Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN OBSERVASI PENDIDIKAN INKLUSI DI SDLB NEGERI

KEDUNGKANDANG

Untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Inklusi di SD


Yang dibimbing oleh Drs. Syaiful Imam, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Afifah Akhlaqul M. 170151602689


Miftakhul Romzah 170151602731

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Oktober 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan hasil observasi
ini tepat pada waktunya.
Laporan hasil observasi ini dibuat dengan beberapa literatur dan bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama menyusun laporan ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan laporan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.

Malang, 10 Mei 2018

Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hak azasi manusia yang dilindungi dan
dijamin oleh berbagai instrumen hukum internasional maupun nasional.
Dokumen Pendidikan untuk Semua (Deklarasi Dunia Jomtien, 1990) ingin
memastikan bahwa semua anak, tanpa kecuali, memperoleh pendidikan.
Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber
daya manusia yang unggul dan kompetitif dalam upaya menghadapi tantangan
perubahan dan perkembangan zaman yang semakin meningkat tajam. Untuk
mencapai tujuan idealisme pendidikan, tentu diperlukan komitmen dalam
membangun kemandirian dan pemberdayaan yang mampu menopang kemajuan
pendidikan di masa mendatang.
Pendidikan inklusif diyakini sebagai satu pendekatan pendidikan yang
inovatif yang dapat memperluas kesempatan pendidikan bagi semua anak
berkebutuhan khusus termasuk anak penyandang disabilitas. Inklusi merupakan
pendidikan yang mengakomodasi semua anak tanpa melihat multidimensi
perbedaan baik itu status sosial, budaya, keturunan, dan lain-lain untuk
memperoleh pendidikan yang ideal.
Menyadari betapa pentingnya pendidikan inklusif ini untuk mendukung
keberhasilan program pemerintah dalam penuntasan wajib belajar pendidikan
dasar sembilan tahun. Dilakukanlah analisa lebih dalam melalui observasi.
Apakah konsep materi yang sudah didapat dalam proses perkuliahan selama ini
sudah sesuai dengan keadaan yang terjadi di lapangan. Apabila terjadi
ketidaksesuaian, perlu adanya gagasan-gagasan baru untuk mewujudkan sekolah
dengan inklusifitas yang terkategori sekolah ideal.
Metode yang kami gunakan dalam observasi ini yaitu menggunakan
wawancara secara langsung serta pengamatan yang dilakukan di dalam kelas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan inklusi?
2. Apa tujuan adanya pendidikan inklusi?
3. Bagaimana pembelajaran di SDLB Negeri Kedungkandang?

1.3 Tujuan Observasi


1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan inklusi.
2. Untuk memahami apa tujuan adanya pendidikan inklusi.
3. Untuk mengetahui seperti apa pembelajaran di SDLB Negeri
Kedungkandang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan Inklusi
Pendidikan inklusif merupakan merupakan konsep pendidikan yang tidak
membeda-bedakan latar belakang kehidupan anak karena keterbatasan fisik
maupun mental. Penafsiran tentang pendidikan inklusi dangat beragam. Dari
keragaman penafsiran tersebut cukup menguraikan makna substansial dari
pendidikan inklusif itu sendiri. Penafsiran tentang pendidikan inklusif menjadi
sangat penting karena istilah tersebut agaknya memiliki kemiripan dengan
pendidikan khusus/terpadu.
Konsep pendidikan inklusif merupakan konsep pendidikan yang
mempresentasikan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan keterbukaan dalam
menerima anak berkebutuhan khusus ataupun anak yang memiliki kesulitan
membaca dan menulis. Kendati pendidikan inklusif terlalu luas untuk
menampung segala aspek yang berkebutuhan khusus. Namun,ia merupakan
suatu strategi yang dapat mempromosikan penidikan universal yang efektif
karena dapat menciptakan sekolah yang responsif terhadap beragam kebutuhan
aktual dari anak dan masyarakat.
Di Indonesia sendiri, pendidikan inklusif secara resmi didefinisikan
sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan
khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat
dengan tempat tinggalnya.
Pendidikan inklusif tidak boleh terfokus pada kekurangan dan
keterbatasan mereka, tetpai harus mengacu pada kelebihan dan potensinya agar
lebih berkembang. Oleh karena itu, dibutuhkan restrukturasi sekolah yang dapat
mendukung pemenuhan kebutuhan khusus anak sehingga dapat menciptakan
keseimbangan dan kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan sehingga mereka
tidak merasa terpinggirkan.

2.2 Tujuan Adanya Pendidikan Inklusif


Pendidikan Inklusif ditujukan pada semua kelompok yang
termarginalisasi tetapi kebijakan dan praktik inklusi anak penyandang cacat telah
menjadi katalisator utama untuk mengembangkan pendidikan inklusif yang
efektif, fleksibel, dan tanggap terhadap keanekaragaman gaya dan kecepatan
belajar.
Kehadiran konsep pendidikan inklusif seolah menjadi jawaban atas segala
persoalan yang membelit anak berkebutuhan khusus karena kurang mendapatkan
perhatian lebih dari pemerintah. Anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama
dalam mengenyam pendidikan tanpa harus ada pelabelan dan diskriminasi dalam
dunia persekolahan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif, sekolah harus mampu mengenal
lebih mendalam tentang paradigma pendidikan inklusif. Apabila sekolah telah benar-
benar memahami konsep pendidikan inklusif dan secara sungguh-sungguh
melaksanakan pendidikan inklusif, pembaruan pendidikan dapat terlaksana.
Dengan adanya sekolah-sekolah sebagai penyelenggara pendidikan inklusif,
sesungguhnya itulah salah satu pilar pembaruan pendidikan dimulai.
2.3

Anda mungkin juga menyukai