Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dwi nurmala sari

Nim : 11811023331

Kelas : TIPA 6B

Dosen : Dra., Suhertina, M.Pd

Resume 10

DATA DALAM PELAYANAN BK

Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data.


Penggunaan data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap
siswa memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling. Konselor harus
menunjukkan bahwa setiap aktivitas diimplementasikan sebagai bagian dari keutuhan
program bimbingan dan konseling yang didasarkan atas analisis cermat terhadap
kebutuhan, prestasi, dan data terkait siswa lainnya. Menurut Furqon dan Yaya
Sunarya, kedudukan data dalam layanan bimbingan dan konseling itu adalah sangat
sentral, untuk itu guru pembimbing dan konseling perlu memahami betul data apa
yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah atau melakukan suatu kegiatan
bimbingan. Lebih penting lagi bagaimana data tersebut dapat dikumpul
Jenis-jenis data menurut Tohirin dibagi menjadi dua yaitu:
1. Data psikologis
Data psikologis berkaitan dengan hal-hal kejiwaan dari siswa.
2. Data sosial
Segala data yang berkaitan dengan kehidupan sosial siswa termasuk dalam data
sosial.
Kemudian Prayitno dan Amti mengkategorikan data menjadi tiga jenis, yaitu :
1) Data pribadi
Data ini mencakup beberapa hal yaitu:
a. Identitas pribadi: termasuk nama, gelar atau nama panggilan, tempat
dan tanggal lahir, alamat, kewarganegaraan, dan agama.
b. Latar belakang rumah dan keluarga
c. Kemampuan mental, bakat dan kondisi kepribadian
d. Sejarah pendidikan, hasil belajar, nilai-nilai mata pelajaran
e. Hasil tes diagnostik: berupa data-data kelebihan dan kekurang siswa
dalam mata pelajaran atau subjek lain misalnya sikap.
f. Sejarah kesehatan
g. Pengalaman ekstrakulikuler dan kegiatan di luar sekolah
h. Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan/jabatan
i. Prestasi khusus yang pernah diperoleh
2) Data umum
Data umum adalah data yang menyangkut berbagai informasi dan berbagai
hal tentang “lingkungan yang lebih luas”. Data umum biasanya berbentuk buku,
kumpulan leaflet, klipping, dan sebagainya.
3) Data kelompok
Data kelompok adalah data tentang berbagai aspek perkembangan dan
kehidupan sejumlah siswa atau individu. Data kelompok dapat ditulis dalam
bentuk diagram, sosiogram, tabel, dan lain-lain.
Di dalam pengumpulan data terdapat dua alat yang bisa digunakan, yaitu terdiri
dari tes dan non tes.
1) Alat tes
 Tes hasil belajar (achievement test) adalah pengumpul data untuk
mengetahui dan mengukur apa yang telah dipelajari konseling dalam hal
ini peserta didik di berbagai bidang studi.
 Tes kemampuan intelektual, adalah untuk mengukur potensi kemampuan
berfikir peserta didik. Model tes ini meliputi; intelligence test dan
academic test. Model tes kemampuan intelektual ini dapat dilakukan
secara individual dan kelompok.
 Tes kemampuan khusus atau tes bakat, yang mengukur taraf kemampuan
konseli untuk berhasil dalam bidang studi tertentu atau bidang vokasional
tertentu.
 Tes minat, merupakan tes untuk melihat bidang yang paling disukai oleh
klien. Tes ini berfungsi untuk membantu mengantarakan peserta didik
dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan potensi dirinya.
 Tes perkembangan vokasional yang mengukur taraf perkembangan peserta
didik dalam hal kesadaran untuk memangku suatu pekerjaan atau jabatan
kelak.
 Tes kepribadian, model tes ini yaitu untuk mengukur ciri-ciri kepribadian
seperti; sifat, karakter, gaya tempramen, corak kehidupan emosional,
kesehatan mental, jaringan relasi sosial dengan orang lain dan aneka
bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri.
Bentuk-bentuk dari tes kepribadian ini diantaranya adalah; tes proyektif,
personality inventory, dan adjustive inventory
2) Alat non-tes
 Angket, memuat sejumlah item atau pertanyaan yang harus dijawab oleh
peserta didik secara tertulis. Dengan mengisi angket ini peserta didik
diminta keterangan tentang sejumlah hal yang relevan bagi keperluan
bimbingan, seperti keterangan tentang keluarga kesehatan jasmani, riwayat
pendidikan, pengalaman belajar di sekolah, hobi dan kesukaran yang
mungkin dihadapi.
 Wawancara informasi, adalah alat pengumpulan data untuk memperoleh
data dan informasi dari peserta didik secara lisan. Wawancara informasi
digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang sulit diperoleh
dengan cara lain serta sebagai bahan pelengkap informasi.
 Otobiografi, adalah karangan yang ditulis oleh peserta didik sendiri
mengenai riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang.
 Catatan anekdot, merupakan laporan singkat tentang perilaku seseorang
peserta didik dan memuat diskripsi objektif tentang tingkah laku peserta
didik pada saat-saat tertentu
 Skala penilaian (rating scale), adalah sebuah daftar yang menyajikan
sejumlah sifat atau sikap sebagai item-item.
 Sosiometri, yaitu sebuah metode untuk memperoleh data tentang jaringan
hubungan sosial dalam suatu organisasi, kelompok berdasarkan prefernsi
antar anggota kelompok satu sama lain Sosiometi ini berisi item-item
individual yang harus diisi oleh setiap anggota kelompok.
 Kunjungan rumah, bertujuan untuk mengenal lebih dalam tentang
lingkungan rumah sekitar tempat tinggal subjek serta kesehariannya di
rumah.
 Kartu pribadi, adalah bentuk aplikasi dari penyusunan suatu arsip yang
memuat data penting tentang seseorang subjek.
 Studi kasus, yaitu pengumpulan data tentang riwayat hidup subjek dalam
berbagai aspek kehidupan, serta mengandung analisis terhadap hubungan
dari data-data yang telah terkumpul dan disertai dengan interpretasi seta
tindak lanjut yang dapat diberikan.
Menurut Winkel dan Hastuti, informasi mengenai konseli tersebut paling tidak
memiliki empat manfaat yang akan menunjang proses layanan BK sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apakah kompetensi konselor mampu dan cukup berwenang
dalam memberikan pelayanan kepada konseli (klien) dengan inti permasalahan
yang telah diketahui.
b. Sebagai sarana memperoleh data lebih dalam serta lebih lengkap tentang
berbagai aspek dari pribadi konseli (klien), sehingga diharapkan dapat
memberikan layanan BK lebih optimal.
c. Dapat membantu menentukan suatu program pendidikan maupun karir yang
sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki. Dengan adanya tes hasil belajar,
tes bakat, tes mianat, juag tes kemampuan intelektual akan menjadi bahan
informasi objektif sehingga konseli mampu menafsirkan dan
mempertimbangakan dengan baik sebelum mengambil sebuah keputusan lebih
lanjut.
d. Dapat membantu konseli (klien) dalam hal memahami diri sendiri dengan lebih
baik, selain itu juga hasil tes dapat menjadi bahan bagi konseli untuk terus
melakukan evaluasi diri, sehingga harapannya adalah konseli dapat mencapai
perkembangan yang optimal dan sesuai dengan arah  bakat dan minat yang
dimiliki serta memperoleh suatu kebahagiaan.

Anda mungkin juga menyukai