Anda di halaman 1dari 11

PERAN GURU DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI

BULLYING DI LINGKUP SD

Silvana Widya Rochma


(230151603685)
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Malang
e-mail: silvanawidyar@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh data wawancara yang menunjukkan perolehan hasil
kaasus bullying di SDN Karangbesuki 1 tergolong ringan. Untuk merespons hal itu maka peneliti
melakukan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengurangi tindakan bullying siswa.
Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini antara lain: (1)mendapatkan data dan informasi
tentang tindakan bullying apa saja yang dilakukan para Siswa di SDN Karangbesuki 1 khususnya
di kelas 4, (2) dan mendapatkan informasi upaya guru dalam menangani kasus bullying yang ada
di SD Karangbesuki 1. Penelitian ini dilakukan pada siwa kelas 4. Hasil penelitian menunjukan
seberapa besar kasus pembullyan di lingkup SD. Dari hasil informasi penelitian, penambahan
program edukasi tentang bullying itu sangat penting untuk siswa SDN Karangbesuki 1 agar kelak
di masa depan mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik tanpa adanya perilaku bullying.

Kata kunci: Bullying, Kasus, Perilaku, Siswa SD.

Abstract: This research was motivated by interview data which showed that the results of
bullying cases at Karangbesuki 1 elementary school were relatively light. To respond to this,
researchers conducted classroom action research aimed at reducing student bullying. The
objectives to be achieved in this research include: (1) getting data and information about what
acts of bullying are carried out by students at Karangbesuki 1 elementary school, especially in
class 4, (2) and getting information about teachers' efforts in handling bullying cases in
Karangbesuki Elementary School 1. This research was conducted on grade 4 students. The results
of the research show how big the number of bullying cases is in elementary schools. From the
results of research information, adding educational programs about bullying is very important
for students at Karangbesuki 1 elementary school so that in the future they can become better
individuals without bullying behavior.

Keywords: Bullying, Cases, Behavior, Elementary school student.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Bullying merupakan suatu tindakan untuk menyakiti orang lain dan


menyebabkan seseorang menderita dan mengganggu ketenangan seseorang. Tindakan
penculikan, penganiayaan bahkan intimidasi atau ancaman halus bukanlah sekedar
masalah kekerasan biasa, tindakan ini disebut bullying karena tindakan ini sudah
bertahun-tahun dilakukan secara berulang, bersifat regeneratif, menjadi kebiasaan atau
tradisi yang mengancam jiwa korban. Korban yang di-bully biasanya anak yang
pendiam dan anak yang susah bergaul dengan teman di sekitarnya. Bullying terjadi
karena adanya beberapa faktor penyebab yaitu, perbedaan ekonomi, agama, gender,
tradisi dan kebiasan senior untuk menghukum yunior-nya yang sering terjadi. Adanya
perasaan dendam atau iri hati, adanya semangat untuk menguasai korban dengan
kekuatan fisik dan daya tarik seksual. Selain itu, pelaku melakukan bullying untuk
meningkatkan popularitasnya dikalangan teman sepermainnya (peergroup).
Sedangkan anak yang menjadi pelaku bullying cenderung memiliki permasalahan
dengan keluarganya, misalnya orangtua yang sering menghukum anaknya secara
berlebihan dan anak tersebut akan mempelajari dan meniru perilaku bullying ketika
mengamati konflik- konflik yang terjadi pada orangtua. mereka, kemudian menirukan-
nya kepada teman-temannya. Bullying bisa terjadi karena adanya tradisi senioritas
seperti senior yang lebih
menguasai lingkungan di sekolah maupun tempat bermain. Jika senior berkata atau
bertindak, maka yunior hanya dapat menuruti serta mengikuiti peraturan tersebut.
Kasus perundungan memang banyak terjadi khusus nya anak di Indonesia,Komisi
Peelindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat sebanyak 41 pesen siswa Indonesia
pernah jadi korban bullying. Dan fakta membuktikan berdasarkan survei yang
dilakukan oleh Latitude News pada 40 negara, dalam survei tersebut terdapat negara-
negara dengan kasus bullying tertinggi di seluruh dunia, dan yang paling parahnya lagi
Indonesia masuk di urutan ke dua.Lima negara dengan kasus bullying tertinggi yang
pertama di tempati Jepan,selanjutnya Indonesia,kemudian Kanada,Amerika Serikat,dan
di posisi ke-lima di tempati Finlandia.
Dari hasil penelitian saya kepada salah satu guru SDN Karangbesuki 1, menurut
Ibu Wiwik Hismawati S.Pd selaku guru kelas 4 ada beberapa kasus pembully an antar
siswa SD yang terjadi di lingkup SDN Karangbesuki 1. Bullying sendiri akan
berdampak terhadap kondisi psikososial siswa, siswa yang mendapat tindakan
Bullying secara terus menerus akan mengakibatkan siswa tidak percaya diri,cenderung
menutup diri karena memiliki perasaan takut yang disebabkan dari tindakan bullying
itu.

1.2 Tujuan
1. mendapatkan data dan informasi tentang tindakan bullying apa saja yang
dilakukan para Siswa di SDN Karangbesuki 1 khususnya di kelas 4
2. Peneliti bermaksud ingin mendapatkan data dan informasi seberapa sering
bullying yang dilakukan para siswa di SDN Karangbesuki 1 khususnya di kelas 4
3. Peneliti bermaksud untuk mendapatkan informasi upaya guru dalam mengatasi
kasus bullying di SDN Karangbesuki 1.
BAB II
METODE
3.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SDN Karangbesuki 1, Jalan Raya Candi 3 No.
1, Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang, jawa Timur.

3.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada hari Selasa, 14 November 2023. Pukul 11.00 WIB.

3.3 Subjek Penelitian


Ibu Wiwik Hismawati S.Pd selaku wali kelas 4 di SDN Karangbesuki 1.

3.4 Bentuk Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Bogdan dan
Tylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
atau perilaku yang diamati.
Metode kualitatif deskriptif menyesuaikan pendapat antara peneliti dengan
informan. Pemilihan metode ini dilakukan karena analisisnya tidak bisa dalam
bentuk angka dan peneliti lebih mendeskripsikan segala fenomena yang ada
dimasyarakat secara jelas.
Penelitian ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal yang telah
dikemukakan di atas, yaitu untuk memperoleh data secara lengkap. Data yang telah
didapat dari proses wawancara dan observasi adakan disajikan dengan bentuk
deskripsi dengan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti.

3.5 Sumber data Penelitian


Sumber data dalam penelitian kualitatif deskriptif yaitu melalui wawancara,
observasi, foto, dan lainnya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Sumber Data Primer


Sumber data primer diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung
di lapangan. Sumber data primer merupakan data yang diambil langsung oleh
peneliti kepada sumbernya tanpa ada perantara dengan cara menggali sumber
asli secara langsung melalui responden. Sumber data primer dalam penelitian ini
adalah Lurah Desa Banyuraden, Sesepuh, dan masyarakat sekitar atau
pendatang.

2. Sumber Data Sekunder


Sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan
dengan bantuan media cetak dan media internet serta catatan lapangan. Sumber
data sekunder merupakan sumber data tidak langsung yang mampu
memberikan data tambahan serta penguatan terhadap data penelitian.

2.6 Teknik Pengumpulan Data


Wawancara (interview) adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Ciri utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka
antara pencari informasi dan sumber informasi. Dalam wawancara sudah disiapkan
berbagai macam pertanyaanpertanyaan tetapi muncul berbagai pertanyaan lain saat
meneliti. Melalui wawancara inilah peneliti menggali data, informasi, dan kerangka
keterangan dari subyek penelitian. Teknik wawancara yang dilakukan adalah
wawancara bebas terpimpin, artinya pertanyaan yang dilontarkan tidak terpaku
pada pedoman wawancara dan dapat diperdalam maupun dikembangkan sesuai
dengan situasi dan kondisi lapangan.

2.7 Instrumen Penelitian


Instrumen merupakan alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode.
Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Maka dari itu, instrumen yang dibutuhkan adalah pedomen
observasi, pedomen wawancara, alat perekam, kamera, serta alat tulis. Instrumen
dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri (human instrument) yang
disertai alat bantuan berupa handphone dan kamera. Dalam penelitian kualitatif,
peneliti memiliki kedudukan sebagai perencana, pelaksana, pengumpulan data,
analisis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya

2.8 Validasi Data


Dalam teknik pemeriksaan keabsahan data, penulis menggunakan tiga cara,
yakni:

1. Triangulasi
yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengamatan
dengan hasil wawancara, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang
dengan berbagai pendapat dan pendangan orang lain dan membandingkan hasil
wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.
2. Ketekunan Pengamatan
bermaksud menemukan ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan
persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal
itu secara rinci. Pengamatan yang dilakukan adalah dengan teliti dan rinci serta
berkesinambungan terhadap Peran guru dalam mencegah dan menanggulangi
pembullyan di lingkup SD kemudian ditelaah secara rinci sehingga bisa dipahami.

2.9 Teknik Analisis Data


Beberapa tahapan model analisis interaktif Miles dan Herberman melalui empat
tahap, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan:
1. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi
dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek, yaitu deskripsi dan
refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang berisi tentang apa yang
dilihat, didengar, dirasakan dan dialami sendiri oleh penelitian tanpa adanya
pendapat dan penafsiran dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai.
Sedangkan catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan, komentar tafsiran
peneliti tentang temuan yang dijumpai dan merupakan bahan rencana
pengumpulan data untuk tahap berikutnya. Untuk mendapatkan catatan ini
peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan.

2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses seleksi, penyederhanaan, dan abstraksi.
Cara mereduksi data adalah dengan melakukan seleksi, membuat ringkasan atau
uraian singkat, menggolong-golongkan ke polapola dengan membuat transkip,
penelitian untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuat
bagian yang tidak penting dan mengatur agar dapat ditarik kesimpulan. Data
yang berasal dari hasil wawancara dengan subyek penelitian dan dokumentasi
yang didapat akan diseleksi oleh peneliti. Kumpulan data akan dipilih dan
dikategorikan sebagai data yang relevan dan data yang mentah. Data yang
mentah dipilih kembali dan data yang relevan sesuai dengan rumusan masalah
dan tujuan penelitian akan disiapkan untuk proses penyajian data.

3. Penyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun sehingga
memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Agar sajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka sajian data
dapat diwujudkan dalam bentuk matrik, grafis, jaringan atau bagan sebagai
wadah panduan informasi tentang apa yang terjadi. Data disajikan sesuai
dengan apa yang diteliti.

4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami
makna, keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat atau proporsi.
Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi dengan cara melihat dan
mempertanyakan kembali sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh
pemahaman yang lebih tepat. Selain itu juga dapat dilakukan dengan
mendiskusikan. Hal tersebut dilakukan agar data yang diperoleh dan penafsiran
terhadap data tersebut memiliki validitas sehingga kesimpulan yang ditarik
menjadi kokoh.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan seluruh hasil penelitian yang dilakukan
di SDN Karangbesuki 1 mengenai peran guru dalam mencegah dan menanggulangi
pembullyan di lingkup SD. Informasi yang didapatkan merupakan hasil wawancara
dengan informan penelitian, Hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini akan
dibahas sesuai dengan sistematika sebagai berikut:

A. Kasus bullying di SDN Karangbesuki 1


Menurut ibu Wiwik Hismawati S.Pd kasus bullying di SDN Karangbesuki 1 lebih
cenderung masih ringan dan dalam batas wajar. Hanya saja bentuk bullyingnya
seperti :
1. Siswa Perempuan biasanya bermain circle atau geng dan yang pasti salah satu
dari mereka akan tidak di temani oleh geng nya yang membuat korban tersebut
menjadi introvert dan menyendiri.
2. Siswa yang tiba-tiba menggunakan fisik, dalam arti lain siswa tersebut
biasanya menggunakan kakinya untuk usil menyodorkan ke temannya yang lagi
berjalan dan itu membuat temannya jatuh (sleding)
3. dorong dorongan dan saling melempar barang milik temannya.

B. Tindakan dan Sikap guru terhadap Bullying di SDN Karangbesuki 1.


Tindakan dan sikap Ibu Wiwik terhadap Bullying yang terjadi adalah Siswa yang
melakukan (pelaku) di panggil dihadapan wali kelas dan diberi arahan serta
bimbingan bahwa hal yang dilakukan siswa tersebut itu salah, dan sikapnya pun
perlu diubah. Dengan begitu siswa akan paham dan akan mengevaluasi dirinya
sendiri jika itu tindakan yang tidak benar. Jika dirasa memang Siswa masih belum
berubah maka siswa tersebut akan di serahkan ke Guru Agama dan Guru olahraga.
Menurut siswa, guru-guru tersebut tergolong “killer”. Jika memang guru-guru
tersebut sudah berusaha semaksimal mungkin tidak bisa mengatasi sikap siswa
tersebut maka opsi terakhir, akan di tindak lanjuti oleh Kepala Sekolah dan Orang
tua siswa tersebut. Sanksi yang di berikan oleh siswa pelaku bullying bisa dari
pengurangan nilai hingga di keluarkan dari sekolah tergantung dari besar kasusnya.

C. Program lanjutan untuk pengawasan kasus Bullying di SDN Karangbesuki 1.


SDN Karangbesuki 1 tidak memiliki program lanjutan, akan tetapi ada beberapa
sosialisasi dari mahasiswa dari kampus kampus ternama yang biasanya
memberikan paparan materi tetang bahaya nya perilaku bullying bagi siswa.
Gambar 1. Wawancara dengan Ibu Wiwik.

Gambar 2. Foto bersama dengan Narasumber.


BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pertanyaan yang mengacu pada beberapa


pertanyaan dalam rumusan masalah diatas yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
Psikososial merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk melihat kondisi siswa
korban bullying. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :

Tindakan prilaku Bullying memberikan dampak negatif bagi korban,jenisjenis


bullying yang di terima korban sangat variatif ,mulai dari bullying fisik hingga bullying
non-fisik secara verbal maupun non-verbal . Akibat dari tindakan bullying yang di
terima ,tumbuh kembang diri dan potensi korban menjadi sangat terganggu . Akibat
dari tindakan prilaku bullying ini keadaan kondisi psikologis korban cenderung
terganggu, korban menjadi memiliki rasa cemas yang berlebih , merasa rendah hati,
sedih,sakit hati,marah,sulit mengontrol emosi dan korban pun menjadi memiliki rasa
trauma dan depresi. Keadaan sosial korban terutama di lingkungan sekolah setelah
mendapatkan tindakan perilaku bullying menjadi terganggu juga , pasal nya korban
menjadi cenderung menutup diri , korban memilih diam dan tidak banyak
berkomunikasi dengan teman-teman dilingkungan sekolah nya, korban pun menjadi
cenderung selektif untuk memilih teman karena takut ketika korban menerima
sembarangan teman ia akan mendapatkan tindakan prilaku bullying yang selama ini
telah diterimanya. Peran guru dalam kasus bullying tersebut adalah saling melerai dan
membimbing siswa siswanya agar menjadi pribadi yang terpuji serta terhindar dari
sifat saling membully.
DAFTAR RUJUKAN

Cherrysa A., Fuaddilah A., Levi L., Lidia P., Rini W., & Nabila M. (2022). Bentuk
Bullying Dan Cara Mengatasi Masalah Bullying Di Sekolah Dasar. Jurnal multidisipliner.
1(4), 498-502.

Hasmiana H., Nadia D., & Mahmud AR. (2006). Perilaku Bullying Yang Terjadi Di Sd
Negeri Unggul Lampeuneurut Aceh Besar. Scientific Journal of Primary School Teacher
Education, 1(2), 37-39.

Putu Y. (2020). Perilaku School Bullying Pada Siswa Sekolah Dasar. Journal of elementary
education, 1(1), 39-42.

Anda mungkin juga menyukai