Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

TERAPI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


Dosen Pengampuh : Mesri Kartika, S.Gz,M.Kes

SEMESTER IV

DISUSUN OLEH :

NAMA : TERSA D. HULISELAN


NIM : 2020.04.0298
SEMESTER : IV/ A
KELAS : SARMI

KEMENTRIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN PROTESTAN
(STAKPN)
BURERE – SENTANI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan
Makalah yang berjudul Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit saya mengalami hambatan dan
kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak serta kerja
kerja puji Tuhan Makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Atas bantuan, bimbingan dan dukungan, saya ucapkan terimakasih kepada
berbagai pihak yang turut membatu lewat subangsi pemikiran dalam teselesaikan
makalah ini. Saya sadar jika penyusunan Makalah ini masih jauh dari sempurna, baik isi
maupun tulisan. Untuk itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang positif serta
bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. kiranya harapan saya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jayapura, 04 April 2022


Penyusun

Tersa D. Huliselan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hak yang dimiliki setiap warga negara, seperti yang tertuang dalam UU Dasar
1945 pasal 31 ayat 1 bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan , begitu pula
anak berkebutuhan khusus, juga mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan
disekolah luar biasa ataupun di sekolah inklusi.
Selain itu, untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki anak berkebutuhan khusus, perlu
dilakukan identifikasi dan asesmen. Identifikasi adalah kegiatan penjaringan yang dilakukan
untuk menemukan anak berkebutuhan khusus yang perlu didapatkan program pendidikan khusus.
Identifikasi merupakan langkah awal untuk mengetahui apahkah anak mengalami gangguan atau
kelainan. Dengan adanya identifikasi para guru dapat menggolongkan siapa saja yang mengalami
kebutuhan khusus dan dapat disebut anak berkebutuhan khusus.
Asesmen merupakan kegiatan penyaringan terhadap anak- anak yang diidentifikasi sebagai anak
berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus sendiri dapat dikelompokan menjadi tunanetra,
tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, autis lamban belajar,anak barbakat dll.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan asesmen ABK ?
2. Apa tujuan asesmen ABK ?
3. Bagaimana teknik dan langkah pelaksanaan asesmen ABK?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui maksud asesmen ABK
2. Mengetahui tujuan asesmen ABK
3. Mengetahui teknik dan langkah pelaksaan asesmen ABK
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus


Pengertian Asesmen dalam kerangka pendidikan anak berkebutuhan khusus,
dimaksudkan sebagai usaha dalam memperoleh informasi yang relavan guna membantu
seorang dalam membuat keputusan. Dalam istilah bahasa inggris asesmen berarti penilaian
terhadap suatu keadaan, penilaian dalam konteks ini adalah evaluasi terhadap kondisi atau
keadaan anak – anak berkebutuhan khusus jadi bukan penilaian terhadap hasil suatu aktivitas
atau kegiatan pembelajaran disekolah. Walace, G dan Larsen menegaskan pula bahwa
asesmen merupakan proses pengumpulan informasi pembelajaran yang relavan. Asesmen
merupakan aktifitas yang sangat penting, dalam proses pembelajaran disekolah, untuk itu
pelaksanaannya harus benar-benar dilakukan secara objektife dan komprehentif terhadap
kondisi dan kebutuhan anak.
Sebagai tindak lanjut dari identifikasi, hasil yang diperoleh dari asesmen pendidikan akan
bermanfaat bagi guru sebagai panduan dalam 2 hal pokok, yaitu merencanakan progeam dan
implementasi program pembelajaran. Untuk itu dalam upaya perencanaan program dan
penentuan sasaran pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang tepat. Data atau informasi
yang diperoleh dalam asesmen ini umumnya berkenaan dengan tahap pembelajaran kelemahan
dan kecakapan, serta hal-hal yang berkaitan dengan perilaku seorang siswa.
B. Tujuan Asesmen
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai terjait dengan pelaksanaan asesmen
disekolah, khususnya bagi anak –anak berkebutuhan khusus yaitu :
1. Menyaring kemampuan anak yaitu untuk mengetahui kemampuan anak pada setiap
aspek, misalnya sebagaimana kemampuan bahasa, kognitif, kemampuan gerak atau
penyesuaiaan dirinya.
2. Mengklafifikasian penempatan dan penentuan program.
3. Penentuan arah dan tujuan pendidikan, ini terkait dengan perbedaan klarifikasi berat
ringannya, kelainan yang disandang seorang anak yang berdampak pada perbedaan tujuan
pendidikannya.
4. Pengembangan program pendidikan yang sering dikenal sebagai individualized
educational program yaitu suatu program pendidikan yang dirancang khusus secara
individu untuk anak-anak berkebutuhan khusus
5. Penentuan strategi, lingkungan belajar dan evaluasi pembelajaran.
Dari uraian tujuan diatas setidaknya ada beberapa hal yang harus digaris bawahi dalam
asesmen yaitu :
a. Asesmen dilakukan untuuk penseleksian anak anak berkebutuhan khusus
b. Asesmen bertujuan pula untuk penempatan siswa, sesuai dengan kemampuannya .
c. Untuk merencanakan program dan strategi pembelajaran
d. Untuk mengevaluasi dan memantau perkembangan belajar siswa.
Secara khusus, sesungguhnya tujuan asesmen dapat beriorentasi pada ketrampilan –ketrampilan
yang dimiliki oleh anak, baik dalam segi kemampuan akademik maupun non akademik.
C. Langkah Pelaksanaan Asesmen
Sebagai suatu aktivitas yang sistematis dan berkelanjutan, sudah barang tentu asesmen perlu
dilakukan sesuai prosudur yang baik agar dengan begitu hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
Langkah yang harus dilakukan dalam asesmen anak berkebutuhan khusus disekolah yaitu:
a. Menentukan cakupan dan tahapan ketrampilan yang akan diajarkan. Agar pelaksanaan
asesmen dapat dilakukan secara efektif maka seyogyanya guru lebih dahulu memahami
tahapan kompetensi pembelajaran siswa dalam bidang pembelajaran tertentu. Ini penting
dilakukan untuk mengetahui dengan jelas ketrampilan –ketrampilan apa yang dikuasai
siswa. Secara teknik guru dapat melakukan melalui analisis tugas dalam kegiatan
pembelajaran disekolah.
b. Menetapkan perilaku yang akan diases. Asesmen perilaku diawali dari tahapan yang
paling umum menunjukan pada rentang kompetensi siswa dalam penguasaan materi
kurikulum, misalnya pada mata pelajaran untuk semua aspek bahasa. Sedang yang khusus
hanya pada aspek membaca saja.
c. Memilih aktifitas evaluasi, guru harus mempertimbangkan aktifitas yang akan dilakukan
evaluasi dalam rentang kompetensi umum atau kompetensi khusussebaiknya dilakukan
secara formatif dan berkesinambungan.
d. Pengorganisasian alat evaluasi. Hal yang perlu dilakukan berkenan dengan evaluasi
pendahuluan, yang mencakup, identifikasi masalah, pencatatan bentuk-bentuk kesalahan
yang terjadi dan evaluasi ketrampilan-ketrampilan tertentu. Setelah evaluasi awal
dilakukan selanjutnya ditentukan tujuan dan strategi pembelajaran, serta implementasi
dan pemantauan kemajuan belajar siswa.
e. Pencatatan kinerja siswa yang harus dicatat guru, yaitu pelaksanaan siswa pada tugas
sehari- hari dan penguasaan ketrampilan secara keseluruhan, yang umumnya dicatat pada
laporan kemajuan belajar siswa.
f. Penentuan tujuan pembelajaran khusus untuk jangka pendek dan jangka panjang. Disini
guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran khusus pada anak dalam jangka pendek
secara spesifik adalah dalam aspek membaca atau mengeja dalam pembelajaran bahasa,
tetapi harus tetap berkontribusi dalam tujuan jangka panjang.

D. Teknik Pelaksanaan Asesmen.


Terdapat beberapa teknik atau metode yang dapat dilakukan dalam upaya pelaksanaan
asesmen untuk anak-anak berkebutuhan khusus disekolah beberapa diantaranya yang dapat
dijelaskan disini adalah melalui ovservasi, tes formal, dan informal dan wawancara, dengan
didukung beberapa instrument seperti ceklis atau skala penilaian.
a. Ovservasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara saksama terhadap aktivitas
belajar siswa, seperti cara belajar, kinerja perilaku, ataupun kompetensi yang dicapai.
b. Tes formal sesungguhnya merupakan suatu bentuk tes yang terstandarkan yang
memiliki acuan norma ataupun acuan patokan dengan tolak ukur yang telah
ditetapkan.
c. Tes informal. Suatu jenis tes yang bermanfaat dan sangat sesuai untuk memperoleh
informasi tentang berbagai hal yang berkenan dengan kompetensi dan kemajuan anak
berkebutuhan khusus. Tes informal umumnya disusun oleh guru serta digunakan
secara intensif untuk mengetahui kompetensi- kompetensikhusus pada anak.
d. Wawancara. Atau interview untuk memperoleh informasi dengan sasaran utama
orang tua keluarga, guru disekolah ataupun teman sepermainan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penulis menyimpulkan bahwa Asesmen anak berkebutuhan khusus merupakan aktivitas yang
paling amat penting dalam proses pembelajaran disekolah untuk pelaksanaan haru benar- benar
dilakukan secara objektif dan komperhentif terhadap kondisi dan kebutuhan anak. Pada intinya
asesmen beriorentasi pada upaya pengumpulan informasii secara sistematis dalam upaya
perencanaan dan implementasi pembelajaran siswa disekolah. Program pembelajaran individual
merupakan salah satu program yang disusun sesuai kebutuhan pendidikan hkusus, baik untuk
pendidikan jangka pendek ataupun jangka panjang. Langkah awal untuk mengembangkan
program pembelajaran individu adalah dengan melakukan identifikasi dan asesmen untuk
mengetahui kompetensi dan bidang kompetensi yang dialami oleh seorang anak. Informasi
tersebut sangat diperlukan terutama untuk dapat memberikan layanan pendidikan yang sesuai.
B. Saran
Dari peraturan perundangan semua manusia berhak mendapatkan pendidikan yang sama,
terkhususnya anak berkebutuhan khusus. Sebagai contoh pendidik harus mampu mewujudkan
hak anak-anak berkebutuhan khusuus tersebut dan masyarakat juga harus memiliki kesadaran dan
peduli dengan anak berkebutuhan khusus bukan tindakan pengucilan yang dilakukan.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Suparno. 2007. Pendidikan Anak Berkebutuhan khusus.


Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depertamen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai