Kurikulum merupakan acuan guru dalam membuat perancangan
pembelajaran, bagian mana saja yang mesti di sesuaikan dengan tuntutan perubahan kurikulum. Apakah perubahan kurikulum menyangkut perubahan-perubahan dasarnya, tujuan, materi, alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuannya atau hanya bagian-bagian tertentu saja dari aspek kurikulum. Dalam kegiatan pembelajaran, interaksi antara pendidik dengan peserta didik merupakan hal pokok dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Interaksi tersebut dapat berlangsung diberbagai lingkungan pendidikan. Pada prinsipnya setiap praktik pendidikan pasti memiliki komponen-komponen berupa metode, bahan ajar, penilaian dan tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru memiliki peran dan tanggungjawab yang besar dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Di kelas juga segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, anak dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya, kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Guru harus memiliki, memahami dan terampil dalam menggunakan macam-macam pendekatan dalam manajemen kelas. Dalam hal ini, guru dituntut untuk terampil memilih atau bahkan memadukan pendekatan yang menyakinkan untuk menangani kasus manajemen kelas yang tepat dengan masalah yang dihadapi. Sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenangan dalam mendesain kurikulum. Guru tidak hanya bisa menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, tetapi harusdapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan dan bagaimana mengukur keberhasilannya, bagaimana menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, serta pengalaman belajar yang diperlukan anak didik. 2. Fungsi adaptasi: berperan dalam membantu nak melkukn penyesuaian diri dengan berbagai kondisi lingkungan serta menyesuaikan diri dengan keadaan dala dirinya sendiri. Dengan anak berada di lembaga pendidikan anak usia dini, pendidik membantu mereka beradaptasi dari lingkungan rumah ke lingkungan sekolah. Anak juga belajar mengenali dirinya sendiri. Sebagai contoh, usia 0 – 1 tahun dianggap sebagai masa adaptasi terhadap lingkungan fisik yang berbeda, terutama ketika perpndahan dari kondisi dalam lingkungan di luar kandungan yang seluruh kehidupannya tidak tergantung lagi dengan plasenta. Dalam masa adaptasi fisik dan psikologis ini sangat penting mengetahui pemahaman kesehatan bayi. 3. Sila pertama pada pancasila yaitu ketuhanan yang maha esa. Ayat ini menjelaskan mengenai kesadaran kehidupan berketuhanan dan beragama. Anak memiliki potensi kecerdasan spiritual yang merupakan bagian dari kecerdasan majemuk gardner, karenanya anak harus diperkenalkan pada kehidupan beragama dan berkebutuhan ini sejak dini, agar nanti menjadi generasi muda yang beriman dan dapat tegar menghadapi kehidupan yang semakin kompleks. Dan yang dapat mengembangkan kesadaran kehidupan berketuhanan sejak dini yaitu guru yang ada disekolah. 4. PAUD pada jalur pendidikan nonformal dapat diberikan untuk anak-anak yang karena sesuatu hal terpaksa tidak dapat atau tidak mampu mengikuti paud pada jalur pendidikan normal seperti (TK/RA atau bentuk yang sederhana) atau mereka yang memang belum mendapat kesempatan memperoleh layanan paud karena di tempat tinggal nya belum ada lembaga paud baik jalur pendidikan formal maupun nonformal. Terhadap sasaran PAUD pada jalar nonformal tersebut, maka kebijakan yang ditempuh adalah dengan mengembangkan PAUD yang mudah dan murah tetapi tetap mengedepankan prinsip PAUD yang benar dan bermutu yaitu sesuai dengan tingkat usia, perkembangan psikologis dan kebutuhan spesifik anak. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 5. Yang perlu dilakukan guru untuk menstimulasi kemampuan gerak pada anak usia dini pada masa kritis di lembaga PAUD adalah Perkembangan kemampuan gerak Masa kritis perkembangan gerakan berlangsung sejak lahir smpai usia 2 tahun. Sedangkan perekembangan motorik kasar berlangsung hingga usia 4 tahun. Menurut greenough, pendidikan yang diberikan dalam bentuk olahraga atau rekreasi merupakan rangsangan bagi perkembangan motorik kasar dan motorik halus, memperbaiki metabolisme otak, sekaligus meningkatkan jumlah synape, sehingga mempermudah anak mengikuti pembelajaran pada tahap berikutnya.