Oleh :
RAIHANI FAUZIAH (716720036)
PENDAHULUAN
adanya pendidikan anak bangsa (peserta didik) akan menjadi penerus dan
bahkan penelitian yang disertai dengan semangat dan kemauan yang tinggi.
yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang secara terstruktur agar
yang bersifat positif dan tidak merugikan orang lain serta mempunyai
masing dan tentunya juga dapat memberikan dampak yang baik untuk
melihat kelainan pada diri seseorang baik dari perspektif keyakinan (agama)
dan kelompok suku bangsa. Mengenai kelainan fisik tersebut, hal inilah
yang biasanya kerap terjadi dialami oleh anak berkebutuhan khusus (ABK).
inklusif adalah siswa yang mempunyai kekurangan dari segi fisik atau
kemampuan kecerdikan diatas rata-rata dan talenta yang spesial baik bersifat
tinggalnya (masyarakat).
Anak dapat dikatakan berkebutuhan khusus jika didalam dirinya
Oleh sebab itu, anak berkebutuhan khusus (ABK) ini dapat disebut juga
pula dari pendidik atau guru pendamping yang sudah berprofesional dalam
dapat berprestasi.
belajar dan bermain bersama dengan anak normal lainnya dalam satu
ABK dengan anak normal tidak dipisah melainkan disatukan . Sebab setiap
memiliki kekurangan, tetapi juga anak yang memiliki bakat istimewa di atas
rata-rata yang perlu penanganan khusus dari guru yang berprofesional dalam
akademik maupun non akademik. Hal ini diperoleh dari hasil wawancara
dengan kepala sekolah SDITA yaitu Istiana Sandi, S.Pd. di SDITA terdapat
(SDITA)‖.
B. Rumusan Masalah
ini ialah :
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
siswa ABK.
2. Bagi sekolah
3. Bagi guru
akademik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pendidikan Inklusif
khusus.
Esa.
peserta didik diakomodir dengan cara yang bijak, yaitu dengan memberi
belajar yang sama antara anak dengan kebutuhan khusus dan anak-anak
pendidikan.
berkbutuhan khusus;
Indonesia.
kebutuhannya;
2) Membantu mempercepat program penuntasan wajib belajar
ini, peserta didik normal dimasukkan ke dalam kelas yang berisi peserta
dalam kelas yang berisi peserta didik normal. Model ini mengandaikan
kuantitas lebih banyak dari sekolah untuk peserta didik normal, atau
inklusif yang memadukan antara terpadu dan inklusi penuh atau dikenal
khusus.
4) Kelas reguler dengan cluster dan pull out anak berkebutuhan khusus
kelas regular
tidak dengan modal fisik yang wajar, karenanya sangat wajar jika
mereka terkadang cenderung memiliki sikap defensif (menghindar),
rendah diri, atau mungkin agresif, dan memiliki semangat belajar yang
lemah.
1) Tunarungu
berbicara tanpa suara atau dengan suara yang kurang atau tidak
jelas artikulasinya, atau bahkan tidak berbicara sama sekali, anak
2) Tunadaksa
(Somantri, 2012:127).
3) Tunalaras
berikut:
4) Tunawicara
darah tinggi, dan penyakit tetanus yang menyerang bayi saat lahir
(Fuziah:2012).
terhambat.
berkomunikasi.
5) Tunanetra
(1) Tunanetra sebelum dan sejak lahir, yakni mereka yang sama
(2) Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka telah
(3) Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja, mereka
pribadi.
penyesuaian diri.
(5) Tunanetra dalam usia lanjut, sebagian besar sudah sulit
penglihatan, yaitu :
6) Kesulitan Belajar
2013:254).
learning disabilities).
7) Anak Berbakat
arti sangat penting dan merupakan salah satu dari sekian banyak
kali terjadi bahwa sistem pendidikan kita tidak cukup luwes untuk
peserta didik.
diantaranya:
bidang lain, misalnya seni music, drama, tari, lukis dan lain-
lain.
dan kreativitas yang tinggi. Anak berbakat (gifted) ialah anak yang
reguler.
agar Tommy keluar saja dari sekolahnya. Siang itu Tommy pulang
saya Tommy, tidak bodoh, saya sendiri yang akan mendidik dan
Alva Edison:
yang dikirimkan.
b) Memiliki hak paten pertama kali untuk sebuah alat listrik yang
2) Lumera Dhipta
dirinya.
maksud soal juga hebat. Tidak banyak tanya, namun Dhipta tahu
berwajah tampan dan bertubuh atletis ini lahir dengan potensi yang
jazz kelas dunia yaitu George Benson. Ade sudah mengenal piano
pada usia 3 tahun, ketika dia sudah mengenal musik dan sering
sangat baik.
4) Stephanie Handoyo
5) Habibie Afsyah
Suwandi Chow.
b. Penelitian dilakukan oleh Nafi‘a Wilda Zarkasi tahun 2018 dengan judul
Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa Inklusi Di Smp Negeri 5
pendidikan inklusif di SMP Negeri 5 sudah cukup baik dan sesuai dengan
standar pendidikan inklusif, dan pencapaian siswa inklusi pada mata
c. Penelitian dilakukan oleh Latifa Garnisti Rifani tahun 2016 dengan judul
Pendamping Khusus (GPK) yang diajar oleh guru bidang studi, dan pola
e. Penelitian dilakukan oleh Desi Kunia Sari pada tahun 2017 dengan judul
baik pada anak reguler maupun anak inklusif; evaluasi masukan (input
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
C. Metode Penelitian
Sumber data pada penelitian ini ialah data primer dan data sekunder.
Data primer ialah sumber data penelitian yang didapatkan secara refleks dari
sumber aslinya yang berupa argument atau pendapat dari sekelompok orang
Data primer pada penelitian ini diperoleh dari kepala sekolah SDITA yang
ditetapkan oleh peneliti yang berhubungan dengan problem dan tujuan dari
tetapi juga objek-objek alam atau benda lain. Sutrisno Hadi, dalam
dalam penelitian ini adalah jenis observasi tak berstruktur. Teknik ini
bersifat dialog atau percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau
penelitian ini karena peneliti ingin mendapatkan data yang jelas dan
sebagai bukti seperti foto, tulisan, data siswa dan karya-karya ABK
berprestasi di SDITA.
E. Instrumen Penelitian
Alat atau instrument penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan
lembar dokumentasi.
1. Lembar Obserasi.
SDITA.
No Variabel Indikator
1. Penyelenggaraan a. Alasana diselenggarakannya
pendidikan inklusif pendidikan inklusif
b. Guru pendamping khusus
c. Kurikulum di kelas inklusif
d. Kesulitan mengajar di kelas
inklusif
e. Media pembelajaran dikelas
inklusif
2. Anak Berkebutuhan a. KategoriAnak Berkebutuhan
Khusus(ABK) Khusus(ABK)
b. Jumlah siswa ABK
c. Prestasi siswa ABK
Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrument lembar wawancara (interview)
3. Lembar Dokumentasi
data tersebut di susun secara terstruktur yang diperoleh dari hasil observasi
yang benar. Pada penelitian ini menggunakan tiga prosedur perolehan data
teknik naratif.
sumber lain, dari berbagai tahap penelitian yang ada di lapangan. Sedangkan
di menggunakan:
kredibilitas data dengan melihat dan memilih data yang diperoleh dari
Siswa
dengan teknik yang berbeda yang berasal dari sumber yang sama
serta dokumentasi.
hari saja. Dengan demikian waktu sangat penting untuk digunakan untuk
data yang ditemukan peneliti sekaligus sebagai bukti bahwa data tesebut