AKSELERASI PEMBELAJARAN
Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan
Disusun oleh :
Anugrah (7116130006)
Yuren Sasiska Akmelia (7116130022)
S2 TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
1 | Akselerasi Pembelajaran
KATA PENGANTAR
Penyusun
2 | Akselerasi Pembelajaran
DAFTAR ISI
3 | Akselerasi Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek penting yang perlu dimiliki oleh setiap manusia,
karena pendidikan dapat menciptakan suatu perubahan baik pengetahuan, sikap,
maupun kompetensi dalam membentuk kepribadian seseorang. Pendidikan menurut
buku Dictionary of Education memiliki dua pengertian. Pertama, proses dimana
seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku
lainnya di masyarakat dimana mereka hidup. Kedua, proses sosial di mana orang
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol. Sehingga
mereka memperoleh dan atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individual yang optimal.
Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2002 tentang sistem pendidikan nasional, yang
pada intinya memuat dua kegiatan utama yang harus dikembangkan dalam proses
pendidikan yaitu proses modernisasi dan proses sosialisasi. Proses modernisasi
mencakup kegiatan bidang pengajaran yang lebih mengacu pada pengembangan
kemampuan penalaran dan penguasaan sains dan teknologi. Sedangkan proses
sosialisasi mencakup kegiatan bidang pendidikan yang lebih memfokuskan pada
pengembangan perilaku dan sikap hidup siswa mengatur diri dengan kehidupan dan
budaya masyarakat lingkungannya, baik lokal, regional, nasional maupun global.
Untuk itulah perlu dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan
rasa percaya diri dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.
Jaminan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat akademik atau intelektual
atau lazim disebut siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
mulai tampak sejak diterbitkan Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang dinyatakan pada pasal 24 yaitu, setiap siswa pada
satuan pendidikan mempunyai hak-hak sebagai berikut: ayat (1) mendapatkan
perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; ayat (2) mengikuti
program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan berkelanjutan, baik
untuk mengembangkan kemampuan diri, maupun untuk memperoleh pengakuan
4 | Akselerasi Pembelajaran
tingkat pendidikan tertentu yang telah diberlakukan; dan ayat (6) menyelesaikan
program pendidikan lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.
Esensi dari pendidikan kelas akselerasi pada dasarnya merupakan kelas
homogen yang siswanya berada pada rata-rata di atas siswa kelas paralelnya pada
jenis dan jenjang sekolah yang sama. Secara komprehensif ada empat kategori
yang dijadikan parameter dalam menyeleksi bagi siswa kelas akselerasi tersebut: (1)
IQ (Intellegence Quotient), yaitu kemampuan akademik dilihat dari nilai-nilai mata
pelajaran terutama bidang matematika, Sains dan Bahasa Inggris, yang mana
standar rata-ratanya ditetapkan lebih dari atau sama dengan 7,5. (2) EQ (Emotional
Quotient), atau kemampuan sosial dilihat dari kemampuan siswa untuk berempati
dengan orang lain, menunda rasa gembira, mengendalikan dorongan hati, sadar diri,
bertahan dan bergaul secara efektif dengan orang lain. (3) AQ (Adversity Quotient)
atau kemampuan beradaptasi terhadap situasi apapun dilihat dari ketegaran,
keuletan, serta sikap pantang menyerah serta confidence. (4) SQ (Spriritual
Quotient) atau kemampuan dalam mengembangkan ranah bathin dilihat dari
pengabdian diri terhadap sang Khalik, khususnya dalam beribadah.
tentang
orientasi
lama
konsep
akselerasi
konsep
pembelajaran?
dan
implementasi
akselerasi
pembelajaran
pada
5 | Akselerasi Pembelajaran
BAB II
PERSPEKTIF DAN ORIENTASI BARU AKSELERASI PEMBELAJARAN
6 | Akselerasi Pembelajaran
digunakan
untuk
mengatasi
masalah-masalah
yang
terkait
dengan
7 | Akselerasi Pembelajaran
Piaget, anak dapat berpikir logis bila dihadapkan dengan peristiwa yang konkrit,
akan tetapi ia tidak mampu memperlihatkan pikiran logis bila menghadapi masalah
yang
mengandung
unsur-unsur
simbolis.
Perbedaan
dalam
perkembangan
pengetahuan
mengolah
kesan-kesan
yang
masuk
melalui
8 | Akselerasi Pembelajaran
9 | Akselerasi Pembelajaran
BAB III
KONSEP DAN IMPLEMENTASI AKSELERASI PEMBELAJARAN
DALAM PRAKTIK PENDIDIKAN
10 | Akselerasi Pembelajaran
pendidikan yang lebih tinggi. Dimensi umum ini merupakan kurikulum inti
yang juga diberikan kepada siswa lain dalam jenjang pendidikan yang sama.
2. Dimensi Diferensiasi
Dimensi ini berkaitan dengan ciri khas perkembangan siswa yang mempunyai
kemampuan dan kecerdasan luar biasa, yang merupakan program khusus
dan pilihan terhadap bidang studi tertentu. Siswa dapat memilih bidang studi
yang diminatinya untuk dapat diketahui lebih luas dan mendalam.
3. Dimensi Non Akademis
Dimensi ini memberikan kesempatan siswa utuk belajar di luar kegiatan
sekolah formal melalui media lain seperti radio, televisi, internet, CD-Rom,
wawancara pakar,kunjungan ke museum dan sebagainya.
4. Dimensi Suasana Belajar
Pengalaman belajar yang dijabarkan dari lingkugan keluarga dan sekolah.
Iklim akademis, sistem ganjaran dan hukuman, hubugan antar siswa,
hubungan siswa dengan guru, antara guru dengan orang tua siswa,
hubungan siswa dengan orang tua merupakan unsur yang menentukan
lingkungan belajar.
Pengembangan kurikulum berdiferensiasi untuk program percepatan belajar
dapat dilakukan dengan melakukan modifikasi kurikulum nasional dan muatan lokal
dengan cara sebagai berikut:
Modifikasi alokasi waktu, yang disesuaikan kecepatan belajar bagi siswa yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
Modifikasi isi/materi, dipilih yang esensial
Modifikasi sarana-prasarana, yang disesuaikan dengan karakteristik siswa
yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa yakni senang
menemukan pengetahuan baru sendiri
Modifikasi lingkungan belajar yang memungkinkan siswa memiliki potensi
kecerdasan
dan
bakat
istimewa
dapat
memenuhi
kehausan
akan
pengetahuan
Modifikasi pengelolaan kelas, yang memungkinkan siswa dapat bekerja di
kelas, baik secara mandiri, berpasangan, maupun kelompok.
Pengembangan kurikulum program regular disekolah menjadi program
akselerasi merupakan salah satu pengembangan kurikulum sesuai dengan Hilda
taba
yang
mana
mendiagnosis
kebutuhan.
Kurikulum
program
akselerasi
11 | Akselerasi Pembelajaran
sepenuhnya
pada
kebahagiaan,
kecerdasan,
kompetensi
dan
12 | Akselerasi Pembelajaran
pembelajaran
mengupayakan
proses
pembelajaran
yang
merangsang
keingintahuan siswa.
3. Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran si siswa jalan
atau tidak.
Berdasarkan
paradigma
konstruktivisme,
guru
dituntut
untuk
dapat
13 | Akselerasi Pembelajaran
dituntut memberikan kesempatan kepada para siswa agar mereka belajar dengan
bekerja sama. Belajar bekerja sama dapat menguntungkan pembelajar karena
mereka dapat saling memberi dan menerima. Materi yang tidak dimengerti dengan
bekerja sama akan dapat dipecahkan. Untuk mendukung itu semua guru diharapkan
mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa dan
juga memiliki pemikiran yang fleksibel.
Manfaat akselerasi pembelajaran, Southern dan Jones (1991) dalam Reni
akbar dan Hawadi, menyebutkan beberapa keuntungan dari dijalankan proram
akselerasi bagi anak berbakat.
1. Meningkatkan efesiensi : Siswa yang telah siap dengan bahan-bahan
pengajaran dan menguasai kurikulum pada tingkat sebelumnya akan belajar
lebih baik dan lebih efisien.
2. Meningkatkan efektivitas : Siswa yang terikat belajar pada tingkat kelas yang
dipersiapkan
dan
menguasai
keterampilan-keterampilan
sebelumnya
14 | Akselerasi Pembelajaran
15 | Akselerasi Pembelajaran
IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Pembelajaran akselerasi merupakan pendekatan alternatif yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan pembelajaran
disekolah. Oleh karena itu program akselerasi sudah dibagi ke dalam beberapa
bentuk, diantaranya : Memasuki sekolah formal pada usia dini, Loncat kelas,
Mengikuti bidang studi tertentu di kelas yang lebih tinggi, Kurikulum yang dipadatkan
atau dipersingkat, Memasuki sekolah menengah atas dan universitas secara
bersamaan, dan atau Memasuki universitas lebih awal.
Pemilihan siswa akseleran didasarkan pada empat kriteria yaitu IQ, EQ, AQ,
dan SQ. Hal ini ditujukan untuk memastikan siswa benar-benar sudah mampu untuk
menjalani pembelajaran akselerasi.
Pada orientasi lama, pembelajaran akselerasi dilakukan dengan menganut
paham behavioristik yang menekankan pada aktivitas belajar siswa dan berorientasi
penyelesaian beban belajar. Sedangkan pada orientasi baru, pembelajaran
akselerasi dilakukan dengan menganut paham kognitif yang menekankan pad
apembentukan konstuktivisme pengetahuan siswa, dan guru pun bersifat sebagai
pendamping dan fasilitastor.
B. Rekomendasi
Untuk meminimalisir dampak negatif bagi siswa yang ada pada program
pembelajaran akselerasi, perlu diadakan analisis kebutuhan secara mendalam
terhadap siswa. Selain itu program akselerasi akan lebih baik jika dijadikan sebagai
pengayaan materi bagi siswa dengan kemampuan akademik tertentu. Untuk
selanjutnya siswa akseleran diharapkan bisa membantu siswa reguler untuk
menguasai materi pelajaran.
16 | Akselerasi Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA