Anda di halaman 1dari 8

Nama : Alviona Dwi Ericha P

Nim : 2019143534
Kelas : 5N
MK : Bimbingan dan konseling SD

RESUME

A. Kegunaan data dalam bimbingan sd


Menurut Winkel dan Hastuti, data dalam layanan bimbingan dan konseling
memiliki 4 manfaat yang akan menunjang layanan bimbingan dan konseling. Winkel
dan Hastuti (2010) membagi keempat manfaat tersebut menjadi dua, yaitu manfaat
untuk konselor dan manfaat untuk konseli (klien). Keempat manfaat itu sebagai
berikut:
Untuk konselor
1. Data dapat digunakan untuk mengetahui apakah kompetensi konselor mampu
dan cukup berwenang dalam memberikan pelayanan kepada konseli dengan inti
permasalahan yang telah diketahui.
2. Data digunakan sebagai sarana memperoleh informasi lebih dalam serta lebih
lengkap tentang berbagai aspek dari pribadi konseli, sehingga konselor diharapakan
dapat memberikan layanan yang optimal.

Untuk konseli (klien)


3. Data dapat membantu konseli menentukan suatu program pendidikan maupun
karir yang sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki.
4. Data dapat membantu konseli memahami diri sendiri dan melakukan evaluasi
diri sehingga diharapkan konseli dapat mencapai perkembangan yang optimal dan
sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.

B. Jenis Data Tentang Murid yang diperlukan

Menurut A,Hallen. 2001:7 Data merupakan hal yang paling penting dalam upaya
memahami murid secara lebih baik. Pemahaman yang lebih baik tentang murid hanya
mungkin dapat dicapai jika sekolah memiliki data yang lengkap dan meyeluruh
tentang murid. Data yang dimaksud meliputi data pribadi dan data lingkungan.
Data pribadi ,Yang termasuk data pribadi ialah :

1. Data tentang pengenalan diri siswa. Data ini terdiri dari nama, jenis kelamin,
tanggal tempat lahir, dan tempat tinggal.
2. Data tentang latar belakang keluarga dan lingkungan sosial, yaitu keadaan
orang tua dan anggota keluarga lainnya serta lingkungan sekitar yang berupa
antara lain umur ayah dan ibu, status hubungan ayah dan ibu (utuh, cerai,
meninggal), jumlah anggota keluarga, pendidikan orang tua dan anggota
keluarga lainnya, pekerjaan orang tua dan anggota keluarga lainnya, sikap
orang tua dan anggota keluarga lainnya, dan pengaruh-pengaruh kehidupan
masyarakat sekitar.
3. Data tentang keadaan kesehatan dan perkembangan murid, seperti keadaan
kelahiran, penyakit yang pernah diderita, imunisasi yang pernah diperoleh,
penglihatan, dan pendengaran.
4. Data tentang kemampuan dasar, yaitu angka atau keterangan tentang
kemampuan (kecerdasan) yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran dengan
menggunakan tes psikologis.
5. Data tentang kemampuan khusus, yaitu kecakapan atau ketrampilan dalam
bidang tertentu yang dimiliki, angka atau keterangan tentang kecakapan yang
berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan tes bakat khusus.
6. Data tentang riwayat pendidikan dan prestasi belajar, yaitu umur ketika
pertama kali masuk sekolah, kepindahan sekolah, kenaikan kelas, pendidikan
tambahan atau kursus yang pernah diikuti, kedudukan di dalam kelas, dan
prestasi belajar pada umumnya.
7. Data tentang kepribadian, yaitu penyesuaian diri, sikap, kebiasaan-kebiasaan
kematangan emosional, minat, dan sebagainya.
8. Data Kegiatan-kegiatan luar sekolah, yaitu kegiatan-kegiatan yang diikuti di
luar jam sekolah, seperti pekerjaan sambilan, kegiatan dalam organisasi
kepemudaan, kegiatan sosial, dan kegiatan di bidang keagamaan.
9. Data tentang rencana-rencana masa depan, yaitu berkenaan dengan rencana
setelah tamat sekolah, baik kelanjutan studi maupun pemilihan pekerjaan.
10. Data tentang Lingkungan
Selain data pribadi seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu pula dikumpulkan
berbagai data tentang lingkungan. Data tentang lingkungan ini sangat penting dan
berguna dalam rangka memberikan informasi kepada murid. Dalam rangka
penyesuian diri, khususnya yang berkaitan erat dengan program dan kegiatan
pendidikan, minat, dan cita-cita, murid memerlukan data yang lengkap dan
menyeluruh tentang berbagai aspek lingkungan. Data yang dimaksud adalah:

1. Data tentang pendidikan, yaitu data yang berkenaan dengan sistem


penyelenggaraan pendidikan, kurikulum, program-program yang ada, mata
pelajaran yang dipersyaratkan, syarat-syarat masuk, biaya yang diperlukan dan
sebagainya.
2. Data tentang jabatan dan pekerjaan, yaitu data kategori ini antara lain berkenaan
dengan jenis-jenis jabatan dan pekerjaan, keserupaan syarat-syarat kerja, dan
kondisi-kondisi kerja.
3. Data tentang sosial pribadi. Kategori ini antara lain mengenai adat istiadat,
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi.

C. Teknik pengumpulan data tes dan non tes


 DATA TES
a. Tes hasil belajar (achievement test)
Tes ini digunakan untuk mengukur apa yang telah dipelajari oleh siswa di berbagai
mata pelajaran. Tes kompetensi, tes untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa,
dan tes diagnostik, tes untuk mengukur kelebihan dan kelemahan siswa serta
penyebab-penyebab kesulitan yang di alami siswa, merupakan contoh tes hasil belajar.
b. Tes bakat dan tes minat
Tes ini digunakan untuk mengungkapkan bakat yang dimiliki individu dan minatnya.
Tes ini penting dalam layanan bimbingan dan konseling karena dengan tes ini
konselor dapat mengarahkan dan menempatkan siswa ke jurusan yang tepat sesuai
bakat dan minatnya.
c. Tes kepribadian
Tes ini digunakan untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tertentu pada siswa seperti
karakter, tempramen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi sosial
dengan orang lain dan bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam
penyesuaian diri. Personality inventory adalah salah satu tes kepribadian. Ada pula tes
proyeksi yang digunakan untuk mengukur sifat-sifat kepribadian melalui reaksi-reaksi
terhadap suatu kisah, gambaran, atau suatu kata. Test Rorschach (Ro) dan TAT
(Thematic Apperception Test) adalah contoh tes proyeksi. d. Tes intelegensi
Sesuai dengan namanya, tes intelegensi digunakan untuk mengungkapkan tingkat
intelegensi atau kecerdasan seseorang. Contoh-contoh tes intelegensi adalah Tes
Binet, Test Weschsler, SPM, balok (Kohsblock), dan AGCT.

 NON TES
Teknik lain-lain untuk mengumpulkan data disamping teknik tes digolongkan ke
dalam teknik non-tes. Teknik ini umumnya digunakan untuk menghimpun data-data
tentang tingkah laku, sikap, minat, perhatian, karakteristik, dan lain-lain.
Teknik tes dan non-tes bekerja saling melengkapi dan terkadang data yang sama dapat
dikumpulkan melalui dua teknik ini. Berikut adalah beberapa teknik non-tes beserta
deskripsi singkatnya:
a. Angket/ kuesioner
Angket/kuesioner memuat beberapa pertanyaan yang harus dijawab siswa secara
tertulis. Berdasarkan orang yang mengisi, angket dibedakan menjadi 2, yaitu angket
langsung (apabila yang mengisi siswa) dan angket tidak langsung (apabila yang
mengisi orang lain, misalnya orang tua siswa) (Tohirin, 2014).
b. Wawancara
Teknik wawancara mengharuskan siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara
lisan. Teknik ini menuntut komunikasi langsung, sehingga konselor dan siswa harus
bertatap muka.
c. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara saksama baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap berbagai aktivitas siswa di lingkungan
sekolah maupun di luar lingkungan sekolah termasuk di rumah (Tohirin, 2014).
Observasi dapat dilakukan dalam dua cara. Pertama pengobservasi ikut telibat dalam
aktivitas siswa, sehingga siswa tidak merasa sedang diawasi ketika beraktivitas.
Kedua, pengamat tidak ikut terlibat dalam aktivitas siswa.
d. Otobiografi
Teknik ini mengharuskan siswa menulis biografi/riwayat kehidupan dirinya sendiri.
Kemudian, data didapat dari hasil tulisan tersebut. Untuk mempermudah, siswa dapat
disuruh untuk menulis catatan harian atau membuat karangan mengenai dirinya. e.
Catatan Anekdot
Catatan anekdot merupakan laporan singkat tentang berbagai kejadian atau perilaku
tentang siswa dan memuat deskripsi objektif tentang perilaku siswa pada saat tertentu
(Tohirin, 2014). Catatan anekdot ditulis apabila ada kejadian-kejadian tertentu yang
melibatkan siswa atau sekelompok siswa, misal tawuran, pencurian, bolos sekolah,
dan lain-lain.
f. Sosiometri
Sosiometri merupakan teknik untuk mengumpulkan data tentang hubungan-hubungan
sosial dan tingkah laku sosial siswa. Data yang diperoleh dari teknik ini adalah data
tentang susunan hubungan antar siswa, struktur hubungan siswa, dan arah hubungan
sosial.

D. Kegunaan dan Macam-macam teknik pengumpulan data pada


bimbingan konseling antara lain :

 Teknik umum

Adalah teknik yang lazim digunakan dalam tahap-tahap konseling dan merupakan
teknik dasar konseling yang harus dikuasai oleh konselor.

 Perilaku Attending

Disebut juga sebagai perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen kontak
mata, bahasa badan, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik adalah merupakan
tiga kombinasi komponen sehingga akan memudahkan konselor untuk membuat klien
terlibat pembicaraan dan terbuka.

 Empati

Ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan
berpikir bersama klien.

 Refleksi

Yaitu kemampuan konselor untuk memantulkan kembali kepada klien tentang


perasaan, pikiran, dan pegalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku
verbal dan non verbalnya.
 Eksplorasi
Yaitu suatu keterampilan konselor menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran klien.
Hal ini penting karena kebanyakan klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau
tidak mampu mengungkapkan pendapatnya dengan terus terang.

 Menangkap pesan utama (parapharasing)

Yaitu untuk memudahkan klien memahami ide,perasaan, dan pengalamannya

 Bertanya untuk membuka pertanyaan (open question)

Kebanyakan calon konselor sulit untuk membuka percakapan dengan klien. Hal ini
karena sulit menduga apa yang dipikirkan klien sehingga pertanyaan menjadi pas.
Untuk memudahkan membuka percakapan seorang konselor dilatih keterampilannya
bertanya dalam bentuk open-ended yang memungkinkan munculnya pertanyaan-
pertanyaan baru dari klien.

 Bertanya tertutup (closed question)

Pertanyaan konselor tidak selalu terbuka, akan tetapi ada juga yang tertutup yang
harus dijawab dengan kata “ya” atau “tidak” atau dengan kata-kata singkat. Tujuan
dari pertanyaan tertutup yaitu untuk mengumpulkan informasi, menjernihkan atau
memperjelas sesuatu, dan menghentikan pembicaraan klien yang melantur atau
menyimpang.

 Dorongan minimal

Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu dorongsn langsung yang
singkat terhadap apa yang telah dikemukakan klien. Tujuan dorongan yaitu agar klien
terus berbicara dan dapat mengarah agar pembicaraan mencapai tujuan.

 Interpretasi

Yaitu untuk mengulas pemikiran, perasaan, dan pengalaman klien dengan merujuk
pada teori-teori, bukan pandangan subjek konselor. Hal ini bertujuan agar klien
mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.

 Mengarahkan

Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu.

 Menyimpulkan

Yaitu teknik untuk menyimpulkan pembicaraan, sehingga arah pembicaraan semakin


jelas.

 Teknik Khusus
Dalam konseling menggunakan teknik-teknik umum, dalam hal tertentu dapat
menggunakan teknik-teknik khusus. Berikut ini akan disampaikan beberapa teknik-
teknik khusus :

a) Latihan Arsetif

Teknik ini digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk
menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak dan benar.

b) Desensitisasi Sistematis

Merupakan teknik konseling behavioral yang memfokuskan bantuan untuk


memenangkan klien dari keterangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien
untuk rileks, agar bisa menghapus perilaku yang diperkuat secara negatif.

c) Pengondisian Aversi

Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk.

d) Pembentukan Perilaku Model

Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien dan
memperkuat perilaku yang sudah terbentuk.

e) Latihan Saya Bertanggung Jawab

Teknik ini merupakan teknik yang dimaksudkan untuk membantu klien agar
mengakui dan menerima perasaannya dari pada memproyeksikan perasaannya
ituh kepada orang lain.

E. Meyusun alat alat pengumpulan data

Pengumpulan Data adalah salah satu komponen dalam program bimbingan, yang
sekaligus menjadi salah satu layanan bimbingan. Komponen ini mencakup semua
usaha untuk memperoleh data tentang siswa dan mahasiswa, menganalisis dan
menafsirkan data, serta menyimpan data tersebut.

Dalam rangka layanan Pengumpulan Data di jenjang pendidikan menengan pada


umumnya dibutuhkan data tentang masing-masing peserta dalam aspek-aspek sebagai
berikut:

• Latar belakang keluarga


• Riwayat sekolah
• Taraf prestasi dalam bidang-bidang studi
• Taraf kemampuan intelektual
• Bakat khusus
• Minat terhadap bidang studi
• Pengalaman di luar sekolah
• Ciri-ciri kepribadian
• Kesehatan jasmani

Anda mungkin juga menyukai