Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data.
Penggunaan data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap siswa memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling. Konselor harus menunjukkan bahwa setiap aktivitas diimplementasikan sebagai bagian dari keutuhan program bimbingan dan konseling yang didasarkan atas analisis cermat terhadap kebutuhan, prestasi, dan data terkait siswa lainnya. Menurut Furqon dan Yaya Sunarya, kedudukan data dalam layanan bimbingan dan konseling itu adalah sangat sentral, untuk itu guru pembimbing dan konseling perlu memahami betul data apa yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah atau melakukan suatu kegiatan bimbingan. Lebih penting lagi bagaimana data tersebut dapat dikumpul Jenis-jenis data menurut Tohirin dibagi menjadi dua yaitu: 1. Data psikologis Data psikologis berkaitan dengan hal-hal kejiwaan dari siswa. 2. Data sosial Segala data yang berkaitan dengan kehidupan sosial siswa termasuk dalam data sosial. Kemudian Prayitno dan Amti mengkategorikan data menjadi tiga jenis, yaitu : 1) Data pribadi Data ini mencakup beberapa hal yaitu: a. Identitas pribadi: termasuk nama, gelar atau nama panggilan, tempat dan tanggal lahir, alamat, kewarganegaraan, dan agama. b. Latar belakang rumah dan keluarga c. Kemampuan mental, bakat dan kondisi kepribadian d. Sejarah pendidikan, hasil belajar, nilai-nilai mata pelajaran e. Hasil tes diagnostik: berupa data-data kelebihan dan kekurang siswa dalam mata pelajaran atau subjek lain misalnya sikap. f. Sejarah kesehatan g. Pengalaman ekstrakulikuler dan kegiatan di luar sekolah h. Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan/jabatan i. Prestasi khusus yang pernah diperoleh 2) Data umum Data umum adalah data yang menyangkut berbagai informasi dan berbagai hal tentang “lingkungan yang lebih luas”. Data umum biasanya berbentuk buku, kumpulan leaflet, klipping, dan sebagainya. 3) Data kelompok Data kelompok adalah data tentang berbagai aspek perkembangan dan kehidupan sejumlah siswa atau individu. Data kelompok dapat ditulis dalam bentuk diagram, sosiogram, tabel, dan lain-lain. Di dalam pengumpulan data terdapat dua alat yang bisa digunakan, yaitu terdiri dari tes dan non tes. 1) Alat tes Tes hasil belajar (achievement test) adalah pengumpul data untuk mengetahui dan mengukur apa yang telah dipelajari konseling dalam hal ini peserta didik di berbagai bidang studi. Tes kemampuan intelektual, adalah untuk mengukur potensi kemampuan berfikir peserta didik. Model tes ini meliputi; intelligence test dan academic test. Model tes kemampuan intelektual ini dapat dilakukan secara individual dan kelompok. Tes kemampuan khusus atau tes bakat, yang mengukur taraf kemampuan konseli untuk berhasil dalam bidang studi tertentu atau bidang vokasional tertentu. Tes minat, merupakan tes untuk melihat bidang yang paling disukai oleh klien. Tes ini berfungsi untuk membantu mengantarakan peserta didik dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan potensi dirinya. Tes perkembangan vokasional yang mengukur taraf perkembangan peserta didik dalam hal kesadaran untuk memangku suatu pekerjaan atau jabatan kelak. Tes kepribadian, model tes ini yaitu untuk mengukur ciri-ciri kepribadian seperti; sifat, karakter, gaya tempramen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, jaringan relasi sosial dengan orang lain dan aneka bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Bentuk-bentuk dari tes kepribadian ini diantaranya adalah; tes proyektif, personality inventory, dan adjustive inventory 2) Alat non-tes Angket, memuat sejumlah item atau pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik secara tertulis. Dengan mengisi angket ini peserta didik diminta keterangan tentang sejumlah hal yang relevan bagi keperluan bimbingan, seperti keterangan tentang keluarga kesehatan jasmani, riwayat pendidikan, pengalaman belajar di sekolah, hobi dan kesukaran yang mungkin dihadapi. Wawancara informasi, adalah alat pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari peserta didik secara lisan. Wawancara informasi digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang sulit diperoleh dengan cara lain serta sebagai bahan pelengkap informasi. Otobiografi, adalah karangan yang ditulis oleh peserta didik sendiri mengenai riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Catatan anekdot, merupakan laporan singkat tentang perilaku seseorang peserta didik dan memuat diskripsi objektif tentang tingkah laku peserta didik pada saat-saat tertentu Skala penilaian (rating scale), adalah sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap sebagai item-item. Sosiometri, yaitu sebuah metode untuk memperoleh data tentang jaringan hubungan sosial dalam suatu organisasi, kelompok berdasarkan prefernsi antar anggota kelompok satu sama lain Sosiometi ini berisi item-item individual yang harus diisi oleh setiap anggota kelompok. Kunjungan rumah, bertujuan untuk mengenal lebih dalam tentang lingkungan rumah sekitar tempat tinggal subjek serta kesehariannya di rumah. Kartu pribadi, adalah bentuk aplikasi dari penyusunan suatu arsip yang memuat data penting tentang seseorang subjek. Studi kasus, yaitu pengumpulan data tentang riwayat hidup subjek dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengandung analisis terhadap hubungan dari data-data yang telah terkumpul dan disertai dengan interpretasi seta tindak lanjut yang dapat diberikan. Menurut Winkel dan Hastuti, informasi mengenai konseli tersebut paling tidak memiliki empat manfaat yang akan menunjang proses layanan BK sebagai berikut: a. Untuk mengetahui apakah kompetensi konselor mampu dan cukup berwenang dalam memberikan pelayanan kepada konseli (klien) dengan inti permasalahan yang telah diketahui. b. Sebagai sarana memperoleh data lebih dalam serta lebih lengkap tentang berbagai aspek dari pribadi konseli (klien), sehingga diharapkan dapat memberikan layanan BK lebih optimal. c. Dapat membantu menentukan suatu program pendidikan maupun karir yang sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki. Dengan adanya tes hasil belajar, tes bakat, tes mianat, juag tes kemampuan intelektual akan menjadi bahan informasi objektif sehingga konseli mampu menafsirkan dan mempertimbangakan dengan baik sebelum mengambil sebuah keputusan lebih lanjut. d. Dapat membantu konseli (klien) dalam hal memahami diri sendiri dengan lebih baik, selain itu juga hasil tes dapat menjadi bahan bagi konseli untuk terus melakukan evaluasi diri, sehingga harapannya adalah konseli dapat mencapai perkembangan yang optimal dan sesuai dengan arah bakat dan minat yang dimiliki serta memperoleh suatu kebahagiaan.