Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK 4407/ PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
Kode/Nama UPBJJ : 12/ MEDAN
Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA 1.) Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikiann akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat.
Pendidikan juga diartikan sebagai upaya manusia secara historis turun-
temurun, yang merasa dirinya terpanggil untuk mencari kebenaran atau kesempurnaan hidup (Salim, 2004:32). Menurut Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Pada proses belajar anak dalam pengembangan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM), pembentukan dan peningkatan tidak hanya diorientasikan pada satu aspek individu saja, melainkan seluruh aspek individu. Dalam hal ini, biasanya yang dikembangkan yaitu kurikulumnya. Kurikulum yang dikembangkan diharapkan untuk memberi kemungkinan yang seluas – luasnya dalam pengembangan beberapa aspek seperti pengembangan fisik, emosi, sosial dan kognitif. Dalam pengembangan kurikulum, hal terpenting yang juga harus tetap diperhatikan yaitu kesesuaian antara isi kurikulum usia dan tingkat kemampuananak.
Dalam mengimplementasikan dan mengembangkan kurikulum, dalam
proses pembelajaran di kelas guru harus dapat memanfaatkan hasil pengamatannya terhadap anak didik dan mencatat kemampuan anak didik yang berbeda – beda. Hal ini sangat penting, karena informasi yang demikian sangat dibutuhkan ketika seorang guru menyusun rencana pembelajaran yang tentunya sesuai dengan kemampuan anak didiknya. Dengan demikian, proses pembelajaran menjadi lebih efektif Pengembangan anak memerlukan kebutuhan yang tidak hanya dibatasi paa aspek akademik saja, melainkan aspek sosial dan emosional. Hal ini mendorong guru untuk menjadikan belajar sebagai proses interaktif. Maksudnya, anak didik tidak hanya dibatasi kontak dengan teman, orang dewasa, tetapi dengan lingkungan sosial dan fisik secara luas. Kondisi dan situasi seperti itu akan mendorong siswa lebih melibatkan semua aspek yang ada dalam dirinya secara keseluruhan dalam interaksi sosial. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, bidang – bidang studi yang dikembangkan juga harus sesuai dengan tingkat perkembangan seluruh aspek individu serta kehidupan anak, khususnya latar belakang sosial dan ekonominya. Perlu kita sadari di Indonesiaa, macam – macam perbedaan yang terdapat pada diri anak merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu oleh karena itu guru harus mampu menyatukan perbedaan – perbedaan tersebut agar pembelajaran berjalan secara relevan, menyenangkan dan mencapai keberhasilan.
2.) Diketahui kondisi seorang anak bernama Adian dengan keterangan
sebagai berikut:
seorang laki-laki berusai 9 tahun dan duduk di kelas 3 inklusi.
Mengalami Autism dan disertai hiperaktifitas. Mengalami hambatan intelektual ringan (Tuna Grahita). Adian memiliki hobi menyanyi dan suaranya memang bagus.
Maka berdasarkan keterangan tersebut berikut ini adalah beberapa
kebutuhan yang perlu diberikan kepada Adian yaitu:
Kebutuhan Fisik/Kesehatan: Adian memerlukan terapi khusus
untuk mengatasi autis dan hiperaktifitasnya. Kebutuhan Psikis (Sosial-Emosional): Adian memerlukan pendampingan khusus pada setiap pembelajaran oleh gurunya. Dikarenakan kondisi Adian yang tuna grahita. Kemudian, perlu diberi pengertian juga kepada teman-temannya agar bisa lebih sabar dan menerima Adian. Kemudian lebih banyak diberikan waktu untuk Adian menyalurkan hobinya bernyanyi agar Adian semakin baik secara emosionalnya. Kebutuhan Pendidikan: Dibutuhkan porsi lebih pada pendidikan kognitif sehingga bisa berfokus pada proses pembelajarannya bukan kepada hasil.
Autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang menyebabkan
gangguan perilaku dan interaksi sosial. Di dalam dunia medis biasa disebut dengan autism spectrum disorder (ASD).
Penyebabnya hingga kini belum bisa diketahui secara pasti. Ciri-cirinya
adalah adanya gangguan komunikasi dan interaksi sosial. Mengalami maslah emosional seperti mudah marah, berteriak-teriak dan hiperaktivitas. Beberapa juga diantaranya selalu menggerak-gerakan anggota tubuh secara berulang. 3.) Inklusi dari kata bahasa Inggris, yaitu inclusion, yang mendiskripsikan sesuatu yang positif dalam usaha-usaha menyatukan anak-anak yang memiliki hambatan dengan cara-cara yang realistis dan komprehensif dalam kehidupan pendidikan yang menyeluruh (Smith, 2006). Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang mengikutsertakan anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama dengan anak-anak yang sebaya- nya di sekolah regular dan pada akhirnya mereka menjadi bagian dari masyarakat tersebut, sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif (Moelyono, 2008) Dalam Toolkit LIRP atau Lingkungan Inklusi Ramah Pembelajaran, UNESCO (2007), memberikan batasan yang lebih luas, inklusi berarti megikutsertakan anak berkelainan seperti anak yang memiliki kesulitan melihat, mendengar, tidak dapat berjalan, lamban dalam belajar, dan sebagainya.
4.) Makna kolaborasi kasus Ais
Agar Ais bisa memengoptimalkan potensinya dan memberi dukungan sesuai, dan bisa mengerjakan Ujian Sekolah dengan baik dan mendapat hasil yang memuaskan. kebutuhan khususnya. Pihak yang terlibat adalah Ais, Ibu Ais( orang tua Ais ), Layanan pendidikan( guru kelas, guru les) Peran Ais = sebagai diri sendiri. Guru kelas = sebagai orang yang membimbing pelajaran di sekolah(materi-materi ujian) Guru les = sebagai orang yang membantu mengajari materi yang belum dipahami oleh Ais.
5.) Pengertian program akselerasi (percepatan)
program pendidikan khusus bagi siswa berbakat akademik yang dilakukan dalam waktu lebih cepat dari program pendidikan biasa (reguler). Fungsi program akselerasi:
1. Memberikan fasilitas belajar yang sesuai dengan kecepatan belajar anak
berbakat. 2. Mempercepat waktu menyelesaikan pendidikan bagi siswa berbakat. Contoh penerapan program akselerasi pada anak berbakat adalah dengan memasukkan siswa berbakat pada kelas khusus. Kelas khusus tersebut berisi siswa-siswa berbakat lainnya yang siap mengejar target materi pelajaran lebih cepat dari siswa umumnya. Contoh siswa akselerasi seperti siswa SMA yang bisa lulus dalam waktu 2 tahun saja. Program akselerasi disebut dengan kelas percepatan. Percepatan yang dimaksud ialah mempersingkat waktu yang seharusnya dilalui oleh peserta didik pada umumnya. Seperti mempercepat menamatkan jenjang SMP yang seharusnya 3 tahun menjadi 2 tahun saja. Karena tuntutan nilai dan beban akademis yang tinggi, program ini dikhususkan bagi siswa berbakat dengan kriteria tertentu. Pada jenjang sekolah dasar yang biasanya 6 tahun, dapat lulus dalam waktu 3-5 tahun.
Kriteria siswa kelas akselerasi yang umum diterapkan:
1. Memiliki IQ minimal 130.
2. Nilai-nilai tinggi pada pelajaran akademis. 3. Berkomitmen menyelesaikan materi pembelajaran dengan cepat. 4. Mampu membayar biaya tambahan. 5. Siap untuk menjalankan pendidikan lebih cepat dari teman-teman sebayanya.