Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PELAKSANAAN PENDIDIKAN JASMANI INKLUSI


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Inklusi

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Erwin Setyo Kriswanto S.Pd., M.Kes.

Disusun Oleh :

1. Arqlilia Jenny Nugroho 21604221010


2. Muhammad Figo F F 21604224003
3. Bayu Aprian Nugraha 21604224023
4. Anisa oktaviani 21604224035

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada kesempatan yang mulia ini, kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul "Pelaksanaan Pendidikan Jasmani Inklusi". Makalah ini
disusun dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Jasmani Inklusi dan juga
untuk menyampaikan informasi terkini mengenai bagaimana pelaksanaan pendidikan
jasmani inklusi.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang Pelaksanaan pendidikan jasmani inklusi, Manajemen Pendidikan
jasmani inklusi, Evaluasi pelaksanaan pendidikan Inklusi, permasalahan apa saja dalam
pelaksanaan pendidikan jasmani inklusi dan Bagaimana mengatasi permasalahan dalam
penjas inklusi. Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya
meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya pendidikan jasmani inklusi
dalam masyarakat kita.

Kami juga mengakui bahwa makalah ini masih banyak kekurangan di dalamnya.
Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati kami berharap kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan saran demi lebih memperbaiki makalah ini. Terima Kasih

Yogyakarta, 23 September 2023

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................ Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ......................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan .................................................................................... 2
1.4 Manfaat Pembahasan .................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Alur Pelaksanaan Pendidikan Inklusi .......................................................... 3
2.2 Manajemen Pendidikan Inklusi………………………………………… ....6
2.3 Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Inklusi……………………………… .....7
2.4 Permasalahan yang terjadi dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Inklusi..8
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 10
3.2 Saran......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan yang bertujuan untuk
mengembangkan kesehatan fisik, kemampuan motorik, serta keterampilan atletik dan
olahraga siswa. Selama bertahun-tahun, pendidikan jasmani telah mengalami
perkembangan signifikan dalam hal pemahaman tentang kebutuhan individu, termasuk
mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Inklusi adalah “filosofi” yang menyatakan bahwa ruang kelas dan ruang
bermasyarakat tidak lengkap tanpa mengikutsertakan anak-anak dengan semua kebutuhan.
Inklusi merupakan sebuah pola pikir bagaimana memberi kesempatan sama kepada semua
anak, salah satunya untuk belajar di kelas yang sama.

Pendekatan konvensional terhadap pendidikan jasmani sering kali mengecualikan


siswa dengan disabilitas atau kebutuhan khusus, yang dapat menciptakan kesenjangan dan
pengalaman diskriminatif. Namun, pemahaman yang lebih baik tentang inklusi telah
mendorong perkembangan pendidikan jasmani inklusif sebagai solusi yang lebih adil dan
merata bagi semua siswa.

Pendidikan Jasmani Inklusi adalah Pendekatan dalam pendidikan jasmani yang


menekankan penerimaan dan partisipasi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki
kebutuhan khusus atau disabilitas, dalam kegiatan fisik, kebugaran, dan olahraga.
Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif di mana setiap siswa
merasa diterima, didukung, dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dalam
aspek fisik, mental, dan sosial.

Mengingat pentingnya peran dantugas guru penjas dalam


menyelenggarakansekolah inklusi, yang mencakup segalapermasalahan ABK di sekolah.
Makaantara kewajiban dan hak merekasemestinya adanya keseimbangan. Ateng(1993)
mengemukakan pendidikan jasmaniitu sendiri merupakan bagian integral daripendidikan
keseluruhan, yang bertujuanuntuk mengembangkan individu secaraorganik,
neuromuskuler, intelektual danemosional. Pendidikan inklusi harus sesuaidengan prinsip
dasar sekolah inklusi.Prinsip dasar dari sekolah inklusi adalah semua siswa belajar bersama
tanpamemandang kesulitan ataupun perbedaanyang mungkin ada pada diri mereka.
Sepertimenjamin diberikannya pendidikan yangberkualitas kepada semua siswa.Pendidikan
yang berkualitas yaitu melalui penyusunan kurikulum yang tepat,pengorganisasian yang
baik, pemilihan strategi pengajaran yang tepat, pemanfaatan sumber dengan sebaik-
baiknya, dan penggalangan kemitraan dengan masyarakat sekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana alur pelaksanaan pendidikan jasmani inklusi?


2. Bagaimana Manajemen Pendidikan jasmani inklusi?
3. Bagaimana Evaluasi pelaksanaan pendidikan Inklusi?
4. Apa saja permasalahan dalam pelaksanaan pendidikan jasmani inklusi?
5. Bagaimana mengatasi permasalahan dalam penjas inklusi?

1.3 Tujuan Pembahasan

Berdasarkan Rumusan di atas, didapatkan tujuan pembahasan sebagai berikut :

a. Untuk Mengetahui alur pelaksanaan pendidikan jasmani inklusi


b. Untuk Mengetahui manajemen pendidikan jasmani inklusi
c. Untuk Mengetahui evaluasi pelaksanaan pendidikan inklusi
d. Untuk Mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan jasmani
inklusi
e. Untuk Mengetahui cara mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pendidikan
jasmani inklusi
1.4 Manfaat Pembahasan

Adapun manfaat dari makalah ini, yaitu :

a. Pembaca dapat mengetahui alur pelaksanaan pendidikan jasmani inklusi


b. Pembaca dapat mengetahuimemanajemen pendidikan jasmani inklusi
c. Pembaca dapat mengetahui evaluasi pelaksanaan pendidikan jasmani inklusi
d. Pembaca dapat mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan
jasmani inklusi
e. Pembaca dapat mengetahui cara mengatasi permasalahan yang terjadi dalam
pelaksanaan pendidikan jasmani inklusi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Alur Pelaksanaan Pendidikan Inklusi

Semua peserta didik memiliki hak untuk mengakses pendidikan yang responsif
terhadap kebutuhan mereka. Pendidikan inklusif adalah konsep yang dikembangkan dari
hak fundamental ini, tetapi dalam praktiknya membutuhkan alur penanganan yang praktis
seperti dibawah ini:

a. Masa Transisi
Transisi adalah peralihan dari satu keadaan (tempat, tindakan, dan sebagainya)
ke keadaan yang lain. Sebuah transisi adalah perubahan dari satu hal ke yang
berikutnya, baik dalam tindakan maupun keadaan (KBBI).
Masa transisi sangat penting karena masa tersebut adalah masa belajar peserta
didikuntuk mengenal tempat baru, sistem baru, dan cara belajar yang baru.
b. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Implementasi layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus di
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif diawali dengan kegiatan PPDB. Kebijakan
terkait dengan PPDB bagi peserta didik berkebutuhan khusus diatur dalam PP Nomor
13 Tahun 2020 tentang Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang
Disabilitas Pasal 11 (b), yaitu pemberian afirmasi seleksi masuk di lembaga
penyelenggara pendidikan sesuai dengan kondisi fisik peserta didik berkebutuhan
khusus berdasarkan keterangan dokter dan/atau dokter spesialis sesuai dengan
ketentuan peraturanperundang-undangan. Pemberian afirmasi, misalnya melalui
jalurkhusus pendidikan inklusif.
c. Identifikasi dan asesmen
Identifikasi merupakan suatu proses dalam menemukan dan mengenali
keberagaman peserta didik. Prinsip identifikasi dibatasi untuk menentukan individu
yang diduga mengalami hambatan sehingga belum dapat menjawab pertanyaan
potensi apa yang dimiliki peserta didik. Proses identifikasi dapat dilakukan dengan
beberapa cara, seperti: observasi, wawancara, tes, dan pemeriksaan dokumen sebagai
alat untuk menggali data.
Asesmen adalah suatu proses yang sistematis dan komprehensif di dalam
menggalipermasalahan lebih lanjut untuk mengetahui apa yang menjadi masalah,
hambatan, keunggulan, dan kebutuhan individu. Hasil asesmen akan menentukan
jenis dan bentuklayanan pendidikan yang dibutuhkan. Selanjutnya, hasil asesmen
akan dituangkan dalam program pembelajaran berdasarkan modalitas (potensi)
yangdimiliki setiap individu. Hasil asesmen ini juga digunakan untuk menentukan
jenisdan bentuk intervensi secara tepat bagi peserta didik.
d. Penyusunan Profil Belajar Peserta Didik
Simpulan hasil asesmen menjadi dasar bagi satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan inklusif dalam menyusun program intervensi maupun penyusunan
program pembelajaran oleh guru dan diperlukan penyusunan profil peserta didik
sebelum menyusun program layanan.
Profil belajar peserta didik merupakan gambaran tentang kondisi PDBK secara
individu yang menggambarkan tentang kondisi aktual hambatan/kelainan,
karakteristik, dampak, strategi layanan, dan media yang diperlukan dalam intervensi.
e. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan langkah untuk menghasilkan program
dan proses pembelajaran untuk peserta didik berkebutuhan khusus. Program
pembelajaran disusun berdasarkan hasil asesmen dan hasil profil belajar peserta didik.
Rencana kerja (action plan) berisi rincian aktivitas penanganan yang akan
dilaksanakan pada kolom strategi. Dalam rancangan pembelajaran perlu ditulis pula
langkahlangkah mengajar secara rinci dalam bentuk analisis tugas (taskanalysis). Pada
tahap ini guru mengembangkan tujuan jangka panjang (longterm goals) yang bersifat
tahunan sampai tujuan jangka pendek yang bersifat harian (short term objectives).
Pada penyusunan rencana pembelajaran, guru melakukan penyesuaian tujuan
pembelajaran dari capaian pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan modul ajar.
f. Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Pada tahap ini dilakukan penerapan perencanaan pembelajaran yang telah
disusun. Guru menerapkan modifikasi pada proses pembelajaran di kelas. Proses
berkaitan dengan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh peserta didik, guru, dan
komponen lainnya, supaya dapat menguasai kompetensi yang diharapkan dalam
pembelajaran.Proses pembelajaran berkaitan dengan enam hal, yaitu: isi (materi),
soal, alat, waktu, tempat, dan cara.
a. Modifikasi Isi
Materi berkaitan dengan fakta, konsep, prosedur, dan meta kognisi yang
harus dipelajari oleh peserta didik agar dapat menguasai kompetensi yang
diharapkan. Contoh modifikasi isi materinya.
1) Untuk peserta didik umum, materi mata pelajaran Pendidikan
Jasmani – Topik pembahasan terkait materi permainan basket.
2) Untuk PDBK dengan hambatan intelektual (pada mata pelajaran dan
topik pembahasan yang sama) jika hasil asesmen belum mampu
melakukan lemparan bola, maka materinya dalam bentuk melempar
bola saja.
b. Modifikasi Soal
Soal yang digunakan berbeda dengan peserta didik pada umumnya.
Soal disesuaikan dengan materi yang diajarkan untuk PDBK dan pemberian
tugas yang berbeda dari peserta didik lain.
c. Modifikasi Alat
Penilaian dapat menggunakan alat khusus, misalnya braille, atau
komputer dengan program JAWS (Job Access withSpeech), dan penggunaan
bahan/sumber ajar yang berbeda/khusus.
d. Modifikasi Waktu
Memberikanperpanjangan waktu, pemberian penjelasan/pembelajaran
khusus di luar jam belajar umum.
e. Modifikasi Tempat
Penilaian dapat dilaksanakan di tempat tertentu, secara individual,
penempatan tempat duduk pada lokasi tertentu (dekat dengan guru).
f. Modifikasi Cara
Penilaian dilaksanakan secara lisan, di mana guru membacakan soal,
sedangkan murid menuliskan jawaban (guru membacakan soal, sedangkan
siswa menjawab secara lisan, kemudian dituliskan oleh guru). Cara ini dapat
dilakukan melalui pendampingan dengan tutor sebaya.
g. Program Pendidikan Individual
Program Pendidikan Individual (PPI) adalah program yang dirancang oleh
guru yang berisi tentang hambatan yang dimiliki PDBK dan proses perbaikan atau
tahapan peningkatan kemampuan PDBK yang diberikan secara individual. Dalam
perencanaan pembelajaran, guru juga dapat menentukan apakah peserta didik harus
menggunakan PPI.
h. Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah pelaksanaan pembelajaran, kegiatan selanjutnya adalah penilaian.
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian peserta didik.Tahapan-tahapan penilaian pembelajaran yang dilakukan
sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan penilaian,
2) Mengembangkan instrumen penilaian,
3) Melaksanakan penilaian, dan
4) Mengolah hasil penilaian.
i. Laporan Hasil Belajar
Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut. Satuan pendidikan sekolah memiliki
keleluasaan untuk menentukan mekanisme dan format laporan hasil belajar kepada
orang tua atau wali. Sekolah menyampaikan rapor peserta didik melalui e-rapor secara
berkala.
Kenaikan kelas PDBK dilakukan apabila sudah menuntaskan capaian
pembelajaran pada fase yang telah ditentukan oleh guru atau lintas fase sesuai dengan
kemampuan PDBK.

2.2 Manajemen Pendidikan Inklusi

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan ketika melakukan pengelolaan kelas
yanginklusif, sebagai berikut

a. Faktor Mobilitas
Berkaitan dengan mobilitas, kelas harus aman untuk setiap anak tanpa
terkecuali. Selain aman, sarana dan prasarana harus aksesibel (memberi kemudahan)
untuk melakukan mobilitas (bergerak).
Pengaturan kelas yang baik, antara lain sebagai berikut.
a) Peserta didik dengan hambatan penglihatan duduk dekat papan tulis.
b) Peserta didik dengan hambatan pendengaran duduk di baris depan agar mudah
membaca bibir.
c) Peserta didik dengan hambatan gerak duduk di baris pinggir dekat dengan pintu
agar mudah keluar masuk kelas dan meletakkan tongkat atau kursi roda.

b. Faktor Interaksi Teman Sekelas


Guru harus mendorong dan merangsang teman lain untuk mendukung siswa
berkebutuhan khusus di kelas tersebut agar aktif berpartisipasi di kelas, bekerja sama
dengan orang tua untuk menciptakan kelas yang lebih hidup, guru harus
mengembangkan interaksi antar teman, diskusidengan siswa, orang tua dan keluarga
agar mereka membantu mengembangkan kelas yang dinamis.

2.3 Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Inklusi

Evaluasi pelaksanaan pendidikan inklusif adalah evaluasi terhadap layanan


pendidikan dan kinerja satuan pendidikan dalam rangka pelaksanaan pendidikan inklusif
yang memenuhi standar nasional pendidikan sebagai bagian dari proses pengendalian,
penjaminan, penetapan, dan peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.

Evaluasi dilaksanakan dengan prinsip: integratif, objektif, komprehensif, efisiensi,


berkala, dan berkelanjutan. Evaluasi pelaksanaan pendidikan inklusif di satuan pendidikan
merupakan efektivitas satuan pendidikan dalam mengembangkan kompetensi PDBK
sebagai hasil pengukuran terhadap peningkatan kemampuan literasi, numerasi, dan
karakter.

Contextevaluation (Evaluasi Konteks) terhadap pelaksanaan pendidikan inklusif


meliputi unsur penilaian terhadap latar belakang, tujuan pendidikan inklusif, kerja sama
terhadap instansi lain, dan penerimaan peserta didik.

Inputevaluation (Evaluasi input) terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif


meliputi sarana prasarana, kurikulum, dan sumber daya manusia.

Processevaluation (Evaluasi proses) terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif


meliputi pembelajaran, pelayanan PDBK, pembiayaan, dan monitoring.

Productevaluation (Evaluasi produk) terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif


dengan melakukan penilaian terhadap dampak prestasi peserta didik dan hambatan
penyelenggaraannya
2.4 Permasalahan yang terjadi dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Inklusi

Dalam penerapan pendidikan inklusif pasti ada faktor penghambat dan faktor
pendukungnya. Faktor pendukung yaitu faktor yang dapat menunjang ketercapaiannya
tujuan pembelajarannya yaitu hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan. Sedangkan faktor penghambat yaitu faktor yang menghambat atau yang tidak
menunjang ketercapainya tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Skjorten dalam Tarmansyah, (2007:96) ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan inklusif, yaitu :

a. Provokasi dan sosialisasi


b. Struktur organisasi meliputi fungsi dan peran pelaksana
c. Tenaga guru dalam mengelola kelasnya
d. Peningkatan mutu pendidikan
e. Sarana dan prasarana
f. Kegiatan belajar mengajar yang efektif efisien
g. Fleksibilitas kurikulum
h. Identifikasi dan assesmen
i. Kerjasama kemitraan

Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif tentu mengalami permasalahan yang dapat


menghambat proses penyelenggaraan pendidikan inklusif, seperti yang dikemukakan oleh
Mudjito, dkk.(2012: 15) bahwa ada beberapa permasalahan dan persoalan dalam
pendidikan inklusif yaitu :

a. Ketidaksiapan sekolah melakukan penyesuaian pada dasarnya menyangkut pada


ketersediaan sumber daya manusia yang belum memadai
b. Keterbatasan guru pembimbing khusus (GPK)
c. Keterbatasan aksesibilitas bagi anak berkebutuhan khusus
d. Rendahnya dukungan warga sekolah dan masyarakat terhadap pendidikan mereka

Pendapat lain dari Dedy Kustawan, (2013: 106) menyebutkan bahwa permasalah dalam
penyelenggaraan pendidikan inklusif antara lain :

a. Kurangnya ketersediaan sarana prasarana yang sesuai dengan kebutuhan khusus


peserta didik
b. Kurang atau tidak adanya tersedianya guru pembimbing khusus (GPK) di sekolah
penyelenggara inklusif
c. Tidak atau kurang adanya atau sulit tenaga psikolog dan dokter yang bekerja atau
dapat bekerjasama dalam rangka penyelenggaraan pendidikan inklusif
d. Kurangnya sistem informasi manajemen, benchmarking, dan bahkan biaya sosialisasi
dan Monitoring dan evaluasi penyelenggara pendidikan inklusif.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelaksanaan Pendidikan Jasmani Inklusi ini bertujuan untuk menyelenggaraan


pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta
didik. Prinsip pelaksanaan pendidikan inklusif adalah bahwa semua peserta didik tanpa
terkecuali dapat belajar dan dari sebuah perbedaan ini menjadikan kekuatan dalam
mengembangkan potensinya. Dalam pelaksanaan Pendidikan Jasmani Inklusi ini
diperlukan tahapan yang perlu dilakukan agar proses pelaksanan berjalan dengan baik.
Meskipun dalam pelaksanaannya sudah terencana dan sesuai prosedur, pelaksanaan
Pendidikan jasmani inklusi ini tentu mengalami beberapa masalah atau hambatan maka
dari itu dalam pelaksanaan Pendidikan Jasmani Inklusi diperlukan dukungan dari berbagai
pihak.

3.2 Saran

Adapun saran dalam Pelaksanaan Pendidikan Jasmani Inklusi ini adalah kepedulian
berbagai pihak baik sekolah, masyarakat maupun pemerntah harus menjunjung serta
menghargai setiap orang, hal ini sesuai dengan konsep kemanusiaan. Sekolah dan guru
juga harus melayani anak berkebutuhan khusus dengan baik, melakukan pelatihan dalam
menangani peserta ABK dan memperhatikan hambatan serta memenuhi kebutuhan yang
mereka perlukan. Dengan langkah dan kepedulian dari semua pihak tentunya pelaksanaan
Pendidikan Jasmani Inklusi akan dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Febriana Nur Umami, (2016). PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN


PENDIDIKAN INKLUSIF DI SEKOLAH DASAR NEGERI PIYAMAN III
KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Sevi Dwi Nugraheni, (2019). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENJAS DI
SEKOLAH INKLUSI, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
M Sofyan, BFT Kuntjoro, (2021). Studi Implementasi Sistem Penilaian Terhadap
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Sekolah Inklusi di
Kabupaten Gresik Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Bambang Gatot Sugiarto, (2019). PELAKSANAAN KEGIATAN BELAJAR
MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR INKLUSI, Vol. 2 No. 2
: Halaman Olahraga Nusantara (Jurnal Ilmu Keolahragaan)
https://repositori.kemdikbud.go.id/24970/1/Panduan_Inklusif.pdf

Anda mungkin juga menyukai