Anda di halaman 1dari 15

Tuweb Sesi 4

TINJAUAN DAN KONSEP DASAR


PENGEMBANGAN DAN INOVASI
PENDIDIKAN DISEKOLAH DASAR

MATA KULIAH PENDIDIKAN ANAK DI SD/PDGK4403


PROGRAM STUDI PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Penulis : Sri Yuliani, M.Pd.


Email : iie_sri83@yahoo.com
KEGIATAN BELAJAR 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK DI SEKOLAH DASAR


A. PENGEMBANGAN HORIZONTAL
Bentuk pengembangan di SD tercakup dalam 4t rumpun pendidikan, yaitu :
1. Rumpun Sekolah Konvensional
a. SD Biasa
Adalah sekolah yang memiliki ciri-ciri :
1. Memiliki gedung/tempat belajar rata-rata sebanyak 6 ruangan, 1 ruangan
guru, 1 perpustakaan, kamar mandi/WC serta fasilitas pendidikan lainnya.
2. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional yang ditetapkan
oleh departemen pendidikan
3. Proses belajar mengajar berlangsung setiap hari kerja, pagi/siang.
Dalam 1 mingggu terdapat 33 jam pelajaran bagi setiap tingkat kelas dan
hari efektif sekolah berjumlah 240-245 dalam 1 tahun, jumlah siswa per
sekolah melebihi 300 orang.
b. SD Kecil
SD yang awalnya dikembangkan di daerah terpencil. SD dikembangkan
dengan ciri memiliki bangunan yang terdiri atas 2/3 ruangan dengan
2/3 guru yang melayani 6 tingkat kelas. SD kecil ini melayani penduduk
yang berpindah-pindah.
c. SD pamong
Pamong merupakan singkatan dari pendidikan anak oleh masyarakat,
orang tua dan guru. Sistem pamong ini berusaha untuk menempatkan
anak didik sebagai subjek pendidikan, melibatkan anggota masyarakat
dan orang tua untuk berperan secara lebih aktif dalam pendidikan dan
mengubah peranan guru agar dapat bekerja lebih efisien dan efektif.
Peran orang tua adalah mendorong anak untuk belajar, peran guru/tutor
adalah melaksanakan proses belajar mengajar dan peran anak adalah
belajar dengan aktif.
2. Rumpun SD Luar Biasa
Peserta didik yang memiliki kelainan fisik, mental dan emosi dalam
rentangan yang amat lebar, memerlukan program pendidikan khusus.
a. SD Luar Biasa (SDLB)
Adalah sekolah setingkat dengan SD yang siswanya terdiri atas anak-anak
penyandang cacat (anak luar biasa) dengan berbagai macam ketunaan.
Pelaksanaan SDLB yang pertama dikembangkan melalui program Inpres
SD no. 4 tahun 1982 dan dilanjutkan sampai sekarang.
b. Sekolah luar biasa (SLB)
Merupakan lembaga pendidikan yang dipersiapkan untuk menangani dan
menberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak penyandang
kelainan (ABK), meliputi fisik, mental dan emosinal/sosial.
Jenis SLB ada 5 macam, yaitu sebagai berikut ;
1) SLB A adalah suatu lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan
pelayanan pendidikan secara khusus bagai anak tunanetra.
2) SLB B adalah untuk tunarungu (gangguan pendengaran)
3) SLB C adalah untuk tuna grahita (terbelakang mental)
4) SLB D adalah untuk tunadaksa (anak yang mengalami kelainan otot,
tulang, sendi dan persyarafan)
5) SLB E adalah anak tunalaras (anak yang mengalami hambatan/
kesulitan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial dan bertingkah
laku kurang wajar/menyimpang dari norma-norma yang berlaku.
c. SD terpadu
Model pendidikan bagi peserta didik ini terintegrasi dalam sekolah-
sekolah biasa dan tidak perlu secara eksklusif dalam sekolah khusus.
Ada kegiatan-kegiatan khusus yang menjadi perbedaan antara sekolah
dasar terpadu dan sekolah dasar lainnya, yaitu :
1. Adanya usaha pengintegrasian/pembauran beberapa anak
berkelaianan pada kelas SD biasa.
2. Adanya guru pembimbing khusus yang mendampingi/membantu
guru kelas demi kelancaran proses belajar mengajar.
3. Adanya anak-anak penyandang ketunaan yang diharuskan mengikuti
pendidikan formal di SD secara klasikal yang menggunakan kurikulum
SD biasa
4. Siswanya terdiri dari anak-anak berusia 7-12 tahun.
3. Rumpun Pendidikan Luar Sekolah
Upaya penampungan dapat dilakukan melalui peningkatan dan
pengembangan kegiatan rumpun pendidikan luar sekolah yang
memungkinkan peserta memperoleh ijazah kesetaraan Sekolah Dasar(SD).
Rumpun pendidikan luar sekolah, meliputi kelompok belajar (kejar) paket A
dan kursus persamaan Sekolah Dasar (SD).
4. Rumpun sekolah keagamaan
Pendidikan di lingkungan ini diharapkan mampu menciptakan kondisi
religious dan sekaligus kontekstual sehingga pendidikan agama di sekolah
keagamaan dapat berkesinambungan dengan pendidikan umum dan
lingkungan keluarga serta masyarakat global.
Rumpun sekolah keagamaan meliputi Madrasah Ibtidaiyah dan pondok
pesantren.
B. PENGEMBANGAN VERTIKAL
Pengembangan pada dimensi vertikal ini mengandung arti bahwa
penyelenggaraan pendidikan SD selain merupakan perwujudan
pendidikan yang adil dan merata juga harus mempertimbangkan
keragaman peserta didik baik dalam aspek kemampuan, pola hidup
maupun lingkungan sosial budaya, dimana mereka tinggal.
Adapun ciri pengembangan vertikal yaitu :
1. Pengembangan Kualitas Pendidikan
Masalah kualitas pendidikan hakikatnya merujuk 3 hal, yaitu yang
berkaitan dengan masukan (input), proses dan produk (output). Input
pendidikan mencakup siswa, guru, lingkungan, alat dengan segala
karakteristiknya, seperti inteligensia, bakat, minat, kebiasaan siswa.
Kualitas ke 4 faktor tersebut menurut penalaran logis diprediksi akan
menghasilkan produk yang bermutu.
Proses pend termasuk mencangkup persoalan bagaimana
terselenggaranya suatu pembelajaran. Menyangkut didalamnya
penggunaan strategi dan metode yang tepat, penyediaan sarana
pembelajaran yang memadai,evaluasi yang akurat dan sbginya.
2. Pengembangan Relevansi Pendidikan
Upaya peningkatan relevasi dalam sistem pendidikan berharap agar
hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan, dalam arti dapat memberi
dampak bagi pemenuhan kebutuhan peserta didik, baik kebutuhan
kerja, kehidupan dimasyarakat dan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
3. Pengembangan efisiensi Pendidikan
Pendidikan disebut efisien apabila hasil yang dicapai maksimal ,
dengan biaya yang wajar. Dalam konteks yang luas efisien berkaitan
dengan professional dalam manjemen nasional pendidikan yang
dialaminya terkandung, antara lain disiplin keahlian, etos kerja,
dan cost-effevtiveness.
KEGIATAN BELAJAR 2

INOVASI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


A. LINGKUP INOVASI PENDI SD
Inovasi adalah upaya yang sengaja dilakukan untuk memperbaiki praktik
pendidikan dengan sungguh-sungguh.
Menurut Miles dalam Ibrahim (1988:52) mengungkapkan paling tidak ada
11 komponen penting menjadi wilayah inovasi dalam pendidikan, antara
lain ;
1. Persoanalia 7. Peran yang diperlukan
2. Banyaknya personal dan wilayah kerja 8. Wawasan dan perasaan
3. Fasilitas fisik 9. Bentuk hubungan antarbagian
4. Penggunaan waktu
5. Perumusan tujuan atau mekanisme kerja
6. Prosedur pembelajaran 10. Hubungan dengan sistem
11. Strategi pembelajaran
B. BEBERAPA CONTOH INOVASI DALAM PENDIDIKAN DI SD
1. Bidang kurikulum : kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
Merupakan suatu inovasi pendidikan yang secara bertahap akan
diberlakukan di tingkat nasional, mulai dari sekolah menengah
atas/madrasah Aliyah atau SMA/MA, SMK, SMP/MTs
Misi KTSP adalah memberi kewenangan kepada setiap satuan pendidikan
(unit sekolah) untuk mengembangkan kurikulum dan silabus sendiri atas
dasar pertimbangan potensi siswa dan karakteristik SDM, sekolah dan
daerah tempat sekolah itu berada.
Dengan KTSP setiap satuan pendidikan seperti SD sekarang harus mampu
mengembangkan kurikulum dan silabus sendiri yang sesuai dengan
potensi anak, sekolah da karakteristik lingkunganya masing-masing.
2. Bidang pembelajaran : Quantum Learning (QL)
Inovasi ini muncul dari gagasan yang dikembangankan oleh Bobbi
DePorters & Mike Hernacki (1999). Quantum learning : membiasakan
belajar nyaman dan menyenangkan (terjemahan dan penerbit kaifa).
Dari inovasi ini ternyata metode belajar yang biasa itu dapat mnghasilkan
lompatan perubahan semacam kemampuan diri yang berlipat lipat
(quantum) pada anak/siapa pun yang menerapkan metode ini.
QL terdiri dari sejumlah teknik belajar yang sasaran akhirnya adalah
membantu para siswa agar responsif dan bergairah atau bersemangat
dalam menghadapi tantangan-tantangan belajar dan perubahan-
perubahan yang terjadi dalam situasi nyata yang tengah dihadapi di
lingkungannya.
3. Bidang manajemen : Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
MBS merupakan suatu inovasi yang menetapkan sekolah sebagai suatu
entitas/sistem yang memiliki kemampuan untuk membuat keputusan
dalam mengelola semua sumber daya yang ada.
Praktek MBS berarti adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah
kepada sekolah untuk merumuskan kebijakan dan penetapan keputusan
tentang kurikulum dan pengelolaan seluruh sumber daya dari masyarakat
bersama dngan stakeholders-nya.
MBS semakin dikenal karena dianggap cocok dengan kebijakan
desentralisasi sebagaimana yang diisyaratkan dalam UU No. 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 25
tahun 2000 tentang kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.
C. PRINSIP DAN MODEL PERENCANAAN INOVASI PENDI ANAK DI SD
1. Prinsip Perencanaan Inovasi Pendidikan
Perencanaan berarti suatu persiapan dan pengambilan keputusan untuk
berbuat secara sistematis yang merupakan serangkaian aktivitas
berkelanjutan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Menurut Ibrahiim (1988) mengungkapakan elemen-elemen pokok dalam
proses perencanaan yaitu :
1. Merumuskan tujuan umum dan khusus inovasi.
2. Mengidentifikasi masalah.
3. Menentukan kebutuhan.
4. Mengidentifikasi sumber penunjang dan penghambat.
5. Menentukan alternatif kegiatan.
6. Menemukan alternatif pemecahan masalah.
7. Pendayagunaan sumber daya yang ada.

Anda mungkin juga menyukai