Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL


BELAJAR SISWA KELAS V DI SDN PANGARANGAN I SUMENEP

Disusun oleh:

Arie Setia Kurniawan

717710342

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIRARAJA

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Proposal ini saya susun dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak diantaranya;
idosen pengampuh mata kuliah penelitian kualitatif dan terima kasih juga kepada media
sosial (internet) yang telah memberikan bantuan referensi sehingga proposal ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Saya berharap semoga proposal ini bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Namun dari itu, saya memahami bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya
proposal selanjutnya yang lebih baik lagi. Akhir kata Semoga proposal ini dapat memberikan
manfaat untuk saya khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Sumenep, 27 Mei 2020

Arie Setia Kurniawan

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................... 1

B. Fokus Masalah.......................................................................................... 3

C. Rumusan Masalah.................................................................................... 3

D. Tujuan Penelitian...................................................................................... 3

E. Manfaat Penelitian.................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori........................................................................................ 6

B. Hasil Penelitian Yang Relevan................................................................ 14

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian........................................................................................ 16

B. Waktu dan Tempat.................................................................................. 16

C. Metode Penelitian.................................................................................... 16

D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data......................................... 16

E. Instrumen Penelitian................................................................................ 18

F. Teknik Analisis Data............................................................................... 18

G. Pengujian Kreadibilitas Data................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
menghadapi dan mengantisipasi kehidupan masyarakat di masa depan. Pendidikan
berfungsi untuk menyiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya
dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia
kerja atau pendidikan tinggi (Darmayoga, I Wayan Dkk. 2013). Pendidikan juga dapat
diartikan sebagai tahapan-tahapan dalam suatu kegiatan untuk merubah sikap dan
perilaku setiap individu. Oleh karena itu pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam melatih dan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh
setiap individu.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang dapat diterima oleh
siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran tersebut merupukan
adanya suatu interaksi dan komunikasi yang dilakukan oleh guru dan siswa secara
timbal balik, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena ity guru
merupakan kunci keberhasilan suatu pendidikan salah satunya yaitu dengan cara
adanya proses belajar mengajar atau pembelajaran. Guru sumber daya terpenting
dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan untuk peningkatan mutu
dari pendidikan itu sendiri. Guru harus memiliki kemampuan baik di bidang
pedagogik, sosial, maupun personal unutuk mendukung proses belajar mengajar yang
efektif. Peningkatan mutu pedidikan bisa diawali dengan perbaikan mutu dalam
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas. Kualitas belajar siswa juga
ditentukan dari keberhasilan proses belajar mengajar, sehingga hal tersebut banyak
ditentukan oleh peran dan fungsi seorang guru.
Peran dan fungsi seorang guru dalam pengelolaan kelas sangatlah penting
untuk tercapainya keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Namun, pemahaman
guru terhadap pengelolaan kelas masih terjadi kesalahan. Pengelolaan kelas seringkali
dipahami hanya dengan mengenai pengaturan fisik kelas saja, seperti mengatur

1
sarana, mengatur tata letak bangku, mengatur penemapatan tempat duduk siswa
hingga mengatur alat-alat belajar. Pengelolaan kelas adalah pengkondisian kelas,
artinya guru harus merencanakan, mengatur, dan melakukan berbagai kegiatan di
kelas, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan efektif. Pemgelolaan kelas
berkaitan dengan upaya menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar tetap
kondusif dan efektif dalam proses belajar mengajar.
Pengelolaan kelas merupakan masalah yang selalu dihadapi dari sebagian
banyak guru. Hal ini menunjukkan masih banyaknya siswa yang tidak mengikuti
proses pembelajaran di kelas saat kegiatan belajar mengajar secara berlangsung. Maka
dapat dikatakan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan guru jauh dari kata
efektif.hal tersebut dikarenakan oleh guru yang tidak dapat menguasai kelas dengan
baik. Penguasaan kelas yang dilakukan oleh guru meliputi pengaturan siswa dan
pengaturan fisik. Pengaturan siswa disini yang berarti mengelola siswa, guru
memberikan pembelajaran terhadap siswa dari yang bertingkah laku tidak baik hingga
merubah siswa menjadi berkelakuan baik dan memberikan ilmu serta memberikan
informasi kepada siswa. Sedangkan pengaturan fisik atau sering disebut dengan
pengaturan sarana merupakan kemampuan guru dalam memanfaatkan sumber daya
yang ada di kelas sebagai penunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Dari itu
adalah termasuk permasalah yang dialami guru pada saat belajar mengajar di dalam
kelas.
Dari itu permasalahan yang ada di SDN Pangarangan I kelas V dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan terdapat beberapa kendala. Permasalahan yang
dihadapi guru tidak cukup sampai disini saja, permasalah yang dihadapi tidak terlepas
dari pentingnya pengelolaan kelas yang efektif oleh guru. Hal ini disebabkan dari
adanya keluhan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Keluhan yang
dimaksud adalah siswa merasa bosan saat mengikuti proses belajar di dalam kelas.
Hal ini yang disebabkan oleh guru yang tidak menyenangkan dan membonsankan
pada saat mengajar bahkan cenderung kurang simpatik, kurang berinteraksi dengan
siswa, hanya saja sekedar menyampaikan materi pelajaran saja. Dari itu siswa
cenderung pasif yang hanya dapat menerima materi yang diberikan oleh guru tanpa
adanya interaksi yang aktif. Siswa juga merasa tidak tertarik dalam mengikuti proses
belajara mengajar, karena dari penyampaian materi ataupun suasana pembelajaran
yang sangat membosankan. Dengan adanya permasalahan-permasalah tersebut dalam

2
pengelolaan kelas yang tidak efektif, maka akan mempengaruhi rendahnya motivasi
dan hasil belajar siswa.
Salah satu faktor yang mengakibatkan motivasi dan hasil belajar siswa rendah
adalah kurangnya kemampuan guru dalam mengelola kelas. Motivasi dengan hasil
belajar siswa sangatlah berhubungan. Dengan meningkatkan motivasi siswa maka
akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada saat mengikuti proses belajar
mengajar. Jadi untuk menciptakan motivasi siswa maka guru harus mengevaluasi
pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru harus memperbaiki pola pembelajaran
menjadi lebih menarik sehingga suasana kelas tidak membosankan. Dengan adanya
kondisi kelas yang menyenangkan maka siswa dapat mengembangkan
kemampuannya lebih optimal lagi. Dengan demikian, kondisi kelas yang efektif dan
menyenangkan merupakan indikator dari keberhasilan dalam pengelolaan kelas.
Keberhasilan guru dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang
mampu mempengaruhi siswa untuk belajar, maka akan mempengaruhi terahadap
motivasi dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan kondisi yang ada, peneliti akan mengkaji sejauh mana penerapan
metode eksperimen pada pembelajaran IPA di SDN Pangarangan I kelas V dan
diharapkan penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap
pembelajaran pada pendidik maupun siswa. Dari uraian diatas, maka peneliti
mengangkat judul “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA
MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA KELAS V DI SDN
PANGARANGAN I SUMENEP”.

B. Fokus Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis akan mengindentifikasi
bagaimana penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA. Yang penulis
fokuskan penelitiannya yaitu hanya fokus pada kelas V di SDN Pangarangan I
Sumenep.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan fokus masalah di atas, maka diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses implementasi penerapan metode eksperimen pada saat proses
pembelajaran IPA kelas V di SDN Pangarangan I Sumenep?

3
2. Bagaimana keefektifan penggunaan metode eksperimen pada saat proses
pembelajaran IPA di SDN Pangarangan I Sumenep?
3. Bagaimana respon siswa kelas V terhadap implementasi penerapan metode
eksperimen pada saat proses pembelajaran IPA di SDN Pangarangan I
Sumenep?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah di atas, maka diperoleh tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses implementasi penerapan metode eksperimen pada saat
proses pembelajaran IPA kelas V di SDN Pangarangan I Sumenep.
2. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode eksperimen pada saat proses
pembelajaran IPA di SDN Pangarangan I Sumenep.
3. Untuk mengetahui respon siswa kelas V terhadap implementasi penerapan
metode eksperimen pada saat proses pembelajaran IPA di SDN Pangarangan I
Sumenep.
E. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi penulis
Sebagai penambah wawasan keilmuan, pengalaman, latihan dan
pengembangan teori untuk diterapkan, yang sudah didapat selama dibangku
kuliah.
2. Bagi Siswa
Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimwn akan lebih
menarik dan menyenangkan. Penelitian ini dapat mempermudah siswa dalam
memahami suatu konsep salah satunya pada mata pelajaran IPA dan
meningkatkan motivasi belajar.
3. Bagi Guru
Meningkatkan proses dan hasil pembelajaran guru, Serta hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk menambah wawasan
dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi pelajaran.
4. Bagi Sekolah
Dapat membantu meningkatkan kualitas prestasi belajar, sehingga
secara langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan out put sekolah.

4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori
a) Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan erat
dan tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan edukatif. Belajar dan pembelajaran
dikatakan sebuah bentuk edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi
antara guru dengan siswa. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam
hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan.
Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku terhadap hasil
belajar bersifat continiu, fungsional, positif, aktif, dan terarah. Proses
perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai kondisi berdasarkan
penjelasan dari para ahli pendidikan dan psikologi. Adapun pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran,
metode penyampaian, strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu
lingkungan belajar. Kemudian, keberhasilan dalam proses belajar dan
pembelajaran dapat dilihat melalui tingkat keberhasilan dalam mencapai
tujuan pendidikan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat
dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Dengan demikian,
efektivitas sebuah proses belajar dan pembelajaran ditentukan oleh interaksi
diantara komponenkomponen tersebut.
b) Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar dan mengajar, peserta didik adalah subjek dan
objek dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, makna dari proses pengajaran
adalah kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.
Tujuan pengajaran akan dicapau apabila peserta didik berusaha secara aktif
untuk mencapainya. Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari segi fisik,
tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya dari segi fisik saja yang aktif dan
mentalnya tidak aktif, maka tujuan dari pembelajaran belum tercapai. Hal ini
sama saja dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak

6
merasakan perubahan dalam dirinya. Belajar pada hakikatnya adalah suatu
“perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas
belajar.
c) Komponen-komponen Pembelajaran
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu sistem, karena
pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan, yaitu
membelajarkan siswa. Sebagai suatu sistem, tentu saja kegiatan belajar
mengajar mengandung komponen. Berikut ini adalah komponen-komponen
dalam pembelajaran:
1. Guru dan Siswa
2. Tujuan Pembelajaran
3. Materi Pembelajaran
4. Metode Pembelajaran
5. Alat Pembelajaran
6. Evaluasi
d) Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.
Pengelolaan sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awal “pe” dan
akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah manajemen.
Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu management,
yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.
Menurut Suharsimi Arikunto pengelolaan adalah penyelenggaraan atau
pengurusan agar yang dikelola dapat berjalan dengan lancer, efektif dan
efisien. Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik yang dikutip oleh Syaiful
Bahri Djamaran dan Aswan Zain adalah suatu kelompok orang yang
melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru.
Pengertian ini jelas meninjaunya dari segi anak didik, karena dalam pengertian
tersebut ada frase kelompok orang.
Sedangkan yang dimaksud pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Dengan kata lain ialah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar
mengajar.

7
e) Jenis Pengelolaan Kelas
1. Pengelolaan yang menyangkut peserta didik dalam arti sempit, yang
merupakan pengelolaan dalam bentuk non fisik dan selanjutnya dinamakan
pengelolaan kelas. Disiplin sebenarnya merupakan hasil dari pengelolaan
kelas efektif. Sebagai indikator dalam pengelolaan peserta didik dalam arti
sempit yaitu: a) Kehangatan dan antusiasme. Komponen kehangatan yaitu:
menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian
kelompok, memberi petunjuk-petunjuk yang jelas, memberi penguatan, b)
Penggunaan bahan yang menantang akan meningkatkan semangat belajar, c)
Perlu variasi media dan gaya serta pola interaksi, d) Perlu keluwesan
tingkah laku guru, e) Penonjolan pada segi-segi positif, f) Mengembangkan
disiplin diri sendiri melalui contoh.
2. Pengelolaan peserta didik dalam arti luas, yaitu pengelolaan fisik (ruangan,
perabotan dan alat pengajaran). Membuka jendela agar ruangan menjadi
terang, menyalakan lampu listrik, menggeser papan tulis, mengatur meja,
termasuk pengelolaan kelas fisik.
f) Kondisi Belajar
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur
peserta didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana
yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Selain itu, juga
hubungan interpersonal yang baik antara guru dan peserta didik dan peserta
didik dengan peserta didik merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.
Kondisi belajar yang dimaksud bisa berupa kondisi fisik dan juga kondisi
emosional.
1. Kondisi Fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting
terhadap hasil belajar. Lingkungan ini meliputi: ruangan tempat belajar,
pengaturan tempat duduk, dan pengaturan penyimpanan barangbarang.
2. Kondisi Emosional

Suasana emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup


besar terhadap proses belajar mengajar.

8
1) Tipe kepemimpinan
Peranan guru, tipe kepemimpinan guru atau administrator akan
mewarnai suasana emosional di dalam kelas.
2) Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi murid yang melanggar peraturan
sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan
suatu keyakinan bahwa tingkah laku murid akan dapat
diperbaiki.
3) Pembinaan raport
Pembinaan hubungan baik dengan murid dalam masalah
pengelolaan sangat penting. Hubungan baik guru murid,
diharapkan murid senantiasa gembira, penuh gairah dan
semangat, bersikap optimistik, realistik dalam kegiatan belajar
yang sedang dilakukannya. Rasa humor guru akan mempunyai
pengaruh yang positif dalam pengelolaan kelas.
g) Tujuan Pengelolaan Kelas
Secara umum tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman N yang dikutip
oleh Noer Rochmah adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan
belajar peserta didik dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam
kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan peserta didik belajar dan
bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada peserta didik.
Tujuan pengelolaan kelas adalah untuk mewujudkan situasi dan kondisi kelas,
menghilangkan berbagai hambatan dalam pembelajaran dan membina peserta
didik agar berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Suharsimi
Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap peserta
didik di kelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien.
h) Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas,
prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Prinsip-prinsip pengelolaan
kelas adalah sebagai berikut:

9
1) Hangat dan antusias. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu
menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil
dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2) Tantangan. Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan
yang menantang akan meningkatkan semangat anak didik untuk belajar
sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang
menyimpang. Selain itu juga dapat menarik perhatian anak didik dan dapat
mengendalikan semangat belajar mereka.
3) Bervariasi. Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar
guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya
gangguan, meningkatkan perhatian anak didik.
4) Keluwesan. Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik
serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
5) Penekanan hal-hal yang positif. Penekanan pada hal yang positif yaitu,
penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif
daripada mengomeli tingkah laku yang negatif.
6) Penanaman disiplin diri. Guru sebaiknya selalu mendorong anak didik
untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Selain itu,guru sendiri hendaknya
menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.
Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut
berdisiplin dalam segala hal.
i) Motivasi Belajar
Dalam pembahasan motivasi belajar ini akan dipaparkan mengenai pengertian
motivasi belajar, macam-macam motivasi belajar, fungsi motivasi belajar dan
faktor-faktor yang berpengaruh pada motivasi belajar. Motivasi berasal dari kata
“motif” yang artinya sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam
dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan.
Motivasi menurut Sumardi Suryabrata. Motivasi adalah keadaan yang
terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas
tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Motivasi menurut Gates. Motivasi adalah
suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang

10
mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Jadi motivasi belajar adalah suatu
keadaan yang mendorong peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan.
Dalam hal ini motivasi belajar dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam
peserta didik yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
j) Hakikat Motivasi Belajar
Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam dan
luar diri peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan pada
tingkah laku pada umumnya dan semangat atau keinginan untuk belajar lebih
semangat lagi. Indikator atau petunjuk yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi
motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
1) Adanya hasrat atau keinginan untuk berhasil dalam belajar.
2) Adanya keinginan, semangat dan kebutuhan dalam belajar.
3) Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.
k) Macam-macam Motivasi Belajar
Macam-macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Diantaranya, motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, motivasi jasmaniah dan
rohaniah, motivasi menurut pandangan dari Woodwort dan Marquis, dan motivasi
intrinsic dan ekstrinsik. Tetapi dalam pembahasan ini penulis hanya membahas
mengenai motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik.
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri
seseorang, misalnya minat atau keinginan, sehingga seseorang tidak lagi
termotivasi oleh bentukbentuk intensif atau hukuman.
Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama
belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali
melakukan aktivitas belajar terus-menerus. Seseorang yang memiliki motivasi
intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh
pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang
akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa datang.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya rangsangan dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila

11
peserta didik menempatkan tujuan belajarnya di luar- luar faktor- faktor
situasi belajar. Peserta didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang
terletak di luar hal yang dipelajari. Misalnya untuk mencapai angka tinggi,
diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya.
Motivasi ekstrinsik diperlukan agar peserta didik dapat maju. Berbagai
macam cara bias guru lakukan agar peserta didik termotivasi untuk belajar.
Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan
motivasi peserta didik dalam belajar, dan memanfaatkan motivasi ekstrinsik
dalam berbagai bentuk.
l) Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar, peserta didik memerlukan motivasi. Baik itu motivasi
intrinsik atau motivasi ekstrinsik. Peserta didik yang tidak memiliki minat
terhadap suatu pelajaran, maka ia tidak tertarik mempelajari pelajaran tersebut.
Dengan begitu, seharusnya guru dapat membantunya dengan cara memberikan
motivasi ekstrinsik. Baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik mempunyai fungsi
yang sama yaitu sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan.
Ketiganya menyatu dalam sikap terimplikasi dalam perbuatan. Menurut Dimyati
dan Mudjiono, motivasi belajar mempunyai lima fungsi, diantaranya.
1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar
3) Mengarahkan kegiatan belajar
4) Meningkatkan semangat belajar
5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja
m) Hasil Belajar
Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan diuraikan
terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua kata ‘hasil’ dan
‘belajar’. Dalam KBBI hasil memiliki beberapa arti: 1) Sesuatu yang diadakan
oleh usaha, 2) pendapatan; perolehan; buah. Sedangkan belajar adalah perubahan
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Secara umum
Abdurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurutnya juga anak-anak yang
berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau
tujuan instruksional.

12
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses
belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik
pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Hasil belajar merupakan salah satu indikator dari proses
belajar. Hasil belajar adalah perubahan perilaku uyang diperoleh siswa setelah
mengalami aktivitas belajar. Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu
proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
n) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor


yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal dari dalam peserta
didik yang belajar (faktor internal) dan ada pula yang berasal dari luar peserta didik
yang belajar (faktor eksternal).

Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:

a. Faktor internal terdiri dari:

1) Faktor internal terdiri dari:

a) Faktor jasmaniah

b) Faktor psikologis

2) Faktor eksternal terdiri dari:

a) Faktor keluarga

b) Faktor sekolah

c) Faktor masyarakat

o) Manfaat Hasil Belajar


Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku seseorang yang
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti suatu
proses belajar mengajar tertentu. Pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil
apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa merupakan akibat dari
proses belajar mengajar yang dialaminya yaitu proses yang ditempuhnya melalui
program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses
pengajarannya. Berdasarkan hasil belajar siswa, dapat diketahui kemampuan dan
perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan pendidikan.

13
Hasil belajar harus menunjukkan perubahan keadaan menjadi lebih baik,
sehingga bermanfaat untuk: (a) menambah pengetahuan, (b) lebih memahami
sesuatu yang belum dipahami sebelumnya, (c) lebih mengembangkan
keterampilannya, (d) memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal, (e) lebih
menghargai sesuatu daripada sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa istilah hasil
belajar merupakan perubahan dari siswa sehingga terdapat perubahan dari segi
pegetahuan, sikap, dan keterampilan.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan penelitian terdahulu antara lain sebagai
berikut:
a. Penelitian Yang dilakukan oleh Anis Fauzi Dkk yang berjudul Pengaruh
Pengelolaan Kelas Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Fiqih (Studi di MTs Al-Fitroh Tangerang). Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengelolaan kelas oleh guru Fiqih, mengetahui motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran Fiqih dan mengetahui pengaruh pengelolaan
kelas oleh guru Fiqih terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
Fiqih di MTs AlFitroh Tangerang. Perbedaan penelitian yang dilakukan
oleh Yuyun Linda yaitu menggunakan Penelitian kuantitatif. Kesimpulan
dari penelitian ini berdasarkan hasil analisis korelasi dengan mengggunakan
product moment (rxy) diperoleh nilai korelasi sebesar 0,417. Hal ini
menujukkan bahwa antara pengelolaan kelas oleh guru dengan motivasi
belajar siswa terdapat korelasi yang sedang, karena sebab pengelolaan guru
yang sedang maka motivasi belajar siswa akan menjadi sedang. Dilihat dari
segi statistik bahwa pengelolaan kelas oleh guru dengan motivasi belajar
siswa sebesar 17,3%. Sedangkan sisanya 82,7% dipengaruhi oleh faktor
lain yang dapat diteliti lebih lanjut.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi Yuliani dan Sucihatiningsih D.W.P
yang berjudul Pengaruh Fasilitas Belajar, Pengelolaan Kelas, Dan
Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Melalui Motivasi
Belajar Siswa Kelas Xi Ma Al-Asror Kota Semarang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh fasilitas belajar, pengelolaan kelas,
dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar melalui motivasi belajar
siswa MA Al-Asror Kota Semarang. Perbedaan pada penelitian ini yaitu
menggunakan penelitian kuantitatif dan subyek penelitian ini adalah siswa

14
kelas XI MA Al-Asror Kota Semarang. Latar belakang penelitian ini adalah
hasil belajar siswa MA AlAsror kurang optimal. Variabel bebas yang dikaji
dalam penelitian ini adalah Fasilitas belajar (X1), Pengelolaan kelas (X2),
Lingkungan Keluarga (X3). Variabel terikat adalah Hasil Belajar (Y2) dan
Variabel intervening adalah Motivasi Belajar (Y1). Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah dokumentasi dan angket. Metode analisis data
yaitu analisis deskriptif persentase dan analisis uji jalur (path analysis).
Hasil penelitian diperoleh persamaan regresi Y1 = 3,515 + 0,371X1 +
0,32X2 + 0,290X3 dan Y2 = 50,776 + 0,245X1 + 0,272X2 + 0,210X3 +
0,263Y1. Hasil análisis jalur menunjukkan bahwa pengaruh langsung (FB-
HB) sebesar 24,5%, (PK-HB) sebesar 27,2%, (LK-HB) sebesar 21%, (MB-
HB) sebesar 26,3%, dan pengaruh tidak langsung (FB-MB-HB) sebesar
34,2%, (PK-MB-HB) sebesar 35,6%, (LK-MB-HB) sebesar 28,6%.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Okta Puspitaningdyah dan Eko
Purwanti dengan judul Pengaruh Ketrampilan Mengelola Kelas dan
Keaktifan Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS SD. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh keterampilan guru mengelola kelas dan keaktifan
belajar siswa secara bersama-sama terhadap hasil belajar IPS Kelas IV.
Perbedaan penelitian ini yaitu menggunakan penelitian kuantitatif.
Penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Sekaran 01, SDN Sekaran 02,
SDN Kalisegoro, dan SDN Mangunsari.

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu jenis penelitian kualitatif sebab
peneliti ingin mengetahui secara langsung tentang Hubungan Pengelolaan Kelas
Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Di SDN Pangarangan I Sumenep.
Penelitian kualitatif menurut Eko Wahyudi (2020:27) “ Penelitian kualitatif adalah
suatu penelitian yang menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan metode seperti wawancara, pengamatan dan dokumentasi”.
B. Waktu dan Tempat
Penelitian akan berlangsung di SDN Pangarangan I di Sumenep dan memilik kelas
V. Alasan peneliti memilih SDN Pangarangan I sebagai tempat penelitian karena
masalah-masalah yang akan diteliti dapat ditemukan di lokasi tersebut. Selain itu, lokasi
penelitian ini mudah dijangkau oleh peneliti. Waktu yang digunakan dalam penelitian
ini ialah pada tahun 2020.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan metode deskriptif
kualitatif, berupa penelitian dengan metode pendekatan studi kasus (Case Study).
Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif berupa studi kasus karena
peneliti ingin mengetahui tentang Hubungan Pengelolaan Kelas Terhadap Motivasi Dan
Hasil Belajar Siswa Kelas V Di SDN Pangarangan I Sumenep dengan menjelaskan dan
menggambarkan fakta yang telah diperoleh sebagaimana adanya. Sehingga akan
menghasilkan data yang sesungguhnya. Sebagai sebuah studi kasus maka data yang
dikumpulkan berasal dari berbagai sumber dan hasil penelitian ini hanya berlaku pada
kasus yang diselidiki.
D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian ini ialah data primer dan data sekunder. Yang
dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu :
1. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian
ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa di SDN Pangarangan I Sumenep.

16
2. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun
dalam bentuk dokumen-dokumen maupun mengacu pada informasi penelitian
yang telah ada. Dalam penelitian ini, penelitian sebelumnya dan sumber sumber
dari peneliti lain merupakan data sekunder.
Untuk memperoleh data yang dikehendaki sesuai dengan permasalahan dalam
proposal ini, maka penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan pengamatan yang meliputi kegiatan
pemantauan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indera. Metode ini digunakan untuk mengetahui Hubungan Pengelolaan Kelas
Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN Pangarangan I
Sumenep. Adapun pada metode ini peneliti menggunakan observasi tak
terstuktur. Teknik ini digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan
lingkungan sekolah, kondisi dan situasi sekolah serta letak geografis SDN
Pangarangan I.
2. Metode Wawancara
Metode wawancara yang sering disebut dengan Interview atau kuesioner lisan,
adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi
dari terwawancara. Dalam penelitian ini metode interview atau wawancara
digunakan untuk menggali data yang ingin diketahui peneliti, hal ini dilakukan
karena peneliti ingin mendapatkan data yang jelas dan sesuai fakta tentang
Hubungan Pengelolaan Kelas Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas
V di SDN Pangarangan I Sumenep.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya adalah dokumen, artinya barang-barang
tertulis. Salah satu teknik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan cara
mendapatkan data tertulis seperti standar penilaian siswa, bukti foto pelaksanaan
pembelajaran, struktur organisasi serta visi misi sekolah, keadaan guru, keadaan
siswa, keadaan sarana dan prasarana. Dokumentasi bertujuan untuk memperoleh
informasi yang berkaitan dengan penelitian ini dari berbagai dokumen yang
berkaitan dengan penelitian.
Teknik pengumpulan data adalah untuk mencari data yang berhubungan langsung
dengan penelitian yang dilakukan saat ini.

17
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengungkap aspek yang ingin diteliti
dalam suatu penelitian. Agar mempermudah mengumpulkan data sehingga kegiatan
penelitian tersebut menjadi konkrit dan sesuai fakta. Pada penelitian ini, alat atau
instrument pengumpulan data yang digunakan adalah kamera telpon, handphone untuk
wawancara online dan mendapatkan data sekolah secara online, bolpoint, laptop dan
buku. Kamera digunakan untuk ketika peneliti melakukan observasi untuk merekan
kejadian yang penting pada suatu peristiwa baik dalam bentuk foto atau video.
Handphone digunakan untuk berkomunikasi dan wawancara online. Sedangkan
bolpoint laptop dan buku digunakan untuk menuliskan atau menggambarkan informasi
data yang didapat daari narasumber.
Instrumen yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Observasi yang dilakukan meliputi beberapa kajian dan lembar observasi yang akan
diteliti. Seperti lokasi sekolah, sarana dan prasarana sekolah, kondisi siswa dan guru.
Sedangkan melalui wawancara, peneliti mempersiapkan beberapa lembar wawancara
berupa pertanyaan untuk dijadikan bahan data atau sumber yang relevan dalam
penelitian tersebut.

Lalu terdapat lembar dokumentasi yang meliputi kondisi lingkungan sekolah dan
keadaan siswa yang menunjang penelitian. Dokumentasi ini untuk melengkapi hasil
penelitian yang berhubungan dengan Hubungan Pengelolaan Kelas Terhadap Motivasi
dan Hasil Belajar Siswa.

F. Terknik Analisis Data


Menurut miles dan Huberman kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang
terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verivikasi. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi data , penyajian data,
dan penarikan kesimpulan/verivikasi sebagai sesuatu yang saling jalin menjalin
merupakan proses siklus dan interaksi pada saat sebelum, selama, dan sesudah
pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang membangun wawasan umum yang
disebut “analisis”.
1. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul

18
dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi data berlangsung
terus-menerus, terutama selama proyek yang berorientasi kualitatif
berlangsung atau selama pengumpulan data. Selama pengumpulan data
berlangsung, terjadi tahapan reduksi, yaitu membuat ringkasan, mengkode,
menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan menulis memo.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan kegiatan terpenting yang kedua dalam penelitian
kualitatif. Penyajian data untuk mengumpulkan informasi yang menjelaskan
fakta, dan ditulis dengan bahasa yang efektif dengan menggunakan teknik
naratif.
3. Konklusi/kesimpulan
Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan yang
mula-mulanya belum jelas akan meningkat menjadi lebih terperinci. Kesimpulan
digunakan untuk menjawab dan memaparkan rumusan masalah dalam penelitian
untuk memperkuat data dengan ditemukannya beberapa bukti yang valid.

G. Pengujian Kreadibilitas Data


Teknis trianggulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang
diinginkan. Oleh karena itu, trianggulasi dapat dengan menguji apakah proses dan hasil
metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik. Dan trianggulasi juga dapat
dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti dengan pemahaman informan tentang
hal-hal yang diinformasikan informan kepada peneliti. Ini merupakan teknik yang
mencari pertemuan pada satu titik tengah informasi dari data yang terkumpul guna
pengecekan dan pembanding terhadap data yang telah ada.
1. Triangulasi Sumber, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh
kemudian dideskripsikan dan dikategorisasikan sesuai dengan apa yang diperoleh
dari berbagaisumber tersebut. Peneliti akan melakukan pemilahan data yangsama
dan data yang berbeda untuk dianalisis lebih lanjut.
a. Kepala sekolah di SDN Pangaranagan I Sumenep yang menjadi pemimpin
sekolah dan pemantau berjalannya pembelajaran.
b. Guru pengajar yang memberikan materi dalam pembelajaran dengan
mengetahui Hubungan Pengelolaan Kelas Terhadap Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa.

19
c. Siswa SDN Pangarangan I Sumenep.

Kepala Sekolah Guru Pendamping

Siswa

Gambar. 3.1 Triangulasi sumber

2. Triangulasi Teknik, Pengujian ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya dengan melakukan
observasi, wawancara, atau dokumentasi. Apabila terdapat hasil yang berbeda
maka peneliti melakukan konfirmasi kepada sumber data guna memperoleh data
yang dianggap benar.
3. Triangulasi Waktu, Narasumber yang ditemui pada pertemuan awal dapat
memberikan informasi yang berbeda pada pertemuan selanjutnya. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengecekan berulang-ulang agar ditemukan kepastian data
yang lebih kredibel.

Pengujian kredibilitas yang akan dilakukan oleh peneliti terhadap perolehan data
yang ditemukan di lapangan dapat mengikuti langkah-langkah yang telah diuraikan
sebelumnya.

20

Anda mungkin juga menyukai