Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE-2

PENDIDIKAN ANAK DI SD/PDGK4403

Nama Pengembang : Prof. Dr. Wahyu Sukartiningsih, M.Pd


Nama Penelaah : Dr. Heru Subrata, M.Si
Status Pengembangan : 2023
Tahun Pengembangan : Baru/Revisi*
Edisi Ke- : 1

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Selain dengan proses pembelajaran dan pola asuh 30 Modul 4 / KB
yang baik. Seorang anak akan mencapai hasil ke-2
pembelajaran yang optimal apabila mereka memiliki
gizi yang baik. Jelaskan hubungan gizi dengan
kepribadian dan emisional serta kecerdasan siswa!
2 Berdasarkan sembilan prinsip belajar yang ada Anda 40 Modul 5 / KB
diminta untuk menjelaskan prinsip mana saja yang ke-2
sedikit banyak telah Anda terapkan hingga sekarang?
Urutkan secara jujur dari yang paling banyak Anda
terapkan sampai yang paling tidak Anda terapkan.
3 Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan 30 Modul 6 / KB
pembelajaran yang disarankan dalam proses ke-1
pembelajaran karena berpusat pada siswa. Jelaskan
secara terperinci berkenaan dengan cara
pembelajaran yang konstruktivisme yang berpusat
pada siswa tersebut!
TUGAS 2 PENDIDIKAN ANAK DI SD
NAMA : RISNAWATI MPAMU
NIM : 856326244

TTL : AMPANA, 01 JANUARI 1989


ASAL : AMPANA KAB. TOJO UNA-UNA
POKJAR : DOLONG
TUGAS : TUGAS 2 PENDIDIKAN ANAK DI SD

JAWAB.
1. Hubungan gizi dan kesehatan merupakan faktor paling penting dalam pertumbuhan,
karena gizi yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan
perkembangan anak. Anak yang diimunisasi selama masa-masa pertumbuhannya akan
tumbuh lebih cepat daripada anak yang tidah diimunisasi.Kekurangan gizi dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti anemia, kekurangan daya tahan
tubuh dan resiko terkena penyakit kronis.Di sisi lain asupan gizi yang baik dapat
membantu menjaga kesehatan tubuh dan meningkatkan kualitas hidup, untuk itu,
penting bagi para orang tua untuk mengoptimalkan pemenuhan nutrisi yang tepat agar
tumbuh kembang anak dapat berjalan optimal sesuai dengan perkembangan usianya. "

Sedangkan Hubungan gizi dan kepribadian dan emosional anak, ; Kurangnya pemenuhan
gizi yang tepat pada anak tidak hanya berpengaruh pada masalah pertumbuhan fisiknya,
tapi juga akan bermasalah pada emosional dan kepribadian sosialnya.
kepribasian/keterampilan sosial anak memiliki kaitan erat dengan pemenuhan gizi yang
tepat dan lengkap karena status nutrisi memiliki hubungan dalam perkembangan sosial-
emosional anak dalam masa tumbuh kembang. Gizi juga mempengaruhi keadaan
mental dan emosional seseorang, kekurangan asupan gizi tertentu dapat mempengaruhi
mood dan perilaku seseorang, contohnya mudah lelah, depresi, dan kecemaan yang
tingg. Sentara itu asupan gizi yang sehat dan seimbang dapat membantu menjaga
keimbangan emosional dan meningkatkan suasana hati yang baik. Misalnya saja pada
masalah emosional akan berpengaruh pada sikapnya yang rewel, pemarah, dan menarik
diri.

Serta kecerdasan emosional rendah akan mengakibatkan seseorang tidak dapat


menggunakan kemampuan kognitifnya dengan potensi yang maksimal dan biasanya
cenderung lebih mudah putus asa dan akhirnya, akan mengalami masalah sosial bagi
sang anak seperti keterampilan sosial rendah, sulit bergaul, dan ditolak teman.

Maka dari itu gizi sangat penting dan berhubungan erat dengan kesehatan anak dan
kepribadian emosional anak, jadi sangat penting bagi kita untuk memperhatikan asupan
nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan hidup yang optimal,
agar anak menjadi sehat, cerdas yang mampu meregulasi emosinya serta lebih leluasa
mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya.

2. Baiklah saya akan menjawab sesuai dengan realita yang di terapkan oleh Guru-guru
yang ada di sekolah tempat saya bekerja, karena kebetulan saya belum mengajar dan
saya sekarang sebagai Operator DAPODIK.

Maka saya akan menjelaskan prinsip mana saja yang di terapkan guru-guru di sekolah
saya :

1. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan/kegembiraan intelektual,


dengan cara simultan, artinya dengan melibatkan seluruh tubuh dan seluruh
pikiran secara verbal, non-verbal, rasional, emosional, fisik dan intuitif pada saat
yang bersamaan dan harus dilakukan dalam lingkungan belajar yang positif,
artinya bahwa pembelajar akan dapat belajar secara optimal apabila dilakukan
dalam lingkungan fisik, emosi dan sosial yang positif, yaitu lingkungan yang
tenang sekaligus menggugah semangat. Adanya rasa keutuhan, keamanan,
minat dan kegembiraan.
2. Memberi kesempatan kepada setiap anak untuk maju berkreatif sesuai dengan
pontensi yang di meliki dan kecepatan belajar masing -masing karena pelajaraan
sebagai aktivitas terpadu sebaiknya memberi kesempatan kepada tiap anak
untuk maju dalam berkreatif sesuai dengan kecepatan belajar dan potensinya
masing masing.

3. Guru memberi pembelajaran dengan cara kooperatif. Agar siswa akan


berkembang pola pikirnya. Siswa menjadi lebih kreatif, kritis, percaya diri, dan
solutif karena selalu dilibatkan untuk menyelesaikan masalah. Tidak hanya itu,
kemampuan komunikasi siswa juga akan meningkat karena banyaknya interaksi
yang terjadi, baik antarsiswa ataupun siswa dengan gurunya.
4. Memberi umpan balik tentang Pelajaran yang telah di ajarkan. Yang mengacu
pada hasil belajar siswa, agar guru dapat mengetahui seberapa baik siswa
mencapai hasil belajarnya.
5. Penerapan Kurikulum adaptif, memodifikasi dan diadaptasi atau disesuaikan
dengan kebutuhan atau kondisi, kemampuan dan keterbatasan peserta didik.
serta merancang program pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dari
masing- masing siswa.
6. Konteks social yang dinamis dan merangkul. Dengan cara ini guru melakukan
pendekatan social pada siswa agar siswa merasa di perhatikan.

Penerapan yang jarang di terapkan guru di sekolahku yang saya lihat adalah :

7. Ruang pembelajaran, sumber daya dan teknologi berkualitasm premium.


8. Budaya penelitian dan transfer pengetahuan ysng intensif paa seluruh kegiatan
belajar mengajar.
9. Lingkungan belajar yang internasional dan beragam budaya.

3. Pendekatan pembelajaran konstruktivisme Pada pendekatan konstruktivisme individu


membentuk sendiri pengetahuan yang dipelajarinya. Menurut Von glasersfeld
pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang
yang sudah mempunyai pengetahuan (dalam hal ini adalah guru) kepada pikiran orang
yang belum memiliki pengetahuan itu (anak). Anak lah yang menginterpretasikan serta
mengkonstruksikan pemindahan pengetahuan tersebut berdasarkan pengalaman yang
mereka miliki masing-masing.

Pendekatan konstruktivisme adalah suatu cara atau strategi seorang guru yang bertugas
sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam menggali ilmu pengetahuan sendiri,
serta membina sendiri konsep ilmu pengetahuan yang didapatnya melalui pengalaman-
pengalaman belajar. Satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah
bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa
harus membangun sendiri pengetahuan yang ada dibenaknya. Konstruktivis dalam
pembelajaran untuk diterapkan karena dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman
siswa dalam membangun gagasan dari siswa itu sendiri.
Adapun pembelajaran konstruktivisme meliputi:
1. Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan
pengetahuan.
2. Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas
yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
3. Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan
melibatkan pengalaman konkret, misalnya untuk memahami suatu konsep melalui
kenyataan kehidupan sehari-hari.
4. Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sosial
yaitu terjadinya interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain atau dengan
lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa, guru, dan siswa-siswi.

TERIMA KASIH…

Sumber. Modul PDGK4403

dan Referensi dari https://proceeding.unindra.ac.id


https://www.gramedia.com/literasi/teori-konstruktivisme/

Anda mungkin juga menyukai