Anda di halaman 1dari 13

UJIAN

TENGAH
SEMESTER

Disusun oleh :
Anisyah / 20591025

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


CURUP (IAIN)
2022
SOAL

1. Jelaskan
a) Jelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan beserta contoh
b) Jelaskan apa yang dimaksud tahap perkembangan pedagogik
c) Jelaskan teori-teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

2. Jelaskan
a) Apa yang dimaksud dengan ego,dan supir ego dalam teori perkembangan menurut
Psikoseksual perut
b) Bagaimana teori behavior dan belajar sosial
c) Uraikan dan jelaskan apa saja metode- metode psikologi perkembangan

3. Bagaimana ciri-ciri perkembangan pisik pada masa awal anak yang meliputi perkembangan
motorik, gizi,serta keadaan penyakit dan kesehatannya serta bagaimana perlakuan pendidikan
terhadap perkembangan tersebut

4. Jelaskan perkembangan kognitif pada masa awal anak yang meliputi tahap pemikiran pra
operasional piaget ( subtahap,fungsi simbolis. Sub tahap pemikiran intuitif beserta contoh)
JAWABAN

1.
a) Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel
yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah
perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.contohnya pertumbuhan
adalah pada masa kanak-kanak. kita makin tinggi. tumbuhan makin tinggi. contoh
perkembangan adalah pada saat kita kecil belum bisa berpikir kritis setelah dewasa kita bisa
melakukan nya.

b) Istilah pedagogik (bahasa Inggris: pedagogy) berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani
kuno, yaitu paedos yang berarti “anak” dan agogos yang berarti “mengantar”, “membimbing”
atau “memimpin”.

Tahapan Perkembangan pedagogik :

A. Menguasai karakteristik peserta didik


Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta
didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek
fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya:
a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di
kelasnya,
b) Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,
c) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama
pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang
berbeda,
d) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik
untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,
e) Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta
didik,
f) Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar
dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak
termarjinalkan (tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb).
B. Menguasasi teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik
a) Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi
guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar:
b) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan
proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,
c) Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya
berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,
d) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang
dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait
keberhasilan pembelajaran,
e) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar
peserta didik,
f) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain,
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta
didik,
g) Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami
materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk
memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.

C. Pengembangan kurikulum
a) Guru mampu  menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum
dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran.
Guru  mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik:
b) Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,
c) Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk
membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi
dasar yang ditetapkan,
d) Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran,
e) Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan
pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5)
sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik.

D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik


a) Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang
mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan
menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi
komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran:
b) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah
disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan
bahwa guru mengerti tentang tujuannya,
c) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu
proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta
didik merasa tertekan,
d) Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai
dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,
e) Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses
pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya:
dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju
dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yamg
benar,
f) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik,
g) Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang
cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik,
h) Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan
kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara
produktif,
i) Guru mampu memanfaatkan audio‐visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas,
j) Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain,
k) Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk
membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah
informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi
sebelumnya, dan
l) Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio‐visual (termasuk tik)
untuk meningkatkan motivasi belajar pesertadidik dalam mencapai tujuan
pembelajaran.

c) Menurut F.J. Monks, dkk (2001) perkembangan adalah proses ke arah yang lebih sempurna
dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Proses ini kekal dan tetap yang menuju kea rah suatu
organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi berdasarkan pertumbuhan, pemasakan dan
belajar.
Arti perkembangan menurut Desmita (2009: 9) perkembangan tidak terbatas pada pengertian
pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian
perubahan yang berlangsung ecara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi – fungsi jasmaniah
dan rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan
dan belajar.
Contoh perkembangan yang terjadi pada manusia yaitu saat bayi baru lahir dia belum bisa
merangkak, setelah bisa merangkak dia akan belajar berjalan dengan dibantu orang tua terlebih
dahulu. Selanjutnya, perekembangan yang lain adanya kematangan fisik, perubahan keahlian atau
bicara, serta emosi dan pikiran yang semakin matang
Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berbeda, keduanya adalah suatu proses yang berjalan
bersama tidak dapat dipisahkan.

2.
a) ID - Sigmund Freud menyebut id sebagai pusat dari seluruh energi dinamis mental seseorang
(psychic energy). Ini adalah komponen utama dari sifat manusia yang telah ada sejak baru
lahir ke dunia. Aspek ini sepenuhnya terjadi tanpa disadari serta melibatkan perilaku primitif
dan berdasarkan pada insting. Hal yang menggerakkan id ini adalah nafsu, keinginan, serta
kebutuhan. Apabila hal-hal itu tidak segera terpenuhi, akan muncul rasa marah hingga cemas.
Contohnya ketika seseorang kelaparan atau kehausan, segera muncul rasa ingin makan dan
minum. Elemen id ini sangat penting bagi manusia bahkan sejak lahir karena menjamin
kebutuhan bayi terpenuhi. Lihat saja bagaimana bayi akan menangis saat merasa tidak
nyaman atau lapar, kemudian kembali tenang setelah kebutuhannya terpenuhi. Begitu pula
dengan anak-anak. Mereka sepenuhnya masih digerakkan oleh id. Tidak ada alasan yang bisa
menghentikan kebutuhan mereka terpenuhi. Mustahil meminta anak kecil menunggu hingga
siang hari ketika mereka kelaparan di pagi hari. Hingga tumbuh dewasa bahkan menua
sekalipun, elemen id ini akan tetap berdasarkan pada insting. Hanya saja, pola pikir membuat
seseorang berperilaku secara realistis dan bisa diterima secara sosial.

Elemen ego adalah perkembangan lebih jauh dari id. Dengan adanya ego, keinginan yang
muncul bisa terpenuhi lewat cara yang bisa diterima di dunia nyata. Fungsi ego ini ada pada
pola pikir sadar, pra-sadar, dan bawah sadar. Artinya, elemen ini sangat penting untuk
menghadapi dunia nyata. Ketika seseorang melakukan sesuatu dengan mempertimbangkan
ego, artinya ada hitungan tentang untung rugi dari sebuah tindakan. Mereka tidak akan serta
merta melakukan apa yang diinginkan seenaknya. Jenisnya beragam, mulai dari menghindari
suatu perilaku seperti tidak mengambil makanan milik orang lain saat lapar hingga menunda
tindakan hingga waktu dan lokasinya sudah tepat. Contohnya saat merasa kelaparan di tengah
rapat penting, ego akan membuat seseorang dapat menahan diri tidak meninggalkan rapat
tiba-tiba. Dengan ego, seseorang bisa mencari makan di waktu yang tepat yaitu ketika rapat
telah rampung. Lebih jauh lagi, Freud membandingkan id sebagai seekor kuda, sementara ego
adalah penunggangnya. Id memberikan tenaga dan kemampuan bergerak, sementara ego
menjadi pengarah ke mana kuda bergerak. Tanpa adanya ego, id bisa berkelana ke manapun
tanpa pertimbangan logis.

Superego Komponen terakhir dari karakter manusia adalah superego. Menurut penemu teori
psikoanalisis asal Jerman ini, superego muncul sejak usia sekitar 5 tahun. Akar dari superego
ini adalah nilai moral dari orangtua dan lingkungan sekitar. Ini adalah cara manusia berpikir
mana yang benar dan salah.

b) Menurut teori behavioristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya


interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan
bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulus dan respon.

c) Metode yang Digunakan Dalam Psikologi Anak Secara Umum

Data dari psikologi anak dikumpulkan dari berbagai sumber. Pengamatan dari keluarga, guru,

dan orang dewasa lainnya sebagaimana pengamatan langsung dari para psikolog dan juga

wawancara dengan seorang anak atau sekelompok anak akan menyediakan lebih banyak

bahan penelitian. Ada beberapa metode dalam psikologi perkembangan anak secara umum

yaitu:
1. Cross Sectional Method

Penelitian menggunakan metode silang melibatkan kelompok orang berbeda dengan

karakteristik yang spesifik. Contohnya seorang peneliti mungkin mengevaluasi satu kelompok

dewasa muda dan membandingkan data korespondensi dari kelompok orang yang lebih tua.

Keuntungan riset tipe ini adalah dapat dilakukan relatif cepat, data penelitian dapat

dikumpulkan pada satu titik secara bersamaan. Kekurangannya adalah bahwa penelitian ini

membidik untuk membuat hubungan langsung antara sebuah penyebab dan akibat, yang tidak

selalu mudah.

Pada beberapa kasus, mungkin akan ada faktor yang membingungkan yang akan

mempengaruhi efeknya. Hingga masa kini, metode ini dapat memperlihatkan keganjilan dari

sebuah akibat yang muncul dari resiko absolut atau keganjilan pada sesuatu yang terjadi

selama beberapa waktu, dan risiko relatif atau kelainan pada suatu peristiwa di satu kelompok

bila dibandingkan dengan grup lainnya.

2. Metode Longitudinal

Metode dalam psikologi perkembangan anak ini melibatkan mempelajari kelompok

individual yang sama melalui periode yang diperpanjang. Data dikumpulkan pada bagian luar

penelitian dan dikumpulkan berulang melalui arus penelitian. Pada beberapa kasus, studi

longitudinal dapat berlangsung selama beberapa dekade atau berakhir terbuka. Keunggulan

metode dalam psikologi perkembangan anak ini adalah bahwa metode ini memungkinkan

para peneliti untuk melihat perubahan – perubahan yang terjadi seiring waktu. Salah satu

kerugian yang jelas adalah biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini. Karena ini

merupakan penelitian jangka panjang, mereka cenderung untuk dikelompokkan pada grup

subjek yang lebih kecil atau bidang pengamatan yang lebih sempit. Metode ini sulit

diterapkan pada populasi yang lebih besar.

3. Metode Korelasional

Metode dalam psikologi perkembangan anak ini ditujukan untuk menemukan apakah satu

variabel memiliki hubungan yang dapat diukur dengan lainnya. Pada tipe metode non
eksperimental ini, para peneliti melihat hubungan antara dua variabel akan tetapi tidak

memperkenalkan variabelnya. Mereka mengumpulkan dan mengevaluasi data dan

menawarkan kesimpulan statistik. Studi korelasi dibagi menjadi dua yaitu:

 Korelasi positif

Nilai sebuah variabel yang tinggi berkaitan dengan nilai variabel lain yang tinggi, dan begitu

juga rendahnya nilai sebuah variabel juga berkaitan dengan rendahnya variabel lain.

Peningkatan atau penurunan nilai variabel diikuti dengan peningkatan dan penurunan variabel

lainnya juga.

 Korelasi negatif

Tingginya nilai suatu variabel berkaitan dengan rendahnya tingkat variabel lain dan

sebaliknya. Misalnya, semakin tua usia manusia maka jarak yang dapat ia tempuh ketika

berlari akan semakin minim, semakin sedikit memiliki rambut di kepala, dan lain sebagainya.

Contohnya, para peneliti dapat melihat kepada kesuksesan akademis pada sekolah dasar yang

mengarah kepada pekerjaan yang mendapatkan upah lebih baik di masa depan. Sementara

para peneliti dapat mengumpulkan dan mengevaluasi data, mereka tidak memanipulasi

variabel apapun. Metode ini berguna jika Anda tidak mampu memanipulasi sebuah variabel

karena memang tidak mungkin, tidak praktis, atau tidak etis. Batasan untuk metode ini

walaupun dapat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan akan sesuatu, tidak dapat

digunakan untuk mengetahui penyebab dari suatu efek. Hanya karena dua variabel

berhubungan, tidak berarti perubahan pada salah satunya akan mempengaruhi perubahan pada

yang lainnya.

4. Metode Cross Cultural

Merupakan suatu pendekatan dalam penelitian mengenai psikologi perkembangan anak yang

mempertimbangkan faktor – faktor lingkungan atau kebudayaan yang mempengaruhi

perkembangan anak. Metode ini banyak digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan atau

persamaan perkembangan anak pada beberapa latar belakang budaya yang berbeda, melalui

percobaan, observasi, wawancara atau mengumpulkan data untuk kemudian diolah dan

dianalisa mengenai persamaan serta perbedaannya. Contohnya, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui tentang seberapa besar pengaruh dari faktor sosial, ekonomi, pola asuh dan gaya

hidup terhadap ciri kepribadian seseorang dan juga perkembangan kognitifnya.

3. Perkembangan pasa masa anak-anak awal meliputi perkembangan fisik, intelektual, dan sosio-

emosionl. Pada masa ini anak akan merasakan pengaruh-pengaruh serta perubahan fungsi fisik yang

semakin berkembang sehingga menyebabkan proses pertumbuhan yang penuh dengan variasi  sesuai

dengan individu, kepribadian, campur tangan keluarga, dan pribadi anak.Perkembangan fisik pada

masa anak-anak dipengaruhi oleh faktor keturunan. Pada masa anak-anak, perkembangan fisik sudah

tidak seperti perkembangan fisik pada bayi lagi.

Pendidikan memberikan pengaruh dan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan diri anak.
Pendidikan dalam hal ini dipahami sebagai suatu tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh
seorang pendidik atau pengasuh anak guna mecapai tujuan yang telah ditentukan, atau mencapai
kondisi yang lebih baik bagi anak. Aspek yang dilihat dalam pembahasan imi ada lima, yakni
perkembangan fisik, moral, emosional, intelektual, dan perkembangan spiritual. Masing-masing aspek
tersebut dapat berkembang secara baik dengan adanya program pendidikan yang teah ditetapkan
kepada anak. Baik pendidikan dalam keluarga, pendidikan pra sekolah maupun pendidikan di
sekolah.Segala perilaku dan stimulasi yang diterima anak akan berpengaruh terhadap pembentukan
dan pengembangan dirinya, baik disengaja maupun tidak. Pendidikan merupakan bentuk perilaku dan
stimulasi yang disengaja dan disadari oleh pendidik atau pengasuhnya, sehingga efek yang dihasilkan
diharapkan akan lebih baik dibanding dengan perilaku atau stimulasi yang diterima anak secara
spontan

4. Pada masa usia dinianak mengalami masa keemasan (the golden age) yang merupakan masa
dimana anak mulai peka untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak
berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Terdapat
beberapa aspek dalam perkembangan anak usia dini yang meliputi perkembangan fisik, sosial, bahasa,
mental, dan kognitif.

Menurut teori kognitif Piaget, perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak dinamakan tahap
operasioanal, yang berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap ini, anak-anak mulai
merepresentasikan dunia dengan menggunakan kata-kata, bayangan, dan gambar. Mereka membentuk
konsep yang stabil dan penalaran mental muncul. Pada saat yang bersamaan, dunia kognitif anak kecil
didominasi oleh egosentrisme dan keyakinan magis. Tetapi, sebagai “pra” dalam istilah
“praoperasional”, menunjukkan bahwa pada tahap ini teori piaget difokuskan pada keterbatasan
pemikiran anak. Istilah “operasional” menunjukkan pada aktivitas mental yang memungkinkan anak
untuk memikirkan peristiwa-peristiwa atau pengalaman-pengalaman yang dialaminya.

PERUBAHAN KOGNITIF
Dunia kognitif dari anak prasekolah memiliki sifat kreatif, bebas dan penuh fantasi. Imajinasi anak-
anak prasekolah bekerja sepanjang waktu, dan kemampuan mental mereka dalam memahami dunia
meningkat. Pembahasan kami mengenai perkembangan kognitif di masa kanak-kanak awal
menfokuskan pada tiga teori: teori Piaget, teori Vygotsky dan teori pemrosesan informasi.

TAHAP PRAOPERASIONAL PIAGET


Piaget mengemukakan tahap pertama perkembangan adalah tahap sensorimotorik, yaitu tahap dimana
seorang bayi mengembangkan kemampuan mengorganisasi dan mengoordinasikan berbagai sensasi
dan perpepsi dengan gerakan dan tindakan fisik. Tahap praoperasional yang berlangsung dari usia 2-7
tahun, merupakan tahap kedua menurut Piaget. Dalam tahap ini, anak-anak muali merepresentasikan
dunia dengan menggunakan kata-kata, bayangan dan gambar. Mereka membentuk konsep yang stabil
dan mualai bernalar. Pada saat yang bersamaan, dunia kognitif anak kecil didominasi oleh
egosentrisme dan keyakinan magis.

Karena oleh Piaget tahap ini disebut “praoperasional”, maka seolah-olah periode ini merupakan, label
praoperasional memberi penekanan bahwa anak belum melakukan operasi (operation), yaitu aktivitas
mental yang dibalik, yang memungkinkan anak-anak untuk membayangkan hal-halk yang dulunya
hanya dapat dilakukan secara fisik. Pemikiran praoperasional adalah awal dari kemampuan
melakukan rekonstruksi dalam pikiran terhadap hal-hal yang telah dicapai dalam bentuk perilaku.
Tahap ini dapat dibagi ke dalam dua subtahapan: subtahapan fungsi simbolik dan subtahapan
pemikiran intuitif.

SUBTAHAP FUNGSI SIMBOLIK


Subtahap fungsi simbolik (symbolic function substage) merupakan subtahap pertama dari pemikiran
praoperasional, yang terjadi antara usia 2-4 tahun. Dalam subtahap ini, anak kecil memperoleh
kemampuan untuk membayangkan penampilan objek yang tidak hadir secara fisik. Kemampuan ini
secara cepat dapat memperluas dunia mental anak. Anak-anak kecil menggunakan coretan-coretan
untuk merepresentasikan manusia, rumah, mobil, awan dsb; mereka mulai menggunakan bahasa dan
terlibat dalam permainan pura-pura. Meskipun di dalam sub-tahap ini anak-anak kecil sudah membuat
kemajuan yang berarti, pemikiran mereka masih terbatas; dua bentuk keterbatasan ini adalah
egosentrisme dan animisme.
Egosentrisme (egocentrism) adalah ketidakmampuan membedakan antara perspektif orang lain.
Piaget dan perspektif orang lain. Peneliti menempatkan sebuah boneka ke lokasi-lokasi yang berbeda
disekeliling meja; di setiap lokasi, sang anak diminta untuk memilih salah satu dari serangkaian foto
yang paling tepat mencerminkan pemandangan yang dapat dilihat oleh boneka tersebut. Anak-anak
yang berada di subtahapan praoperasional sering kali menunjuk foto menurut yang dilihatnya sendiri
dibandingkan yang dilihat oleh boneka. Anak-anak prasekolah sering kali memperlihatkan
kemampuan untuk menggunakan perspektif orang lain pada sejumlah tugas, namun tidak pada tugas-
tugas lainnya.

Animisme (animism), keterbatasan lain daripemikiran praoperasional, adalah keyakinan bahwa


benda-benda mati memiliki kualitas yang seolah-olah hidup dan mampu beraksi. Seorang anak kecil
mungkin memperlihatkan animism ketika mengatakan “ pohon itu mendorong daun, sehingga
daunnya jatuh,” seorang anak kecil yang mengguanakan animisme sulit membedakan antara
peristiwa-peristiwa yang tepat bagi penggunaan perspektif manusia.

Hal itu mungkin disebabkan anak-anak kecil tidak terlalu menaruh perhatianpada realitas; hasil
gambar mereka bersifat khayalan dan berdaya-cipta. Matahari yang berwarna biru, langit yang
berwarna kuning dan mobil yang melayang di awan, semuanya adalah dunia simbolis dan
imajinatifnya.

SUBTAHAP BERFIKIR INTUITIF


Subtahap berfikir intuitif (intuitive thought substage) adalah subtahap kedua dari berpikir
praoperasional dan berlangsung ketika anak berusia antara 4-7 tahun. Pada subtahap ini, anak-anak
mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui jawaban terhadap segala jenis
pertanyaan. Anak yang berusia 4 tahun dan berada di subtahap beripikir intuitif. Meskipun ia mulai
mengembangkan ide-idenya sendiri mengenai dunia dimana ia tinggal, idenya msih sederhana, dan ia
belum terlalu baik dalam menyelesaikan masalah. Fantasinya kurang memiliki kaitan dengan realitas.
Ia belum mampu menjawab pertanyaan “bagaimana seandainya?”

Pada usia 5 tahun, anak-anak akan membuat orang dewasa kelelahan karena banyak mengajukan
pertanyaan. “mengapa”. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mengindikasikan munculnya minat
terhadap penalaran dan berusaha memahami mengapa berbagai hal berlangsung seperti adanya. Oleh
Piaget subtahapan ini disebut intuitif karena anak-anak kecil tampaknya demikian yakin terhadap
pengetahuannya dan pemahamannya meskipun mereka belum menyadari bagaimana mereka
mengetahui hal-hal yang mereka ketahui itu. Kesimpulannya, anak-anak mengetahui sesuatu namun
mengetahuinya tanpa pemikiran rasional.
PEMUSATAN DAN KETERBATASAN PEMMIKIRAN PRAOPERASIONAL
Salah satu keterbatasan dari pemikiran praoperasional adalah pemusatan, yakni memusatkan atensi
pada sebuah karakteristik sehingga mengesampingkan karakteristik lainnya. Pemusatan adalah gejala
yang paling jelas muncul pada anak-anak kecil yang memiliki konservasi, yakni kesadaran bahwa
mengubah suatu objek atau suatu substansi tidak mengubah property dasarnya. Sebagai contoh, orang
dewasa pasti memahami betul bahwa jumlah cairan akan tetap sama meskipun bentuk wadahnya
berbeda. Hal ini tidak jelas bagi anak-anak kecil. Mereka jushuntru terpaku pada ketinggian cairan
yang berbeda di dalam wadah; mereka memfokuskan karakteristik wadah sehingga mengesampingkan
karakteristik lainnya.

Anda mungkin juga menyukai