Anda di halaman 1dari 4

Soal Tutorial 2

PDGK 4403 Pendidikan Anak di SD


Tutor: Nila Lestari, S.Pd., M.Pd

1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak di sekolah…?
2. Faktor-faktor apasajakah yang dapat menjadi latar belakang kesulitan belajar
yang dialami anak SD…?
3. Apasajakah Fungsi Pendekatan Pembelajaran bagi guru…?
4. Berikan contoh pendekatan aplikasi holistik…!
5. Dalam bentuk pengembangan pendidikan di SD terdapat 4 rumpun
pendidikan, jelaskanlah perbedaan masing-masing rumpun tersebut..!

NB. Untuk Menghindari Plagiarisme Jawaban Ujian di Tulis Tangan


Terimakasih

Jawab :

1. Menurut Abin Syamsuddin Makmun (1995), mengemukakan ada 3 faktor


yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah, yaitu:
A. Faktor input meliputi; (1) raw input atau masukan dasar yang menggambarkan
kondisi individual anak dengan segala karakteristik fisik dan psikis yang
dimilikinya, (2) instrumental input yang mencakup guru, kurikulum, materi dan
metode, sarana dan fasilitas, (3) environmental input yang mencakup lingkungan
fisik, geografis, sosial dan lingkungan budaya.
B. Faktor proses menggambarkan bagaimana ketiga jenis input tersebut
saling berinteraksi satu sama lain terhadap aktivitas belajar anak.
C. Faktor output adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi pada
anak setelah anak melakukan aktivitas belajar.
(JAWABAN DARI MODUL 5 KB 3 HAL 5.19)

2. Menurut Abin Syamsuddin (2002) dan Loree (1990) , mengemukakan faktor-faktor


yang dapat melatarbelakangi kesulitan belajar yang dialami anak SD
dikelompokkan ke dalam 3 faktor, yaitu :
A. Faktor stimulus disebut juga learning variables atau pengalaman belajar,
meliputi variabel dan subvariabel sebagai berikut.
1) Variabel metode, dalam arti apakah metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru menimbulkan :
(a) Kuat lemahnya motivasi belajar
(b) Intensif tidaknya arahan pengajaran
(c) Ada tidaknya kesempatan berlatih atau praktek
(d) Ada tidaknya upaya dan kesempatan untuk memberikan
penguatan (reinforcement)
2) Variabel tugas (tasks variables), mencakup
:
(a) Tersedia tidaknya ruangan yang memadai
(b) Cukup tidaknya waktu, serta tepat tidaknya penggunaan waktu
tersebut untuk belajar
(c) Tersedia tidaknya fasilitas belajar yang memadai
(d) Bagus tidaknya hubungan manusiawi antara guru dengan anak, baik di
kelas maupun di luar
B. Faktor organisme, yaitu anak itu sendiri sebagai individu yang utuh yang
dapat meliputi :
1) Karakteristik pribadi :
(a) Usia
(b) Tingkat kecerdasan
(c) Bakat
(d) Kesiapan dan kematangan untuk belajar
2) Kondisi psiokofisik yang sedang dialami oleh anak pada saat belajar :
(a) Perhatian
(b) Persepsi
(c) Motivasi
(d) Keadaan lapar, capek, lelah
(e) Stress
(f) Kecemasan
(g) Kesiapsediaan
C. Faktor respon, sebagaimana telah disinggung di atas, meliputi :
(a) Kognitif ; pengetahuan, pemahaman, konsep-konsep atau
keterampilan pemecahan masalah
(b) Tujuan afektif ; seperti sikap-sikap, nilai, minat, dan apresiasi
(c) Tujuan tindakan (psikomotor) ; menulis, bicara, membaca, menggambar,
olah raga, menyanyi, kebiasaan hidup sehat, ketekunan, kerajinan, disiplin,
ketaatan pada aturan, kejujuran, kesopanan, dan kebersihan
(JAWABAN DARI MODUL 5 KB 4 HAL 5.29-5.30)

3. Fungsi pendekatan pembelajaran adalah memberikan suatu pemahaman tentang


sesuatu atau cara pembelajaran yang dianggap efektif dan memberi panduan
yang dapat diuji kecocokannya dengan kondisi nyata.
Penjelasan yang lebih praktis tentang fungsi pendekatan dikemukakan oleh
Mohammad Surya (2004) seperti berikut : (1) memberikan garis-garis rujukan untuk
perancangan pembelajaran, (2) menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai,
(3) mendiagnosis masalah-masalah belajar yang timbul, dan (4) menilai hasil
penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
(JAWABAN DARI MODUL 6 KB 1 HAL 6.5)

4. Menurut Wertheimer, Koffka, dan Kohler, objek atau peristiwa tertentu akan
dipandang oleh individu sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasikan. Suatu
objek atau peristiwa baru dapat dilihat maknanya jika diamati dari segi
keseluruhannya dan keseluruhan itu bukan jumlah bagian-bagian. Sebaliknya
suatu bagian baru akan bermakna jika berada dalam kaitan dengan keseluruhan.
Contoh, fisik seorang manusia bukanlah jumlah dari kepala, leher, lengan, badan,
dan kaki, melainkan konfigurasi atau bentuk yang bermakna dari semua unsur
tersebut. (JAWABAN DARI MODUL 6 KB1 HAL 6.5-6.6)

5. Rumpun pendidikan terbagi dalam 4 jenis, saya akan memaparkan perbedaannya dari
segi pengertian:
1) Rumpun Sekolah Dasar Konvensional
Rumpun Sekolah Dasar Konvensional ini meliputi Sekolah Dasar (SD) biasa,
Sekolah Dasar (SD) kecil, dan Sekolah Dasar (SD) pamong.
a. Sekolah Dasar Biasa
Sekolah Dasar biasa adalah sekolah yang memiliki ciri-ciri: (a) memiliki
gedung atau tempat belajar rata-rata sebanyak 6 ruangan, 1 ruang guru, 1
ruang perpustakaan, kamar mandi atau WC serta fasilitas pendidikan lainnya.
Sekolah dasar tersebut umumnya dibangun dengan program Inpres yang
terdiri atas unit I dan unit II lengkap dengan perabotnya, (b) kurikulum yang
digunakan adalah kurikulum nasional yang ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan, serta (c) proses belajar mengajar berlangsung setiap hari kerja,
pagi atau siang.
b. Sekolah Dasar Kecil
Sekolah Dasar kecil merupakan Sekolah Dasar (SD) yang pada awalnya
dikembangkan didaerah terpencil. Sekolah dasar ini dikembangkan dengan
ciri memiliki bangunan yang terdiri atas dua atau 3 ruangan dengan 2 atau
tiga guru yang melayani enam tingkat kelas, yaitu kelas 1 sampai kelas 6.
c. Sekolah Dasar Pamong
Pamong merupakan singkatan dari pendidikan anak oleh masyarakat, orang
tua, dan guru. Sistem pamong ini berusaha untuk menempatkan anak didik
sebagai subjek pendidikan, melibatkan anggota masyarakat dan orang tua
untuk berperan secara lebih aktif dalam pendidikan dan mengubah peranan
guru agar dapat bekerja lebih efisien dan efektif.
2) Rumpun Sekolah Dasar Luar Biasa
Peserta didik yang memiliki kelainan fisik, mental dan atau emosi dalam
rentangan yang amat lebar, memerlukan program pendidikan khusus. Dalam pada
itu, model segregasi (sekolah luar biasa) di satu pihak dan model integrasi
(Sekolah Dasar terpadu) di pihak lain harus dipandang sebagai suatu kontinum
dan bukan merupakan bentuk esktrem. Model integrasi dengan segala variasinya,
perlu dilaksanakan dalam upaya meningkatkan daya tampung peserta didik yang
berkelainan. Rintisan ke arah model integrasi juga perlu diikuti dengan penyiapan
guru yang memiliki kemampuan untuk menghadapi peserta didik ini sehingga
semua calon guru memperoleh wawasan Pendidikan Luar Biasa (PLB).
a. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)
Sekolah Dasar Luar Biasa adalah sekolah setingkat dengan Sekolah Dasar
yang siswanya terdiri atas anak-anak penyandang cacat (anak luar biasa)
dengan berbagai keturunan, yaitu anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
dan tunadaksa.
b. Sekolah Luar Biasa (SLB)
Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan lembaga pendidikan yang dipersiapkan
untuk menangani dan memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak
penyandang kelainan (anak luar biasa), meliputi kelainan fisik, mental, dan
emosi/sosial.
c. Sekolah dasar terpadu
Sekolah Dasar Terpadu ialah sekolah yang diproyeksikan untuk dapat
menampung semua anak Sekolah Dasar (SD), termasuk di dalamnya anak
berkelainan dan anak berbakat.
3) Rumpun Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah ini, seperti kursus-kursus yang diselenggarakan
Diklumas, kegiatan magang, dan kejar usaha. Upaya tersebut harus
melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, cerdik cendekiawan, dan kelompok
masyarakat yang berkemampuan.
4) Rumpun Sekolah Keagamaan
Di lembaga ini mereka berharap pendidikan agama tercukupi, serta mata
ajarannya juga selaras dengan situasi dan kondisi anak, dalam arti psikologis,
pedagogis, dan sosiokulturnya. Pendidikan di lingkungan ini diharapkan mampu
menciptakan kondisi religius dan sekaligus kontekstual sehingga pendidikan
agama di sekolah keagamaan dapat berkesinambungan dengan pendidikan umum
dan lingkungan keluarga, serta masyarakat global.
a. Madrasah Ibtidayah (MI)
Madrasah Ibtidayah (MI) ialah satuan pendidikan yang bersifat umum setingkat
Sekolah Dasar yang dikelola oleh Departemen Agama.
b. Pondok Pesantren
Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sebenarnya termasuk
jalur pendidikan luar sekolah yang memiliki tingkat Sekolah Dasar.
(JAWABAN DARI MODUL 7 KB 1 HAL 7.6-7.14)

Anda mungkin juga menyukai