Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DATA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Vivi Astuti N, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Danang Dwi Aditya (SD.2211.007)


2. Devita Kusumaningrum (SD.2211.008)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP MUHAMMADIYAH BLORA
2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Bimbingan dan Konseling ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.
Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Vivi Astuti N, M.Pd.selaku Dosen Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling yang telah
memberikan bimbingan serta arahan dalam mengerjakan makalah ini.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan doa dan dukungan untuk kelancaran pembuatan
tugas makalah kami.
3. Teman-teman yang telah membantu kami untuk melengkapi informasi laporan kami.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan
saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk
pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang.
Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan
kemajuan ilmu pengetahuan.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
A. Pengertian Data........................................................................................................ 2
B. Jenis-jenis data tentang siswa yang diperlukan dalam bimbingan dan konseling... 2
C. Kegunaan data dalam bimbingan dan konseling..................................................... 4
D. Teknik-teknik pengumpulan data dalam bimbingan dan konseling........................ 4
E. Kegunaan tes dalam bimbingan dan konseling....................................................... 7
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 11
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan umum bimbingan konseling adalah “untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimiliknya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai
latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial
ekonomi), serta sesuai dengan tuntuntan positif lingkungannya.” Dalam mencapai tujuan
tersebut, para konselor menggunakan berbagai pendekatan, salah satunya pendekatan
ilmiah. Pendekatan ini harus berdasar pada hal-hal objektif, tidak spekulatif, dan dapat
dicek atau dibuktikan oleh orang lain (Walgito, 2004). Oleh sebab itu, layanan bimbingan
dan konseling membutuhkan data-data yang relevan untuk menjamin keabsahan dan
keilmiahan aktivitasnya sehingga informasi-informasi yang disampikan dalam layanan
bimbingan dan konseling dapat dipertangunggjawabkan. Layanan bimbingan konseling
yang baik akan terwujud setelah data individu yang akan dibimbing terkumpul.
Berangkat dari hal di atas, penulis akan memaparkan hal-hal yang terkait dengan
data dalam layanan bimbingan dan konseling, yang meliputi pengertian data, jenis-jenis
data yang ada dalam BK serta teknik mengumpulkan data-data tersebut, dan manfaat
data-data dalam layanan BK.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis data dalam bimbingan dan konseling?
2. Apa kegunaan data dalam bimbingan dan konseling?
3. Bagaimanakah teknik pengumpulan data dalam bimbingan dan konseling?
4. Apa kegunaan tes dalam bimbingan dan konseling?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang aspek dalam bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui tentang data dalam bimbingan dan konseling.
3. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data bimbingan dan konseling.
4. Untuk mengetahui kegunaan tes bimbingan dan konseling.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Data
Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat
berupa angka, lambang atau sifat (Pengertian Ahli, 2013). Data yang baik harus terjamin
kebenarnya (reliable), tepat waktu dan mampu memberikan gambaran yang jelas dan
menyeluruh dari suatu masalah atau keadaan atau objek. Data yang baik digunakan
sebagai bahan analisis dan penarikan kesimpulan.
Data dalam layanan bimbingan dan konseling haruslah terjamin kebenarnya, karena
layaknya data pada umumnya, data dalam layanan bimbingan dan konseling akan
dianalisis untuk kepentingan layanan.

B. Jenis-jenis data tentang siswa yang diperlukan dalam bimbingan dan konseling
Layanan Bimbingan dan Konseling mengunakan beberapa jenis data. Data-data
tersebut berkaitan dengan siswa, lingkungan sekolah, dan instansi-instansi di luar sekolah.
Berikut ini adalah pemamparan beberapa jenis data yang dikemukakan oleh para ahli.
Jenis-jenis data menurut Tohirin (2014) dibagi menjadi dua yaitu:
1. Data psikologis
Data psikologis berkaitan dengan hal-hal kejiwaan dari siswa. Data ini meliputi
data kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup, dan sifat-sifat
kepribadian.
2. Data sosial
Segala data yang berkaitan dengan kehidupan sosial siswa termasuk dalam data
sosial. Data ini meliputi latar belakang keluarga siswa, status sosial siswa di sekolah,
dan lingkungan sosial siswa.

Prayitno dan Amti (2013) mengkategorikan data menjadi dua jenis, yaitu: data
pribadi dan data umum. Selanjutnya, mereka menyebutkan jenis data ketiga yaitu data
kelompok, dan mereka mengganggap data kelompok sebagai bagian dari data umum
karena sifat umum dari data kelompok.

2
1. Data pribadi
Data pribadi merupakan data yang berkaitan dengan seorang individu atau
siswa. Data pribadi harus dijaga kerahasiaannya agar tidak dapat digunakan oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan agar privasi siswa dapat terjaga. Data
pribadi perlu diperbarui setiap tahunnya karena data selalu berubah (bersifat dinamis).
Data pribadi siswa bersumber dari siswa yang bersangkutan. Data ini mencakup
beberapa hal yaitu:
a. Identitas pribadi: termasuk nama, gelar atau nama panggilan, tempat dan tanggal
lahir, alamat, kewarganegaraan, agama;
b. Latar belakang rumah dan keluarga
c. Kemampuan mental, bakat dan kondisi kepribadian
d. Sejarah pendidikan, hasil belajar, nilai-nilai mata pelajaran
e. Hasil tes diagnostik: berupa data-data kelebihan dan kekurang siswa dalam mata
pelajaran atau subjek lain misalnya sikap.
f. Sejarah kesehatan
g. Pengalaman ekstrakulikuler dan kegiatan di luar sekolah
h. Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan/jabatan
i. Prestasi khusus yang pernah diperoleh
Data pribadi siswa yang telah didperoleh, kemudian, dapat dihimpun dalam bentuk
kartu pribadi siswa.
2. Data umum
Data umum adalah data yang menyangkut berbagai informasi dan berbagai hal
tentang “lingkungan yang lebih luas”. Lingkungan yang lebih luas yang dimaksud
adalah lembaga-lembaga di luar sekolah yang dapat dimanfaatkan siswa untuk
menunjang potensinya. Data-data umum biasanya dipakai untuk layanan orientasi dan
informasi, penempatan dan penyaluran. Data umum meliputi informasi
pendidikan/jabatan, artikel tentang pendidikan dan jabatan, pengumuman mengenai
penerimaan program pendidikan/latihan atau jabatan/pekerjaan tertentu. Sumber data-
data umum adalah lembaga pendidikan dan industri atau kantor yang bersangkutan.
Data umum biasanya berbentuk buku, kumpulan leaflet, klipping, dan sebagainya.
3. Data kelompok
Data kelompok adalah data tentang berbagai aspek perkembangan dan
kehidupan sejumlah siswa atau individu. Data ini meliputi data hubungan sosial antar
individu, sebaran prestasi belajar, kondisi kebersamaan dan kerja sama dalam

3
kelompok, dan lain-lain. Data kelompok bersumber dari siswa. Data kelompok dapat
ditulis dalam bentuk diagram, sosiogram, tabel, dan lain-lain.

C. Kegunaan data dalam bimbingan dan konseling


Menurut Winkel dan Hastuti, data dalam layanan bimbingan dan konseling
memiliki 4 manfaat yang akan menunjang layanan bimbingan dan konseling. Winkel dan
Hastuti (2010) membagi keempat manfaat tersebut menjadi dua, yaitu manfaat untuk
konselor dan manfaat untuk konseli (klien). Keempat manfaat itu sebagai berikut:
1. Untuk konselor
a. Data dapat digunakan untuk mengetahui apakah kompetensi konselor mampu dan
cukup berwenang dalam memberikan pelayanan kepada konseli dengan inti
permasalahan yang telah diketahui.
b. Data digunakan sebagai sarana memperoleh informasi lebih dalam serta lebih
lengkap tentang berbagai aspek dari pribadi konseli, sehingga konselor
diharapakan dapat memberikan layanan yang optimal.
2. Untuk konseli (klien)
a. Data dapat membantu konseli menentukan suatu program pendidikan maupun
karir yang sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki.
b. Data dapat membantu konseli memahami diri sendiri dan melakukan evaluasi diri
sehingga diharapkan konseli dapat mencapai perkembangan yang optimal dan
sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.

D. Teknik-teknik pengumpulan data dalam bimbingan dan konseling


Secara garis besar, teknik pengumpulan data dalam layanan bimbingan dan
konseling dibedakan menjadi dua, yaitu teknik tes dan teknik non-tes.
1. Teknik tes
Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku seseorang dan
menggambarkannya dalam bentuk skala angka atau klasifikasi tertentu (Cronbach,
1970 dalam Prayitno dan Amit, 2013). Teknik ini menggunakan pertanyaan-
pertanyaan, baik lisan dan tertulis, atau tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh
orang yang dites (Prayitno dan Amit, 2013; Walgito, 2004).
Berikut beberapa tes yang digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling:
a. Tes hasil belajar (achievement test)

4
Tes ini digunakan untuk mengukur apa yang telah dipelajari oleh siswa di
berbagai mata pelajaran. Tes kompetensi, tes untuk mengukur pencapaian
kompetensi siswa, dan tes diagnostik, tes untuk mengukur kelebihan dan
kelemahan siswa serta penyebab-penyebab kesulitan yang di alami siswa,
merupakan contoh tes hasil belajar.
b. Tes bakat dan tes minat
Tes ini digunakan untuk mengungkapkan bakat yang dimiliki individu dan
minatnya. Tes ini penting dalam layanan bimbingan dan konseling karena dengan
tes ini konselor dapat mengarahkan dan menempatkan siswa ke jurusan yang tepat
sesuai bakat dan minatnya.
c. Tes kepribadian
Tes ini digunakan untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tertentu pada siswa
seperti karakter, tempramen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi
sosial dengan orang lain dan bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan
kesukaran dalam penyesuaian diri. Personality inventory adalah salah satu tes
kepribadian. Ada pula tes proyeksi yang digunakan untuk mengukur sifat-sifat
kepribadian melalui reaksi-reaksi terhadap suatu kisah, gambaran, atau suatu kata.
Test Rorschach (Ro) dan TAT (Thematic Apperception Test) adalah contoh tes
proyeksi.
d. Tes intelegensi
Sesuai dengan namanya, tes intelegensi digunakan untuk mengungkapkan
tingkat intelegensi atau kecerdasan seseorang. Contoh-contoh tes intelegensi
adalah Tes Binet, Test Weschsler, SPM, balok (Kohsblock), dan AGCT.

2. Teknik non-tes
Teknik lain-lain untuk mengumpulkan data disamping teknik tes digolongkan
ke dalam teknik non-tes. Teknik ini umumnya digunakan untuk menghimpun data-
data tentang tingkah laku, sikap, minat, perhatian, karakteristik, dan lain-lain (Diones
Aliaski Blog).
Berikut adalah beberapa teknik non-tes beserta deskripsi singkatnya:
a. Angket/ kuesioner
Angket/kuesioner memuat beberapa pertanyaan yang harus dijawab siswa
secara tertulis. Berdasarkan orang yang mengisi, angket dibedakan menjadi 2,

5
yaitu angket langsung (apabila yang mengisi siswa) dan angket tidak langsung
(apabila yang mengisi orang lain, misalnya orang tua siswa) (Tohirin, 2014).
b. Wawancara
Teknik wawancara mengharuskan siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan
secara lisan. Teknik ini menuntut komunikasi langsung, sehingga konselor dan
siswa harus bertatap muka.
c. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara saksama baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap berbagai aktivitas siswa di
lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah termasuk di rumah
(Tohirin, 2014). Observasi dapat dilakukan dalam dua cara. Pertama
pengobservasi ikut telibat dalam aktivitas siswa, sehingga siswa tidak merasa
sedang diawasi ketika beraktivitas. Kedua, pengamat tidak ikut terlibat dalam
aktivitas siswa.
d. Otobiografi
Teknik ini mengharuskan siswa menulis biografi/riwayat kehidupan dirinya
sendiri. Kemudian, data didapat dari hasil tulisan tersebut. Untuk mempermudah,
siswa dapat disuruh untuk menulis catatan harian atau membuat karangan
mengenai dirinya.
e. Catatan Anekdot
Catatan anekdot merupakan laporan singkat tentang berbagai kejadian atau
perilaku tentang siswa dan memuat deskripsi objektif tentang perilaku siswa pada
saat tertentu (Tohirin, 2014). Catatan anekdot ditulis apabila ada kejadian-
kejadian tertentu yang melibatkan siswa atau sekelompok siswa, misal tawuran,
pencurian, bolos sekolah, dan
f. Sosiometri
Sosiometri merupakan teknik untuk mengumpulkan data tentang hubungan-
hubungan sosial dan tingkah laku sosial siswa. Data yang diperoleh dari teknik ini
adalah data tentang susunan hubungan antar siswa, struktur hubungan siswa, dan
arah hubungan sosial.

E. Kegunaan tes dalam bimbingan dan konseling


Adapun penggunaannya untuk layanan Bimbingan dan Konseling antara lain:
1. Layanan Orientasi

6
Layanan orientasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik mengetahui dan memahami lingkungan (misalnya sekolah) yang baru
dimasuki oleh peserta didik untuk mempermudah dan memperlancar penyesuaian diri
terhadap lingkungan barunya. Guru pembimbing dapat memperkenalkan berbagai
instrumentasi tes yang ada seperti tes bakat, tes intelegensi dan tes minat peserta
didik.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan salah satu layanan yang berupaya memenuhi
kekurangan informasi yang dibutuhkan oleh individu. Guru pembimbing bisa
memberikan informasi yang tepat dan dibutuhkan oleh siswa, misalnya dengan
berpedoman kepada hasil tes yang telah dilakukan.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan penyaluran yaitu pelayanan bimbingan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien/konseli), memperoleh penempatan penyaluran
yang tepat. Misalnya penempatan penyaluran dikelas, kelompok belajar,
jurusan/progam studi , program pelatihan, magang, kegiatan korikuler atau
ekstrakurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minat serta kondisi pribadinya. Sesuai
dengan pengertian layanan penempatan dan penyaluran dan dikaitkan dengan
instrumentasi tes, guru pembimbing akan bijaksana dalam memutuskan atau
menempatkan penyaluran minat dan bakat siswa yang dibimbingnya.
4. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada individu
(siswa) baik secara sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan
atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar (Prayitno 2012: 89).
Sesuai dengan pedoman hasil tes minat, tes intelegensi dan tes bakat guru
pembimbing dapat mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan konten dengan
demikian guru pembimbing dapat mengetahui sejauh mana materi penguasaan konten
dapat dikuasai siswa.
5. Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perseorangan adalah pelayanan langsung tatap muka (secara
perseorangan) dengan guru pembimbing atau konselor dalam rangka pembahasan dan
pengentasan permasalahan pribadi yang dialami oleh klien atau peserta didik (Dewa
dan Desak, 2008: 62).

7
Sesuai dengan pengertian layanan konseling perseorangan dan dikaitkan dengan
instrumentasi tes, dari melihat hasil tes bakat, tes intelegensi dan tes minat maka guru
pembimbing akan lebih memahami masalah siswa, yang nantinya akan
mempermudah dilakukannya layanan konseling.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan
(bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Sesuai dengan
pengertian layanan bimbingan kelompok dan dikaitkan dengan instrumentasi tes,
Guru pembimbing akan lebih mudah dalam membagi kelompok yang ideal sesuai
dengan bidang yang mereka kuasai melalui hasil tes minat, tes intelegensi dan tes
bakat.
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan konseling yang dilaksanakan dengan
menggunakan format kelompok dan memanfaatkan dinamika kelompok yang ada
pada kelompok tersebut. Masalah-masalah yang dibahas adalah masalah perseorangan
yang muncul di dalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap
bidang bimbingan yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier (Dewa
dan Desak , 2008: 79).
Sesuai dengan pengertian layanan konseling kelompok dan dikaitkan dengan
instrumentasi tes, dengan mengetahui hasi tes minat, tes bakat dan tes intelegensi guru
dapat memahami permasalahan masing-masing siswa sebagai anggota kelompok.
8. Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh
konselor terhadap seorang perlanggan, disebut konsulti yang memungkinkan konsulti
memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam
menangani kondisi dan/atau permasalah pihak ketiga.
Sesuai dengan pengertian layanan konsultasi dan dikaitkan dengan
instrumentasi tes, dengan menggunakan hasil instrumentasi tes, maka guru
pembimbing akan lebih baik dan lancar malakukan konsultasi kepada siswa dengan
baik dan lancar.
9. Layanan Mediasi
Mediasi berasal dari kata “media” yang berarti perantara atau penghubung.
Menurut Prayitno (2012: 233) “Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang

8
dilaksanakan oleh konselor terhadap dua pihak (atau lebih) yang sedang berada dalam
keadaan saling tidak menemukan kecocokan”.
Sesuai dengan pengertian layanan mediasi dan dikaitkan dengan instrumentasi
tes, guru pembimbing dapat melakukan layanan mediasi secara tepat dan baik dengan
memahami permasalahan klien melalui hasil instrumentasi Bimbingan Konseling tes.
10. Layanan Advokasi
Tujuan umum dari layanan advokasi adalah untuk mengentaskan klien dari
suasana yang menghimpit dirinya karena hak-hak yang hendak dilaksanakan
terhambat dan terkekang. Sedangkan tujuan khusus dari layanan advokasi dalam
konseling adalah membebaskan klien dari cengkraman pihak tertentu yang membatasi
atau bahkan menghapus hak klien dan masalah klien teatasi (Prayitno, 2012: 277-
278).
Selain itu, menurut Vori Ardianto (2011) instrumentasi tes juga berfungsi untuk :
1. Hasil tes bagi guru pembimbing sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi
tentang siswa yang pada akhirnya digunakan sebagai landasan untuk memberikan
bimbingan dan pelayanan yang setepat-tepatnya kepada siswa.
2. Penggunaan hasil tes bagi guru pembimbing dalam tujuh jenis layanan:
3. Dengan tes, guru pembimbing dapat menyesuaikan cara pemberian layanan
kepada siswa.
4. Dengan tes , guru pembimbing dapat lebih mengetahui karakteristik siswanya.
5. Dengan tes, guru pembimbing dapat menyesuaikan jenis layanan apa yang akan
diberikan kepada siswanya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Data dalam layanan bimbingan dan konseling sangat penting kedudukannya, karena
data-data, dengan berbagai jenisnya, yang diperoleh melalui berbagai teknik memiliki
manfaat bagi konselor dan siswa sendiri. Jenis data dalam layanan bimbingan dibedakan
menjadi dua yaitu data psikologis dan data social. Data dapat pula dibedakan menjadi
data pribadi, data umum, dan data kelompok. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui
berbagai teknik, yang secara garis besar dibedakan menjadi 2 yaitu teknik tes dan non-tes.
Teknik non-tes meliputi angket, wawancara, observasi, otobiografi, catatan anekdot,
sosiometri, dan lain-lain. Selanjutnya, data dapat membatu konselor untuk memberikan
layanan yang lebih baik, dan dapat membantu siswa untuk mengatasi masalah dan
memilih jurusan atau karir yang sesuai dengan bakat dan minta mereka.

B. Saran
Mengingat pentingnya data dalam layanan bimbingan dan konseling, penulis
menyarankan untuk mendalami materi ini, terutama di bagian teknik-teknik pengumpulan
data. Penulis meyakini bahwa penguasaan yang baik pada teknik pengumpulan data akan
menghasilkan data-data yang sangat reliable dan baik sehingga dapat digunakan sebagai
bahan analisis dan penarikan kesimpulan yang sangat terpercaya.
Sebagai calon guru SD, hendaknya kita mengetahui teknik-teknik dalam memahami
perkembangan murid kita, agar dalam mendidik murid nantinya kita dapat memberikan
bantuan pada murid kita jika ada yang mengalami kesulitan dalam proses belajar
mengajar baik murid normal ataupun anak yang berkebutuhan khusus

10
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno & Amti, E. (2013). Dasar-dasar bimbingan dan konseling (cet. 3). Jakarta: Rineka
Cipta.
Tohirin. (2014). Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah (berbasis integrasi) (ed.
revisi, cet. 6). Jakarta: Rajawali Pers.
Walgito, B. (2004). Bimbingan & konseling (studi dan karir) (ed. 5). Yogjakarta: Penerbit
Andi.
Winkel, W. S., & Hastuti, M. M. S. (2010). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan.
Yogjakarta: Media Abadi.
http://duniakonselingandpsikologi.blogspot.com/2017/02/data-dalam-layanan-bimbingan-
dan.html

11

Anda mungkin juga menyukai