Puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan karun
iaNya sehingga penyusunan makalah berjudul “Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan CHF” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
KMB 1. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bimbin
gan dan petunjuk dari dosen pembimbing, buku referensi, dan teman-tema
n kelompok. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Suratun, SKM, M.Kep sebagai penanggung jawab mata kuliah Promos
i KMB 1;
2. Ni Luh Putu Ekarini, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.M.B. sebagai dosen p
embimbing mata kuliah KMB 1;
3. Anggota kelompok 3 kelas 2C Prodi DIII Keperawatan yang telah me
mbantu dalam penyusuan makalah ini.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Gagal jantung merupakan suatu kondisi ketika jantung tidak dapat memom
pa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh yang ditent
ukan sebagai konsumsi oksigen. Gagal jantung terjadi karena perubahan fungs
i sistolik dan diastolik ventrikel kiri. Jantung mengalami kegagalan sehingga ti
dak dapat menangani jumlah darah yang normal atau pada kondisi tidak ada p
enyakit, tidak dapat melakukan toleransi peningkatan volume darah mendadak
(misalnya selama latihan fisik). Kegagalan pompa menyebabkan hipoperfusi j
aringan diikuti kongesti pulmonal dan vena sistemik. Gagal jantung menyebab
kan kongesti vaskular sehingga disebut juga sebagai gagal jantung kongestif
(Black dan Hawks, 2014).
CHF atau Gagal jantung kongestif adalah kondisi saat jantung tidak mamp
u memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jarin
gan terhadap oksigen dan nutrisi.
B. Etiologi
Menurut Hudak dan Gallo (2000) penyebab kegagalan jantung yaitu:
1. Disritmia, seperti: brakikardi, takikardi dan kontraksi premature yang s
ering dapat menurunkan curah jantung.
2. Malfungsi katub dapat menimbulkan kegagalan pompa baik oleh kele
bihan beban tekanan (obstruksi pada pengaliran keluar dari pompa rua
ng, seperti stenosis katub aortik atau stenosis pulmonal), atau dengan k
elebihan beban volume yang menunjukkan peningkatan volume darah
ke ventrikel kiri.
3. Abnormalitas Otot Jantung: Menyebabkan kegagalan ventrikel meliput
i infark miokard, aneurisma ventrikel, fibrosis miokard luas (biasanya
dari aterosklerosis koroner jantung atau hipertensi lama), fibrosis endo
kardium, penyakit miokard primer (kardiomiopati), atau hipertrofi luas
karena hipertensi pulmonal, stenosis aorta atau hipertensi sistemik.
4. Ruptur Miokard: terjadi sebagai awitan dramatik dan sering membaha
yakan kegagalan pompa dan dihubungkan dengan mortalitas tinggi. Ini
biasa terjadi selama 8 hari pertama setelah infark.
Manifestasi klinis gagal jantung bervariasi, tergantung dari umur pasien, berat
nya gagal jantung, etiologi penyakit jantung, ruang-ruang jantung yang terlibat, ap
akah kedua ventrikel mengalami kegagalan serta derajat gangguan penampilan jan
tung. Pada penderita gagal jantung kongestif, hampir selalu ditemukan :
Menurut Hudak dan Gallo (2000), Gejala yang muncul sesuai dengan gejala g
agal jantung kiri diikuti gagal jantung kanan dan terjadinya di dada karena pening
katan kebutuhan oksigen. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda gejala ga
gal jantung kongestif biasanya terdapat bunyi derap dan bising akibat regurgitasi
mitral.
D. Patofisiologi
Setiap hambatan pada arah aliran (forward flow) dalam sirkulasi akan men
imbulkan bendungan pada arah berlawanan dengan aliran (backward congesti
on). Hambatan pengaliran (forward failure) akan menimbulkan adanya gejala
backward failure dalam sistim sirkulasi aliran darah. Mekanisme kompensasi j
antung pada kegagalan jantung adalah upaya tubuh untuk mempertahankan pe
redaran darah dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Mekanisme
kompensasi yang terjadi pada gagal jantung ialah: dilatasi ventrikel, hipertrofi
ventrikel, kenaikan rangsang simpatis berupa takikardi dan vasikonstriksi perif
er, peninggian kadar katekolamin plasma, retensi garam dan cairan badan dan
peningkatan eksttraksi oksigen oleh jaringan. Bila jantung bagian kanan dan b
agian kiri bersama-ama dalam keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan
adanya bendungan, maka akan tampak tanda dan gejala gagal jantung pada sir
kulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan ini disebut Gagal Jantung Kongest
if (CHF). Skema berikut menjelaskan terjadinya gagal jantung, sehingga meni
mbulkan manifestasi klinik dan masalah keperawatan
Gambar 2. Skema terjadinya gagal jantung
Sumber: http://em-apriel.blogspot.com/2011/04/chf-gagal-jantung-kongest
html
E. Klasifikasi CHF
Klasifikasi gagal jantung menurut New York Heart Association (NYHA)
dalam Gray (2002), terbagi dalam 4 kelas yaitu:
1. NYHA I: Timbul sesak pada aktifitas fisik berat
2. NYHA II: Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang
3. NYHA III: Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan
4. NYHA IV:Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan atau istirahat
G. Komplikasi CHF
1. Tromboemboli adalah risiko terjadinya bekuan vena (thrombosis vena dala
m atau deep venous thrombosis dan emboli paru atau EP) dan emboli siste
mik tinggi, terutama pada CHF berat. Bisa diturunkan dengan pemberian
warfarin.
2. Komplikasi fibrilasi atrium sering terjadi pada CHF yang bisa menyebabk
an perburukan dramatis. Hal tersebut indikasi pemantauan denyut jantung
(dengan digoxin atau β blocker dan pemberian warfarin).
3. Kegagalan pompa progresif bisa terjadi karena penggunaan diuretik denga
n dosis ditinggikan.
4. Aritmia ventrikel sering dijumpai, bisa menyebabkan sinkop atau sudden c
ardiac death (25-50% kematian CHF). Pada pasien yang berhasil diresusita
si, amiodaron, β blocker, dan vebrilator yang ditanam mungkin turut mem
punyai peranan.
H. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2001) prinsip penatalaksanaan CHF adalah:
1. Tirah baring Tirah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga
cadangan jantung dan menurunkan tekanan darah.
2. Diet Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal.
Selain itu pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur dan m
engurangi edema.
3. Oksigen Pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan mem
bantu memenuhi oksigen tubuh
4. Terapi Diuretik Diuretik memiliki efek anti hipertensi dengan menigkatka
n pelepasan air dan garam natrium sehingga menyebabkan penurunan volu
me cairan dan merendahkan tekanan darah.
5. Digitalis Digitalis memperlambat frekuensi ventrikel dan meningkatkan ke
kuatan kontraksi peningkatan efisiensi jantung. Saat curah jantung mening
kat, volume cairan lebih besar dikirim ke ginjal untuk filtrasi, eksresi dan v
olume intravaskuler menurun.
6. Inotropik Positif Dobutamin meningkatkan kekuatan kontraksi jantung (ef
ek inotropik positif) dan meningkatkan denyut jantung (efek kronotropik p
ositif)
7. Sedatif Pemberian sedative bertujuan mengistirahatkan dan memberi relak
sasi pada klien.
8. Pembatasan Aktivitas Fisik dan Istirahat Pembatasan aktivitas fisik dan isti
rahat yang ketat merupakan tindakan penanganan gagal jantung.
I. Terapi CHF
Terapi untuk pasien dengan CHF ada dengan terapi farmakologi dan
nonfarmakologi yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Terapi Farmakologi
a. Diuretik (Diuretik tiazid dan loop diuretik)
Mengurangi kongestif pulmonal dan edema perifer, mengurangi ge
jala volume berlebihan seperti ortopnea dan dispnea noktural perok
simal, menurunkan volume plasma selanjutnya menurunkan preloa
d untuk mengurangi beban kerja jantung dan kebutuhan oksigen da
n juga menurunkan afterload agar tekanan darah menurun.
b. Antagonis aldosteron
Menurunkan mortalitas pasien dengan gagal jantung sedang sampa
i berat.
c. Obat inotropik
Meningkatkan kontraksi otot jantung dan curah jantung.
d. Glikosida digitalis
Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung menyebabkan penur
unan volume distribusi.
e. Vasodilator (Captopril, isosorbit dinitrat)
Mengurangi preload dan afterload yang berlebihan, dilatasi pembul
uh darah vena menyebabkan berkurangnya preload jantung dengan
meningkatkan kapasitas vena.
f. Inhibitor ACE
Mengurangi kadar angiostensin II dalam sirkulasi dan mengurangi
sekresi aldosteron sehingga menyebabkan penurunan sekresi natriu
m dan air. Inhibitor ini juga menurunkan retensi vaskuler vena dan
tekanan darah yg menyebabkan peningkatan curah jantung.
2. Terapi Non-Farmakologi
Penderita dianjurkan untuk membatasi aktivitas sesuai beratnya keluh
an seperti: diet rendah garam, mengurangi berat badan, mengurangi lemak,
mengurangi stress psikis, menghindari rokok, olahraga teratur.
b.) Fokus Pengkajian: Fokus pengkajian pada pasien dengan gagal jant
ung. Pengamatan terhadap tanda-tanda dan gejala kelebihan cairan s
istematik dan pulmonal.
1.) Pernafasan : Auskultasi pada interval yang sering untuk menent
ukan ada atau tidaknya krakles dan mengi, catat frekuensi dan k
edalaman bernafas.
2.) Jantung: Auskultasi untuk mengetahui adanya bunyi bising jant
ung S3 dan S4, kemungkinan cara pemompaan sudah mulai gag
al.
3.) Tingkat kesadaran: Kaji tingkat kesadaran, adakah penurunan k
esadaran
4.) Perifer: Kaji adakah sianosis perifer
5.) Kaji bagian tubuh pasien yang mengalami edema dependen dan
hepar untuk mengetahui reflek hepatojugular (RHJ) dan distens
i vena jugularis (DVJ).
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nanda (2009) dan Doengus (2010), diagnosa yang muncul pa
da klien CHF adalah :
1) Penurunan cardiac output b.d perubahan kontraktilitas miokard
2) Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan O
2
3) Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler alveoli
4) Kelebihan volume cairan b.d pengaturan melemah
3. Intervensi Keperawatan
Menurut Smeltzer, (2017). Evaluasi keperawatan pada pasien dengan CHF, yaitu:
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Suninta, dr. 2017. Pendahuluan Gagal Jantung. Jakarta. https://www. alom
edika .com/ penyakit/ kardiologi/gagal-jantung. Diakses pada tanggal
21 Agustus 2020.
Vita Sari, Dian Tri. Asuhan Keperawtan CHF. 2018. file:///C:/Users/ Arif/
Downloads/ DIAN% 20 TRI%20VITA%20SARI %20%20(1). pdf.
Diakses pada tanggal 21 Agustus 2020.