Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KELOMPOK 1

PENDIDIKAN INKLUSIF
KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF

Oleh:
Moderator : Chyntia Wulandari
Deni Safitri : 1730111014
Iza tunnisa A : 1730111028
Mike Wahyuni : 1730111034
Nanda Permata Sari : 1730111036
Riski Meisya Getri : 1730111051
Sri Utami : 1730111055

Dosen Pengampu:
Mega Adyna Movitaria , M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TERBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BATUSANGKAR

1441 H / 2019 M
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karuniannya kepada kita semua. Sholawat dan salam
semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah meninggalkan
tuntunan hidup untuk memproleh kebahagian dunia dan akhirat berupa Al-
Qur’an dan Hadist.

Makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan
Inklusi”, yang membahas tentang “Konsep Dasar Inklusi” Penulis juga
mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu pembuatan
makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.

Demikian yang dapat penulis ungkapkan. Penulis mohon maaf bila


terdapat kesalahan atau kekurangan dalam setiap isi dari makalah ini. Dan
semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita semua.

Batusangkar, 2 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHSAN ............................................................................................ 3
A. Pengertian Pendidikan Inklusif..................................................................... 3
B. Tujuan Pendidikan Inklusif............................................................................ 4
C. Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif............................................................... 5
D. Landasan Pendidikan Inklusif........................................................................ 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peran penting dalam meningkatkan
sumberdaya manusia yang unggul dan kompetitif dalam upaya
menghadapi tantangan perubahan dan perkembangan zaman yang semakin
meningkat tajam. Untuk mencapai tujuan idealisme pendidikan tentu
diperlukan komitmen dalam membangun kemandirian dan pemberdayaan
yang mampu menompang kemauan pendidikan dimasa mendatang.
Indonesia merupakan hak dasar yang harus dipenuhi negara
sebagai pemegang kendali segala kebijakan dan berkewajiban untuk
merangkul semua anak dari berbagai kalangan, tidak terkecuali bagi anak
yang memiliki kebutuhan khusus. Pendidikan juga tidak hanya
diprioritaskan bagi anak-anak yang memiliki kejeniusan tinggi maupun
anak-anak yang berasal dari keluarga bangsawan, tetapi juga bagi mereka
yang dianggap berbeda dan terbelakang dari anak-anak norml lainnya.
Setiap anak pasti tidak mengharapkan lahir dalam kondisi cacat
atau mengalami kesulitan dalam membaca, dan menulis sehingga mereka
harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintahan, sekolah, orang tua,
masyarakat, dan teman lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu penulis
membahas tentang konsep pendidikan inklusif.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan :


1. Apa itu pendidikan inklusif ?
2. Apa itu tujuan dari pendidikan inklusif ?
3. Apa itu prinsip-prinsip pendidikan inklusif ?
4. Apa itu landasan pendidikan inklusif ?

1
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan diatas, dalam mata kuliah pendidikan
inklusif ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apa itu pendidikan inklusif
2. Mengetahui apa itu tujuan dari pendidikan inklusif
3. Mengetahui apa itu tujuan pendidikan inklusif
4. Mengetahui apa itu landasan pendidikan inklusif

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Inklusif
Menurut Muhammad Takdir Ilahi (2013:24) konsep pendidikan inklusif
merupakan konsep pendidikan yang merepresentasikan keseluruhan aspek
yang berkaitan dengan keterbukaan dalam menerima anak, berkebutuhan
khusus untuk memperoleh hak dasar mereka sebagai warga negara. Sebagai
konsep pendidikan terpadu, pendidikan inklusif memang mencerminkan
pendidikan untuk semua tanpa terkecuali, apakah dia mengalami keterbatasan
fisik atau memiliki kemampuan secara finansial.
Hildegun Olsen (Tarmansyah, 2007: 82) menyatakan "inclusive
education means that schools should accommodate all children regardless of
physical, intellectual, social emotional, linguistic or other condition... (The
Salamanca Statement and Framework for Action on Special Need Education,
para 3). Pendapat Hidegun Olsen menjelaskan bahwa pendidikan inklusif
berarti sekolah harus menampung semua anak tanpa memandang fisik,
intelektual, kondisi sosial emosional, linguistik atau lainnya. (Pernyataan
Salamanca dan kerangka aksi tentang pendidikan kebutuhan khusus, paragraf
3).
Sejalan dengan pendapat di atas menurut Johnsen dan Skjorten
(Mudjito, 2012: 37) pendidikan inklusif sebagai sistem layanan pendidikan
yang mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani di sekolah-
sekolah terdekat, di kelas regular bersama-sama teman seusianya. Pendidikan
inklusif merupakan pendidikan terpadu yang diharapkan dapat
mengakomodasi pendidikan bagi semua anak-anak yang memiliki kebutuhan
pendidikan khusus yang selama ini masih banyak yang belum terpenuhi
haknya untuk memperoleh pendidikan seperti anak-anak normal lain.
Pendidikan inklusif merupakan suatu pendekatan pendidikan yang
inovatif dan strategis untuk memperluas akses pendidikan bagi semua anak
berkebutuhan khusus termasuk anak penyandang cacat. Dalam konteks yang
lebih luas, pendidikan inklusif juga dapat dimaknai sebagai suatu bentuk

3
reformasi pendidikan yang menenkankan sikap anti diskriminasi, perjuangan,
persamaan hak dan kesempatan, keadilan, dan perluasan akses pendidikan
bagi semua, peningkatan mutu pendidikan, upaya yang strategis dalam
menuntaskan wajib belajar 9 tahun, serta upaya mengubah sikap masyarakat
terhadap anak berkubutuhan khusus.
Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang
mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar disekolah-sekolah terdekat
dikelas biasa bersama teman seusianya. Sekolah penyelengaraan inklusif
pendidikan adalah sekolah yang menampung semua murid dikelas yang sama.
Pendidikan inklusif termasuk pendidikan baru di Indonesia pada umumnya
(Hasan Baharun & Rabiyatul Awwaliyah 2018: 59-60)
Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep pendidikan inklusif adalah semua
anak bisa belajar di lingkungan yang sama baik anak normal maupun anak
berkebutuhan khusus (ABK) tanpa memandang kelainan fisik maupun
mental, serta menghargai yang bertujuan untuk mewujudkan kesmpatan yang
seluas-luasnya kepada peserta didik untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu baik itu anak normal maupun anak berkebutuhan khusus. pendidikan
tidak hanya untuk anak yang normal dan cerdas, tetapi terbuka untuk anak-
anak yang berkubutuhan khusus. Karena setiap anak memiliki hak untuk
menuntut ilmu di dunia pendidikan.

B. Tujuan Pendidikan Inklusif


Pendidikan inklusif bukan bermaksud untuk mencampur adukan anak
berkebutuhab khusus dan anak normal lainnya, melainkan upaya untuk
memberi kesempatan kepada mereka yang mengalami keterbatasan agar juga
bisa menganyam pendidikan secara layak dan memberikan masa depan yang
lebih cerah. Tujuan pendidikan inklusif yaitu (Muhammad Takdir Ilahi
2013:39-40 )
1. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik
yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan social atau memiliki

4
potensi kecerdasan dan bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
2. Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai
keanekaragaman, yang tidak diskriminatif bagi semua peserta didik
Tujuan pendidikan inklusif mengacu pada UU. No.2, tahun 2003,
sisdiknas pasal 1, ayat 1 : pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi pribadinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Selain itu tujuan pendidikan inklusif yaitu, (Hasan Baharun & Rabiyatul
Awwaliyah 2018:60-61)
1. Untuk meminimalkan keterbatasan kondisi pertumbuhan dan
perkembangan anak dan untuk memaksimalkan kesempatan anak terlibat
dalam aktivitas yang normal
2. Jika memungkin untuk mencengah terjadinya kondisi yang lebih parah
dalam ketidakteraturan perkembangan sehingga menjadi anak yang tidak
berkemampuan
3. Untuk mencengah perkembangan keterbatasan kemampuan lainnya,
sehingga hasil yang diakibatkan oleh ketidakmampuan utamanya
Jadi dapat disimpulkan tujuan dari pendidikan inklusif adalah
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik
dan mewujudkan penyelenggaran pendidikan yang menghargai
keanekaragaman, dan tidak diskriminatif kepada semua peserta didik.
C. Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif
Pada konferensi dunia UNESCO (United Nations Educational
Scientificand Cultural Organization) (Budiyanto, 2005: 41) berpendapat
bahwa pendidikan kebutuhan khusus menganut prinsip-prinsip pedagogi yang
sehat dan dapat menguntungkan semua anak. Pendidikan kebutuhan khusus
berasumsi bahwa perbedaan-perbedaan manusia itu normal adanya. Oleh
sebab itu pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik

5
bukan peserta didik yang disesuaikan dengan kecepatan dan hakekat proses
belajar.
Sejalan dengan itu Florian (Mudjito dkk, 2012: 33) mengemukakan
bahwa pendidikan inklusif mempunyai prinsip-prinsip filosofis sebagai
berikut:
a. Semua anak mempunyai hak untuk belajar dan bermain bersama.
b. Anak-anak tidak boleh direndahkan atau dibedakan berdasarkan
keterbatasan atau kesulitannya dalam belajar.
c. Tidak ada satu alasanpun yang dapat dibenarkan untuk memisahkan anak
selama ia sekolah.
Anak-anak saling memiliki bukan untuk dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Johnsen dan Skojen (Budiyanto, 2005: 41) menjabarkan tiga prinsip
dasar pendidikan inklusif:
a. Setiap anak termasuk dalam komunitas setempat dan dalam satu kelas atau
kelompok.

b. Hari sekolah diatur penuh dengan tugas-tugas pembelajaran kooperatif


dengan perbedaan pendidikan dan kefleksibelan dalam memilih dengan
sepuas hati.

c. Guru bekerja bersama dan mendapat pengetahuan pendidikan umum,


khusus dan teknik belajar individu serta keperluan-keperluan pelatihan dan
bagaimana mengapresiasikan keanekaragaman dan perbedaan individu
dalam pengorganisasian kelas.

Mulyono (Budiyanto, 2005: 54) juga telah mengidentifikasi prinsip-


prinsip dalam pendidikan inklusif menjadi sembilan elemen dasar yang
memungkinkan pendidikan inklusif dapat dilaksanakan:
a. Sikap guru yang positif terhadap kebinekaan
b. Interaksi promotif
c. Pencapaian kompetensi akademik dan sosial
d. Pembelajar adaptif

6
e. Konsultasi kolaboratif
f. Hidup dan belajar dalam masyarakat
g. Hubungan kemitraan antara sekolah dengan keluarga
h. Belajar dan berfikir independent
i. Belajar sepanjang hayat
Dari beberapa uraian, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip
pendidikan inklusif adalah semua peserta didik mempunyai hak bermain dan
belajar bersama, mengapresiasikan keanekaragaman, dan perbedaan individu
dalam pengorganisasian kelas.

D. Landasan Pendidikan Inklusif


1. Landasan filosofis
Landasan filosofis utama penerapan pendidikan inklusif di
Indonesia adalah Pancasila yang merupakan lima pilar sekaligus cita-cita
yang didirikan atas fondasi yang lebih mendasar lagi, yang disebut
Bhinneka Tunggal Ika.Filsafat Pancasila dapat dipahami sebagai
pandangan atau filsafah yang mendasari berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Panasila sebagai dasar negara juga sering disebut
dengan istilah dasar falsafah negara dan ideologi negara. Dalam pengertian
ini, Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan.
Hal ini juga sesuai dengan pembukan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
kalimatnya “ maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan dalam satu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan
berdasar kepada Ketuhan Yang Maha Esa”.
2. Landasan religius
Pendidikan inklusif di Indonesia ternyata tidak hanya dilandasi oleh
landasan filosofis yang merupakan cerminan dari bentuk kepedulian
terhadap anak berkebutuhan khusus. Sebagai bangsa yang beragama,
penyelenggaraan pendidikan inklusif tidak bisa lepas dari konteks agama
karena pendidikan merupakan tangga utama dalam mengenal Tuhan.

7
Tuhan tidak sekaligus menjadikan manusia di atas bumi beriman kepada-
Nya, tetapi masih melalui proses kependidikan yang berkeimanan dan
Islami. Dalam hubunga dengan konsepsi pendidikan Islam yang nativistis,
faktor pembawaan diakui pula sebagai unsur pembentuk corak keagamaan
dalam diri manusia (Arifin, 2003: 145).
3. Landasan yuridis
Landasan yuridis dalam pelaksanaan pendidikan inklusif berkaitan
langsung dengan hierarki, undang-undang peraturan pemerintah, kebijakan
direktur jenderal, hingga peraturan sekolah. Fungsi dari landasan yuridis
ini adalah untukmemperkuat argumen tentang penlaksanaan pendidikan
inklusif yang menjadi bagian penting dalam menunjang kesempatan dan
peluang bagi anak kebutuhan khusus. Disebabkan mengandung nilai-nilai
hierarki, landasan yuridis tidak boleh melanggar segera peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang pelaksanaan pendidikan
inklusif bagi semua kalangan anak yang membutuhkan landasan hukum
demi terjadinya masa depan pendidikan mereka kelak.
Penyelenggaraan pendidikan inklusif juga berkaitan dengan
kesepakatan-kesepakatan internasional yang berkenaan dengan
pendidikan. Landasan yuridis internasional tentang penerapan pendidikan
inklusif adalah Deklarasi Salamanca (UNESCO, 1994) oleh para menteri
pendidikan sedunia.
Sementara di Indonesia, penerapan pendidikan inklusif dijamin
oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentan Sistem Pendidikan
Nasional, yang dalam penjelasannya menyebutkan bahwa
penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik berkelainan atau memiliki
kecerdasan luar biasa diselenggarakan secara inklusif secara atau berupa
sekolah khusus.
Dengan melihat landasan yuridis tersebut, tidak ada kata menolak
bagi sekolah-sekolah reguler untuk menolak anak berkebutuhan khusus
(ABK).

8
4. Landasan pedagogis
Pada pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, disebutkan
bahwa tujuan tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya poteensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Dengan jaminan Undang-Undang ini, pelaksanaan pendidikan
inklusif bagi anak berkebutuhan khusus akan semakin berkembang dan
terlaksana sesuai dengan rencana awal yang ingin membimbing tunanetra
menjadi mausia-manusia potensial da tangguh dalam menghadapi segala
tantangan hidup dimasa depan.
5. Landasan empiris
Penelitian tentang inklusif telah banyak dilakukan di negara-negara
Barat sejak 1980-an, namun penelitian yang berskala besar dipelopori oleh
The National Academy Of Sciences (Amerika Serikat). Hasilnya
menunjukkan bahwa klasifikasi dan penempatan anak berkelainan di
sekolah, kelas, atau tempat khusus tidak efektif dan diskriminatif. Layanan
ini merekomendasikan agar pendidikan khusus secara segregatif hanya
diberikan terbatas berdasarkan hasil identifikasi yang tepat (Heller,
Holtzman, & Messick, 1982). Beberapa pakar mengemukakan bahwa
sangat sulitmelakukan identifikasi dan penempatan anak berkelainan
secara tepat karena karakteristik mereka yang sangat heterogen (Baker,
wang, dan Walberg, 1994/1995).

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan inklusif adalah semua anak bisa belajar di lingkungan
yang sama baik anak normal maupun anak berkebutuhan khusus (ABK) tanpa
memandang kelainan fisik maupun mental, serta menghargai yang bertujuan
untuk mewujudkan kesmpatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu baik itu anak normal maupun
anak berkebutuhan khusus. pendidikan tidak hanya untuk anak yang normal
dan cerdas, tetapi terbuka untuk anak-anak yang berkubutuhan khusus.
Tujuan dari pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik dan mewujudkan
penyelenggaran pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak
diskriminatif kepada semua peserta didik.
Landasan pendidikan inklusif sebagai berikut:
1. Landasan filosofis
2. Landasan Religius
3. Landasan pedagogig
4. Landasan empiris
B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat sehingga bermanfaat bagi semua
yang membacanya. Penulis menyadari banyak kesalahan dalam pengetikan
makalah dan jauh dari kata sempurna. Penulis juga mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca agar bermanfaat bagi pemakalah selanjutnya.
TANYA JAWAB:
1. Irma Hardianti
Bagaimana cara kita mencapai tujuan pendidikan inklusif pada sekolah
dasar?
Dijawab oleh Nanda Permata Sari:
Tujuan kita nanti jika sebagai pendidik untuk mencapai tujuan
pendidikan inklusif yaitu : mensamaratakan anak dalam berbagai hal

10
bidang yang mana tidak membeda-bedakan antara anak 1 dengan anak
lainnya, kita harus mengetahui apa saja kebutuhan yang harus dimiliki
siswa, kita juga harus melibatkan semua anak dalam beraktifitas dengan
layak dan normal, biarkan anak beraktivitas, berimajinasi dengan sendiri,
sehingga nanti peserta didik tidak merasa diasingkan, menerapkan sifat
rasa ingin tahu dan rasa persaudaraan antara sesama, baik antara kita
sebagai pendidik maupun antar selamanya.
2. Suci Permata Sari
Apakah dalam pendidikan inklusif itu guru khusus atau guru kelas, dan
hambatan yang terjadi?
Dijawab oleh Deni Safitri
Dimana disini pada sebuah inklusif merupakan suatu sekolah yang
didalamnya terdapat campuran antara ABK dengan anak normal. Jadi
dapat disimpulkan bahwa sekolah inklusif ini menggunakan guru kelas dan
guru pendamping bagi ABK, yang bertujuan untuk membantu guru kelas
dalam pembelajaran.
Hambatan pendidikan inklusif sebagian besar guru kelas belum
memiliki pengetahuan khusus tentang anak ABK secara mendalam
sehingga membutuhkan bantuan guru pembimbing khusus, kebanyakan
orang tua siswa kurang mendukung kebutuhan anak serta orang tua kurang
memotivasi ABK karna mereka malu pada lingkungan masyarakat yang
menolak ABK. Dapat disimpulkan bahwa hambatan yang ada tentunya
mempengaruhi pembelajaran sehingga hambatan-hambatan yang di alami
guru perlu diketahui agar dapat dicari solusi yang paling tepat untuk
meminimalkan hambatan tersebut.
3. Fatimah Rosyada
Apakah anak yang berkebutuhan khusus sama dengan anak SLB, dan
apakah anak berkebutuhan khusus itu bisa sekolah di sekolah dasar biasa?
Dijawab oleh Sri Utami:
Menurut saya anak yang berkebutuhan khusus itu sama dengan
anak SLB, tapi SLB ini adalah tempat sekolahnya bagi anak-anak yang

11
berkebutuhan khusus, lalu anak yang berkebutuhan khusus ini bisa sekolah
di tempat sekolah dasar biasa atau anak normal lainnya, karena
pemerintahan telah membuat suatu pendidikan inklusif dan memberikan
pendidikan di sekolah, karena semua anak ada hak untuk mendapatkan
pendidikan yang sama.
Ditambah oleh Riski Meysia Getri:
Untuk di tempat sekolah dasar biasa, sekolah tersebut kalau dapat
ada guru pendampingnya agar anak-anak lainya tidak terganggu sama anak
yang berkebutuhan khusus ini.
4. Miftahul Rahmi
Bagaimana pandangan pemerintahan terhadap pendidikan inklusif ini?
Dijawab oleh Mike Wahyuni:
Terdapat pada UU. NO.2, Tahun 2003 Sisdiknas Pasal 1 Ayat 1 :
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi pribadinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
5. Esa Rusdiman
Apa kelebihan dan kekurangan pendidikan inklusif?
Dijawab oleh Iza Tunnnisa A:
Kelebihan: siswa memperoleh layanan pendidikan dengan strategi
yang lebih disesuaikan dengan kemampuan anak, siswa didik oleh tenaga
pendidik yang berlatar belakang ilmu pendidikan luar biasa.
Kelemahan: kekurangan sistem pendidikan integritas siswa
disability harus menyesuaikan diri dengan metode pengajaran dan
kurikulum yang ada. Kondisi ini dapat menyulitkan mereka, dan
kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang pendidikan inklusi ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ilahi, Muhammad Takdir. 2013. Pendidikan Inklusif. Jakarta: AR-RUZZ MEDIA

Mareza, Lia. 2016. Pengajaran Kreatifitas Anak Berkebutuhan Khusus Pada


Pendidikan Inklusi. Jurnal Indigenous, Vol 1, No 2.

Baharun, Hasan& Awwaliyah, Robiyatul. 2018. Pendidikan Inklusi Bagi Anak


Berkebutuhan Khusus Dalam Perspektif Epistemologi Islam. Jurnal
Program Studi PGMI, Vol 5, No 1

Chita Faradilla A. 2013. Penerapan Pendidikan Inklusif pada pembelajaran


Taman Kanak-Kanak Kelompok A (Studi Kasus di Komimo Playschool
Yogyakarta). Yogyakarta: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai