Anda di halaman 1dari 8

PRINSIP

PENGAJARAN
DAN ASESMEN 2
Ujian Tengah Semester
Bagus Wahyu Purnomo, S.Pd.

Dosen Pengampu:
Dra. Anik Kirana, M.Pd.
Bagus Wahyu Purnomo, S. Pd. 23660057
Prinsip Pengajaran dan Asesmen 2 UTS

1. Jelaskan tahapan yang harus dilakukan oleh seorang Guru dalam


merancang pembelajaran dan asesmen menggunakan pendekatan
Understanding by Design (UbD)!
Pada Prinsip UbD, rancangan pembelajaran akan berfokus pada tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, kemudian menentukan alat untuk mengukur
ketercapaian pembelajaran, lalu menyusun langkah atau cara mengajarkannya.
Itulah mengapa prinsip ini disebut juga sebagai perancangan mundur atau backward
design. Berikut tahapan pada prinsip UbD:

a. Menentukan Tujuan
Tujuan pembelajaran adalah sebuah istilah yang digunakan dalam kurikulum
pendidikan Indonesia untuk mendeskripsikan kompetensi berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dicapai, dimiliki, dan dikuasai oleh peserta
didik dalam suatu kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus disusun
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik. Guru harus mengetahui
kebutuhan belajar dan tingkat capaian peserta didik sebelum menentukan
kompetensi yang diharapkan. Tujuan pembelajaran juga dapat disesuaikan oleh
guru sesuai dengan karakteristik lingkungan sekolahnya masing-masing.
b. Menentukan Asesmen
Guru dapat mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan
asesmen. Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil
belajar peserta didik, yang hasilnya kemudian digunakan sebagai bahan refleksi
serta landasan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Pembelajaran dan
asesmen merupakan dua aktivitas yang saling berkaitan. Agar pembelajaran
dan asesmen dapat memberikan dampak terhadap peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik, maka pembelajaran dan asesmen perlu
direncanakan secara sistematis.
c. Menentukan Kegiatan Pembelajaran
Jika sudah mengetahui tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan menentukan
alat untuk mengukur ketercapaian tersebut. Selanjutnya, menentukan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang sesuai. Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan berpusat
pada peserta didik, misalnya dengan menggunakan pendekatan Teaching at The
Right Level (TaRL). Selain menentukan pendekatan pembelajaran, kita juga dapat
memilih model, strategi, dan metode yang akan digunakan. Selanjutnya, kita juga
perlu mempersiapkan media pembelajaran.

2. Apa keunggulan menerapkan prinsip Understanding by Design (UbD) dalam


merancang pembelajaran dan asesmen?
Merancang pembelajaran dan asesmen dengan pendekatan Understanding by
Design (UbD) dapat memberikan hasil yang lebih efektif karena pendekatan ini
mengedepankan pemahaman yang mendalam dan kontekstual daripada sekadar
pengetahuan faktual. UbD dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran karena UbD
fokus pada tujuan pembelajaran dan asesmen yang jelas. UbD dimulai dengan
mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang spesifik, terukur, dan terfokus pada
pemahaman yang mendalam. UbD mendorong pengajar untuk merancang
pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, hal Ini
membuat pembelajaran lebih bermakna dan memotivasi peserta didik untuk terlibat
secara aktif. UbD juga menekankan pentingnya peserta didik untuk dapat
menerapkan pemahaman mereka dalam konteks yang berbeda, hal ini membantu
peserta didik mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dapat mereka
terapkan dalam kehidupan nyata, berpikir kritis, menyelidiki, dan mencari
pemahaman yang lebih dalam tentang topik tertentu. Dengan fokus pada
pemahaman dan transfer pemahaman, UbD membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar seumur hidup. Mereka tidak hanya mengingat
informasi untuk ujian, tetapi juga belajar bagaimana memahami dan
menghubungkannya dengan pengetahuan baru.

3. Mengapa seorang Guru perlu melakukan asesmen awal untuk mengetahui


karakteristik peserta didik?
Seorang guru perlu melakukan asesmen awal untuk mengetahui karakteristik
peserta didik karena hal ini sangat penting dalam merancang pembelajaran yang
efektif. Dengan melakukan asesmen awal, guru dapat memahami kebutuhan, minat,
kekuatan, dan kelemahan masing-masing peserta didik secara individual. Ini
memungkinkan guru untuk menyusun rencana pembelajaran yang lebih sesuai
dengan tingkat kemampuan dan preferensi belajar peserta didik. Selain itu, asesmen
awal membantu guru untuk mengidentifikasi keterampilan prasyarat yang harus
dimiliki oleh peserta didik sebelum mempelajari materi baru, sehingga pembelajaran
dapat dirancang secara bertahap dan berkesinambungan. Dengan mengetahui
karakteristik dan kebutuhan peserta didik secara awal, guru juga dapat
merencanakan dukungan tambahan atau intervensi yang sesuai untuk peserta didik
yang mengalami kesulitan belajar, sehingga proses pembelajaran dapat dijalankan
dengan lebih efektif.

4. Sebutkan komponen karakteristik peserta didik yang perlu seorang Guru


pahami sebelum merancang pembelajaran dan asesmen!
Sebelum merancang pembelajaran dan asesmen, seorang guru perlu memahami
beberapa komponen karakteristik peserta didik yang meliputi:
1. Kecerdasan dan kemampuan kognitif: Memahami tingkat pemahaman,
pemrosesan informasi, dan kemampuan kognitif peserta didik dalam memahami
materi pembelajaran.
2. Gaya belajar: Mengenali preferensi belajar peserta didik, apakah lebih efektif
melalui pendekatan auditori, visual, atau kinestetik.
3. Keterampilan sosial dan emosional: Mengetahui keterampilan sosial peserta didik,
seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama, serta memahami aspek
emosional peserta didik seperti motivasi dan tingkat kemandirian.
4. Latar belakang budaya dan sosial: Memahami latar belakang budaya, nilai, dan
norma sosial peserta didik yang dapat memengaruhi cara mereka belajar dan
berinteraksi di lingkungan pembelajaran.
5. Minat dan motivasi: Mengetahui minat dan motivasi peserta didik terhadap materi
pembelajaran untuk merancang pengalaman belajar yang menarik dan relevan bagi
mereka.
6. Kebutuhan khusus: Memperhatikan kebutuhan khusus peserta didik seperti
kebutuhan pendidikan khusus, bahasa kedua, atau kebutuhan remedial atau
pengayaan.

5. Sebutkan teknik dan instrumen asesmen awal yang dapat dipilih untuk
memperoleh data karakteristik peserta didik!
Beberapa teknik dan instrumen asesmen awal yang dapat dipilih untuk memperoleh
data karakteristik peserta didik antara lain:
1. Observasi: Mengamati perilaku, interaksi, dan respons peserta didik selama
proses pembelajaran.
2. Wawancara: Berinteraksi langsung dengan peserta didik untuk memahami minat,
motivasi, dan latar belakang mereka.
3. Angket atau kuesioner: Mengumpulkan informasi mengenai preferensi belajar,
minat, dan kebutuhan peserta didik melalui pertanyaan tertulis.
4. Tes psikologi atau inventori kepribadian: Menggunakan tes standar untuk
mengidentifikasi aspek-aspek kepribadian, sosial, atau emosional peserta didik.
5. Tes pengetahuan atau keterampilan: Menggunakan tes tertulis atau praktis untuk
mengukur pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam suatu mata pelajaran
atau area tertentu sebagai asesmen diagnostik kognitif.
6. Jelaskan keunggulan menerapkan pendekatan Teaching at the Right Level
dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran dan asesmen!
Pendekatan TaRL atau "Teaching at the Right Level" adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang bertujuan untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan
tingkat pemahaman peserta didik. Berikut adalah beberapa poin penting tentang
pendekatan TaRL dan kelebihannya:
1. Penyesuaian dengan Tingkat Pemahaman Peserta didik:
Pendekatan TaRL berfokus pada pemahaman dasar peserta didik terhadap materi
pembelajaran. Guru mencoba mengidentifikasi tingkat pemahaman peserta didik
dan kemudian menyesuaikan pengajaran sesuai dengan kebutuhan mereka.
2. Pembelajaran Kelompok :
Peserta didik dibagi ke dalam kelompok berdasarkan tingkat keterampilan dan
pemahaman mereka. Dengan cara ini, guru dapat memberikan pengajaran yang
lebih spesifik dan sesuai dengan kebutuhan setiap kelompok.
3. Penggunaan Alat Pengukur:
TaRL sering menggunakan alat pengukur keterampilan dasar, seperti tes diagnostik,
untuk menilai tingkat pemahaman peserta didik. Hasil dari alat pengukur ini
digunakan untuk menyesuaikan pengajaran.
4. Fleksibilitas Pengajaran:
Metode pengajaran dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan peserta
didik. Jika peserta didik menunjukkan peningkatan pemahaman, pengajaran dapat
ditingkatkan. Sebaliknya, jika ada kesulitan, pengajaran dapat disesuaikan untuk
membantu peserta didik.
5. Keterlibatan Peserta didik:
Pendekatan TaRL mendorong keterlibatan aktif peserta didik dalam proses
pembelajaran. Dengan memahami tingkat pemahaman mereka sendiri, peserta didik
dapat lebih fokus pada area yang membutuhkan perhatian lebih.
6. Menangani Keterlambatan Dalam Belajar:
Pendekatan ini terutama efektif dalam mengatasi masalah keterlambatan
pembelajaran, di mana peserta didik memiliki kesenjangan pemahaman yang
signifikan dari tingkat yang diharapkan.
7. Peningkatan Hasil Akademis:
Banyak penelitian mendukung bahwa TaRL dapat meningkatkan hasil akademis
peserta didik dengan memastikan bahwa pengajaran sesuai dengan tingkat
pemahaman mereka.
Kelebihan-kelebihan ini membuat Pendekatan TaRL menjadi pendekatan yang
menarik, terutama dalam konteks pendidikan dasar di daerah-daerah dengan
tantangan keterlambatan proses pembelajaran. Meskipun demikian, implementasi
yang sukses memerlukan dukungan dan keterlibatan yang kuat dari guru, sekolah,
dan pihak terkait lainnya. Serta motivasi belajar peserta didik dalama mencapai
tujuan pembelajaran.

7. Jika Anda adalah seorang Guru yang harus mengajar peserta didik yang
berada pada tiga level kemampuan literasi yang berbeda dalam satu kelas,
bagaimana Anda akan merancang pembelajaran dan asesmen untuk kelas
tersebut?
Sebagai seorang Guru yang menghadapi peserta didik dengan tiga level
kemampuan literasi yang berbeda dalam satu kelas, saya akan merancang
pembelajaran dan asesmen dengan pendekatan diferensiasi. Pertama, saya akan
melakukan asesmen awal untuk menentukan tingkat kemampuan literasi masing-
masing peserta didik. Berdasarkan hasil asesmen tersebut, saya akan membuat
kelompok-kelompok belajar yang homogen, di mana setiap kelompok terdiri dari
peserta didik dengan tingkat kemampuan literasi yang serupa. Selanjutnya, saya
akan merancang materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
tingkat kemampuan setiap kelompok, termasuk penggunaan bahan bacaan yang
sesuai dengan tingkat literasi mereka. Selain itu, saya akan menyusun berbagai
jenis kegiatan pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan gaya belajar masing-
masing peserta didik, seperti diskusi kelompok, proyek berbasis masalah, dan
aktivitas interaktif. Dalam proses pembelajaran, saya juga akan memberikan
dukungan tambahan dan bimbingan kepada peserta didik yang membutuhkannya,
serta menyiapkan tugas-tugas remedial dan pengayaan sesuai dengan kebutuhan
individu. Selama proses pembelajaran, saya akan terus melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap perkembangan setiap peserta didik, sehingga saya dapat
menyesuaikan pembelajaran dan asesmen secara kontinyu sesuai dengan
kemajuan mereka.

8. Jelaskan fungsi melaksanakan asesmen formatif dan sumatif!


Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi
atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses
belajar. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah
pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Penilaian
atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini
dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, hambatan atau
kesulitan yang mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan informasi
perkembangan peserta didik. Contoh asesmen formatif adalah pendidik mengakhiri
kegiatan pembelajaran di kelas dengan meminta peserta didik untuk menuliskan 3
hal tentang konsep yang baru mereka pelajari, 2 hal yang ingin mereka pelajari lebih
mendalam, dan 1 hal yang mereka belum pahami.

Asesmen sumatif yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian


keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir
proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih
tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan
satuan pendidikan. Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi
bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau
akhir jenjang. Contoh asesmen sumatif adalah penilaian harian, penilaian tengah
semester dan penilaian akhir semester.

9. Bagaimana Anda memaknai hasil asesmen sebagai seorang Guru?


Melalui pembelajaran dengan paradigma baru, cara pandang terhadap proses
pembelajaran bergeser, asesmen tidak lagi sekadar menjadi tahap pelaporan dan
penilaian kemampuan murid tetapi dipandang sebagai proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan
pencapaian hasil belajar. Dengan demikian, salah satu tujuan utama asesmen
adalah memantau atau memonitor kualitas pembelajaran dan dapat dimanfaatkan
sebagai umpan balik perbaikan pembelajaran. Sebagai fungsi pemantau atau
memonitor, asesmen bertujuan untuk memahami posisi murid dalam rentang
pembelajaran tertentu. Dengan demikian perkembangan belajar peserta didik dapat
teramati dari waktu-kewaktu. Artinya, yang menjadi perhatian kita bukan perihal
peserta didik mendapatkan nilai berapa, tetapi apakah kemampuan mereka
berkembang dibandingkan dengan kemampuan awalnya.

10. Apa yang akan Anda lakukan jika 70% dari jumlah peserta didik di kelas
Anda tidak mencapai indikator pembelajaran di tingkat kelas sebelumnya?
Jika sebanyak 70% dari jumlah peserta didik di kelas saya tidak mencapai indikator
pembelajaran di tingkat kelas sebelumnya, saya akan mengambil beberapa langkah
untuk mengatasi masalah ini. Pertama, saya akan melakukan evaluasi menyeluruh
terhadap metode pembelajaran dan materi yang telah digunakan, serta
mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab rendahnya
pencapaian tersebut. Selanjutnya, saya akan merancang kembali strategi
pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman peserta
didik menggunakan pendekatan TaRL, serta menyediakan bahan-bahan tambahan
dan dukungan individu bagi peserta didik yang memerlukan bantuan ekstra. Saya
juga akan bekerja sama dengan rekan-rekan sesama guru dan tim kurikulum untuk
mencari solusi yang lebih efektif, serta melibatkan orang tua dalam proses
pembelajaran peserta didik di luar jam sekolah. Dengan pendekatan yang holistik
dan upaya kolaboratif, saya percaya bahwa kita dapat membantu meningkatkan
pencapaian pembelajaran peserta didik dan memperbaiki situasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai