Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENDIDIKAN INKLUSI

PENILAIAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DOSEN PENGAMPU :
Rinto Hasiholan Hutapea, S.PAK.,M.Th

DISUSUN OLEH :
 Azarya Aprinata (223113006)
 Betris (223213007)
 Sifra Sintikhe Ferdinanda Mangge (223113014)
 Sri Ekadamayanty (223113017)
 Rossa Hermelia (223213013)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN KRISTEN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KRISTEN
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI PALANGKA RAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, karunia, dan rahmat-Nya, sehingga pada saat ini penulis dapat diberikan
kesehatan dan kekuatan dalam menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Penilaian Anak Berkebutuhan Khusus”. Penulis juga menyampaikan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam membantu penulis untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Penulis
menyampaikan terima kasih ini terutama kepada :

1. Bapak Rinto Hasiholan Hutapea, S.PAK.,M.Th selaku dosen pengampu


yang telah mempercayakan penulis dalam menyusun makalah terkait judul
yang telah pilih yaitu, “Penilaian Anak Berkebutuhan Khusus”
2. Rekan kerja dalam satu kelompok yang telah saling membantu dalam
pengerjaan tugas makalah terkait mata kuliah Pendidikan Inklusi dengan
baik dan dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun penulisan dalam makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas
dari mata kuliah Pendidikan Inklusi. Pada makalah ini juga akan membahas
mengenai Penilaian Anak Berkebutuhan Khusus. Penulis juga menyadari bahwa
dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan yang penulis yakini akan adanya keterbatasan kemampuan dalam diri
rekan dalam kelompok masing-masing. Oleh karena itu, penulis dengan senang
hati menerima masukkan, kritik, dan saran dari para pembaca agar penulis dapat
mengevaluasi dan memperbaiki segala kekurangan yang ada.

Palangka Raya, 02 Oktober 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan oleh beberapa orang dalam
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui proses pembelajaran
agar menjadi bekal dalam menjalankan kehidupan. Dalam proses pelaksanaan
pendidikan, seseorang memperoleh suatu pendidikan melalui bimbingan dan
pengajaran dari orang lain yang memiliki pengalaman tertentu. Maka dari itu,
pendidikan dilaksanakan melalui kerja sama antar individu dalam melengkapi
kapasitas pengetahuan dan keterampilan setiap orang.
Setiap orang memiliki hak yang sama di tengah berbagai keragaman dan
perbedaan di masyarakat. Dalam hal ini, manusia sebagai Ciptaan Tuhan memiliki
ciri khas atau keunikan tersendiri. Melalui keunikan tersebut, setiap manusia dituntut
untuk dapat hidup bersama secara damai dan harmonis.
Salah satu hak yang harus diperoleh oleh setiap orang yaitu, pemberian
bimbingan dan pengajaran dalam proses pendidikan. Meskipun setiap orang memiliki
kelebihan dan kekurangannya dalam diri masing-masing, tentunya tidak menjadi
suatu penghambat untuk mengembangkan potensi atau bakat tertentu. Dalam hal ini,
pendidikan hendaknya dijalankan secara adil dan merata kepada seluruh kalangan
masyarakat yang beragam.
Dalam menjalankan suatu proses pendidikan diperlukan sistem yang mengatur
tata kelola secara sistematis dan merata. Dalam hal ini, sistem pendidikan inklusi
menjadi salah satu pedoman dalam memecahkan permasalahan pemerataan proses
pendidikan. Selain itu, sistem pendidikan inklusi mampu memperkuat rasa kepedulian
dan beradaptasi terhadap berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh individu tertentu.
Penerapan sistem pendidikan inklusi dapat dilakukan dengan berbagai metode
yang yang dilakukan dalam proses pembelajaran secara segregatif maupun integratif
disesuaikan dengan kondisi dari peserta didik. Sistem pendidikan secara integratif
mampu membuat pelaksanaan pembelajaran yang tergabung antara peserta didik
dalam kondisi normal atau memiliki keterbatasan tertentu. Maka dari itu, sekolah
dapat menerapkan sistem pendidikan inklusi melalui pelayanan yang diberikan
kepada peserta didik.
Selain menentukkan metode pembelajaran, sistem pendidikan inklusi juga
mengatur proses penilaian terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh peserta didik.
Penilaian terhadap hasil belajar anak berkebutuhan khusus dengan berbagai metode
yang berbeda dengan peserta didik pada umumnya. Maka dari itu, makalah ini akan
membahas terkait proses penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh anak
berkebutuhan khusus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus?
2. Apa saja ruang lingkup penilaian anak berkebutuhan khusus?
3. Apa saja jenis penilaian anak berkebutuhan khusus?
4. Bagaimana prosedur yang ada dalam penilaian anak berkebutuhan khusus?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan anak berkebutuhan khusus.
2. Menguraikan ruang lingkup penilaian anak berkebutuhan khusus
3. Menguraikan jenis penilaian anak berkebutuhan khusus.
4. Menguraikan prosedur yang ada dalam penilaian anak berkebutuhan khusus.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah diharapkan dapat menjadi pemahaman dalam
melakukan penilaian anak berkebutuhan khusus secara lebih mendalam serta
mendorong penilaian berdasarkan bukti dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Anak Berkebutuhan Khusus
Menurut Halidu (2022 : 3), mengemukakan bahwa anak berkebutuhan khusus
atau sebelumnya dikenal sebagai anak luar biasa merupakan anak yang memerlukan
pendidikan dan pelayanan khusus agar dapat mencapai potensi dirinya sebagai
manusia seutuhnya. Sejalan dengan pendapat tersebut, anak berkebutuhan khusus
memiliki keterbatasan tertentu sehingga memerlukan pelayanan berupa metode yang
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, anak berkebutuhan
khusus yang cenderung memiliki kekurangan tidak menjadi penghambat dalam
meningkatkan potensi melalui proses pembelajaran.
Menurut Aquila dalam Halidu (2022 : 4), mengemukakan bahwa anak
berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan
anak pada umumnya. Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa merupakan julukan
atau sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai
kelainan dan penyimpangan yang tidak alami seperti orang normal pada umumnya
(Halidu, 2022 : 4). Anak berkebutuhan khusus identik dengan berbagai kekurangan
secara fisik dalam penggunaan alat indra maupun mental yang mempengaruhi
tingkah lakunya.
Tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tantangan belajar, masalah perilaku, anak
berbakat, dan anak dengan masalah kesehatan merupakan contoh yang termasuk ke
dalam anak berkebutuhan khusus (Halidu, 2022 : 1). Dari beberapa jenis tersebut,
anak yang tergolong berkebutuhan khusus tidak hanya dari segi cacat fisik,
melainkan juga terdapat anak yang memiliki permasalahan dalam memahami materi
pembelajaran hingga memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh sebab itu, suatu
lembaga pendidikan yang menyelenggarakan sistem inklusi perlu memberikan
pelayanan yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang dialami oleh anak
berkebutuhan khusus agar dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.
Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan
khusus merupakan anak yang memiliki kekurangan dari segi kelainan secara fisik
maupun mental dan daya pikir, sehingga menjadi suatu tantangan dalam mengikuti
proses pembelajaran. Maka dari itu, lembaga pendidikan yang menerapkan
pendidikan inklusi perlu memberikan layanan dengan menerapkan berbagai metode
pembelajaran dan penilaian yang disesuaikan terhadap kondisi peserta didik.
B. Ruang Lingkup Penilaian Anak Berkebutuhan Khusus
Dewi (2018 : 19), memaparkan ruang lingkup assesmen anak berkebutuhan khusus
diantaranya :
1. Ruang lingkup berdasarkan aspek kehidupan anak
a. Assesmen Akademik
Kegiatan asesmen akademik yang dilakukan oleh seorang petugas bertujuan
untuk mencari tahu terkait sejauh mana kemampuan kognitif seorang Anak
Berkebutuhan Khusus yang berkaitan dengan aktivitas belajar mencakup
pemahaman materi pada proses pembelajaran di kelas.
b. Assesmen Perkembangan
Asesmen ini mengacu pada aspek perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus
yang merupakan aspek perkembangan non-akademik. Aspek perkembangan
non-akademik tersebut terdiri dari aspek perkembangan bahasa/komunikasi,
sosial dan/emosional serta gerak motorik.
c. Asesmen Perilaku Adaptif
Asesmen perilaku adaptif merupakan asesmen yang menilai sejauh mana
kemampuan anak untuk melakukan aktivitasnya sehari-sehari. Anak
Berkebutuhan Khusus memiliki hambatan utama terhadap intelektualnya,
sehingga akan berdampak pada aspek perkembangan yang lain. Maka dari itu,
tujuan dari asesmen perilaku adaptif yaitu, membantu anak agar dapat
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri seperti, makan, minum,
merawat kebersihan diri, berkarya dan sebagainya.
2. Ruang Lingkup Asesmen Berdasarkan Waktu
a.

Anda mungkin juga menyukai