Anda di halaman 1dari 7

VO. 3. NO.

2 (2022) E-ISSN: 2715-2634

Pengertian Pendidikan, Sistem Pendidikan Sekolah Luar Biasa, dan Jenis-Jenis Sekolah
Luar Biasa

Fauziah Nasution, Lili Yulia Anggraini, Khumairani Putri

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Abstrak

Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah lembaga pendidikan yang merupakan bagian
terpadu dari sistem pendidikan nasional yang secara khusus diselenggarakan bagi peserta
didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental sosial, tetapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Sekolah luar biasa merupakan bagian dari lembaga pendidikan yang mampu mewadahi dan
menyelenggarakan pendidikan secara khusus untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan
khusus pula. Sekolah Luar Biasa menyelenggarakan pendidikan untuk peserta didik dengan
kebutuhan khusus seperti tunanetra, tunarungu dan tunawicara, tunadaksa, tunalaras,
tunaganda dan anak ter belakangan.

Kata Kunci: Pengertian, sistem, jenis-jenis sekolah luar biasa

Abstract

Special Schools (SLB) are educational institutions that are an integrated part of the
national education system that are specifically organized for students who have a level of
difficulty in following the learning process due to physical, emotional, social-mental
disorders, but have the potential for intelligence and special talents. Special schools are part
of educational institutions that are able to accommodate and organize special education for
children who have special needs as well. Special Schools provide education for students with
special needs such as the blind, deaf and mute, quadriplegic, disabled, multiple and retarded
children.

Keywords: Definition, system, types of special schools

~ 422 ~
A. PENDAHULUAN berdasarkan pada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Pendidikan luar biasa berarti tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
pembelajaran yang dirancang secara agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
khusus untuk memenuhi kebutuhan yang tanggap terhadap tuntutan perubahan
unik dari anak kelainan fisik. pendidikan zaman. Penelitian ini ingin mengkaji
luar biasa adalah program pembelajaran tentang pendidikan khusus, mengetahui
yang disiapkan untuk memenuhi sejarah pendidikan khusus dan sistem
kebutuhan unik dari individu siswa. pendidikan dalam pendidikan khusus
Mungkin mereka memerlukan penggunaan untuk anak cacat khususnya anak
bahan-bahan, peralatan, layanan, dan/atau tunanetra.
strategi mengajar yang khusus.
Sekolah Luar Biasa adalah sebuah
Pendidikan merupakan usaha manusia lembaga pendidikan formal yang melayani
untuk membina kepribadian sesuai dengan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan
nilai-nilai di masyarakat atau sebagai khusus. Sebagai lembaga pendidikan SLB
upaya membantu peserta didik untuk dibentuk oleh banyak unsur yang
mengembangkan dan meningkatkan diarahkan untuk mencapai tujuan
pengetahuan, kecakapan, nilai, sikap dan
pendidikan, yang proses intinya adalah
pola tingkah laku yang berguna bagi pembelajaran bagi peserta didik. Jadi SLB
hidup. Pendidikan adalah memanusiakan merupakan lembaga pendidikan khusus
manusia muda. Pendidikan bukanlah yang menyelenggarakan program
menghilangkan harkat dan martabat pendidikan bagi anak berkebutuhan
sebagai manusia, melainkan khusus.
menumbuhkan dan mempertinggi mutu
dan hakekat serta martabat manusia. Oleh Dalam ketentuan umum UU Sisdiknas
karena itu pendidikan sifatnya tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dikemukakan
mempengaruhi bukan menghilangkan, bahwa " proses pembelajaran agar peserta
sebab tidak ada yang hilang dalam proses didik secara aktif mengembangkan potensi
pendidikan. Hanya sifatnya mempengaruhi dirinya, kecerdasan, akhlak mulia, serta
hal-hal yang kurang baik ke arah yang baik keterampilan, yang diperlukan dirinya,
dan memperkembangkan potensi yang masyarakat, bangsa dan negara " ( UU
positif menjadi maksimal sesuai dengan Sisdiknas, 2006:72). Bertitik tolak dari
potensinya (Suyasa, 1996:13-14). tujuan itulah setiap lembaga pendidikan
termasuk di dalamnya Sekolah Luar Biasa
Pendidikan berkaitan dengan transmisi hendaknya bergerak dari awal hingga akhir
pengetahuan, sikap, kepercayaan, sampai titik tujuan suatu proses
keterampilan dan aspek-aspek kelakuan pendidikan, yang pada akhirnya dapat "
lainnya, kepada generasi yang lebih muda. Mewujudkan terjadinya pembelajaran
Pendidikan merupakan suatu proses sebagai suatu proses aktualisasi potensi
pembelajaran pola-pola kelakuan manusia peserta didik menjadi kompetensi yang
menurut apa yang diharapkan oleh dapat dimanfaatkan atau digunakan dalam
masyarakat. Asalkan pendidikan yang
kehidupan " ( Hari Suderadjat 2005:6).
berlaku, harus tetap berpedoman

~ 422 ~
Syafaruddin (2002:87) Mengemukakan Menurut Undang-undang RI No.2
bawah : " dalam sistem pendidikan Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
nasional Indonesia sekolah memiliki Nasional, pengertian Sekolah Luar Biasa
peranan strategis sebagai institusi adalah lembaga pendidikan yang
penyelenggara kegiatan pendidikan. Oleh menyelenggarakan program pendidikan
karena itu, jelaslah bahwa Sekolah Luar bagi anak tuna atau cacat. Negara kita
Biasa memiliki dan mengemban tugas telah memiliki Sekolah Luar Biasa untuk
yang berat tetapi penting. Berat karena anak tunanetra, tunarungu dan tunawicara,
harus selalu berperang menghadapi tunadaksa, tunalaras, tunaganda dan anak
berbagai kelemahan, ancaman dan terbelakangan.
tantangan guna menselaraskan program-
b. Sistem Pendidikan Sekolah Luar
program kegiatan yang terealisir dengan
dinamika perkembangan ilmu pengetahuan Biasa
dan teknologi (iptek) yang bergerak Menurut Santoso (2012), terdapat dua
demikian cepat. Penting, karena tugas- jenis sistem pendidikan di Sekolah Luar
tugas dan fungsi sekolah sangat diperlukan Biasa, yaitu sebagai berikut:
untuk mengembangkan potensi anak-anak
berkebutuhan khusus demi kelangsungan a. Sistem Pendidikan Segregasi
hidupnya yang harus selalu dinamis dan
Sistem pendidikan dimana anak
optimis.
berkelainan terpisah dari sistem
B. PEMBAHASAN pendidikan anak normal. Penyelenggaraan
a. Pengertian Sekolah Luar Biasa sistem pendidikan segregasi dilaksanakan
(SLB) secara khusus dan terpisah dari
penyelenggaraan pendidikan untuk anak
Berikut definisi dan pengertian sekolah normal.
khusus atau Sekolah Luar Biasa (SLB),
dari beberapa sumber buku dan referensi: Keuntungan sistem pendidikan
segregasi, yaitu:
Menurut Suparno (2007), Sekolah Luar
Biasa adalah pendidikan bagi peserta didik 1. Rasa ketenangan pada anak luar
yang memiliki tingkat kesulitan dalam biasa.
mengikuti proses pembelajaran karena 2. Komunikasi yang mudah dan
kelainan fisik, emosional, mental sosial, lancar.
tetapi memiliki potensi kecerdasan dan 3. Metode pembelajaran yang khusus
bakat istimewa. sesuai dengan kondisi dan
kemampuan anak.
Menurut Mangunsong (1998), Sekolah 4. Guru dengan latar belakang
Luar Biasa adalah bagian terpadu dari pendidikan luar biasa.
sistem pendidikan nasional yang secara 5. Sarana dan prasarana yang sesuai.
khusus diselenggarakan bagi peserta didik
yang menyandang kelainan fisik dan/atau Kelemahan sistem pendidikan
kelainan perilaku. segregasi, yaitu:

1. Sosialisasi terbatas.

~ 423 ~
2. Penyelenggaraan pendidikan yang penglihatan kurang dari 6/60. Pengertian
relatif mahal. tunanetra adalah tidak dapat melihat,
namun pada umumnya orang mengira
b. Sistem Pendidikan Integrasi tunanetra identik dengan buta. Tunanetra
dapat diklarifikasikan ke dalam beberapa
Sistem pendidikan luar biasa yang kategori, yaitu; tunanetra sebelum dan
bertujuan memberikan pendidikan yang sejak lahir, tunanetra setelah lahir atau
memungkinkan anak luar biasa pada usia kecil, tunanetra pada usia
memperoleh kesempatan mengikuti proses sekolah atau masa remaja, tunanetra pada
pendidikan bersama dengan siswa normal usia dewasa atau lanjut usia, dan tunanetra
agar dapat mengembangkan diri secara akibat bawaan.
optimal.
b. Golongan B (Tunarungu)
Keuntungan sistem integrasi, sebagai
berikut: Tunarungu adalah anak yang
mengalami gangguan pendengaran dan
1. Merasa diakui haknya dengan anak percakapan dengan derajat pendengaran
normal terutama dalam yang bervariasi. seorang dikatakan tuli
memperoleh pendidikan. (deaf) apabila kehilangan kemampuan
2. Dapat mengembangkan bakat, mendengar pada tingkat 70 dB ISO atau
minat dan kemampuan secara lebih, sehingga ia tidak dapat mengerti
optimal. atau menangkap serta memahami
3. Lebih banyak mengenal kehidupan pembicaraan orang lain. Sedangkan
orang normal. seorang dikatakan kurang dengar (Hard of
4. Mempunyai kesempatan untuk Hearing) bila kehilangan pendengaran
melanjutkan pendidikan ke jenjang pada 35 dB ISO sehingga ia mengalami
yang lebih tinggi. kesulitan memahami pembicaraan orang
5. Harga diri anak luar biasa lain melalui pendengarannya baik tanpa
meningkat. maupun dengan alat bantu dengar.

C. Jenis-jenis Sekolah Luar Biasa c. Golongan C (Tunagrahita)

Sekolah Luar Biasa adalah sekolah Tunagrahita adalah keadaan


yang diperuntukkan untuk anak-anak yang keterbelakangan mental, keadaan ini
memiliki kebutuhan khusus yang tidak dikenal juga retardasi mental (mental
dapat disandingkan dengan anak-anak retardation). Retardasi mental adalah
lainnya. Menurut Pratiwi dan Murtiningsih kondisi sebelum usia 18 tahun yang
(2013), terdapat beberapa jenis sekolah ditandai dengan lemahnya kecerdasan
luar biasa berdasarkan kebutuhan khusus (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan
anak, yaitu sebagai berikut: sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-
hari. Ciri utama retardasi mental adalah
a. Golongan A (Tunanetra) lemahnya fungsi intelektual. Selain
Tunanetra adalah individu yang intelegensinya rendah anak retardasi
memiliki lemah penglihatan atau akurasi mental juga sulit menyesuaikan diri dan
berkembang. Sebelum muncul tes formal
~ 424 ~
untuk menilai kecerdasan, orang retardasi dimana fungsi pendengarannya juga tidak
mental di anggap sebagai orang yang tidak dapat berfungsi.
dapat menguasai keahlian yang sesuai
dengan umurnya dan tidak merawat g. Golongan G (Tunaganda)
dirinya sendiri. Anak Tunaganda adalah anak yang
memiliki kombinasi kelainan (baik dua
d. Golongan D (Tunadaksa)
jenis kelainan atau lebih) yang
Anak tunadaksa adalah Anak yang menyebabkan adanya masalah pendidikan
mengalami cacat tubuh, anggota gerak yang serius, sehingga anak tunaganda
tubuh tidak lengkap, bentuk anggota tubuh tidak hanya dapat di atas dengan suatu
dan tulang belakang tidak normal, program pendidikan khusus untuk satu
kemampuan gerak sendi terbatas, ada kelainan saja. Departemen pendidikan
hambatan dalam melaksanakan aktivitas Amerika Serikat pada tahun 1988
kehidupan sehari hari. memberikan pengertian anak-anak yang
tergolong tunaganda adalah anak-anak
e. Golongan E (Tunalaras) yang mempunyai masalah-masalah
Anak tunalaras adalah individu yang jasmani, mental atau emosional yang
mengalami hambatan dalam sangat berat atau kombinasi dari beberapa
mengendalikan emosi dan kontrol sosial. masalah tersebut.
Anak dengan hambatan emosional atau h. Golongan H (HIV & AIDS)
kelainan perilaku, apabila menunjukkan
adanya satu atau lebih dari 5 (lima) Anak yang menginap penyakit HIV &
komponen berikut ini, yaitu; tidak mampu AIDS bukan dikarenakan pergaulan bebas
belajar bukan disebabkan karena faktor saja, tapi bisa jadi dikarenakan orang
intelektual, sensori atau kesehatan, tidak tuanya yang menginap penyakit ini
bisa berhubungan baik dengan teman- terlebih dahulu.
teman dan guru, bertingkah laku atau
i. Golongan I (Gifted)
berperasaan tidak pada tempatnya. Secara
umum mereka selalu dalam keadaan tidak Anak yang tergolong berpotensi
gembira atau depresi dan bertendensi ke memiliki kepintaran di atas rata-rata anak
arah simtom fisik seperti merasa sakit atau pada umumnya, memiliki kecerdasan di
ketakutan yang berkaitan dengan orang atas (IQ lebih dari 125).
atau permasalahan di sekolah.
j. Golongan J (Talented)
f. Golongan F (Tunawicara)
Anak yang berpotensi memiliki bakat
Anak tunawicara adalah individu yang istimewa, biasanya hanya memiliki satu
mengalami kesulitan berbicara bakat istimewa seperti Multiple
dikarenakan tidak berfungsinya alat-alat Intelligences Language,
organ tubuh seperti rongga mulut, lidah, Logicomathematic, Visuo-spatial, Bodily-
langit-langit dan pita suara. Tunawicara kinesthetic, Musical, Interpersonal,
juga sering disebut bisu, biasanya Natural Spiritual.
tunawicara diikuti dengan tunarungu

~ 425 ~
k. Golongan K (Kesulitan Belajar) sifat spesial, tidak biasa dan bahkan
supernatural.
Anak yang tergolong mengalami
Hyperactive, ADD/ADHD, Dyslexia/Baca, C. SIMPULAN
Dysgraphia/Tulis, Dyscalculia/Hitung,
Dysphasis/bicara, Dyspraxia/Motorik Pendidikan luar biasa berarti
pembelajaran yang dirancang secara
sehingga mengalami kesulitan di dalam
pembelajaran di sekolah atau di khusus untuk memenuhi kebutuhan yang
lingkungan sosial. unik dari anak kelainan fisik. pendidikan
luar biasa adalah program pembelajaran
l. Golongan L (Lambat Belajar) yang disiapkan untuk memenuhi
kebutuhan unik dari individu siswa.
Anak yang tergolong memiliki IQ = 70 Mungkin mereka memerlukan penggunaan
sampai 90 sehingga mengalami proses bahan-bahan, peralatan, layanan, dan/atau
yang lambat dalam memahami atau strategi mengajar yang khusus.
menangkap pelajaran.
Pendidikan berkaitan dengan transmisi
m. Golongan M (Autis)
pengetahuan, sikap, kepercayaan,
Anak autisme merupakan kelainan keterampilan dan aspek-aspek kelakuan
perkembangan sistem saraf pada seseorang lainnya, kepada generasi yang lebih muda.
yang dialami sejak lahir ataupun saat masa Pendidikan merupakan suatu proses
balita dengan gejala menutup diri sendiri pembelajaran pola-pola kelakuan manusia
secara total, dan tidak mau berhubungan menurut apa yang diharapkan oleh
lagi dengan dunia luar. Merupakan masyarakat. Asalkan pendidikan yang
gangguan perkembangan yang kompleks berlaku, harus tetap berpedoman
mempengaruhi perilaku dengan akibat berdasarkan pada Pancasila dan Undang-
kekurangan kemampuan komunikasi, Undang Dasar Negara Republik Indonesia
hubungan sosial dan emosional dengan tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
orang lain. agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan
n. Golongan N (Korban zaman. Penelitian ini ingin mengkaji
Penyalahgunaan Narkoba) tentang pendidikan khusus, mengetahui
sejarah pendidikan khusus dan sistem
Anak yang mengalami depresi,
pendidikan dalam pendidikan khusus
masalah pribadi atau karena faktor-faktor
untuk anak cacat khususnya anak
sekitar yang mendorong anak
tunanetra.
menggunakan narkoba, sehingga anak
terpaksa direhab untuk memulihkan Sekolah Luar Biasa adalah sebuah
kondisi mental dan kesehatan. lembaga pendidikan formal yang melayani
pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan
o. Golongan O (Indigo)
khusus. Sebagai lembaga pendidikan SLB
Anak indigo adalah istilah yang dibentuk oleh banyak unsur yang
digunakan untuk mendeskripsikan anak diarahkan untuk mencapai tujuan
yang diyakini memiliki kemampuan atau pendidikan, yang proses intinya adalah
pembelajaran bagi peserta didik. Jadi SLB
~ 426 ~
merupakan lembaga pendidikan khusus
yang menyelenggarakan program
DAFTAR PUSTAKA
pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus. Suparno. 2007. Pendidikan Anak
Menurut Suparno (2007), Sekolah Luar Berkebutuhan Khusus. Jakarta:
Dirjen Dikti Depdiknas.
Biasa adalah pendidikan bagi peserta didik
yang memiliki tingkat kesulitan dalam Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi dan
mengikuti proses pembelajaran karena Pendidikan Anak Luar Biasa.
kelainan fisik, emosional, mental sosial, Jakarta: LPSP3 UI.
tetapi memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa. Santoso, Hargio. 2012. Cara memahami &
mendidik Anak Berkebutuhan
Menurut Santoso (2012), terdapat dua Khusus. Yogyakarta: Gosyen
jenis sistem pendidikan di Sekolah Luar Publishing.
Biasa, yaitu sebagai berikut:
Pratiwi, R.P., dan Murtiningsih, Afin.
a. Sistem Pendidikan Segregasi 2013. Kiat Sukses Mengasuh Anak
b. Sistem Pendidikan Integrasi Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta:
Sekolah Luar Biasa adalah sekolah Ar-Ruzz Media.
yang diperuntukkan untuk anak-anak yang
memiliki kebutuhan khusus yang tidak
dapat disandingkan dengan anak-anak
lainnya. Menurut Pratiwi dan Murtiningsih
(2013), terdapat beberapa jenis sekolah
luar biasa berdasarkan kebutuhan khusus
anak, yaitu sebagai berikut:

a. Golongan A (Tunanetra)
b. Golongan B (Tunarungu)
c. Golongan C (Tunagrahita)
d. Golongan D (Tunadaksa)
e. Golongan E (Tunalaras)
f. Golongan F (Tunawicara)
g. Golongan G (Tunaganda)
h. Golongan H (HIV & AIDS)
i. Golongan I (Gifted)
j. Golongan J (Talented)
k. Golongan K (Kesulitan Belajar)
l. Golongan L (Lambat Belajar)
m. Golongan M (Autis)
n. Golongan N (Korban
Penyalahgunaan Narkoba)
o. Golongan O (Indigo)
~ 427 ~

Anda mungkin juga menyukai