini umumnya digunakan untuk
menghimpun data-data tentang tingkah laku, sikap, minat, perhatian,
karakteristik, dan lain-lain. Teknik tes dan non-tes bekerja saling melengkapi
dan terkadang data yang sama dapat dikumpulkan melalui dua teknik ini.
Berikut adalah beberapa teknik non-tes beserta deskripsi singkatnya:
a. Angket Atau Kuesioner
Angket atau kuesioner memuat beberapa pertanyaan yang harus
dijawab siswa secara tertulis. Berdasarkan orang yang mengisi, angket
dibedakan menjadi 2, yaitu angket langsung (apabila yang mengisi siswa)
dan angket tidak langsung (apabila yang mengisi orang lain, misalnya
orang tua siswa) 7
b. Wawancara
Teknik wawancara mengharuskan siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan secara lisan. Teknik ini menuntut komunikasi langsung,
sehingga konselor dan siswa harus bertatap muka.
c. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara saksama
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap berbagai aktivitas
siswa di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah termasuk
di rumah. Observasi dapat dilakukan dalam dua cara.
Pertama pengobservasi ikut telibat dalam aktivitas siswa, sehingga
siswa tidak merasa sedang diawasi ketika beraktivitas. Kedua, pengamat
tidak ikut terlibat dalam aktivitas siswa. 8
d. Otobiografi
Teknik ini mengharuskan siswa menulis biografi/riwayat kehidupan
dirinya sendiri. Kemudian, data didapat dari hasil tulisan tersebut. Untuk

7
Tohirin, Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah (berbasis integrasi). (Jakarta:
Rajawali Pers,2014) hal 27
8
Ibid: hal 27

8
mempermudah, siswa dapat disuruh untuk menulis catatan harian atau
membuat karangan mengenai dirinya.
e. Sosiometri
Sosiometri merupakan teknik untuk mengumpulkan data tentang
hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial siswa. Data yang
diperoleh dari teknik ini adalah data tentang susunan hubungan antar
siswa, struktur hubungan siswa, dan arah hubungan sosial. 9
f. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah, bertujuan untuk mengenal lebih dalam tentang
lingkungan rumah sekitar tempat tinggal subjek serta kesehariannya di
rumah. Kunjungan rumah bukan hanya sekedar mencari informasi dari
pengamatan, tetapi juga dengan melakukan pertemuan bersama dengan
orang tua subjek untuk mengkonfirmasi lebih dalam kesibukan ataupun
kebiasaan subjek di luar sekolah.
g. Kartu pribadi
Kartu pribadi, adalah bentuk aplikasi dari penyusunan suatu arsip yang
memuat data penting tentang seseorang subjek. kartu pribadi ini berisi
berbagai informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber terkait
pribadi serta perkembangan subjek. Isi kartu pribadi tersebut meliputi
catatan-catatan kesehatan, perkembangan studi, riwayat hidup, data
keluarga, identitas subjek, dan lain sebagainya.
h. Studi kasus
Studi kasus, yaitu pengumpulan data tentang riwayat hidup subjek
dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengandung analisis terhadap
hubungan dari data-data yang telah terkumpul dan disertai dengan
interpretasi seta tindak lanjut yang dapat diberikan. 10
D. Kegunaan dan Masing-Masing Teknik Pengumpulan Data
Kegunaan pengumpulan data adalah untuk menunjukkan kepada konseli
bagaimana realitas kehidupan secara objektif sedang berlangsung. Data dalam hal
9
Tohirin, Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah (berbasis integrasi). (Jakarta:
Rajawali Pers,2014) hal 29
10
W.S. Winkel dan M. M. Sri Hastuti, Bimbingan, (Surabaya: pustaka jaya,2018) hal 53

9
ini membantu konselor untuk menunjukkan berbagai lingkup kondisi kehidupan
pada aspek belajar, karir, dan pribadi- sosial.
1. Kegunaan Pengumpulan Data
Melalui program ini, akan diperoleh data yang lebih lengkap dan akurat
tentang siswa, sehingga bisa diperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang siswa. Melalui data-data yang dikumpulkan, bisa diperoleh secara
lebih awal tentang siswa sehingga bisa menjadi antisipasi terhadap
munculnya berbagai persoalan pada siswa.11
2. Masing-masing teknik pengumpulan data
Menurut Winkel dan Astuti, terdapat dua model penggunaan data dalam
layanan BK dengan penekanan utama data sebagai informasi. Pertama,
penggunaan data dalam kegiatan pelayanan individual. Kedua, penggunaan
data dalam kegiatan pelayanan kelompok.
a. Data dalam Pelayanan Individual
Penggunaan data pada kegiatan pelayanan individual bermaksud
untuk membantu proses konseling. Pelayanan individual membutuhkan
data yang digunakan untuk membentuk pemahaman konseli terhadap
suatu topik tertentu. Dalam topik karir, konselor memanfaatkan pamflet
yang berisi informasi tentang suatu profesi agar konseli dapat
memahaminya dengan lebih baik. Penggunaan data dalam pelayanan
individual disyaratkan mengandung tiga kriteria utama.
Pertama, data harus memuat unsur fakta dan keterangan yang jelas.
Kedua, data harus bersifat objektif dan bebas dari prasangka serta segala
kesan pribadi konselor. Ketiga, data harus memuat informasi yang
komprehensif. Sebagai contoh dalam konseling karir, data selain memuat
informasi profesi atau jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat, juga
harus spesifikasi serta kompetensi yang diperlukan konseli untuk
mencapai pilihan tertentu.

11
Ratna Wulandari, Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar, (Sumatera Barat: PT. Global
Eksekutif Teknologi, 2015) hal 113

10
Dalam kasus yang lain berkaitan dengan penggunaan data pada
layanan individual, seperti pada proses wawancara konseling, konselor
dapat memberikan informasi secara langsung kepada konseli. Pemberian
informasi tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan konseli dan
membantu untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi
oleh konseli. Dalam hal ini konselor dapat menyajikan informasi kepada
konseli dengan menunjukkan hasil dari data-data yang diperoleh baik
melalui media tes maupun non tes dan yang telah diolah oleh konselor.
b. Data dalam Pelayanan Kelompok
Penggunaan data dalam kegiatan pelayanan kelompok. Penggunaan
data dalam pelayanan kelompok memiliki keuntungan lebih bagi
konselor. Pertama, efisiensi distribusi informasi kepada konseli dalam
format kelompok. Kedua, konselor dapat memanfaatkan dinamika
kelompok sebagai proses pematangan pemahaman terhadap data.
Misalnya dalam persoalan karir, konselor dapat menstimulus kelompok
agar berbagi informasi mengenai topik profesi yang sedang dibahas.
Dalam kondisi demikian, konselor mendapatkan banyak kesempatan
untuk melihat dinamika setiap konseli.
Sebagai penjabaran tambahan, pada layanan yang bersifat kelompok,
hasil data yang diperoleh konselor melalui tes dan non tes ini dapat
berfungsi untuk membantu peserta didik dalam merencanakan masa
depan, antara lain; karena interaksi antar anggota kelompok membuka
pikiran konseli terhadap hal-hal yang sebelumnya tidak tiketahui.
Sehingga dengan demikian dinamika kelompok ini akan lebih bermanfaat
untuk menghemat waktu karena lebih afisien dan memungkinkan kepada
semua anggota kelompok untuk saling berinteraksi dengan konselor
secara langsung.12

12
Depdiknas, Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling
dalam Jalur Pendidikan Formal, (Bandung: Dirjendikti, 2007) hal 207

11
E. Alat-Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dapat digunakan untuk memperkirakan dan mengadakan
seleksi, mengadakan klasifikasi, dan melakukan evaluasi.
Dalam proses pengumpulan data tentu diperlukan sebuah alat atau instrument
pengumpul data. Alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama
alat pengumpul data dengan menggunakan metode test dan metode non tes.13
1. Metode Tes
Secara umum kegunaan teknik tes ialah untuk memperoleh dasar-dasar
pertimbangan berkenaan dengan berbagai masalah pada individu yang di tes,
seperti masalah penyesuaian dengan lingkungan, masalah prestasi atau belajar
hasil belajar, masalah penempatan dan penyaluran. Memahami sebab-sebab
terjadinya masalah dari individu. Contoh macam macam tehnik tes sebagai
berikut, diantaranya:
a. Tes IQ (kecerdasan)
Secara umum tes intelegensi ini mengukur kemampuan individu
dalam berfikir dan lisan, bilangan dan simbol abstrak
b. Tes kepribadian
Kepribadian yang paling luas digunakan dan paling dalam diteliti
dan dipandang sebagai tes kepribadian terkemuka dan digunakan pada
subyek-subyek.
c. Tes bakat
Tes bakat banyak digunkan oleh para konselor dan tenaga
professional lainnya untuk mengidentifikasi
d. Tes minat
Tes ini mengukur kegiatan kegiatan apa yang diminati siswa. Selain
itu, juga membantu siswa dalam memilih jenis karir yang sesuai dengan
karakteristik kepribadiannya.
e. Tes presentasi
Tes presentasi belajar berhubungan dengan tingkat pengetahuan,
keterampilan atau pencapaian dalam suatu bidang sehingga dapat

13
Nursalim, Layanan Bimbingan dan Konseling. (Surabaya:Unesa University Pers, 2002) hal 84

12
digunakan untuk mengidentifikasi presentasi anak-anak, mengelompokan
siswa menurut tingkat pengetahuannya dan memberikan informasi pada
orang tua tentang kelemahan dan kelebihan bidang akademik anaknya.14
2. Metode Non Tes
Kegunaan metode non tes adalah untuk menilai kepribadian anak secara
menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat
hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam
pendidikan, baik secara individu maupun kelompok.
Macam-macam metode non tes antara lain Metode observasi, metode
kuesioner, metode interview, metode studi kasus, metode inventori, metode
sosiometri, metode biografis. 15

14
Nursalim, Layanan Bimbingan dan Konseling. (Surabaya:Unesa University Pers, 2002) hal 85
15
Ibid: hal 88

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat
berupa angka, lambang atau sifat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi
online, data diartikan sebagai keterangan yang benar dan nyata, dan sebagai
keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau
kesimpulan).
Layanan Bimbingan dan Konseling menggunakan beberapa jenis data. Data-
data tersebut berkaitan dengan siswa, lingkungan sekolah, dan instansi-instansi di
luar sekolah.
Data-data dalam layanan bimbingan konseling dikumpulkan melalui berbagai
teknik. Teknik-teknik tersebut digunakan sesuai dengan kepentingan data yang
akan dihimpun. Setiap teknik memiliki instrumen tersendiri yang mencirikan
teknik tersebut. Teknik pengumpulan data dalam layanan bimbingan dan
konseling dibedakan menjadi dua, yaitu teknik tes dan teknik non-tes.
Kegunaan pengumpulan data adalah untuk menunjukkan kepada konseli
bagaimana realitas kehidupan secara objektif sedang berlangsung. Data dalam hal
ini membantu konselor untuk menunjukkan berbagai lingkup kondisi kehidupan
pada aspek belajar, karir, dan pribadi- sosial.
Alat pengumpul data dapat digunakan untuk memperkirakan dan mengadakan
seleksi, mengadakan klasifikasi, dan melakukan evaluasi. Dalam proses
pengumpulan data tentu diperlukan sebuah alat atau instrument pengumpul data.
Alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul
data dengan menggunakan metode test dan metode non tes.
B. Saran
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan,
kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu
kita harus mengerti psikokologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan
keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu.

14
15
DAFTAR PUSTAKA
Nursalim. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya:Unesa University
Pers
Winkel, W. S., & Hastuti, M. M. S. 2010. Bimbingan dan konseling di institusi
pendidikan. Yogjakarta: Media Abadi
Tohirin. 2014. Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah (berbasis
integrasi). Jakarta: Rajawali Pers
Prayitno & Amti, E. 2013. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka
Cipta
Ratna Wulandari. 2015. Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Sumatera Barat:
PT. Global Eksekutif Teknologi
Depdiknas. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung:
Dirjendikti

16

Anda mungkin juga menyukai