Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PATOFISIOLOGI

“PENYAKIT CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) ATAU GAGAL


JANTUNG KONGESTIF PADA SISTEM CARDIOVASKULAR”

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Clifford R.R.B Holle 22 21 00 13
Gabriella Kojongian 22 21 00 70
Fernanda C Mamuaja 22 21 00 22
Martstella Tumundo 22 21 00 39

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi yang
dibimbing oleh Ns.Dwi Yogo Budi Prabowo,S.Kep.,M.Kes

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENYAKIT
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) ATAU GAGAL JANTUNG
KONGESTIF PADA SISTEM CARDIOVASKULAR” dengan baik dan
sebagaimana mestinya.
Makalah ini membahas tentang penyakit CHF atau penyakit gagal jantung
kongestif pada sistem kardiovaskular yang dimana kita tahu sebagai sistem
peredaran darah dan pemompa darah. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang penyakit CHF atau
gagal jantung dan penangananya
Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima
demi kesempurnaan makalah ini agar semakin produktif dan kritis dalam hal yang
kami tempuh. Sekian, terimakasih.

Manado, Juni 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….……………i
DAFTAR ISI………………………………………………………….…………..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
A. Latar Belakang Masalah…………………….…………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………..……………………………..3
C. Tujuan Penulisan………………………………..…………………………3
D. Manfaat Penulisan………………………………..………………………..3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..…………………………..……………………4
A. Definisi Penyakit CHF…………………………………………………….4
B. Etiologi Penyakit CHF…………………………………………………….4
C. Manifestasi Klinis Penyakit CHF…………………………………………6
D. Patofisiologi Penyakit CHF……………………………………………….7
E. Pathway Penyakit CHF……………………………………………………8
F. Komplikasi Penyakit CHF………………………………………………..9
G. Penatalaksanaan Penyakit CHF…………………………………………..9
H. Pemeriksaan Penunjang Penyakit CHF…………………………………..10
I. Pencegahan Penyakit CHF……………………………………………….12
BAB III PENUTUP……………………………………..………………………13
A. Kesimpulan………………………………………………………………13
B. Saran……………………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Jantung merupakan organ tubuh manusia yang mempunyai peran
penting dalam kehidupan manusia dan pastinya sangat berbahaya jika
jantung kita mempunyai masalah mengingat bahwa banyak kematian
disebabkan oleh penyakit jantung (Nugroho, 2018).
Jantung memiliki sebutan lain yaitu kardio, maka kita sering mendengar
istilah kardiovaskuler. Kardiovaskuler adalah sistem pompa darah dan
saluran-salurannya (sampai ukuran mikro). Sistem ini membawa makanan
serta oksigen dalam darah keseluruh tubuh (Russel, 2011).
Penyakit Jantung adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi
jantung dan pembuluh darah. Ada banyak macam penyakit jantung, tetapi
yang paling umum adalah penyakit jantung koroner dan stroke, namun pada
beberapa kasus ditemukan adanya penyakit kegagalan pada sistem
kardiovaskuler ( Homenta, 2014).
Congestive Heart Failure (CHF) atau sering di sebut dengan gagal jantung
kongestif adalah keadaan dimana jantung tidak mampu untuk memompakan
darah yang adekuat, untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan
nutrisi, sehingga penderita biasanya akan mengalami sesak napas, karena
tidak ada oksigen yang dapat di terima oleh tubuh. Istilah congestive heart
failure (CHF) lebih sering digunakan untuk penyakit gagal jantung sisi kiri
dan sisi kanan (Brunner & Suddarth, 2017).
Kegagalan sistem kardiovaskuler atau yang umumnya dikenal dengan
istilah gagal jantung adalah kondisi medis di mana jantung tidak dapat
memompa cukup darah ke seluruh tubuh sehingga jaringan tubuh
membutuhkan oksigen dan nutrisi tidak terpenuhi dengan baik. Gagal jantung
dapat dibagi menjadi gagal jantung kiri dan gagal jantung kanan (Mahananto
& Djunaidy, 2017).
Gagal jantung merupakan suatu keadaan yang serius. Kadang orang salah
mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung. Sebenarnya istilah
gagal jantung menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk
mempertahankan beban kerjanya. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai
hal tergantung bagian jantung mana yang mengalami gangguan (Russel,
2011).
Penyebab gagal jantung digolongkan berdasarkan sisi dominan jantung
yang mengalami kegagalan. Jika dominan pada sisi kiri yaitu : penyakit
jantung iskemik, penyakit jantung hipertensif, penyakit katup aorta, penyakit
katup mitral, miokarditis, kardiomiopati, amioloidosis jantung, keadaan curah
tinggi (tirotoksikosis, anemia, fistula arteriovenosa). Apabila dominan pada
sisi kanan yaitu : gagal jantung kiri, penyakit paru kronis, stenosis katup
pulmonal, penyakit katup trikuspid, penyakit jantung kongenital (VSD,
PDA), hipertensi pulmonal, emboli pulmonal masif (chandrasoma,2006)
didalam (Aspani, 2016).
Pada gagal jantung kanan akan timbul masalah seperti : edema, anorexia,
mual, dan sakit didaerah perut. Sementara itu gagal jantung kiri menimbulkan
gejala cepat lelah, berdebar-debar, sesak nafas, batuk, dan penurunan fungsi
ginjal. Bila jantung bagian kanan dan kiri sama-sama mengalami keadaan
gagal akibat gangguan aliran darah dan adanya bendungan, maka akan
tampak gejala gagal jantung pada sirkulasi sitemik dan sirkulasi paru (Aspani,
2016).
Pada pasien dengan gagal jantung perencanaan dan tindakan asuhan
keperawatan yang dapat dilakukan diantaranya yaitu memperbaiki
kontraktilitas atau perfusi sistemik, istirahat total dalam posisi semi fowler,
memberikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan, menurunkan volume
cairan yang berlebih dengan mencatat asupan dan haluaran (Aspani, 2016).
Penyakit jantung dan pembuluh darah telah menjadi salah satu masalah
penting kesehatan masyarakat dan merupakan penyebab kematian yang utama
sehingga sangat diperlukan peran perawat dalam penanganan pasien gagal
jantung. Adapun peran perawat yaitu care giver merupakan peran dalam
memeberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah
sesuai dengan metode dan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi sampai evaluasi (Gledis &
Gobel, 2016). Selain itu perawat berperan melakukan pendidikan kepada
pasien dan keluarga untuk mempersiapkan pemulangan dan kebutuhan untuk
perawatan tindak lanjut di rumah (Pertiwiwati & Rizany, 2017).

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini “Penyakit Congestive Heart Failure
(CHF) Pada Sistem Cardiovaskular” maka merumuskan masalah konsep
tentang penyakit CHF (Congestive Heart Failure)?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep tentang apa itu penyakit CHf
2. Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami konsep tentang penyakit CHF dan
bagaimana penatalaksanaan serta pemeriksaan penunjangnya

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Bahan ajar dan referensi bagi mahasiswa untuk mengembangkan
wawasan dan pengetahuan serta memenuhi tugas mata kuliah.
2. Bagi Instansi/Kampus
Menambah sumber daya manusia yang berkualitas dari
tertambahnya wawasan pengetahuan tentang penyakit CHF pada
mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mengerti dan memahami serta
dapat mengaplikasikan teori yang didapat dari bahan referensi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Penyakit CHF


Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal
mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan
pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016).
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala),
ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang
disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung
disebabkan oleh gangguan yang menghabiskan terjadinya pengurangan
pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan atau kontraktilitas miokardial
(disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru,dkk 2009) didalam (nurarif, a.h 2015).
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh
untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan
tekanan pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi (Aspani, 2016).
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu keadaan ketika jantung tidak
dapat lagi untuk memompakan darah yang cukup dalam memenuhi kebutuhan
sirkulasi tubuh yang digunakan untuk kepeluan metabolisme jaringan pada
tubuh dalam kondisi tertentu. Sedangkan tekanan pada pengisian ke dalam
masih cukup tinggi (Aspaiani RY, 2016).

B. Etiologi Penyakit CHF


Menurut Smeltzer (2012) dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah,
gagal jantung disebabkan dengan berbagai keadaan seperti :
1. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang
mendasari penyebab kelainan fungsi otot jantung mencakup
aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit degeneratif
atau inflamasi misalnya kardiomiopati.
Peradangan dan penyakit miocardium degeneratif, berhubungan
dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak
serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
2. Aterosklerosis koroner
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium
karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia
dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium
(kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
Infark miokardium menyebabkan pengurangan kontraktilitas,
menimbulkan gerakan dinding yang abnormal dan mengubah daya
kembang ruang jantung.
3. Hipertensi Sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya
mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Hipertensi dapat
menyebabkan gagal jantung melalui beberapa mekanisme, termasuk
hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi ventrikel kiri dikaitkan dengan
disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan meningkatkan risiko
terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia
baik itu aritmia atrial maupun aritmia ventrikel.
4. Penyakit jantung lain
Terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang
secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat
mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katub
semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah
(tamponade, pericardium, perikarditif konstriktif atau stenosis AV),
peningkatan mendadak after load. Regurgitasi mitral dan aorta
menyebabkan kelebihan beban volume (peningkatan preload)
sedangkan stenosis aorta menyebabkan beban tekanan (after load).
5. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam
perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju
metabolisme (misal : demam, tirotoksikosis). Hipoksia dan anemia
juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis
respiratorik atau metabolik dan abnormalitas elektronik dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.

C. Manifestasi Klinis Penyakit CHF


Menurut wijaya & putri (2013), manifestasi klinis congestive heart failure
(CHF) adalah sebagai berikut :
1. Gagal jantung kiri menyebabkan kongestif, dan gangguan pada
mekanisme control pernapasan di tandai dengan gejala :
a) Dispnea terjadi karena penumpukan cairan dalam alveoli yang
mengganggu pertukaran gas.
b) Orthopnea pasien yang mengalami orthopea tidak mau berbaring,
tetapi menggunakan bantal agar bisa tegak di tempat tidur.
c) Batuk yang di sebabkan oleh gagal ventrikel bisa kering dan tidak
produktif, tetapi yang sering adalah batuk basah yaitu batuk yang
menghasilkan sputum.
d) Mudah lelah terjadi karena curah jantung yang kurang.
e) Suara nafas ronkhi.
f) Gelisah dan cemas.
g) Nyeri dada
2. Gagal jantung kanan dapat menyebabkan peningkatan vena sistemik
dengan gejala :
a) Edema perifer
b) Peningkatan berat badan
c) Distensi vena jugularis
d) Hepotemogali
e) Ansietas
f) Anoreksia
g) Mual
D. Patofisiologi Penyakit CHF
Kekuatan jantung untuk merespon sters tidak mencukupi dalam memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh. Jantung akan gagal melakukan tugasnya
sebagai organ pemompa, sehingga terjadi yang namanya gagal jantung. Pada
tingkat awal disfungsi komponen pompa dapat mengakibatkan kegagalan jika
cadangan jantung normal mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis
tertentu pada penurunan curah jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya
tubuh untuk mempertahankan perfusi organ vital normal. Sebagai respon
terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme respon primer yaitu meningkatnya
aktivitas adrenergik simpatis, meningkatnya beban awal akibat aktifitas
neurohormon, dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan usaha
untuk mempertahankan curah jantung. Mekanisme-mekanisme ini mungkin
memadai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal atau
hampir normal pada gagal jantung dini pada keadaan normal (Kasron, 2016).
Mekanisme dasar dari gagal jantung adalah gangguan kontraktilitas
jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung
normal. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan
mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila
mekanisme ini gagal, maka volume sekuncup yang harus menyesuaikan.
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi,
yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu preload (jumlah darah yang mengisi
jantung), kontraktilitas (perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada
tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan
kadar kalsium), dan afterload (besarnya tekanan ventrikel yang harus
dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang
ditimbulkan oleh tekanan arteriol). Apabila salah satu komponen itu
terganggu maka curah jantung akan menurun.
Kelainan fungsi otot jantung disebabkan karena aterosklerosis koroner,
hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosis
koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggu alirannya
darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan
asam laktat). Infark miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal
jantung. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)
meningkatkan beban kerja jantung pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi
serabut otot jantung. Efek (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai
mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung.
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan
gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun. Ventrikel kanan dan kiri dapat
mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering
mendahului gagal jantung ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim
dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel brpasangan atau sinkron,
maka kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi
jaringan (Smeltzer, 2013).

E. Pathway Penyakit CHF


WOC CHF (Yoga, 2020).
F. Komplikasi Penyakit CHF
Komplikasi yang sering muncul pada pasien Congestive Heart Failure
(CHF) menurut Arif Muttaqin, 2014 yaitu :
1. Pada pasien CHF biasanya akan menggalami edema paru akut karena
gagal jantung di bagian kiri.
2. Syok kardiogenik terjadi karena gagal jantung kiri kongestif.
3. Episode trimbolitik yang di sebabkan oleh imobilitas pada pasien dan
terjadilah gangguan sirkulasi dengan aktivitas.
4. Efusi pericardial dan tamponade jantung yang di sebabkan karena
masuknya cairan ke dalam kantung pericardium, cairan itu dapat
meregangkan pericardium sampai ke ukuran yang maksimal.

G. Penatalaksanaan Penyakit CHF


Penatalaksanaan pasien Congestive Heart Failure (CHF) menurut (Nurarif,
Amin Huda,dkk. 2015) adalah sebagai berikut :
1. Dukung istirahat pasien untuk mengurangi beban kerja pada jantung.
2. Meningkatkan kekuatan pada efisiensi kontraksi pada jantung dengan
terapi farmakologis
3. Menganjurkan menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan
dengan terapi diuretic diet dan istirahat yang cukup
Penatalaksaan pasien Congestive Heart Failure (CHF) menurut Amin &
Hardi, 2016 dibagi menjadi beberapa bagian :
1. Terapi farmakologi
Perawatan berkelanjutan dan kepatuhan terhadap obat yang
diresepkan, seperti obat statin untuk mengobati kolesterol tinggi,
dapat membuat perbedaan besar, contohnya :
a) Vasodilator memperluas pembuluh darah, memperlancar aliran
darah, dan mengurangi tekanan darah.
b) Diuretik memperbaiki retensi cairan.
c) Penghambat aldosteron membantu retensi cairan dan
meningkatkan kemungkinan hidup lebih lama.
d) Penghambat ACE atau obat ARB meningkatkan fungsi jantung
dan harapan hidup.
e) Glikosida digitalis memperkuat kontraksi jantung.
f) Antikoagulan atau antiplatelet seperti aspirin membantu
mencegah penggumpalan darah.
g) Beta-blocker meningkatkan fungsi jantung dan kemungkinan
hidup lebih lama.
h) Obat penenang mengurangi kecemasan.

2. Terapi non farmakologi


Terapi non farmakologi yaitu antara lain tirah baring, perubahan
gaya hidup, pendidikan kesehatan mengenai penyakit, prognosis,
obat-obatan serta pencegahan kekambuhan, monitoring dan kontrol
faktor resiko.

3. Prosedur operasi
Dalam kasus yang lebih parah, pembedahan diperlukan untuk
membuka atau melewati arteri yang tersumbat, atau untuk mengganti
katup jantung. Beberapa pasien gagal jantung kongestif adalah
kandidat untuk jenis alat pacu jantung yang disebut terapi pacu
jantung biventrikular, yang membantu kedua sisi jantung bekerja
secara bersamaan, atau defibrillator cardioverter implan, yang
mengejutkan jantung untuk mengubah ritme cepat yang berpotensi
fatal menjadi normal. Alat bantu ventrikel (terapi VAD) dapat
digunakan sebagai jembatan untuk transplantasi jantung atau sebagai
pengobatan pengganti transplantasi (Steven Jones). Transplantasi
jantung dianggap sebagai upaya terakhir, dengan tingkat keberhasilan
sekitar 88 % setelah satu tahun dan 75 % setelah lima tahun.

H. Pemeriksaan Penunjang Penyakit CHF


Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan kasus
gagal jantung kongestive di antaranya sebagai berikut :
1. Elektrokardiogram : Hipertropi atrial atau ventrikuler, penyimpangan
aksis, iskemia, disaritmia, takikardia, fibrilasi atrial.
2. Uji stress : Merupakan pemeriksaan non-invasif yang bertujuan untuk
menentukan kemungkinan iskemia atau infeksi yang terjadi
sebelummnya.
3. Ekokardiografi
a) Ekokardiografi model M (berguna untuk mengevaluasi volume
balik dan kelainan regional, model M paling sering diapakai
dan ditanyakan bersama EKG)
b) Ekokardiografi dua dimensi (CT scan)
c) Ekokardiografi dopoler (memberikan pencitraan dan
pendekatan transesofageal terhadap jantung)
4. Katerisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan
membantu membedakan gagal jantung kanan dan kiri dan stenosis
katup atau insufisiensi
5. Radiografi dada : Dapat menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam
pembuluh darah abnormal
6. Elektrolit : Mungkin beruban karena perpindahan cairan/penurunan
fungsi ginjal terapi diuretik
7. Oksimetrinadi : Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal
jantung kongestif akut menjadi kronis.
8. Analisa gas darah : Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis
respiratory ringan (dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2
(akhir)
9. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin : Peningkatan BUN
menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik BUN dan
kreatinin merupakan indikasi
10. Pemeriksaan tiroid : Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan
hiperaktifitas tiroid sebagai pencetus gagal jantung

I. Pencegahan Penyakit CHF


Cara terbaik untuk menghindari gagal jantung kongestif adalah dengan
menghindari kondisi yang berkontribusi padanya atau dengan hati-hati
mengelola kondisi ini jika berkembang (Steven Jones) ;
1. Berhenti merokok. Faktor utama dalam kerusakan arteri yang dapat
menyebabkan gagal jantung. Hindari juga asap rokok.
2. Makanlah dengan cara yang menyehatkan jantung. Makanan yang
membantu adalah makanan yang mengandung sedikit lemak jenuh,
lemak trans, gula atau sodium. Buah-buahan dan sayuran, susu rendah
lemak, protein tanpa lemak seperti ayam tanpa kulit, dan lemak “baik”
seperti yang ditemukan dalam minyak zaitun, ikan, dan alpukat.
3. Menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan. Seiring
dengan diet, aktif secara fisik membantu mencapai tujuan ini dan juga
bagus untuk jantung.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Congestive heart failure atau gagal jantung kongestif adalah masalah
kesehatan yang terjadi karena jantung tidak mampu memompakan darah ke
seluruh tubuh secara optimal. Ketika kondisi ini terjadi, darah yang
dipompakan ke seluruh tubuh sering kali kembali ke paru-paru sehingga
menyebabkan gangguan pernapasan. Penyebab dari gagal jantung adalah
kelainan otot jantung, hipertensi sistemik dan pulmonary, aterosklerosis,
penyakit jantung lain, dan faktor sistemik. Komplikasi yang dapat
ditimbulkan dari penyakit gagal ginjal adalah edema paru akut, syok
kardiogenik, episode trimbolitik, dan efusi perkardial.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Lebih menambah literatur maupun referensi agar dapat
membandingkan dan dapat lebih memahami tentang penyakit CHF
atau yang dikenal dengan gagal ginjal kongestive.

2. Bagi Instansi/Kampus
Bahan referensi diperpustakaan kampus lebih ditingkatkan dengan
fasilitas agar menunjang mahasiswa dalam belajar dan memahami
menyerap pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Aspaiani,RY. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada pasien Gangguan
Kardiovaskuler : aplikasi nic&noc. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Amin & Hardi, 2016 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Congestive
Heart Failure. Jakarta: Selemba Medika

Deswita, M. O. (2016). Pemeriksaan Penunjang Congestive Heart Failure.


Unversitas Padjadjaran, 4(2), 25–34

Kasron. 2016.Buku Ajar: Keperawatan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta : CV.


Trans Info Media.

Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.

Smeltzer,S. C., Bare, B. G.,2013, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah

Wijaya, A & Putri, Y. 2013. KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan


Dewasa).Yogyakarta : NuhaMedik

World Health Organization (WHO).2020.Cardiovascular Disease

Nurdamailaila.(2017). Congestive Heart Failure (Gagal Jantung. diakses pada


tanggal 14/06/2023 melalui https://nurdamailaia.blogspot.com/2017

Anda mungkin juga menyukai