Anda di halaman 1dari 16

Makalah Problem Based Learning

“PENANGANAN KONDISI KRITIS PADA PASIEN CHF”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah problem based learning (Blokpk 019)
Dosen pengampu : Ratna Indriati, A.,M.Kes

Disusun oleh Tingkat 3B :


Kama Jaya (2019.030)
Nadya Desti F (2019.034)
Sekar Putri D (2019.037)
Shaloom Adelia P (2019.038)
Shinta Nurhaliza (2019.039)
Steffania Ennos (2019.041)
Tira Dody M (2019.043)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI KOSALA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusunan makalah problem based
learning yang berjudul “Penanganan Kondisi Kritis Pada Pasien CHF ” ini dapat
terselesaiakan.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Warsini yang telah


membimbing dan membantu dalam proses penyelesaian tugas ini. Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk


pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Sukoharjo, 12 November 2021

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung kongesif atau dalam istilah medis disebut dengan
congestive heart failure (CHF) adalah kondisi dimanajantuang tidak
memompa cukup darah ke organ tubuh dan jaringan lain. Ketika salah satu
atau dua bagian jantung tidak memompa darah ke luar darah akan
menumpuk dalam jantung atau menyumbat di organ atau jaringan. Akibatnya
darah menumpuk di system peredaran darah.
CHF adalah kondisi yang dapat terjadi di segala usia bahkan anak-
anak, apalagi anak-anak dengan kelainan jantung bawaan. Namun chf lebih
sering terjadi pada orang tua karena mereka lebih beresiko terkena
penyebab kerusakan otot jantung dan katup jantung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari CHF ?
2. Sebutkan faktor penyebab CHF?
3. Apasaja komplikasi penderita CHF?
4. Apa saja factor resiko CHF?
5. Bagaimana gambaran AMI-CHF?

C. Tujuan Penulisan
1. Umum
Mahasiswa dapat menguraikan penatalaksanaan pasien kritis pada
system kardiovaskuler.
2. Khusus
Setelah membaca makalah ini diharapkan :
a. Pembaca dapat menguraikan pengertian CHF
b. Pembaca dapat menjelaskan factor penyebab CHF
c. Pembaca dapat menguraikan tentang AMI anteroseptal

BAB II
PEMBAHASAN
A. Learning Outcomes (LO)
1. Umum

3
Setelah menyelesaikan mata ajaran ini peserta didik diharapkan :
a. Mahasiswa dapat menguraikan penatalaksaan pasien kritis pada
system kardiovaskuler.
b. Mahasiswa dapat menguraikan penatalaksanaan kondisi kritis pada
pasien CHF
2. Khusus
Setelah menyelesaikan mata pelajaran ini diharapkan :
a. Menguraikan tentang CHF
b. Menguraikan tentang bunyi jantung S3
c. Menguraikan tentang AMI anteroseptal
d. Menguraikan tentang hipertropi ventrikel kiri
e. Menguraikan tentang CTR
f. Menguraikan tentang penatalaksanaan kondisi kritis

B. Latar Belakang Masalah


“DISTENSI VENA JUGULARIS”
Ny.A (55th) dirawat di ICU dengan diagnose medis AMI-CHF. Pasien
mengeluh dada sangat nyeri, sesak napas sejak 4 hari yang lalu, sesak
napas meningkat pada posisi berbaring dan beraktivitas. Riwayat medis
mengalami hipertensi sejak 12 tahun yang lalu. Pemetiksaan fisik didapatkan
pasien lemah, gelisah, batuk produktif dengan warna sputum merah muda,
kulit pucat, diaforesis, bunyi jantung S3, distensi vena jugularis, piting edema
derajad 2 pada kedua kaki. TD 170/100 mmHg, nadi 110 x/menit, suhu 36,7
0
c, saturasi O2 85%. EKG : AMI inferior, hipertropi ventrikel kiri, CTR 70%.
Terapi infus RL 12 tpm, injeksi furosemide 40 mg/8 jam, spironolactone
25mg/12 jam, obat oral : captropil 3x25 mg, bisoprolol 1x10 mg.

C. Kata-kata sulit/ Key Word


1. Anteroseptal
Jawaban :
Sadapan V1 sampai dengan V6 kita melihat aktivitas elektrik jantung
(ventrikel kiri) bagian-bagian anterior dapat dibagi menjadi anteroseptal
(V1 sampai dengan V4) (Irwan et al., 2018).

D. Pokok Permasalahan
1. Pp1
. Ny.A (55th) dirawat di ICU dengan diagnose medis AMI-CHF.

2. Pp2

4
Pasien mengeluh dada sangat nyeri, sesak napas sejak 4 hari yang lalu,
sesak napas meningkat pada posisi berbaring dan beraktivitas. Riwayat
medis mengalami hipertensi sejak 12 tahun yang lalu.
3. Pp3
Pemetiksaan fisik didapatkan pasien lemah, gelisah, batuk produktif
dengan warna sputum merah muda, kulit pucat, diaforesis, bunyi jantung
S3, distensi vena jugularis, piting edema derajad 2 pada kedua kaki
4. Pp4
TD 170/100 mmHg, nadi 110 x/menit, suhu 36,7 0c, saturasi O2 85%. EKG
: AMI inferior, hipertropi ventrikel kiri, CTR 70%. Terapi infus RL 12 tpm,
injeksi furosemide 40 mg/8 jam, spironolactone 25mg/12 jam, obat oral :
captropil 3x25 mg, bisoprolol 1x10 mg.

E. Pertanyaan yang Terkait dengan Masalah yang Belum Diketahui


PP 1
1. Apa pengertian CHF ?
2. Apa factor penyebab CHF?
3. Sebutkan komplikasi dari CHF!
4. Apa factor resiko CHF?
5. Bagaimana gambaran AMI anteroseptal ?
Pp2
6. Kenapa pada pasien CHF mengalami dada nyeri?
7. Kenapa pada pasien CHF mengalami sesak napas?
8. Apakah hipertensi bias menyebabkan CHF? Jelaskan !
9. Jelaskan tanda dan gejala pasien AMI- CHF !
10. Bagaimana Teknik mengurangi nyeri ?
Pp3
11. Apa maksud dari bunyi jantung S3, bagaiman bunyi jantung S3, apa
yang menunjukkan terjadinya kelainan pada jantung?
12. Pemeriksaan fisik apa saja yang dilakukan untuk pasien AMI-CHF!
13. Apa saja pemeriksaan penunjang AMI-CHF?
14. Mengapa pasien mengalami batuk produktif dan warna sputum merah
muda?
15. Pengertian distensi vena jugularis ?
16. Mengapa terjadi distensi vena jugularis?
17. Jelaskan pengertian piting edema!
18. Sebutkan derajad piting edema!
19. Mengapa mengalami piting edema pada kedua kaki?
Pp4
20. Apa itu hipertropi ventrikel kiri dan bagaimana gambaran kelainan
tersebut, beserta dampaknya pada fungsi jantung?

5
21. Penyebab bias terjadi hipertrovi ventrikel kiri?
22. Apa itu CRT ?
23. Berapa nilai CRT, bagaimana Analisa hasil CRT pada kasus ?
24. Bagaimana penatalaksanaan kondisi kritis pada pasien CHF?
25. Jelaskan indikasi, farmakologi obat captropil, bisoprolol, dan infus RL !

F. Jawaban Sementara
PP 1
1. Apa pengertian CHF ? (nadia)
Jawaban : chf adalah kondisi dimanajantuang tidak memompa cukup
darah ke organ tubuh dan jaringan lain.
2. Apa factor penyebab CHF? (nadia)
Jawaban : aliran darah yang membawa oksigen ke jantung terhambat
3. Sebutkan komplikasi dari CHF! (nadia)
Jawaban : -
4. Apa factor resiko CHF? (nadia)
Jawaban : diabetes, penyakit arteri koroner
5. Bagaimana gambaran AMI anteroseptal ? (kama)
Jawaban: -
PP2
6. Kenapa pada pasien CHF mengalami dada nyeri? (kama)
Jawaban : karena aliran darah yang menuju jantung terhambat
7. Kenapa pada pasien CHF mengalami sesak napas? (kama)
Jawaban: karena kekurangan oksigen
8. Apakah hipertensi biasa menyebabkan CHF? Jelaskan ! (kama)
Jawaban : bias karena hipertensi merupakan factor resiko chf
9. Jelaskan tanda dan gejala pasien AMI- CHF ! (kama)
Jawaban:-
10. Bagaimana Teknik mengurangi nyeri ? (kama)
Jawaban: dengan Teknik napas dalam
PP3
11. Apa maksud dari bunyi jantung S3, bagaiman bunyi jantung S3, apa
yang menunjukkan terjadinya kelainan pada jantung?(shalom)
Jawaban:-
12. Pemeriksaan fisik apa saja yang dilakukan untuk pasien AMI-CHF!
(shalom)
Jawaban: pemeriksaan thorak
13. Apa saja pemeriksaan penunjang AMI-CHF? (shalom)
Jawaban: EKG
14. Mengapa pasien mengalami batuk produktif dan warna sputum merah
muda? (shalom)

6
Jawaban:-
15. Pengertian distensi vena jugularis ? (shalom)
Jawaban:-
16. Mengapa terjadi distensi vena jugularis?(sekar)
Jawaban:-
17. Jelaskan pengertian piting edema! (sekar)
Jawaban: penumpukan cairan
18. Sebutkan derajad piting edema! (sekar)
Jawaban:-
19. Mengapa mengalami piting edema pada kedua kaki? (sekar)
Jawaban: karena cairan yang tidak bias di alirkan melalui jantung
akhirnya turyn ke bawah dan menjadi edema pada kaki.
PP4
20. Apa itu hipertropi ventrikel kiri dan bagaimana gambaran kelainan
tersebut, beserta dampaknya pada fungsi jantung? (sekar)
Jawaban: mengecilnya ventrikel pada jantung
21. Penyebab bias terjadi hipertrovi ventrikel kiri?(shinta)
Jawaban : karena kekurangan pasokan oksigen dari darah
22. Apa itu CRT ?(shinta)
Jawaban: adalah alat picu jantung
23. Berapa nilai CRT, bagaimana Analisa hasil CRT pada kasus ?(ennos)
Jawaban:-
24. Bagaimana penatalaksanaan kondisi kritis pada pasien CHF? (dody)
Jawaban:-
25. Jelaskan indikasi, farmakologi obat captropil, bisoprolol, dan infus RL !
(dody)
Jawaban:-

G. Jawaban Sesuia Hasil Penelusuran Pustaka


PP 1
1. Apa pengertian CHF ? (nadya)
Jawaban :
Menurut Kasron (2016 : 184) gagal jantung sering disebut dengan gagal
jantung kongensif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompakan
darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen
dan nutrisi. istilah gagal jantung kongensif sering digunakan kalau terjadi
gagal jantung sisi kiri dan kanan.

2. Apa factor penyebab CHF? (nadya)


Jawaban :
Menurut Kasron (2016 : 184 -185)

7
Ada beberapa etiologi atau penyebab dari gagal jantung :
a. kelainan otot jantung
gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. kondisi yang
mendasari penyeban kelaina. fungsi otot mencangkup arteriosklerosis
koroner, hipertensi arterial, dan penyakit degeneratif atau inflamasi.
b. aterosklerosis koroner
aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. terjadi hipoksia dan
asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
c. Hipertensi sistemik atau pulmonal
meningkatkanya beban kerja jantung dan pada gilirannya
mengakibatkan hiperthropi serabut otot jantung.
d. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
sangat berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini seca
langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas
menurun.
e. Penyakit jantung lain
gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang
sebenarnya , yang secara langsusbg mempengaruhi jantung.
mekanisme biasanya terlibat mencangkup gangguan aliran darah
yang masuk jantung (stenosis katup semiluner), ketidakmampuan
jantung untuk mengisi darah (temponade), perikardium, perikarditif
konstriktif, atau stenosus AV), peningkatan mendadak _afterload_.
f. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan
beratnya gagal ginjal. meningkatnya laju metabolisme, hipoksia dan
anemia. memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi
kebutuhan oksigen sistemik.Hipoksia dan anemia juga dapat
menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis resporatorik atau
metabolik dan abnormalita elektronik dapat menurunkan kontraktilitas
jantung.
3. Sebutkan komplikasi dari CHF! (nadya)
Jawaban :
Menurut Kasron (2016 : 200)
Komplikasi yang terjadi pada CHF atau gagal jantung
a. Syok kardiogenik
b. Episode tromboemboli karena pembentukan bekuan vena karena
stasis darah.
c. Efusi dan Temponade perikardium.

8
d. Toksitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis.
4. Apa factor resiko CHF? (nadya)
Jawaban :
Menurut Ford, et al (2015), faktor risiko CHF antara lain :
a. Faktor resiko mayor meliputi usia, jenis kelamin, hipertensi, hipertrofi
pada LV, infark miokard, obesitas, diabetes.
b. Faktor resiko minor meliputi merokok, dislipidemia, gagal ginjal
kronik, albuminuria, anemia, stress, lifestyle yang buruk.
c. Sistem imun, yaitu adanya hipersensitifitas.
d. Infeksi yang disebabkan oleh virus, parasit, bakteri.
e. Toksik yang disebabkan karena pemberian agen kemoterapi
(antrasiklin, siklofosfamid, 5 FU), terapi target kanker (transtuzumab,
tyrosine kinase inhibitor), NSAID, kokain, alkohol.
f. Faktor genetik seperti riwayat dari keluarga.
Pp2
5. Kenapa pada pasien CHF mengalami dada nyeri? (kama)
Jawaban :
Angina pektoris timbul apabila kebutuhan oksigen miokardium lebih
besar dari suplainya. Serangan angina pektoris dicetuskan oleh kegiatan
yang melelahkan atau apa saja yang dapat membuat kebutuhan oksigen
miokardium meningkat (Baradero, Dayrit dan Siswadi, 2018 : 4).
6. Kenapa pada pasien CHF mengalami sesak napas? (kama)
Jawaban:
Menurut Suratinoyo (2016), pada pasien gagal jantung kongestif sering
kesulitan mempertahankan oksigenasi sehingga mereka cenderung
sesak nafas. Gagal jantung kongestif menyebabkan suplai darah ke
paru-paru menurun dan darah tidak masuk ke jantung. Keadaan ini
menyebabkan penimbunan cairan di paru-paru, sehingga menurunkan
pertukaran oksigen dan karbondioksida.
7. Apakah hipertensi bisa menyebabkan CHF? Jelaskan ! (kama)
Jawaban :
Bisa
Gagal jantung terjadi karena interaksi kompleks antara faktor-faktor yang
mempengaruhi kontraktilitas, afterload, preload atau fungsi relaksasi
jantung dan respons neurohormonal dan hemodinamik yang diperlukan
untuk menciptakan kompensasi sirkulasi. Adanya hipertensi tentu akan
mempengaruhi kontraktilitas, afterload, preload atau fungsi relaksasi
jantung (Laksmi, Triana dan Putra, 2018).
8. Jelaskan tanda dan gejala pasien AMI- CHF ! (kama)
Jawaban:

9
Rasa nyeri adalah keluhan utama dari pasien dengan infark miokard
akut. Rasa nyeri adalah substernal, tiba-tiba, sangat, seperti diperas.
Rasa nyeri dapat menyebar ke lengan kanan sampai leher. Kadang-
kadang pasien merasa tidak enak pada daerah gaster, seperti ada
makanan yang tidak tercerna. Ada serangan infark miokard akut yang
menyerupai serangan kolik bilier disertai muntah. Pasien yang
mengalami serangan infark miokard akut menjadi gelisah, tampak
cemas, takut merasa nyawa terancam, sulit bernafas, ada sianosis dan
tanda syok. Nadi cepat, lemah, kadang-kadang tidak teraba. Tekanan
darah menurun. Pasien ini mengalami syok kardiogenik yang disebabkan
oleh berkurangnya curah jantung karena kurangnya kontraktilitas
miokardium (Baradero, Dayrit dan Siswadi, 2018 : 4).
9. Bagaimana Teknik mengurangi nyeri ? (kama)
Jawaban:
Nyeri dapat diatasi dengan cara manajemen nyeri. Manajemen nyeri
merupakan bagian dari disipin pain relif. Manajemen nyeri terdapat dua
cara yaitu dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi
farmakologi untuk CHF sendiri diantaranya Terapi Glikosida jantung,
Terapi deuretik, dan terapi vasodilator. Terapi non farmakologi
merupakan salah satu intervensi keperawatan secara mandiri untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien seperti teknik relaksasi,
massage, kompres, terapi musik, murottal, distraksi, dan guided
imaginary (Ismoyowati, 2021).
Pp3
10. Apa maksud dari bunyi jantung S3, bagaiman bunyi jantung S3, apa
yang menunjukkan terjadinya kelainan pada jantung?(shalom)
Jawaban:
bunyi jantung S3 adalah getaran yang bernada rendah yang terjadi pada
awal diastole, bunyi jantung S3 terdengar lemah dan bergemuruh pada
awal 1/3 bagian tengah diastole. Bunyi jantung S3 timbul karena adanya
ketegangan korda tendinae dan mengembangnya ventrikel pada fase
pengisian. Bunyi jantung S3 sendiri dapat terdengar pada apeks jantung
dengan posisi pasien berbaring miring kekiri ( Gray, 2015 ).

11. Pemeriksaan fisik apa saja yang dilakukan untuk pasien AMI-CHF!
(shalom)
Jawaban:
1. Umumnya tanda – tanda vital
a. Tekanan darah sistolik

10
1) Normal atau tinggi pada penderita gagal jantung awal
2) Umumnya berkurang pada penderita gagal jantung lanjut
b. Tekanan nadi dapat berkurang
c. Akral dingin
d. Sianosis pada bibir dan kuku
2. Vena jugularis
a. Distensi vena jugularis
b. Peningkatan tekanan atrium kanan
c. Positif abdominojugular refluks
3) Pada tahap awal gagal jantung, tekanan vena jugularis mungkin
tampak normal pada saat istirahat tetapi mungkin menjadi abnormal
meningkat dengann berkelanjutan (-1 menit) tekanan pada perut
3. Pemeriksaan jantung
a. Ketiga dan suara jantung ke empat : seringa da tapi tidak spesifik
b. Murmur regurgitasi mitral dan tricuspid yang sering hadir pada
pasien gagal jantung lanjut
4. Perut dan ekstermitas
a. Hepatomegaly
b. Asites ( tanda akhir )
c. Penyakit kuning
d. Peripheral edema ( Kurnianingsih,S (2015).
12. Apa saja pemeriksaan penunjang AMI-CHF? (shalom)
Jawaban:
a. Elektrokardiograf
Pemeriksaan pertama yang perlu dilakukan pada pasien dengan
gejala mengarah pada AMI. Salah satu kriteria diagnosis AMI adalaha
perubahan EKG yang baru, atau diduga baru bila hasil EKG
sebelumnya tidak ada
b. Laboratorium
Pemeriksaan biomarker enzim jantung yang direkomendasi adalah
pemeriksaan troponin merupakan protein yang didapati pada
miokardium dan dilepaskan ke dalam darah apabila terjadi nekrosis
pada miokardium

c. Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi sangat berguna unutk menilai struktur,
fungsi ejeksi, dan abnormalitas Gerakan dinding jantung, serta
komplikasi pada katup jantung
d. Pencitraan

11
Pemeriksaan rontage toraks berguna untuk melihat kardiomegali dan
edema paru, sebagai komplikasi AMI pada gagal jantung
Pemeriksaan pencitraan yang berperan untuk diagnosis dan
karakteristik AMI serta untuk persiapan tata laksanaan yang lebih
lanjut ( Kurnianingsih,S (2015).
13. Mengapa pasien mengalami batuk produktif dan warna sputum merah
muda? (shalom)
Jawaban:
Menurut Gray, 2015. gagal jantung adalah ketika jantung mengalami
gangguan dalam memompa darah ke organ organ dalam tubuh, penyakit
ini dapat disebabkan oleh berbagai gangguan jantung, termasuk
penyakit arteri coroner, hipertensi penyakit katub jantung,

Darah yang dipompa dari jantung diedarkan keseluruh tubuh, namun


karena jantung mengalami gangguan, darah bisa menumpuk diparu paru
dan cairannya dapat bocor ke kantung udara yakni alveoli jadi beberapa
pasien penderita penyakit ini akan mengalami batuk yang dapat
mengahsilkan sedikit lender berbusa putih atau merah muda bisa juga
disertai darah

14. Pengertian distensi vena jugularis ? (shalom)


Jawaban:
Distensi vena jugularis adalah terlihatnya denyutan vena jugularis
didaerah leher yang merupakan tanda terjadinya peningkatan tekanan
vena sentral yang mengambarkan tekanan di dalam vena cava

15. Mengapa terjadi distensi vena jugularis?(sekar)


Jawaban:
Bila ventrikel kanan tidak mampu berkompensasi terhadap kegagalan
ventrikel kiri, akan terjadi dilatasi dari ruang ventrikel, peningkatan
volume, dan tekanan pada diastolic akhir ventrikel kanan, tahanan untuk
mengisi ventrikel dan peningkatan lanjut pada tekanan atrium kanan.
Peningkatan tekanan ini akan diteruskan ke huku vena kava dan dapat
diketahui dengan peningkatan pada pada tekanan vena jugularis.
Seseorang dapat mengevaluasi peningkatan vena jugularis dengan
melihat pada vena-vena di leher dan memerhatikan ketinggian kolom
darah. (muttaqin : 2019)
16. Jelaskan pengertian piting edema! (sekar)
Jawaban:
Pitting edema merupakan cara pemeriksaan edema dimana edema akan
tetap cekung setelah penekanan ringan dengan ujung jari, dan akan jelas

12
terlihat setelah terjadi retensi cairan minimal sebanyak 4,5kg. (Muttaqin :
2019)
17. Sebutkan derajad piting edema! (sekar)
Jawaban:
a. Derajat I : kedalamannya 1-3 mm dengan waktu kembali 3 detik
b. Derajat II : kedalamannya 3-5mm dengan waktu kembali 5 detik
c. Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik
d. Derajat IV : kedalamannya 7mm atau lebih dengan waktu kembali 7
detik
( Jainurakhma : 2021 )
18. Mengapa mengalami piting edema pada kedua kaki? (sekar)
Jawaban:
Saat jantung mulai gagal berfungsi, satu atau kedua bilik organ tersebut
mulai kehulangan kemampuan memompa darah secara efektif, sehingga
cairan akan menumpuk secara perlahan dan menimbulkan edema pada
tungkai, kaki, paru-paru atau perut.

Pp4
19. Apa itu hipertrofi ventrikel kiri dan bagaimana gambaran kelainan
tersebut, beserta dampaknya pada fungsi jantung? (sekar)
Jawaban:
a. Hipertrofi ventrikel kiri adalah pembesaran bilik (ventrikel) kiri jantung.
Pembesaran bilik kiri jantung ini biasanya disebabkan oleh tekanan
darah tinggi (hipertensi).
b. Gambarannya adalah bilik kiri atau ventrikel kiri jantung merupakan
pelabuhan terakhir bagi darah yang kaya akan oksigen, sebelum
meninggalkan jantung. Ventrikel kiri jantung akan memompa darah
keseluruh tubuh untuk mengalirkan oksigen, dengan sebelumnya
melaewati katup jantung yang dinamakan aorta. Ketika beban
ventrikel kiri bertambah, misalnya akibat hipertensi atau penyempitan
katup aorta, otot ventrikel kiri kiri jantung akan bekerja lebih keras.
Kondisi ini mengakibatkan otot bilik kiri jantung menebal dan ukuran
bilik jantung akan membesar.
c. Dampat untuk fungsi jantung : Hipertrofi ventrikel kiri atau Left
ventricular hypertrophy (LVH) juga akan menyebabkan jaringan otot
jantung menjadi tidak elastis. Hal ini menyebabkan penurunan fungsi
jantung dalam memompa darah, sehingga aliran darah ke seluruh
tubuh terganggu
(muttaqin : 2019)
20. Penyebab bisa terjadi hipertrofi ventrikel kiri?(shinta)
Jawaban :

13
Penyebab hipertrofi ventrikel kiri antara lain hipertensi (esensial, renal
ataupun hormonal), penyakit katup aorta, penyakit jantung coroner yang
lama, penyakit jantung bawaan (Asmara, 2020).
21. Apa itu CTR ?(shinta)
Jawaban:
Kardiomegali biasanya didefinisikan sebagai rasio kardio toraks CTR
(Laksono, 2021).
22. Berapa nilai CTR, bagaimana Analisa hasil CTR pada kasus ?(ennos)
Jawaban: Menurut Latifin 2014 :

Nilai normal CTR yaiti <50%. Dan hasil pemeriksaan CTR pada kasus

Hasilnya 70% yang mengindikasikan adanya Kardiomegali


(pembesaraan jantung)

23. Bagaimana penatalaksanaan kondisi kritis pada pasien CHF? (dody)


Jawaban:
gagal jantung akut terdiri dari terapi segera, jangka menengah, dan
terapi jangka panjang. Terapi segera dimaksudkan untuk menangani
kasus akut yang mengancam nyawa dengan memperbaiki oksigenasi
dan stabilisasi hemodinamik pasien. Terapi jangka menengah dilakukan
dengan medikamentosa di ruang rawat biasa untuk menangani kondisi
jantung serta komorbid pasien (misalnya hipertensi, diabetes).
Sementara terapi jangka panjang dilakukan sejak pasien akan pulang
rawat hingga seterusnya, mencakup medikamentosa dan upaya
pencegahan rehospitalisasi.

24. Jelaskan indikasi, farmakologi obat captropil, bisoprolol, dan infus RL !


(dody)
Jawaban:
a. obat captropil

Golongan : Obat resep

Manfaat : Mengatasi hipertensi dan gagal jantung, mencegah


komplikasi pascaserangan jantung, dan mengobati nefropati diabetik

Dosis :

1. Dewasa: Dosis awal 25–75 mg, 2–3 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan hingga 100–150 mg, yang terbagi dalam 2–3 dosis
setelah 2 minggu penggunaan.
2. Anak-anak usia kurang dari 1 tahun: 0,15 mg/kgBB per hari.

14
3. Anak-anak dan remaja: 0,3 mg/kgBB per hari.
4. Lansia: Dosis awal 6,25 mg per hari.

Efek samping : Pusing atau sensasi rasa melayang

1. Hilang kemampuan merasa


2. Rasa hangat di wajah, leher, atau dada (flushing)
3. Batuk kering
4. Tekanan darah rendah
5. Nyeri dada
6. Denyut jantung cepat atau jantung berdebar
b. Infus rl

Ringer laktat adalah cairan isotonik yang mengandung air dan


elektrolit, biasanya digunakan untuk menggantikan cairan
ekstraseluler yang hilang.

Efek samping

1. Nyeri dada.
2. Detak jantung abnormal.
3. Penurunan tekanan darah.
4. Kesulitan bernapas.
5. Batuk.
6. Bersin-bersin.
7. Ruam.
8. Gatal-gatal,

DAFTAR PUSTAKA

Asmara, Reni. 2020. Buku Ajar Manajemen Komplikasi Pasien Hemodialisa. Cv.
Budi Utama. Yogyakarta.
Baradero, M., Dayrit, M. W. dan Siswadi, Y. 2018. Klien Gangguan Kardiovaskular :
Seri Asuhan Keperawatan. EGC, Jakarta.

15
Ford, I., Robertson, M., Komadja, M., Bohm, M., Borer, J.S., Tavazzi, L., Swedberg,
K. 2015. Top ten risk factors for morbidity and mortality in patients with
chronicsystolic heart failure and elevated heart rate: The SHIFT Risk Model,
IJC, 184, 163-169.

Gray,S. (2015). Kardiologi . Jakarta : Salemba Medika.

Irwan, Bambang et al. 2018. Elektrokardiografi : Konsep Dasar. UGM Press.


Yogyakarta.
Ismoyowati, T. W., et al. 2021. Manajemen Nyeri untuk Congestive Heart
Failure. Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES (Journal of Health
Research Forikes Voice), 12(1), 107-112.

Jainurakman, Janes dkk. 2021. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Yayasan Kita
Menulis. Jakarta.

Kasron. 2016. Buku Ajar Keperawatan Sistem Kardiovaskuler. Edisi I. Kramat jati :
Jakarta Timur

Kurnianingsih,S (2015). Panduan Pemeriksaan Kesehatan. Jakarta : EGC.

Laksmi, I. A. A., Triana, K. Y., & Putra, P. W. K. 2018. Hubungan Hipertensi dan
Aritmia Dengan Mortalitas Pasien Congestive Heart Failure. Journal Center of
Research Publication in Midwifery and Nursing, 2(2), 39-44.

Laksono, Sindhi, dkk. 2021. Seri Kardiologi Gagal Jantung. Cv Bintang Surya
Madani. Yogyakarta
Latifin dan Satria Yudha.2014. Panduan Dasar Klinik Keperawatan. Gunung
Samudera: Malang.

LeMone et.al. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi V. Alih Bahasa
Nike Budhi Subekti. EGC : Jakarta

Muttaqin, Arif. 2019. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Kardiovascular. Salemba Medika. Jakarta.

Notoatmodjo Soekidjo., 2015, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka


Cipta

Sitompul, B & Sugeng, I.J., 2011, Gagal Jantung Buku Ajar Kardiologi, Edisi Kesatu,
115-126, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Suratinoyo, I. 2016. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping


pada Pasien Gagal Jantung Kongestif di Ruangan CVBC (Cardio Vaskuler
Brain Centre) Lantai III di RSUP. Prof. dr. R. D. Kandou Manado Ejournal
Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1.

16

Anda mungkin juga menyukai